Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini. Gerakan
Posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional sejak dari tahun 1982. Saat ini telah
popular di lingkungan Desa dan RW diseluruh Indonesia. Salah satu penyebab menurunnya
jumlah posyandu adalah tidak sedikit jumlah posyandu diberbagai daerah yang semula ada sudah
tidak aktif lagi.
Pondok Bersalin Desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta masyarakat dalam
menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan dan kesehatan ibu dan kesehatan anak
lainnya. Kegiatan di Pondok Bersalin Desa antara lain melakukan pemeriksaan (Ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, bayi dan balita), memberikan pertolongan persalinan normal yang bersih
dan aman, memberikan pelayanan KB, memberikan imunisasi, penyuluhan kesehatan
masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada kader dan
masyarakat.
Pos Obat Desa merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam pengobatan sederhana
terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat (Penyakit rakyat/penyakit
endemik). Dilapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan dari UKBM
yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu dimana bentuk pelayanannya antara
lain menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan beberapa Program Kesehatan.
Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat termasuk
kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan penurunan kecukupan gizi masyarakat yang selanjutnya
dapat menurunkan status gizi. Dengan sasaran kegiatan yakni:
4) Seluruh ibu hamil dan ibu nifas terutama yang menderita kurang gizi.
E. Pos KB Desa (RW)
Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah berkembang secara
nasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk menjamin kelancaran program berupa
peningkatan jumlah akseptor baru dan akseptor aktif, ditingkat desa telah dikembangkan Pos KB
Desa (PKBD) yang biasanya dijalankan oleh kader KB atau petugas KB ditingkat kecamatan.
Lingkup kegiatan oleh Poskestren adalah takjauh berbeda dengan Pos Obat Desa namun pos
ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat disekitar pesantren yang seperti
diketahui cukup menjamur di lingkungan perkotaan maupun pedesaan.
SBH adalah wadah pengembang minat, pengetahuan dan ketrampilan dibidang kesehatan
bagi generasi muda khususnya anggota Gerakan Pramuka untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dilingkungan sekitar. Sasarannya adalah para peserta didik antara lain: Pramuka
Penegak dan Pandega 17 – 25 tahun, Pramuka Penggalang berusia 14-16 tahun dengan syarat
khusus memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota dewasa, yakni Pamong Saka, Instruktur
Saka serta Pimpinan saka.
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang
diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam
meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain memberikan penyuluhan kesehatan,
melakukan pemeriksaan secara berkala, memberikan pelayanan kesehatan dasar, serta menjalin
kemitraan.
Karang Taruna Husada adalah wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat RW yang
besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam menyalurkan aspirasi dan kreasinya.
Dimasyarakat Karang Taruna banyak perannya pada kegiatan-kegiatan sosial yang mampu
mendorong dinamika masyarakat dalam pem¬bangunan lingkungan dan masyarakatnya
termasuk pula dalam pembangunar, kesehatan. Pada pelaksanaan kegiatan Posyandu, gerakan
kebersihan lingkungan, gotonog-royong pembasmian sarang nyamuk dan lain-lainnya potensi
Karang Taruna ini sangat besar.
K. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
2. Apa saja yang bisa dibahas di dalam kegiatan MMD/Musyawarah Masyarakat Desa ?
Hal yang dibahas pada MMD/Musyawarah Masyarakat Desa adalah terkait hasil Survey Mawas
Diri dan membahas perencanaan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari Survey
Mawas Diri. Dalam kegiatan MMD diharapakan masyarakat mampu mengenal masalah
kesehatan di wilayahnya, sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut, dan mampu
menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya.
Advokasi persiapan forum komunikasi masyarakat merupakan suatu upaya atau proses yang
strategis dan terencana yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dalam suatu forum
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait.
a. Tujuan SMD
Mengumpulkan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan, dan perilaku.
Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatan.
Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam
pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat .
b. Manfaat SMD
Masyarakat sadar akan adanya masalah.
Mengetahui besarnya masalah.
Menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa.
Dasar untuk menyusun pemecahan masalah.
a) Persiapan (Engagement)
Penyiapan Petugas :
• Menyamakan persepsi anggota tim
Penyiapan Lapangan :
• Studi kelayakan daerah sasaran
• Mengurus perijinan
• Menjalin kontak dengan tokoh informal
• Menjalin kontak dengan masyarakat
b) Pengkajian (Assessment)
- Mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan)
- Mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki
- Masyarakat sudah dilibatkan dalam tahap penilaian
- Kadang ditemukan ‘kebutuhan normatif’ yang tidak dirasakan masyarakat
d) Implementasi
- Melaksanakan kegiatan sesuai rencana
- Rinci prosedur operasional untuk melaksanakan program
- Perlu kerjasama yang baik antara petugas dan masyarakat
- Meningkatkan peran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
e) Evaluasi
- Tentukan metode evaluasi
- Lakukan evaluasi bersama masyarakat
- Pilih jenis evaluasi (Formative atau Summative)
- Evaluasi pada komponen proses atau output
- Jawab pertanyaan : • Apakah rencana sudah dilaksanakan
• Apakah tujuan sudah tercapai
• Apakah program sudah berjalan efektif
• Apakah program sudah berjalan efisien
f) Terminasi (Disengagement)
- Saat mengakhiri ‘hubungan’ secara formal dengan sasaran