Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

PRAKTIK PENGKAJIAN KELUARGA


DI DUSUN KALIKOPENG RT 01 DAN RT 02 RW 03
DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN
SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh:
MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WOLUYO
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Praktik pengkajan Keluarga (PPK) merupakan salah satu kegiatan mahasiswa yang
harus dilaksanakan dimana suatu bentuk kerja nyata dalam memberikan Pelayanan
Asuhan Kebidanan Komunitas, dimana kebidanan komunitas ini merupakan salah satu
mata kuliah dalam kurikulum Profesi Kebidanan Komunitas dengan tujuan
melaksanankan praktik Kebidanan secara komperehensif dengan memperhatikan
budaya masyarakat dalam tatanan di Komunitas dengan pendekatan manajement
kebidanan dan didasari oleh konsep keterampilan dan sikap Profesional (Runjati M,
2010).
Sikap dan kemampuan profesional seorang Profesi Kebidanan khususnya dibidang
pelayanan komunitas yaitu dituntut untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dibina
sepanjang proses pendidikan melalui bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan
dikembangkan masyarakat, pembinaan pendidikan masyarakat diperlukan pengalaman
belajar bagi mahasiswa dalam penerapan langsung (nyata) terjun dimasyarakat serta
memberikan pelayanan Asuhan Kebidanan yang sesuai kebutuhan dalam bentuk
Pembangunan kesehatan Masyarakat Desa(Runjati M, 2010).
Praktik kerja lapangan ini merupakan aplikasi dari teori kami yang kami dapatkan
dikampus dalam bidang kebidanan komunitas, sehingga nantinya dapat menghasilkan
bidan yang terampil, berkompeten sesuai dengan tugas, peran dan tanggung jawab
sebagai bidan. Strategi pendekatan pelaksanaan yang digunakan dalam praktik
manajemen kebidanan komunitas adalah berorientasi pada program kerja puskesmas,
yaitu program-program kesehatan ibu dan anak (PHC), yaitu lebih memfokuskan pada
upaya membangkitkan peran serta masyarakat, penyadaran akan pentingnya perilaku
hidup sehat, peningkatan pengetahuan masyarakat dalam hal kesehatan, sehingga
masyarakat mampu mengenal kesehatan sendiri beserta keluarga. Sehingga
memberikan konstribusi bagi mencapai SDG’s di tingkat keluarga dan masyarakat
(Mubarak, 2014).
Selama Praktik pengkajan Keluarga (PPK) ini diharapkan mahasiswa Profesi Bidan
Universitas Ngudi Waluyo, melakukan pergerakan peran serta masyarakat serta
mengatasi masalah yang ditemukan pada keluarga, sehingga keluarga mampu
menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
B. TujuanumumdanKhusus
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktik pengkajan Keluarga (PPK) diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi, merencanakan, memprioritaskan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi manajement pelayanan kebidanan
komunitas dengan teknik pergerakan dan pemberdayaan masyarakat serta
pendekatan edukasi pada individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada
komunitas tertentu dalam mencapai SDG’s.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengenalan, dan sosialisasi pada masyarakat (Musyawarah
Masyarakat Desa MMD)
b. Melakukan pengkajian data dan mengidentifikasi isu-isu permasalahan
kesehatan dan kebidanan komunitas terkini melalui survey, dan interview.
c. Melakukan pengolahan dan analisis data sebagai dasar untuk mendiagnosis
masalah kebidanan komunitas dengan menggunakan metode baylon.
d. Melakukan tekhnik prioritas masalah kebidanan komunitas kebidanan dengan
menggunakan tekhnik scoring.
e. Merencanakan intrvensi asuhan kebidanan dengan mengadakan penyuluhan
dan konseling.
f. Melakukan evaluasi manajemen kebidanan komunitas.
C. Manfaat
1. Bagi Peserta
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermanfaat khususnya dalam
mengembangkan program- program masyarakat dan pergerakan masyarakat
untuk mengatasi permasalahan kesehatan sendiri dikaitkan dengan pelayananan
manajemen kebidanan komunitas.
b. Mampu mengenal budaya, dan adat kebiasaan masyarakat, diwilayah kerja
Desa Leyangan RT 001/003 dan RT 002/003 sehari-hari.

2. Bagi Institusi Pendidikan


a. Dilihat dari out putnya: menjadikan lulusan menjadi pengalaman dan wawasan
yang lebih komperatis, holistic dan adaptasi terhadap situasi dan kondisi yang
berbeda dari tempat asalnya.
b. Dilihat dari reputasinya: maka institusi yang mengadakan Praktek pengkajan
Keluarga (PPK) Kebidanan Komunitas diwilayah kerja Desa Leyangan RT
001/003 dan RT 002/003 akan menjadi lebih diakui eksistensinya dan “Brand
image” nya menjadi lebih baik, sebagai lembaga pendidikan kesehatan yang
peduli terhadap peningkatan mutu kesehtan masyarakat.
3. Bagi PKD Leyangan
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat sehingga dapat memahami
upayaprogram kesehatan yang tersedia, meningkatkan pergerakan peran serta
masyarakat serta mengatasi masalah yang telah ditemukan pada keluarga, sehingga
nantinya keluarga mampu menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
4. Bagi masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada
kehamilan dan manfaat tablet Fe.
b. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan NAPZA.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang desa siaga.
D. Metode
Dalam pelaksanaan praktik kebidanan komunitas ini pengkajian dilakukan dengan
cara wawancara langsung, dan pengambilan data sekunder.
E. Langkah Kerja
Langkah-langkah kerja dalam pengkajian data dimasyarakat yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan pertemuan dengan bidan desa dan kader.
2. Menentukan masalah-masalah yang akan dikaji meliputi pengkajian keluarga,
Kesehatan ibu dan anak (KIA), remaja, lansia, pasangan usia subur (PUS) dan
peran serta masyarakat (PSM).
3. Menentukan sasaran sesuai dengan masalah yang akan dikaji.
4. Melakukan pengkajian secara door to doorsesuai sasaran yang di targetkan
yaitu sebanyak 30 KK
5. Melakukan analisa data yang telah didapatkan diwilayah tersebut.
6. melakukan perumusan masalah berdasarkan masalah yang terdapat diwilayah
tersebut.
7. Menentukan prioritas masalah berdasarkan masalah yang perlu segera diatasi.
8. Melakukan diagnosa masalah berdasarkan angka yang paling terbesar.
9. Membuat perencanaan dalam memecahkan masalah.
10. Melakukan implementasi berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.
11. Melakukan evaluasi hasil kegiatan yang dilaksanakan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Komunitas atau Masyarakat


Komunitas berasal dari Bahasa latin yaitu “communitas” yang berarti
“kesamaan”, juga comunitas yang berarti sama, public. Komunitas berarti
sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu memiliki nilai-nilai
keyakinan dan minat yang relative sama, serta beriteraksi atau satu sama lain ubtuk
mencapai tujuan (Lisnawati L, 2011).
Menurut WHO, komunitas adalah susatu kelompok sosial yang di tentukan
oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa
saling mengenal dan iteraksi antar anggota masyarakat yang satu sama yang
lainnya.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama sehingga dapat
sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya(Lisnawati L,
2011).
B. Kesehatan masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah kegiatan terpadu antara sanitasi dan
pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau
masyarakat. Oleh karena masyarakat sebagai objek penerapan ilmu dan sanitasi
mempunyai aspek social ekonomi yang sangat kompleks (Mubarak, 2014).
Kesehatan masyarakat juga dapat di artikan ilmu dan seni memelihara,
melindungi, dan meningkatkan Kesehatan masyarakat melalui usha-usaha
masyarakat dalam pengadaan pelayanan Kesehatan, pencegahan, dan
pemberantasan penyakit (Mubarak, 2014).
C. Tipe-tipe Masyarakat
1. Berdasarkan sudut perkembangannya
a. Cresive institution: Lembaga masyarakat yang paling primer tumbuh dari
adat istiadat contoh nya perkawianan
b. Enacted institution: sengaja di bentuk contohnya Lembaga utang piutang,
pertanian, Pendidikan, dan lain-lain

2. Berdasarkan sudut sitem nilai yang diterimannya


a. Basic institution: Lembaga yang sangat penting untuk memelihara tata tertib
contohnya keluarga dan sekolah
b. Subsidiary institutio: Lembaga yang muncul tapi di anggap kurang penting
hanya untuk kegiatan tertentu saja contohnya panitia rekreasi, pelantikan
atau wisuda dan lain-lain
3. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat
a. Approved institution: Lembaga yang di terima masyarakat contohnya
sekolah, perusahaan dan lain-lain
b. Unsanctioned intitation: Lembaga yang di tolak oleh masyarakat contohnya
melakukan kejahatan, pelacur, pengemis dan lain-lain
D. Ciri-ciri Masyarakat
1. Interaksi di antara sesama anggota masyarakat
2. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
3. Saling bergantung satu dengan yang lainnya
4. Memiliki adat istiadat budaya tertantu
5. Memiliki identitas Bersama
E. Manajemen Kebidanan Komunitas
Setiap petugas Kesehatan yang bekerja di masyarakat perlu memahami
masyakat yang dilayaninya, baik keadaannya, budaya, maupun tradisi setempat
sangat menentukan cara pendekatan yang harus di tempuh. Pendekatan yang di
gunakan oleh bidan komunitas harus memeprhatikan strategi pelayananan
kebidanan, tugas, dan tanggung jawab bidan serta aspek perlindungan hukum bagi
bidan di komunitas(Saifudindkk, 2009).
Strategi pelayanan kebidanan komunitas tugas utama, tugas tambahan, serta
tanggung jawab sebagai bidan praktik sehingga dapat memberi pelayanan
kebidanan di komunitas yang sesuai denagan aspek perlindungan hukum bagi
praktisi bidan di komunitas dengan baik dan benar. Penting bagi bidan memberi
pelayanan yang komprehensif dan menyeluruh agar dalam memberi pelayanan
dapat diterima dengan baik oleh masyarakat(Saifudin dkk, 2009).

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Ibu hamil
Data yang diperoleh dalam pengkajian keluarga terdapat 5 ibu hamil yang
ada di Dusun Kalikopeng RT 01 RT 02 di RW 03 Desa Leyangan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah.
2. Bayi
Data yang diperoleh dalam pengkajian keluarga terdapat 3 Bayi yang ada di
Dusun Kalikopeng RT 01 RT 02 di RW 03 Desa Leyangan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah.
3. Balita
Data yang diperoleh dalam pengkajian keluarga terdapat 10 Balita yang ada
di Dusun Kalikopeng RT 01 RT 02 di RW 03 Desa Leyangan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah.
4. Remaja
Data yang diperoleh dalam pengkajian keluarga terdapat 11 Remaja yang
ada di Dusun Kalikopeng RT 01 RT 02 di RW 03 Desa Leyangan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah.
5. PUS
Data yang diperoleh dalam pengkajian keluarga terdapat 16 PUS yang ada
di Dusun Kalikopeng RT 01 RT 02 di RW 03 Desa Leyangan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah.
6. Lansia
Data yang diperoleh dalam pengkajian keluarga terdapat 8 Lansia yang ada
di Dusun Kalikopeng RT 01 RT 02 di RW 03 Desa Leyangan Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah.

B. Analisa Data
1. Ibu Hamil
a. Trimester kehamilan

Trimester Kehamilan

TM I
TM II; 2; 40% TM II
TM III
TM III; 3; 60%

Berdasarkan pengkajian pada warga RT 01 RT 02 di RW 03 terdapat


5 ibu hamil dengan umur kehamilan memasuki trimester 2 (13-27 minggu)
berjumlah 2 ibu hamil (40%) dan trimester 3 (>27 minggu) ada 3 ibu hamil
(60%).
b. Jumlah gravidarum
Jumlah Gravidarum

G1
G1; 1; 20% G2
G4; 2; 40% G3
G4
G2; 1; 20% G5

G3; 1; 20%

Berdasarkan jumlah gravidarum atau jumlah kehamilan pada 5 ibu


hamil terdapat
 1 ibu hamil dengan kehamilan pertama (20%)
 1 ibu hamil dengan kehamilan kedua (20%) dan
 2 ibu hamil dengan kehamilan ke empat (40%).
c. Risiko tinggi

RISIKO TINGGI
1.4

1.2
20%
1

0.8

0.6
1
0.4

0.2
0%
0 0%
0 0%
0 0%
0
0
TD >125/90 USIA <20 USIA >35 LILA <23,5 CM LILA> 23,5 CM
TAHUN TAHUN

Dari 5 ibu hamil yang mengalami risiko tinggi terdapat 1 ibu hamil
dengan usia >35 tahun (20%) yaitu usia 41 tahun.
d. Kebiasaan yang merugikan
Kebiasaan yang Merugikan

ADA; 2; 40%

TIDAK ADA; 3;
60%

ADA TIDAK ADA

Dari 5 ibu hamil yang dilakukan pengkajian yang memiliki


kebiasaan merugikan terdapat 2 ibu hamil (40%) dengan kebiasaan pijat
perut (untuk membetulkan posisi janin)

e. Riwayat kehamilan dan persalinan

Riwayat Kehamilan & Persalinan

AB; 2
AB
PERSALINAN
KOMPLIKASI
PERSALINAN; 4

Dari pengkajian 5 ibu hamil terdapat 2 ibu hamil (40%) dengan


riwayat kehamilan mengalami keguguran atau abortus.
f. ANC Sesuai Dengan Usia Kehamilan
ANC Sesuai Dengan Usia Kehamilan

Tidak Sesuai;
1; 20% Sesuai
Tidak Sesuai

Sesuai; 4; 80%

Dari 5 ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan


(ANC) terdapat 1 ibu hamil (20%) yang melakukan pemeriksaan
kehamilan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

g. Konsumsi Tablet FE

Konsumsi Tablet FE
Tidak
Teratur; 1;
20%

Teratur; 4;
80%

Teratur Tidak Teratur

Dari 5 ibu hamil yang dilakukan pengkajian terdapat 1 ibu hamil


(20%) yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet penambah darah (Fe)
h. Pengetahuan Tanda Bahaya

Pengetahuan Tanda Bahaya

60%

40%

3
2

0%
0
TI D AK TAH U <4 >4

Dari 5 ibu hamil yang dilakukan pengkajian terdapat 2 ibu hamil


(40%) belum mengetahui tanda bahaya kehamilan.

i. Program Perencanaan Persalinan & Pencegahan Komplikasi (P4K)

Program Perencanaan Persalinan &


Pencegahan Komplikasi (P4K)

100%

Sudah belum
Dari 5 ibu hamil dalam program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) terdapat
 2 ibu hamil yang belum menyiapkan dana
 2 ibu hamil belum menyiapkan perlengkapan
 2 ibu hamil belum menyiapkan transportasi dan
 5 ibu hamil belum menyiapkan persiapan pendonor darah.
2. Bayi
a. Pemberian ASI Ekslusif

Bayi diberikan ASI Ekslusif

Tidak;
1; 33%
Ya; 2;
67%

Ya Tidak

Dari 3 bayi yang ada di RT 01 RT 02 di RW 03 dalam pemberian


ASI Ekslusif terdapat 1 bayi (33%) yang tidak diberikan ASI Ekslusif.
3. Balita
a. Riwayat ASI Ekslusif

Riwayat
ASI EKSLUSIF

Tidak; 5;
45%
Ya; 6; 55%

Ya Tidak
Dari 11 Balita yang ada di RT 01 RT 02 di RW 03 dalam riwayat
pemberian ASI Ekslusif, terdapat 5 balita (45%) yang tidak diberikan
ASI Ekslusif (45%).
b. Usia pemberian MP-ASI<6 bulan

Usia Saat di Beri MP-ASI


<6 bulan; 2;
18%

>6 bulan; 9;
82%

<6 bulan >6 bulan

Dari 11 balita yang ada di RT 01 RT 02 di RW 03 terdapat 2 balita


(18%) yang diberikan MP-ASI dibawah usia 6 bulan.

4. Remaja

Jenis Kelamin
Remaja

Laki-laki
Laki-laki; 4;
Perempuan
36%
Perempuan; 7;
64%
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di RT 01 RT 02 di RW 03 terdapat
4 remaja laki-laki (36%) dan 7 remaja perempuan (64%).
a. Gangguan haid

Gangguan Haid

Tidak; 3; 43%

Ya; 4; 57%

Ya Tidak

Terdapat 7 remaja putri (64%) yang dilakukan pengkajian, dengan 4


remaja putri (57%) mengalami gangguan haid (disminorea).

b. Pengetahuan kesehatan reproduksi


PENGETAHUAN

tau Tidak tau

100%

Dari pengkajian pada 11 remaja, terdapat 11 remaja (100%) yang


kurang tau tentang kesehatan reproduksi.
c. Tempat berkonsultasi seputar masalah kesehatan reproduksi

Tempat
Konsultasi

keluarga
nakes
LAIN-LAIN; 2; orang lain
18%
LAIN-LAIN
keluarga; 5; tidak berkonsultasi
45%
orang lain; 4;
36%

Dari pengkajian pada 11 remaja, terdapat 5 remaja (46%) yang


berkonsultasi dengan keluarga mengenai masalah kesehatan reproduksi.
d. Kebiasaan yang merugikan

Kebiasaan yang Merugikan

ada; 1; 9%

ada
Tidak Ada

Tidak Ada; 10; 91%

Dari pengkajian pada 11 remaja, terdapat 1 remaja (9%) yang


berjenis kelamin perempuan mempunyai kebiasaan yang merugikan yaitu
merokok.
5. PUS (Pasangan Usia Subur)
a. Pengetahuan tentang kontrasepsi

KETIDAKTAHUAN TENTANG KB
TIDAKKONDOM
TAHUwanita ;
KB ALAMI;
1; 6% SAMA2; 13%
SEKALI; 3;
19%
MOW/MO
P; 10; 63%

KONDOM wanita MOW/MOP


KB ALAMI TIDAK TAHU SAMA SEKALI

Berdasarkan pengkajian pada 8 Pasangan Usia Subur (PUS) terdapat


3 PUS (19%) yang tidak tau sama sekali tentang jenis-jenis Kontrasepsi
atau KB.
6. Peran Serta Masyarakat
a. Pengetahuan tentang Desa Siaga

Pengetahuan Tentang Desa Siaga


35

30

25

20

15

10

0
Polindes Tabulin Dasolin Ambulam Bank Darah Dasa Posyandu Suami
Desa Wisma Siaga

Berdasarkan 30 KK yang dilakukan pengkajian di RT 01 RT 02 di


RW 03, terdapat 30 KK (100%) tidak mengetahui tentang Dasolin,
ambulan desa, bank darah, dan dasa wisma.
No Data Risiko yang akan muncul
1. IBU HAMIL

1. Ketidak tahuan tanda bahaya Bisa mengalami komplikasi selama kehamilan


kehamilan
Subjektif :
Berdasarkan wawancara dengan
ibu hamil sebagaian ibu hamil
tidak mengetahui tentang tanda
bahaya kehamilan seperti
gerakan janin, Pendarahan
pervaginam, pusing
berkepanjangan dan pandangan
kabur.
Objektif :
Berdasarkan pengkajian di
Rt.01/Rw.03 dan Rt.02/Rw.03
terdapat 59 (91,6%) kepala
keluarga dengan 5 (8,4%)
kepala keluarga memiliki ibu
hamil, dari 5 ibu hamil tersebut
terdapat 3 (60%) ibu hamil tidak
mengetahui tanda bahaya
kehamilan.
2. Ibu Hamil dengan Resiko Dapat terjadinya perdarahan, hipertensi,
Tinggi ketuban pecah dini, IUFD, premature, abortus.
Subjektif :
Berdasarkan wawancara dengan
Ny.M :
Ny. M mengatakan alasan hamil
di usia saat ini karena ingin
memiliki keturunan dengan
suami ke dua dan Ny.M dengan
suami yang pertama belum
memiliki keturunan .
Objektif :
Berdasarkan hasil pengkajian di
Rt.01/Rw.03 dan Rt.02/Rw.03
rata-rata ibu hamil berusia 32
tahun. Namun terdapat satu ibu
hamil dengan resiko tinggi
berusia >35 tahun yaitu 41 Abortus sesuai umur kehamilan, solusio
tahun. plasenta, menimbulkan terjadinya his
3. Kebiasan yang merugikan (Pijat (kontraksi) dan persalinan premature.
Perut)
Subjektif :
Berdasarkan wawancara pada
dua ibu hamil yang melakukan
pijat perut di dukun, mereka
mengatakan bahwa alasan
melakukan pijat perut adalah
untuk membenarkan posisi
janin, menguatkan kandungan
dan mengatasi flek pada
kehamilan.
Objektif :
Dari 5 ibu hamil terdapat 2 Kemungkinan terjadi abortus, dan persalinan
(40%) ibu hamil melakukan premature.
pijat perut di dukun.
4. Riwayat kehamilan yang
berisiko
Subjektif :
Berdasarkan wawancara pada
Ny.Y mengalami abortus
berulang di karenakan faktor
kelelahan di tahun 2016 dan
2017.
Berdasarkan wawancara pada
Ny.M beliau mengatakan
mengalami abortus berulang di
tahun 2012 dan 2014 di
karenakan kelelahan. Selain itu
Ny.M pernah melahirkan satu
kali dan setelah melahirkan
bayinya meninggal dikarenakan
bahu bayi patah.
Objektif :
Berdasarkan pengkajian dari 5
ibu hamil terdapat 2 (40%) ibu Ketidaktahuan tanda bahaya atau komplikasi
hamil mengalami abortus. selama kehamilan
5. Kesesuaian pemeriksaan ANC
dengan usia kehamilan
Subjektif :
Berdasarkan wawancara pada
Ny. E, beliau mengatakan alasan
tidak memeriksakan kehamilan
pada trimester satu adalah beliau
tidak mengetahui dirinya sedang
hamil. Beliau baru
memeriksakan kehamilanya
pada usia kehamilan trimester
dua (15 minggu).
Objektif :
Dari 5 ibu hamil terdapat 1
(20%) ibu hamil yang tidak Meningkatkan terjadinya anemia.
melakukan pemeriksaan ANC
sesuai usia kehamilan .
6. Ketidak teraturan konsumsi
tablet FE
Subjektif :
Berdasarkan wawancara pada
Ny.N , beliau mengatakan tablet
Fe yang di miliki telah habis
sejak bulan lalu dan belum
mendapatkan tablet Fe lanjutan
dikarnakan ibu sibuk bekerja
Objektif :
Dari 5 ibu hamil terdapat 1
(20%) ibu hamil tidak Meningkatkan komplikasi saat bersalin.
mengkonsumsi tablet Fe secara
teratur.
7. Belum terencananya P4K
Subjektif :
Berdasarkan wawancara dengan
5 ibu hamil, bebrapa di
antaranya belum
mempersiapkan Program
Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
seperti : persiapan dana,
perlengkapan persalinan,
transportasi, dan donor darah
saat bersalin.
Objektif :
Berdasarkan pengkajian dari 5
ibu hamil 2 (40%) ibu hamil
belum mempersiapkan P4K
sama sekali. Kemudian 3 (60%)
ibu hamil sudah mempersiapkan
P4K kecuali donor darah.
2. BAYI (0-12 Bulan)

1. Tidak diberikan Asi Ekslusif Meningkatkan angka morbiditas (kesakitan)


Subjektif : pada Bayi.
Berdasarkan wawancara dengan
Ny.D, alasan beliau tidak
memberikan Asi Ekslusif pada
bayi di karenakan Asi yang di
miliki Ny. D sangat sedikit
sehingga beliau memutuskan
untuk memberikan susu formula
pada bayinya di usia 3 bulan .
Objektif :
Berdasarkan pengkajian di
Rt.01/ Rw.03 dan Rt.02/Rw.03
terdapat 3 bayi dengan rata –
rata berusia 8 bulan. Dari 3 bayi
tersebut terdapat 1 (33%) bayi
yang tidak diberikan Asi
Ekslusif.
3. BALITA (12-60 Bulan)

1. Tidak diberikan Asi Ekslusif Meningkatkan angka morbiditas (kesakitan)


Subjektif : pada Balita.
Berdasarkan wawancara dengan
11 ibu yang memiliki balita 5
diantaranya mengatakan tidak
memberikan Asi Ekslusif pada
balitanya di karenakan bekerja.
Objektif :
Berdasarkan pengkajian di
Rt.01/ Rw.03 dan Rt.02/Rw.03
terdapat 11 balita dengan rata-
rata usia 25 bulan. 5 (45%)
balita tidak mendapatkan Asi
Ekslusif Meningkatkan angka morbiditas (kesakitan)
2. Pemberian MP-ASI pada bayi pada Balita (sembelit)
usia <6 Bulan
Subjektif :
Berdasarkan wawancara pada
Ny.S dan Ny.N, alasan mereka
memberikan MP-ASI saat bayi
berusia <6 bulan adalah sibuk
bekerja dan pengaruh budaya.
Objektif :
berdasarkan hasil pengkajian
dari 11 balita terdapat 2 (18%)
balita yang diberikan MP-ASI
saat berusia <6 bulan.
4. REMAJA

Subjektif :
Berdasarkan pendataan yang
dilakukan pada remaja terdapat
masalah ditemukan yaitu
1. Gangguan haid dan tidak 1. Risiko terjadinya gangguan sistem
teraturnya haid, reproduksi
2. Penyalahgunaan NAPZA, meningkatnya
2. Ketidaktahuan tentang organ risiko kehamilan dibawah umur, dan
reproduksi,PMS, dan NAPZA pernikahan dini.

3. Pada wanita perokok dapat meningkat


3. Terdapat remaja putri yang gangguan sistem reproduksi
merokok
Objektif :
Berdasarkan Wawancara yang
didapatkan terdapatkan 3 remaja
(58%) yang mengalami disminore
dan tidak teratur, semua remaja
putri (100%) tidak tahu tetang
reproduksi, PMS, dan NAPZA, 3
remaja putri (27%) yang megalami
keluhan gatal-gatal dan keputihan
normal, seluruh remaja (100%)
tidak konsultasi ke nakes ketika
mengalami keluhan dan terdapat 1
(9%) remaja putri yang merokok

5. PUS
1. Salah dalam pemilihan metode KB
Subjektif: 2. Kehamilan yang tidak direncanakan
berdasarkan pendataan yang
dilakuka di Rt 01/ Rw 03 dan
Rt02/Rw 03 bahwa masih banyak
PUS (Pasangan Usia Subur) yang
belum mengaetahui tentang
beberapa KB yaitu KB Kondom
wanita, MOW dan MOP, metode
alami dan bahkan masih ada yang
belum tahu sama sekali tentang KB
secara keseluruhan
Objektif:
berdasarkan hasil wawancara di
dapatakan 2 PUS (12,6%) yang
tidak mengetahui tentang kondom
wanita, 10 PUS (62,5%) yang tidak
mengetahui tentang MOW dan
MOP, 1 PUS yang tidak
mengetahui tentang KB alami
(6,25%), dan 3 PUS (18,75%) yang
tidak tahu sama sekali tentang KB
secara keseluruhan.

6. PERAN MASYARAKAT Tidak terlaksananya Desa Siaga, kurang


tanggap darurat sehingga dapat meningkatkan
Subjektif : angka mortalitas dan morbiditas
Berdasarkan pendataan sebagian
besar warga leyangan tidak
mengetahui tentang desa siaga.
Objektif :
berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dileyangan Rt01 dan Rt
02. Dari 30 KK terdapat 10
(33,33%) yang mengetahui tentang
Polindes. 1 (3,33) mengetahui
tentang Tabulin, 30 (100%) yang
mengetahui tentang Posyandu, dan
30 (100%) mengetahui tentang
Suami Siaga, 1 (3,33%) yang
mengetahui tentang pembangunan
wilayah
C. Perumusahan Masalah
1. Skala Prioritas Masalah Ibu Hamil

MASALAH

KRITERIA MASALAH KETIDAKTA


Kebiasaan Riwayat ANC tidak Konsumsi HUAN BELUM
Usia > 35 yang kehamilan& sesuai tablet FE TANDA MERENCA
tahun merugikan persalinan dengan tidak BAHAYA NAKAN
(pijat perut) (AB) UK teratur KEHAMILA P4K
N
Probabilitas penyelesaian
tidak ya tidak tidak ya ya
masalah sekaligus tidak
Masalah dapat mengancam
ya ya ya ya ya ya
kehidupan keluarga ya
Respons dan perhatian
terhadap intervensi ya ya tidak ya ya ya
masalah ya
Keterlibatan keluarga
dalam memecahkan ya ya ya ya ya ya
masalah ya
Sumber daya keluarga
tidak ya ya ya ya ya
yang menunjang tidak
Pengetahuan dan
tidak ya tidak tidak ya ya
kebudayaan keluarga ya
2. Skala Prioritas Masalah Bayi Usia 0-12 Bulan

KRITERIA MASALAH MASALAH


tidak diberikan ASI ekslusif

Probabilitas penyelesaian masalah sekaligus tidak

Masalah dapat mengancam kehidupan keluarga tidak

Respons dan perhatian terhadap intervensi masalah tidak

Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah ya

Sumber daya keluarga yang menunjang ya

Pengetahuan dan kebudayaan keluarga ya

3. Skala Prioritas Masalahbalita Usia 12-60 Bulan

KRITERIA MASALAH MASALAH


riwayat ASI usia pemberian MP-ASI < 6
ekslusif bulan

Probabilitas penyelesaian masalah sekaligus tidak tidak


Masalah dapat mengancam kehidupan keluarga tidak tidak

Respons dan perhatian terhadap intervensi masalah tidak tidak

Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah ya ya

Sumber daya keluarga yang menunjang ya ya

Pengetahuan dan kebudayaan keluarga ya ya

4. Skala Prioritas Masalah Remaja

KRITERIA MASALAH MASALAH


gangguang
Kurangnya
haid tempat kebiasaan yang
pengetahua
(disminore berkonsultas merugikan(meroko
n kesehatan
& gangguan i k
reproduksi
siklus haid)
Probabilitas penyelesaian masalah sekaligus tidak ya ya tidak

Masalah dapat mengancam kehidupan keluarga ya ya ya ya


Respons dan perhatian terhadap intervensi
ya ya ya ya
masalah
Keterlibatan keluarga dalam memecahkan
ya ya ya ya
masalah
Sumber daya keluarga yang menunjang ya ya ya tidak

Pengetahuan dan kebudayaan keluarga ya ya ya ya

5. Skala Prioritas Masalah PUS

KRITERIA MASALAH MASALAH


pengetahuan tentang kontasepsi

Probabilitas penyelesaian masalah sekaligus ya

Masalah dapat mengancam kehidupan keluarga ya

Respons dan perhatian terhadap intervensi masalah ya

Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah ya

Sumber daya keluarga yang menunjang ya

Pengetahuan dan kebudayaan keluarga ya

6. Skala Prioritas Masalah Peran Serta Masyarakat

KRITERIA MASALAH MASALAH


pengetahuan tentang desa siaga

Probabilitas penyelesaian masalah sekaligus ya

Masalah dapat mengancam kehidupan keluarga ya

Respons dan perhatian terhadap intervensi masalah ya

Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah ya

Sumber daya keluarga yang menunjang ya

Pengetahuan dan kebudayaan keluarga ya


D. Prioritas Masalah
1. Kebiasaan Yang Merugikan (Pijat Perut)

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Ancaman
kesehatan : 2,
Tidak/kurang
1 Sifat masalah 2:3x1 0,6 sehat : 3,
Krisis : 1,
Bobot : 1
Dengan mudah :
2, Hanya
Kemungkinan masalah
2 2:2x2 2 sebagian : 1,
dapat diubah
Tidak dapat : 0,
Bobot : 2
Tinggi : 3
Potensi masalah dapat Cukup : 2
3 3:3x1 1
dicegah Rendah: 1,
Bobot : 1
Masalah segera
ditangani :2,
Masalah yang
tidak perlu
4 Menonjolnya masalah 2:2x1 1 segera
ditangani : 1,
Masalah tidak
dirasa: 0,
Bobot : 1
Jumlah 4,6  

2. Konsumsi Tablet Fe
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Ancaman
kesehatan : 2,
Tidak/kurang
1 Sifat masalah 2:3x1 0,6 sehat : 3,
Krisis : 1,
Bobot : 1
Dengan mudah :
2, Hanya
Kemungkinan masalah
2 2:2x2 2 sebagian : 1,
dapat diubah
Tidak dapat : 0,
Bobot : 2
Tinggi : 3
Potensi masalah dapat Cukup : 2
3 2:3x1 0,6
dicegah Rendah: 1,
Bobot : 1
Masalah segera
ditangani :2,
Masalah yang
tidak perlu
4 Menonjolnya masalah 2:2x1 1 segera ditangani
: 1,
Masalah tidak
dirasa: 0,
Bobot : 1
Jumlah 4,2  

3. Ketidaktahuan Tanda Bahaya Kehamilan


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Ancaman
kesehatan : 2,
Tidak/kurang
1 Sifat masalah 2:3x1 0,6 sehat : 3,
Krisis : 1,
Bobot : 1
Dengan mudah :
2, Hanya
Kemungkinan masalah
2 2:2x2 2 sebagian : 1,
dapat diubah
Tidak dapat : 0,
Bobot : 2
Tinggi : 3
Potensi masalah dapat Cukup : 2
3 2: 3 x 1 0,6
dicegah Rendah: 1,
Bobot : 1
Masalah segera
ditangani :2,
Masalah yang
tidak perlu
4 Menonjolnya masalah 2:2x1 1 segera
ditangani : 1,
Masalah tidak
dirasa: 0,
Bobot : 1
Jumlah 4,2  

4. Kurangnya Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Ancaman
kesehatan : 2,
Tidak/kurang
1 Sifat masalah 2:3x1 0,6 sehat : 3,
Krisis : 1, Bobot
:1
Dengan mudah :
Kemungkinan 2, Hanya
2 masalah dapat 2:2x2 2 sebagian : 1,
diubah Tidak dapat : 0,
Bobot : 2
Tinggi : 3
Potensi Cukup : 2
3 masalah dapat 3:3x1 1
Rendah: 1,
dicegah
Bobot : 1
Masalah segera
ditangani :2,
Masalah yang
tidak perlu
Menonjolnya segera
4 1:2x1 0,5
masalah ditangani : 1,
Masalah tidak
dirasa: 0,
Bobot : 1
Jumlah 4,1  

5. Tempat Berkonsultasi Seputar Masalah Kesehatan Reproduksi


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Ancaman
kesehatan : 2,
Tidak/kurang sehat :
1 Sifat masalah 2:3x1 0,6 3,

Krisis : 1, Bobot : 1

Dengan mudah : 2,
Kemungkinan
Hanya sebagian : 1,
2 masalah dapat 2:2x2 2
Tidak dapat : 0,
diubah
Bobot : 2

Tinggi : 3
Potensi masalah Cukup : 2
3 2: 3 x 1 0,6
dapat dicegah Rendah: 1,
Bobot : 1

Masalah segera
ditangani :2,
Masalah yang tidak
Menonjolnya perlu segera
4 0:2x1 0 ditangani : 1,
masalah

Masalah tidak
dirasa: 0,
Bobot : 1
Jumlah 3,2  

6. Kurangnya Pengetahuan Tentang Reproduksi Remaja


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Ancaman
kesehatan : 2,
Tidak/kurang
1 Sifat masalah 2:3x1 0,6 sehat : 3,
Krisis : 1,
Bobot : 1
Dengan
mudah : 2,
Kemungkinan
Hanya
2 masalah dapat 2:2x2 2
sebagian : 1,
diubah
Tidak dapat :
0, Bobot : 2
Tinggi : 3
Potensi masalah Cukup : 2
3 3:3x1 1
dapat dicegah Rendah: 1,
Bobot : 1
Masalah
segera
ditangani :2,
Masalah yang
Menonjolnya tidak perlu
4 0:2x1 0 segera
masalah
ditangani : 1,
Masalah tidak
dirasa: 0,
Bobot : 1
Jumlah 3,6  

7. Pengetahuan Tentang Desa Siaga

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Ancaman
kesehatan : 2,
No Masalah Total Skor Prioritas
Tidak/kurang
1 Sifat masalah
Kebiasaan 3 :(pijat
yang merugikan 3x1 1 sehat
1. 4,6 1 : 3,
perut)
2. Konsumsi tablet fe 4,2 Krisis
2 : 1, Bobot :
Ketidaktahuan tanda bahaya 1
3. kehamilan
4,2 3
4 Pengetahuan tentang kontrasepsi 3,6 Dengan
5 mudah :
Kemungkinan
Kurangnya pengetahuan 1 : 2 x 2 2, Hanya sebagian
2 masalah dapat 1
5 kesehatan reproduksi pada remaja 4,1 : 1, 4Tidak dapat :
diubah
0, Bobot : 2
6 Pengetahuan tentang desa siaga 2,6 7
7 Tempat berkonsultasi 3,2 Tinggi
6 :3
Potensi masalah Cukup : 2
3 2:3x1 0,6
dapat dicegah Rendah: 1,
Bobot : 1

Masalah segera
ditangani :2,
Masalah yang
Menonjolnya tidak perlu segera
4 0:2x1 0 ditangani : 1,
masalah

Masalah tidak
dirasa: 0,
Bobot : 1
Jumlah 2,6  
Prioritas Masalah

1. Ketidaktahuan tanda bahaya kehamilan


2. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja
3. Pengetahuan tentang kontrasepsi

E. Diagnosa
1. Risiko tinggi terjadinya komplikasi kehamilan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan.
2. Risiko tinggi terjadinya perilaku menyimpang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
3. Risiko tinggi terjadinya komplikasi pada akseptor KB sehubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi
F. Perencanaan

PERENCANAAN
NO DATA DASAR MASALAH STRATEGI RENCANA TUJUAN SASARAN TEMPAT TANGGAL
1. Subjektif : Ibu hamil Memberikan Memberikan Agar Semua ibu PKD Selasa 27
Berdasarkan dengan penyuluhan KIE tentang pengetahuan hamil yang Leyangan Oktober
wawancara ketidak tentang (KIE) tanda bahaya ibu hamil ada di Rt.01 2020
dengan ibu hamil tahuan tanda tanda bahaya kehamilan tentang dan Rt.02 di Jam : 15.30
sebagaian ibu bahaya kehamilan melalui metode tanda bahaya Rw.03 WIB dengan
hamil tidak kehamilan WhatsApp kehamilan penanggung
mengetahui Group meningkat jawab
tentang tanda dan Susilawati
bahaya kehamilan mencegah
seperti gerakan terjadinya
janin, Pendarahan komplikasi
pervaginam, pada
pusing kehamilan
berkepanjangan
dan pandangan
kabur.
Objektif :
Berdasarkan
pengkajian di
Rt.01/Rw.03 dan
Rt.02/Rw.03
terdapat 59
(91,6%) kepala
keluarga dengan
5 (8,4%) kepala
keluarga
memiliki ibu
hamil, dari 5 ibu
hamil tersebut
terdapat 3 (60%)
ibu hamil tidak
mengetahui tanda
bahaya
kehamilan.

2. Subjektif : Remaja Memberikan Membuat Agar Semua remaja PKD Minggu 25


Berdasarkan dengan penyuluhan pertemuan pengetahua yang ada di Leyangan Oktober
pendataan yang ketidaktahua tentang kesehatan dengan remaja n remaja Rt.01 dan 2020
dilakukan pada n tentang reproduksi dan membagi 2 tentang Rt.02 di Jam : 15.00
remaja terdapat kesehatan WhatsApp kesehatan Rw.03 WIB dan
masalah reproduksi Group reproduksi 16.00 WIB
ditemukan yaitu meningkat dengan
a. gangguan haid dan Penanggung
dan tidak mencegah Jawab
teraturnya haid, terjadinya Maksima
b. ketidaktahuan perilaku
tentang yang
reproduksi,PMS, menyimpan
dan NAPZA g
c. tempat
konsultasi jika
mengalami
keluhan bukan di
nakes
Objektif:
Berdasarkan
Wawancara yang
didapatkan
terdapatkan 3
remaja (58%)
yang mengalami
disminore dan
tidak teratur,
semua remaja
putri (100%)
tidak tahu tetang
reproduksi, PMS,
dan NAPZA, 3
remaja putri
(27%) yang
megalami
keluhan gatal-
gatal dan
keputihan,
seluruh remaja
(100%) tidak
konsultasi ke
nakes ketika
mengalami
keluhan.
3. Subjektif: Kurangnya Memberikan KIE Memberikan Agar PUS Seluruh PKD Senin 26
berdasarkan pengetahuan tentang KIE tentang (Pasangan Pasangan Usia Leyangan Oktober
pendataan yang tentang kontrasepsi kontrasepsi Usia Subur) Subur (PUS) 2020
dilakuka di Rt 01/ kontrasepsi melalui metode mengetahui yang telah Jam : 16.00
Rw 03 dan WhatsApp tentang dilakukan WIB.
Rt02/Rw 03 Group kontrasepsi pengkajian Penanggung
bahwa masih jawab Ira
banyak PUS Thania
(Pasangan Usia
Subur) yang
belum
mengaetahui
tentang beberapa
KB yaitu KB
Kondom wanita,
MOW dan MOP,
metode alami dan
bahkan masih ada
yang belum tahu
sama sekali
tentang KB
secara
keseluruhan
Objektif:
berdasarkan hasil
wawancara di
dapatakan 2 PUS
(12,6%) yang
tidak mengetahui
tentang kondom
wanita, 10 PUS
(62,5%) yang
tidak mengetahui
tentang MOW
dan MOP, 1 PUS
yang tidak
mengetahui
tentang KB alami
(6,25%), dan 3
PUS (18,75%)
yang tidak tahu
sama sekali
tentang KB
secara
keseluruhan.

4. Subjektif Semua Refresing materi Memberikan Agar Semua warga PKD 26 Oktober –
Berdasarkan warga yang desa siaga dan sosialisasi desa pengetahua yang ada di Leyangan 01 Novenber
pendataan ada di Rt.01 cara membentuk siaga n warga Rt.01 dan 2020
sebagian besar dan Rt.02 di bank darah mengetahui Rt.02 di
warga leyangan Rw.03 tentang Rw.03
tidak mengetahui pentingnya
tentang desa desa siaga
siaga.
Objektif
berdasarkan hasil
wawancara yang
dilakukan
dileyangan Rt01
dan Rt 02. Dari
30 KK terdapat
10 (33,33%) yang
mengetahui
tentang Polindes.
1 (3,33)
mengetahui
tentang Tabulin,
30 (100%) yang
mengetahui
tentang
Posyandu, dan 30
(100%)
mengetahui
tentang Suami
Siaga, 1 (3,33%)
yang mengetahui
tentang
pembangunan
wilayah
5. Subjektif : Kebiasaan Melakukan KIE Memberikan Agar ibu 2 Ibu hamil Rumah ibu 26 Oktober –
Berdasarkan yang tentang bahaya KIE tentang mengetahui yang hamil yang 01 Novenber
wawancara pada merugikan pijat perut pada bahaya pijat tentang melakukan melakukan 2020
dua ibu hamil (pijat perut) kehamilan. perut pada ibu bahayanya pijat perut pijat perut.
yang melakukan hamil dengan pijat perut
pijat perut di metode door to pada
dukun, mereka door kehamilan
mengatakan
bahwa alasan
melakukan pijat
perut adalah
untuk
membenarkan
posisi janin,
menguatkan
kandungan dan
mengatasi flek
pada kehamilan.
Objektif :
Dari 5 ibu hamil
terdapat 2 (40%)
ibu hamil
melakukan pijat
perut di dukun.

6. Subjektif : Kurangnya Melakukan KIE Memberikan Agar ibu Ibu hamil yang Rumah Ny. 26 Oktober –
Berdasarkan konsumsi tentang KIE tentang mengetahui tidak Nurfitri 01 Novenber
wawancara pada tablet Fe pentingnya tablet pentingnya tentang mengkonsumsi 2020
Ny.N , beliau Fe tablet Fe pentingnya tablet Fe
mengatakan dengan metode tablet Fe
tablet Fe yang di kunjungan
miliki telah habis rumah
sejak bulan lalu
dan
belummendapatk
an tablet Fe
lanjutan
dikarnakan ibu
sibuk bekerja

Objektif :
Dari 5 ibu hamil
terdapat 1 (20%)
ibu hamil tidak
mengkonsumsi
tablet Fe secara
teratur.
KESEPAKATAN INTERVENSI
NO MASALAH JENIS INTERVENSI JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
KESEHATAN /FAKTOR INTERVENSI INTERVENSI
RESIKO
1. Ibu hamil dengan ketidak Memberikan penyuluhan Jangka Pendek Kader posyandu, bidan desa
tahuan tanda bahaya tentang tanda bahaya dan mahasiswa
kehamilan kehamilan

2. Remaja dengan Memberikan penyuluhan Jangka pendek Kader posyandu, bidan desa
ketidaktahuan tentang tentang kesehatan dan mahasiswa
kesehatan reproduksi reproduksi

3. Semua warga yang ada di Memberikan penyuluhan Jangka Pendek Kader posyandu, bidan desa
Rt.01 dan Rt.02 di Rw.03 tentang desa siaga dan mahasiswa

Desa Leyangan,…. Oktober 2020


Yang menyepakati

Kepala Dusun Bidan Desa


G. Implementasi
H. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai