Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam beberapa kurun waktu terakhir, masalah kesehatan
mendapat sorotan yang serius dari berbagai elemen masyarakat.
Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
antusias masyarakat terhadap kesehatan juga meningkat, masyarakat
sudah membuka mata bahwa kesehatan merupakan kebutuhan pokok
yang dapat menentukan mutu hidup mereka nantinya. Sudah
merupakan suatu kewajiban bagi penyelenggaraan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dan selalu bertindak profesional dalam
memberikan pelayanan sehingga masyarakat puas dengan pelayanan
kesehatan.
Dalam rangka menghasilkan tenaga yang profesional, maka
diperlukan adanya sumber daya kesehatan yang siap terjun ke
lapangan, mengelola masalah kesehatan di suatu daerah dan
memberikan kontribusi dalam peningkatan kesehatan. Untuk
mewujudkan semua itu, Stikes Getsempena, kususnya Prodi D III
Kebidanan melakukan Praktik Belajar Lapangan (PBL) Kebidanan
Komunitas dengan pusat kegiatan di Desa Rawa Kecamatan Tanah
Luas dari tanggal 09 September s/d 09 Oktober 2020.
Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang
dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional (Soenarno,
2012).Kegiatan PBL Kebidanan Komunitas ini merupakan suatu
penerapan ilmu dan tekhnologi oleh mahasiswa Prodi D III Kebidanan
Stikes Getsempena Tahun Ajaran 2019/2020 yang menyeluruh
sepanjang daur kehidupan wanita, dalam rangka pemecahan masalah
kesehatan dan peningkatan status kesehatan masyarakat. Dalam
prosesnya mahasiswa diharapkan mampu mengenal masalah,
menemukan prioritas masalah dan merumuskan alternatif dalam
pemecahan masalah. Setelah itu menyusun rencana pemecahan
2

masalah sesuai dengan keahlian yang dimilki dengan memperhatikan


sumber daya yang ada di masyarakat.
Kegiatan PBL Kebidanan Komunitas ini, duharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan di Prodi D III Kebidanan Stikes
Getsempena secara maksimal sehingga outputnya dapat berperan di
berbagai sektor kesehatan masyarakat dan mampu bersaing dalam
menghadapi era globalisasi.
Peningkatan pelaksanaan program kesehatan masyarakat
menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam
pencegahan masalah dan penyebab terjadinya masalah serta alternatif
cara pemecahan masalah yaitu, Perencanaan, Pengelolaan Teknis, dan
Administrasi Serta Penilaian Program di Stikes Getsempena.
Secara khusus mahasiswa diharapkan mampu untuk membina
masyarakat dalam hal kesehatan keluarga, Oleh karena itu mahasiswa
mampu melakukan pembinaan sekurang kurangnya 1 keluarga.
Pemakalah mengumpulkan sebanyak 7 data kepala keluarga sehingga
pemakalah tertarik untuk mengangkat 1 data kepala keluarga yaitu
tentang Asuhan Kebidanan Pada Ny. C Akseptor KB Suntik 3 Bulan.
Laporan ini merupakan hasil evaluasi program keluarga
binaan yang telah dilaksanakan di Desa Rawa Kecamatan Tanah Luas
Kabupaten Aceh Utara, Selain itu disampaikan juga kondisi
keluarganya, baik kondisi anggota keluarganya, pendidkan, agama,
adat dan budaya, fenomena kehidupan yang dianutnya. Pada bab
terakhir dari laporan ini berisikan hasil evaluasi dari permasalahn di
keluarga binaan tersebut, kemudian diungkapkan juga alternatif
pemecahan permasalahan tersebut.

1.2. Tujuan Pelaksanaan Keluarga Binaan


Adapun tujuan dari pembahasan keluarga binaan tentang KB Suntik
3 Bulan di Desa Rawa ini adalah :
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. C diharapkan
mahasiswa mampu memahami tentang keadaan dan masalah-
3

masalah yang mungkin terjadi pada Ny. C dengan pendekatan


manajemen kebidanan menurut 7 langkah varney dan melaksanakan
asuhan secara komprehensif. Untuk membentuk satu keluarga yang
mengerti pemberianan imunisasi pada anak. Membantu menerapkan
dan menjelaskan pentingnya imunisasi. Untuk mendeskripsikan
penjelasan KB Suntik 3 Bulan dalam bentuk laporan.
b. Tujuan Khusus
1. Pengkajian data baik secara subjektif maupun objektif bagi
keluarga binaan Tn. M
2. Melakukan pengkajian tingkat pengetahuan ibu tentang KB
3. Mengetahui sikap ibu dalam pemberian KB
4. Membantu memecahkan masalah yang ada didalam keluarga dan
memberikan informasi tentang masalah yang ada.
5. Untuk mengetahui manfaat KB,Macam – macam KB, Efek
samping KB.
6. Memberitahukan hasil pembinaan keluarga dan melakukan
pendokumentasian.
1.3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan pengetahuan yang luas tentang
asuhan kebidanan tentang pemberian KB Sunti 3 Bulan sebagai
penerapan ilmu yang didapat selama belajar dan praktik dilapangan.
b. Bagi Pihak Puskesmas
Sebagai sumbangan dan bahan bacaan acuan dalam
memberikan asuhan kebidanan tentang pemberian KB Suntik 3
Bulan
4

c. Bagi Institut
Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
bahan sumber bacaan mahasiswa di institut pendidikan terutama
mengenai KB Suntik 3 Bulan.
d. Bagi Masyarakat
Dapat mengetahui informasi lebih lanjut dan infomasi terbaru
mengenai pentingnya KB Suntik 3 Bulan dan menambah wawasan,
pengalaman masyarakat.
5

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Keluarga


A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang
atau lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup
dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah
tangga berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota
keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan,
mempertahankan suatu kebudayaan.
Keluarga adalah satu kelompok yang terdiri dari 2 orang atau
lebih, yang dipersatukan oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang tinggal
bersama, satu kesatuan atau unit yang membina kerjasama yang
bersumber dari kebudayaan umum. Di mana setiap anggotanya
belajar dan melakukan peranannya seperti yang diharapkan.Keluarga
sebagai suatu sistem sosial melakukan beberapa fungsi yang paling
dasar seperti memberikan keturunan, sosialisasi, psikologi, seleksi,
proteksi dan sebagainya(Aracelis Maglaya, 2012).

B. Peran Fungsi Keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.(Aracelis Maglaya, 2012).
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut:
1. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
6

kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta


sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
C. Ciri – Ciri Keluarga Menurut (Effendi, 2012)
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan.
2. Ada hubungan darah.
3. Ada ikatan batin.
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya.
5. Ada pengambilan keputusan .
6. Kerjasama diantara anggota keluarga .
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
8. Tinggal dalam satu rumah.
9. Suami sebagai pengambil keputusan
10. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
11. Berbentuk monogram
12. Bertanggung jawab
13. Pengambil keputusan
14. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
15. Ikatan kekeluargaan sangat erat
16. Mempunyai semangat gotong-royong
7

D. Fungsi Keluarga Menurut (Salvicion G Bailon, 2012)


a. Fungsi Biologis :
1. Meneruskan keturunan
2. Memelihara dan membesarkan anak
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis :
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4. Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi :
1. Membina sosialisasi pada anak
2. Membentuk norma-norma tingkah laku
3. perkembangan anak
4. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi :
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
e. Fungsi Pendidikan :
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewas
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan
8

f. Fungsi religious :
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota lain dalam kehidupan beragama
dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa
ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
g. Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
h. Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
intitusif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota lain
dalam berkomunikasi dan interaksi antar semua anggota keluarga,
sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
E. Tugas Keluarga
Pemeliharaan fisik keluarga dan para
anggotanya.Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam
keluarga.Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing (Effendi, 2012) :
1. Sosialisasi antar anggota keluarga.
2. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
3. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
4. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakatyang
lebih luas.
5. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

2.2. Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas


A. Definisi Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan
oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
9

sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,


perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi., manajemen kebidanan
adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan khusus
dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
individu, keluarga dan masyarakat.
Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
klien(Depkes RI, 2011).
B. Definisi Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan
yang menjadi tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada
klien yang mempunyai kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan
ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta
keluarga berencana (Depkes RI, 2011).
C. Proses Manajemen Kebidanan ( 7 Langkah Varney)
1. Langkah I  : Pengkajian
a. Anamnesa, terdiri dari biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,
biopsikososiospritual, pengetahuan klien.
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital.
c. Pemeriksaan khusus kebidanan meliputi inspeksi, palpasi, ausk
ultasi, perkusi.
d. Pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium, catatan terbaru
dan sebelumnya.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua data yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien, Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap
(Salmah, 2010).
10

2.  Langkah II  :Merumuskan Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdaskan interprestasi yang benar diatas data yang telah
dikumpulkan yaitu dengan diagnosa kebidanan.
3.  Langkah III : Mengantisipasi Diagnosa Potensial
Merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi
diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
4. Langkah IV : Kebutuhan Segera
Pada tahap ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan
orang lain berdasarkan kondisi klien.
5. Langkah V  : Intervensi (Perencanaan)
Menyusun rencana yang menyeluruh mengacu pada diagnosa,
masalah asuhan, serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi
klien saat diberi asuhan.
6. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung
secara efisien dan aman. Rencana asuhan menyeluruh seperti apa
yang telah direncanakan, dilaksanakan secara efisien dan aman
biasanya dilaksanakan oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau
anggota tim kesehatan lainnya.
7. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
sudah diberikan.Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan
telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.

2.3. Teori Kasus


A. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,
upaya itu dapat sementara, dapat bersifat permanen, pengunaan
11

kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi


fertilisasi (Hartanto, 2012).
Didalam kontrasepsi suntik 3 bulanan penulis mendapatkan jenis
kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu terdapat 2
jenis, dibedakan menurut kandungan progestinnya.
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (Depoprovera), mengandung
150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskular (di daerah bokong).
2. Depo Norestisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung
50 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular (di daerah bokong) (Manuaba, 2010).

C. Manfaat KB
1. Sangat efektif
2.  Pencegahan kehamilan jangka panjang
3.  Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4.  Tidak mengandung estrogren
5.  Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
6. Sedikit efek samping
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopouse
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
10Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
11Menurunkan krisis anemia bulan sabit (Saifuddin, 2010 : MK-42).

D. Keterbatasan Kontrasepsi Suntik Progestin


1. Sering ditemukan gangguan haid seperti:
- siklus haid yang memendek atau memanjang
- perdarahan yang banyak atau sedikit
- perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- tidak haid sama sekali
12

2. Klien sangat bergantung pada tempat pelayanan kesehatan (harus


kembali untuk suntikan.
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan
berikutnya
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5. Tidak menjamin terhadap perlindungan penularan IMS, Hep B/ HIV
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
7. Pada penggunaan jangka panjangdapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi ( jarang ), sakit
kepala, jerawat (Handayani, 2010).

E. Indikasi dan Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik Progestin


1. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin:
- Usia reproduksi.
- Nulipara dan yang telah memiliki anak.
-  Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi.
-  Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
- Setelah abortus atau keguguran
- Perokok
- Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
- Menggunakan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rimfamisin).
- Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung
esterogen
- Sering lupa bila menggunakan pil.
- Anemia defisiensi besi
-  Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (Saifuddin, 2010:MK-
43).
13

2. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin,


antara lain:
- Hamil atau dicurigai hamil
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorrhea
- Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
- DM disertai komplikasi ( Saifuddin, 2010: MK-43).

F. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin


1. Setiap saat selama siklus haid asal ibu tersebut tidakhamil
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapatdiberikan setiap
saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil.Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal laindan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan.Bila ibu tidak hamil,
suntikan pertama dapat segeradiberikan atau tidak perlu menunggu
sampai haidberikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi suntikanjenis lain dan
ingin mengganti dengan kontrasepsisuntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yangakan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsisuntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin
menggantikannya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan,
asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-
7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR  dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari
14

ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7
siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak
hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual (Saifuddin, 2010).

G. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin


Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut Saifuddin (2010) adalah:
1. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan
lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap
90 hari.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi etil/ isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering
sebelum disuntik, setelah kering baru disuntik.
3. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila
terjadi endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.

H. Efek Samping
1. Menurut Manuaba (2010) gangguan haid pada akseptor dapat
berupa:
- Amenore
- Perdarahan berat, ireguler, bercak.
- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah.
- Insiden yang tinggi dari amenorea diduga karena atrofi
endometrium.
15

Penanggulangan :
- Melakukan konseling sebelum dan selama pemakaian
kontrasepsi suntik.
- Bila perdarahan hebat atau lama disebabkan oleh kontrasepsi
suntikan, maka tindakan yang harus diambil:
- Pemberian tablet ekstradiol 25 mg 3x1 sehari untuk 3 hari atau 1
pil oral kombinasi per hari untuk 14 hari.
- Bila perdarahan tetap saja berlangsung terus, pertimbangkan
untuk melakukan dilatasi atau kuretasi.
2. Berat badan bertambah.
- Pemberian konseling medik sebelum dan selama pemakaian
kontrasepsi suntikan.
- Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar antara 1-
5 kg dalam tahun pertama.
- Depo provera merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak
daripada biasanya.
3. Sakit kepala
- Melakukan konseling sebelum dan selama pemakaian
kontrasepsi suntikan.
- Terjadi pada 1-17% akseptor.
- Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada
sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL
kolesterol.
- Hampir tidk ada efek tekanan darah atau sistem pembekuan
darah maupun sistem fiorinolitik.
- Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan
HDL, kolesterol dicurigai dapat menambah besar resiko
timbulnya penyakit kardiovaskuler, HDL kolesterol yang rendah
dapat menyebabkan timbilnya arterosklerosis sedangkan
terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak ditemukan efek
apapun dari kontrasepsi suntikan.
16

F. Pandangan Islam Terhadap


Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana, secara
prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud
menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan
keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam
yaitu mewujudkan kemaslahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga
memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya
kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat
melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudaratan maka tidak
diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.
Pandangan al-Hadis tentang Keluarga Berencana
Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:
َ َّ‫ك اَ ْغنِيَا ٌء خَ ْي ٌر ِم ْن اَ ْن تَ ْد ِرهُ ْم عَالِةً لِتَ ْكفَفُوْ نَ الن‬
)‫اس (متفق عليه‬ َ َ‫اِنَكَ تَ ْد ِر َو َرث‬
“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu
dalam keadaan berkecukupan dari pada meninggalkan mereka
menjadi beban atau tanggungan orang banyak.”
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri
mempertimbangkan tentang biaya rumah tangga selagi keduanya
masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi
orang lain  (masyarakat). Dengan demikian pengaturan kelahiran
anak hendaknya direncanakan dan amalkan sampai berhasil.
17

BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS

3.1. Format Pendataan Penduduk


A. Identitas
- Nama Kepala Keluarga : M. Jafar
- Tempat Tanggal Lahir (Umur) : Desa Rawa, 04-07-1976 (44 Tahun)
- Pekerjaan : Pedagang
- Agama : Islam
- Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia
- Pendidikan : SMP
- Jumlah Saudara dalam keluarga : 2 Orang
- Jumlah Anak : 2 Orang
- Tempat Tinggal Desa : Rawa
Dusun : Masjid Baro

- No Telp/HP :-
B. Identitas Keluarga
1. Nama Ayah : Tn. M. Jafar
- Umur : 44 Tahun
- Tempat Tinggal : Desa Rawa
- Pekerjaan : Pedagang
- Posisi dalam keluarga (anak ke) :
- Riwayat Penyakit : Tidak Ada
- Penyakit Yang di Alami sekarang: Tidak Ada
2. Nama Ibu : Ny. Cut Bulan
- Umur : 34 Tahun
- Tempat Tinggal : Desa Rawa
- Pekerjaan : Honorer
- Posisi dalam keluarga (anak ke) :
- Riwayat Penyakit : Lambung
- Penyakit Yang di Alami sekarang: Tidak Ada
18

3. Nama Anak : M. Zamzami (16 Tahun)


M. Muyaman (12 Tahun)
M. Faizul Ikhsan (11 Tahun)
Fahri Asfar (5 Tahun)
Nasruddin (26 Tahun)
- Perolehan Pendidikan : Sekolah

C. Riwayat Kesehatan
1. Imunisasi
- Imunisasi di dalam keluarga : Tidak pernah imunisasi
2. Nutrisi
- Pola makan : (Nasi, ikan dan sayur)
- Frekuensi makan dalam sehari :3x
- Sumber air minur berasal dari : Sumur
- Keluarga mengerti bahwa sebelum
makan harus cuci tangan terlebih dahulu : Ya

- Menurut Keluarga makanan harus : Dicuci terlebih dahulu


sebelum dimakan
3. KB
- Apakah ibu mengerti tentang KB : Ya
- KB yang digunakan dalam keluarga : Suntik
- Lama menggunakan KB : 5 bulan
- Keluhan selama ber:KB : Tidak ada
- Memperoleh KB dari : Puskesmas
4. Kesehatan lingkungan (sampah, jamban, SPAL)
1) Sampah
- Tempat pembuangan sampah : Tong sampah umum
- Cara pengolahan sampah rumah tangga : Dihancurkan
- Pemanfaatan sampah oleh keluarga : Dibiarkan saja
- Lokasi tempat pembuangan sampah : Samping rumah
- Jarak tempat pembuangan sampah dari rumah : < 1 meter
19

2) Jamban
- Jamban/WC yang digunakan keluarga : Cemplung
- Jika bukan WC, maka jarak jamban dari rumah : 1 – 3 meter
- Jarak jamban dari sumber air minum : < 1 meter
3) SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)
- Pembuangan air limbah rumah tangga : Melalui parit (lancar)
- Sifat limbah yanf disekitar rumah : Limbah rumah tangga
- Upaya pengaliran limbah melalui gorong desa : Ada
sebanyak : 7 x / minggu
5. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. WUS (Wanita Usia Subur)
- Menarche : 14 Tahun
- Dismenorhoe : Tidak ada
- Lama Menstruasi : 6 – 7 hari
- Siklus haid : Teratur
- Personal Hygiene
Kebiasaan mandi : 3 x/hari

Kebiasaan membersihkan alat kelamin : Ada

Kebiasaan mengganti pakaian dalam : 2 – 3 x/hari

b. PUS (Pasangan Usia Subur)


- Kawin : 1 kali
- Pola aktivitas
Kegiatan sehari – hari : Sedang
Istirahat : 7 – 9 jam/hari
- Keluhan dalam seksualitas : Tidak ada
- Frekuensi seksualitas : 1 – 2 x/minggu
c. Keadaan Psikososial spiritual
- Pengetahuan ibu tentang penyakit
yang pernah / sedang diderita : Tidak ada
- Dukungan keluarga untuk berobat pada tenaga
kesehatan saat sakit : Ada
20

D. Prioritas Masalah
Prioritas Masalah Yang Ada Pada Keluarga Tn. M adalah
efek samping dari KB Suntik 3 Bulan yaitu Ny. C mengalami
kenaikan berat badan selama menggukan KB Suntik 3 Bulan.
21

3.2. TINJAUAN KASUS

Tinjauan Kasus Pada Keluarga Tn. M Khususnya Pada Ny. C Di Desa


Rawa Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara
1. Pendokumentasian 7 Langkah Varney
A. Pengkajian data
Ny. C usia 34 tahun mengalami kenaikan berat badan karna
menggunakan KB Suntik 3 Bulan, KU/ Baik, kesadaran Compos
Mentis, TTV :
Suhu : 360 c
Nadi : 80x/menit,
Respirasi : 24x/menit
TB    : 152 cm.
BB : 65 Kg.
B. Identifikasi Diagnose, Masalah Dan Kebutuhan
Diagnosa : Ny. C akseptor KB suntik 3 bulan
DS : Ibu mengatakan menggunakan KB Suntik 3 Bulan
Ibu mengatakan sudah 5 bulan menggunakan KB
Suntik 3 Bulan
Ibu mengatakan mengalami kenaikan berat badan
selama menggunakan KB Suntik 3 Bulan
DO :
Suhu : 360 c
Nadi : 80x/menit,
Respirasi : 24x/menit
TD : 110/80 mmHg
TB    : 152 cm.
BB : 65 Kg.
Masalah : Ny. C mengalami kenaikan berat badan
Kebutuhan : Informasi tentang
1. Pengertian Kontrasepsi
2. Manfaat Kontrasepsi
22

3. Tujuan Kontrasespi
4. Efek samping kontrasespi suntik 3 bulan
C. Masalah Potensial
Tidak ada
D. Tindakan Segera
Tidak ada
E. Intervensi
Kunjungan I :
Memberikan Konseling terhadap ibu tentang :
- Pengertian Kontrasepsi
- Manfaat KB Suntik 3 Bulan
- Jenis-jenis Kontrasepsi
- Efek samping KB Suntik 3 Bulan
-
Kunjungan II :
Memantau sikap dan pengetahuan ibu, dan tetap memberikan
koseling terhadap ibu tentang :
- Akibat dari menggunakan KB Suntik 3 Bulan
- Pemahaman lebih terhadap KB Suntik 3 Bulan
- Pandangan agama islam pada Alat Kontrasepsi
Kunjungan III :s
- Evaluasi mengenai efek samping dari KB Suntik 3 Bulan

F. Implementasi
- Kunjungan I : Memberikan penyuluhan tentang, Pengertian dari
kontrasepsi, Manfaat dari KB Suntik 3 Bulan, Jenis dari KB
Suntik, Efek Samping dari KB Suntik 3 Bulan, Sehingga Ny.C
mengetahui tentang KB Suntik 3 Bulan
- Kunjungan II : Memantau sikap dan pengetahuan ibu, dan tetap
memberikan konseling terhadap ibu tentang, Akibat dari KB
Suntik 3 Bulan, Pemahaman lebih terhadap KB Suntik 3 Bulan.
23

- Kunjungan III : Mengevaluasi permasalahan dan memberitahu


Ny. C tentang efek samping dari menggunakan KB Suntik 3
Bulan.

G. Evaluasi
Setelah melakukan pembinaan terhadap keluarga binaan Tn.
M khususnya pada Ny. C pada (Kunjungan pertama) memberikan
konseling kepada Ny. C tentang alat kotrasepsi suntik khususnya
yang 3 Bulan Ny. C sudah mengetahui manfaat dan kerugian dari
KB Suntik 3 Bulan. (Kunjungan kedua) Memantau pengetahuan
dan sikap ibu, dan tetap memberikan konseling terhadap ibu
tentang, Akibat dari tidak berKB, Pemahaman lebih terhadap KB
khususnya KB Suntik 3 Bulan. Sehingga pengetahuan dan sikap
ibu menjadi lebih baik kedepannya. (Kunjungan ketiga) Ibu dan
keluarga mengatakan sudah mengerti mengenai lebih dalam
tentang KB Suntik 3 Bulan. Ibu juga sudah tidak khawatir lagi
tentang efek samping yang dialaminya.
24

Tabel Pendokumentasian SOAP


No Tgl/Jam Diagnosa S.O.A.P
.
1. 09-09-2020 Ny. C S : Ny. C akseptor kb suntik 3
Pukul 14:00 Akseptor KB bulan, Ny. C mengatakan
s/d 16:00 suntik 3 bulan mengalami kenaikan berat badan
WIB selama 5 bulan selama menggunakan kb suntik 3
bulan
O :KU Ny.C baik, kesadaran
compos mentis, TTV :
Suhu : 360 c
Nadi : 80x/menit,
Respirasi : 24x/menit
TD : 110/80 mmHg
TB   : 152 cm.
BB : 65   Kg.
A : Ny.C Akseptor KB suntik 3
bulan selama 5 bulan.
P : Memberikan konseling
pemahaman terhadap ibu tentang :
- Pengertian alat kotrasepsi
- Manfaat KB suntik 3 bulan
- Efek samping KB suntik 3 bulan
- Pandangan agama islam pada
KB.
2. 10-09-2020 Ny. C S : Ny. C akseptor kb suntik 3
Pukul 15:00 Akseptor KB bulan, Ny. C mengatakan
s/d 17:00 suntik 3 bulan mengalami kenaikan berat badan
WIB selama 5 bulan selama menggunakan kb suntik 3
bulan
O :KU Ny.C baik, kesadaran
compos mentis, TTV :
Suhu : 360 c
25

Nadi : 80x/menit,
Respirasi : 24x/menit
TD : 11/80 mmHg
TB   : 152 cm.
BB : 65   Kg.
A : Ny.C Akseptor KB suntik 3
bulan selama 5 bulan.
P : Memberikan konseling kepada
ibu tentang
- Jenis-jenis alat kotrasepsi
- Efek samping dari alat
kotrasepsi
- Tujuan kontrasepsi
3. 11-09-2020 Ny. C S : Ny. C akseptor kb suntik 3
Pukul 14:00 Akseptor KB bulan, Ny. C mengatakan
s/d 17:00 suntik 3 bulan mengalami kenaikan berat badan
WIB selama 5 bulan selama menggunakan kb suntik 3
bulan
O :KU Ny.C baik, kesadaran
compos mentis, TTV :
Suhu : 360 c
Nadi : 80x/menit,
Respirasi : 24x/menit
120/90 mmHg
TB   : 152 cm.
BB : 65   Kg.
A : Ny.C Akseptor KB suntik 3
bulan selama 5 bulan.
P : Tetap memeberikan konseling
pemahaman terhadap ibu tentang
KB khususnya tentang KB suntik
3 bulan
- Akibat dari tidak berKB
26

- Pemahaman lebih terhadap Alat


kontrasepsi khusunya tentang
KB suntik 3 bulan

BAB IV
PEMBAHASAN
27

4.1. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa tingkat
pengetahuan ibu dan keluarga mengenai pengertian, manfaat dan efek
samping dari KB suntik 3 bulan Tn. M Desa Rawa Kecamatan Tanah
Luas Kabupaten Aceh Utara masih kurang. Setelah dilakukan
pengkajian diketahui prioritas masalah yang ada pada keluarga Tn. M
kurangnya pengetahuan tentang pengertian, manfaat, tujuan, efek
samping dan jenis alat kontrasepsi. Diberikan Penyuluhan pada
tanggal 09 September 2020 tentang pengertian, manfaat, tujuan, efek
samping dan jenis alat kontrasepsi, akibat dari tidak menggunakan
KB. Setelah diberikan penyuluhan pemahaman tentang Alat
kontrasepsi khususnya KB suntik 3 bulan. Keluarga Tn. M dan Ny. C
dapat mengerti dan memahami mengenai pengertian, manfaat, tujuan,
efek samping dari KB suntik 3 bulan.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan, upaya itu dapat sementara, dapat bersifat permanen,
pengunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi fertilisasi.

Didalam kontrasepsi suntik 3 bulanan penulis mendapatkan


jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu
terdapat 2 jenis, dibedakan menurut kandungan progestinnya.

1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (Depoprovera), mengandung


150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskular (di daerah bokong).
2. Depo Norestisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung
50 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular (di daerah bokong).
Sehingga dalam hal ini ditemukan adanya kesenjangan teori
dengan praktik dilahan pengetahuan pada dasarnya datang dari
pengalaman dan merupakan hasil dari tahu seseorang melakukan
28

pengindraan terhadap suatu objek tertentu sehingga pengetahuan


berperan penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Tindakan yang diberikan merupakan penyuluhan konseling
secara langsung tentang alat kontrasepsi khususnya KB suntik 3 bulan
pada ibu dan keluarga melalui pemberian leafet dan asuhan kebidanan
ibu mengatakan sudah mengerti.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
29

5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pembinaan terhadap keluarga Tn. M dan
Ny. C dapat disimpulkan bahwa (Kunjungan pertama) memberikan
konseling kepada ibu dan keluarga bahwa alat kontrasepsi itu
sangat pentinqqg dan berguna, ibu sudah mengetahui manfaat dan
kerugian dari menggunakan KB suntik 3 bulan. (Kunjungan kedua)
Memantau pengetahuan dan sikap ibu, dan tetap memberikan
konseling terhadap ibu tentang, Akibat dari tidak berKB,
menjelaskan tentang efek samping dari KB yaitu salah satunya
dapat menyebabkan kegemukan. Sehingga pengetahuan dan sikap
ibu menjadi lebih baik kedepannya. (Kunjungan ketiga) Ibu dan
keluarga mengatakan sudah mengerti mengenai pentingnya berKB
dan mengetahui efek samping dari KB suntik 3 bulan.

5.2. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu untuk dapat membina
masyarakat atau keluarga menuju kearah yang lebih baik untuk
menerapkan penggunaan KB dan menjelaskan sedetail mungkin
tentang informasi alat kontrasepsi.
b. Pihak Puskesmas
Diharapkan pihak puskesmas untuk masa yang akan datang
mampu menerapkan pembinaan kesehatan terhadap masyarakat
yang memiliki masalah dengan kesehatnnya guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Kepada institusi pendidikan diharapkan dapat memperluas
teori dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran lebih lanjut, dan
menambah wawasan serta dapat di jadikan daftar pustaka yang
bermanfaat bagi pembaca.
d. Bagi Masyarakat
30

Pemakalah juga berharap kepada masyarakat mau untuk


ikut serta dalam setiap program penyuluhan kesehatan, sehingga
dengan informasi kesehatan yang dimiliki mampu untuk
memotivasi untuk selalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.

DAFTAR PUSTAKA

Aracelis Maglaya.(2012), Pemahaman Keluarga, Jakarta : EGC


31

Salvicion G Bailon, (2012), Pemahaman Keluarga, Jakarta : EGC


Everett, Suzanna. 2007. Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual
Reproduktif. Jakarta: EGC.
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
SinarHarapan.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta:Pustaka Rihama.
Manuaba, C. 2010. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan, dan KB, Ed 2.
Jakarta:EGC.
Proverawati, Artika. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Saifuddin A.B. 2010 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Ed. 2
Jakarta: . Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

DOKUMENTASI
32

Gambar I : Kunjungan I :Memberikan penyuluhan tentang, Pengertian


dari kontrasepsi, Manfaat dari alat kontrasepsi, Jenis dari alat kontrasepsi,
Efek Samping dari alat kontrasepsi khususnya KB suntik 3 bulan, Tujuan
dari berKB.
33

Gambar II : Kunjungan II : Memantau sikap dan pengetahuan ibu, dan


tetap memberikan konseling terhadap ibu tentang, Akibat dari tidak berKB
dan menjelaskan pada ibu tentang efek samping KB sumtik 3 bulan.
34

Gambar III : Kunjungan III : Mengevaluasi permasalahan dan


memberitahu ibu mengenai pentingnya berKB dan memberikan sedikit
bingkisan dari kami untuk keluarga Tn.M dan Ny.C

Anda mungkin juga menyukai