E-mail: fadhil.nasli2000@gmail.com
No BP: 2010003600068
A. PENDAHULUAN
1. Latarbelakang
jelas khususnya pada bidang hukum. Bila di cermati suramnya hukum, praktik –
Semakin lama semakin tinggi pula tingkatan dalam penyelewengan hukum yang
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Proses peradilan yang diskriminatif, jual beli
putusan hakim atau kolusi polisi. Hakim, advokat, dan, jaksa dalam
dalam penegakan hukum di negeri ini. Begitu banyaknya kasus-kasus yang terjadi di
Indonesia ini, seiring dengan bertambahnya waktu dan perputaran era globalisasi.
dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penegakan hukum dan kurang
sehingga perlu dilakukan sosialisasi tentang apa itu hukum dan pembagian hukum itu
sendiri, dilihat dari perilaku masyarakat Indonesia yang tidak terlalu peduli dan masih
kurangnya edukasi mengenai penerapan hukum yang terjadi di Indonesia, disini saya
sebagai penulis akan membahas tentang perbedaan hukum public dan hukum privat
karena dilihat dari sikap dan perilaku masyarakat yang masih kurang mengetahui apa
itu perbedaanya, dan klasifikasinya, maka dengan ini kami mencoba mengangkatnya
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan hukum pubik dan hukum privat
B. PEMBAHASAN
A. HukumPublik
bertentangan dengan hukum positif jadi yang bersifat tanpa hak yang menimbulkan
1. Hukum Pidana
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya pelanggaran dan
kepentingan hubungan perseorangan dengan negara. Dengan kata lain hukum pidana
Asas berlakunya hukum pidana adalah asas legalitas Pasal 1Ayat (1) KUHP
aturan yang paling ringan sanksinya bagi terdakwa Pasal 1 Ayat (2) KUHP dan Asas
Tiada Pidana Tanpa Kesalahan. Hukum pidana dibagi dalam beberapa bagian yaitu:
dengan hukum positif jadi yang bersifat tanpa hak yang menimbulkan akibat
pidana yang tersebar diluar KUHP ,seperti UU. No. 5 Tahun 1960 Tentang
sebagainya.
a) prefentif (pencegahan)
b) respresif (mendidik)
delik yang dilakukan dengan sengaja, misalnya, sengaja merampas jiwa orang lain
(Pasal 338 KUHP) dan delik yang disebabkan karena kurang hati-hati, misalnya,
karena kesalahannya telah menimbulkan matinya orang lain dalam lalu lintas di
misalnya, melakukan pencurian atau penipuan (Pasal 362 dan378 KUHP) dan
terlepas dari ada atau tidaknya larangan dalam Undang-undang. Karena itu disebut
juga sebagai delik hukum. Pelanggaran (Buku III KUHP), merupakan perbuatan
yang dianggap salah satu justru karena adanya larangan dalam Undang-undang.
Macam-Macam Pidana
Mengenai hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap seseorang yang telah
a) Hukuman Pokok
b) Hukuman Tambahan
2. Hukum Tantra
Hukum Tantra adalah hukum yang mengatur tentang segala kegiatan dalam
bidang kenegaraan atau bidang penyelenggaraan negara, yang pada garis besarnya
terbagi atas:
Hukum tata Negara dalam arti sempit, ialah Hukum pengatur ke tatanegaraan.
Jadi kesimpulan hukum tata Negara menurut para pakar adalah: Peraturan-peraturan
yang mengatur organisasai negara dari tingkat atas sampai bawah, sturktur,tugas dan
asasnya.
Negara dalam arti persekutuan rakyat yaitu adanya suatu bangsa yang hidup
Negara dalam arti wilayah tertentu yaitu adanya suatu daerah tempat berdiamnya
Negara dalam arti Kas atau Fikus yaitu adanya harta kekayaan yang dipegang oleh
Hukum tata negara material ialah segenap peraturan hukum yang isinya
Hukum tata negara formal ialah segenap peraturan hukum yang isinya
negara material.
Adapun asas-asas hukum tata negara yaitu: Asas Pancasila, asas hukum,
kedaulatan rakyat dan demokrasi, asas negara hukum, asas demokrasi, asas
kesatuan, asas pembagian kekuasaan dan check belances, dan asas legalitas.
yang isinya mengatur perihal segala cara kerja dan pelaksanaan wewenang
kepada masyarakat.
4. HUKUM INTERNASIONAL
common law, law of nations, transnational law dan dalam bahasa Perancis dikenal
dengan droit international. Perbedaan terdapat pada kata terjemahan law dan
droit, yang memiliki makna identik hukum atau aturan. Dalam kamus bahasa
indonesia diterjemahkan menjadi « hukum bangsa-bangsa, hukum antara negara,
lokal (internal) atau nasional, melainkan hukum yang berlaku bagi negara-negara
adalah sejauh mana daya ikat tersebut dan bagaimanakah efektifitas hukum
sudah sejak lama meluas manjadi hubungan diluar wilayah kedaulatan suatu
pengaturan transnasional, hukum antara negara, melewati batas dari satu negara
dengan negara lain. Istilah yang digunakan yaitu hukum internasional. Oleh
karena itu, HI dapat disimpulkan pula sebagai suatu hukum yang mengatur
dalam arti luas, sedangkan dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah
sisanya setelah dikurangi oleh Hukum Tata Negara. Hukum Tata Negara adalah
hukum yang meliputi hak dan kewajiban manusia, personifikasi, tanggung jawab,
lahir dan hilangnya hak serta kewajiban tersebut hak-hak organisasi batasan-batasan
Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Secara sederhana, Hukum Tata Negara membahas negara dalam keadaan diam
B. Hukum Privat
Hukum privat atau perdata adalah segala peraturan hukum yang mengatur
hubungan hukum antara orang yang satu dengan dan dengan orang yang lain Hukum
perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik.
Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan
umum (misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan
sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana),
maka hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-
pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata
lainnya.
Hukum privat terbagi dalam dua bagian, yaitu hukum perdata dalam arti luas
1.Hukum Perdata
dalam praktik.
yakni dari Negara Belanda. Konsep BW sendiri berasal dari Code Civil buatan
Prancis. Begitu juga dengan Code Civil yang konsepnya sebenarnya berasal
2. Hukum Dagang
Perdagangan atau Perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli
barang dari suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat
lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.
hukum yang timbul berkenaan dengan adanya hubungan hukum tersebut, sanksi
besangkutan, dalam hal-hal apa saja atau dalam keadaan yang bagaimana saja bisa
hukum yang kita kenal sebagai hukum dagang saat ini mulai muncul dikalangan
mereka yang muncul dalam pergaulan di bidang perdagangan. Ada beberapa hal
yang diatur dalam KUH Perdata diatur juga dalam KUHD. Jika demikian adanya,
(hukum khusus). Dalam hubungannya dengan hal tersebut berlaku adagium lex
penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam kitab ini.
Pasal 15 KUH Dagang, disebutkan bahwa segala persoalan tersebut dalam bab ini
dikuasai oleh persetujuan pihak-pihak yang bersangkutan oleh kitab ini dan oleh
hukum perdata. Pada awalnya hukum dagang berinduk pada hukum perdata.
Undang Hukum Dagang (KUHD) yang sekarang telah berdiri sendiri atau terpisah
KUH dagang mempunyai hubungan yang erat. Hal ini dapat dilihat dari isi Pasal 1
KUH dagang, yang isinya sebagai berikut: Adapun mengenai hubungan tersebut
adalah special derogate legi generali artinya hukum yang khusus: KUH dagang
ini dianggap tidak pada tempatnya. Hali ini dikarenakan hukum dagang relative
sama dengan hukum perdata. Selain itu “dagang” bukanlah suatu pengertian dalam
dalam KUHD hanyalah berdasarkan sejarah saja, yaitu karena dalam hukum
pertengahan.
1) KUHD
2) KUHS
a. Hukum pribadi
Hukum pribadi adalah bagian dari hukum material khusus mengatur tentang
b. Hukum Benda
Hukum benda adalah hukum yang khusus mengatur tentang hal-hal kebendaan
yang menjadi objek pelaksanaan peranan para sunjek hukum yang bersangkutan.
Hukum hak immaterial adalah hukum yang khusus mengatur tentang hak
immaterial, yakni hak seseorang atau suatu pihak atas keaslian ciptaannya yang
sebenar-benarnya.
d. Hukum Perjanjian
Hukum perjanjian adalah hukum yang khusus mengatur tentang segala tata
cara menurut hukum untuk mengadakan perjanjian serta segala akibat yang
e. Hukum Keluarga
Hukum keluarga adalah hukum yang khusus mengatur hal keluarga beserta
f. Hukum Waris
Hukum waris adalah hukum yang khusus mengatur tentang waris mewaris,
yakni bagaimana cara beralihnya segala hak atau kewajiban pewaris kepada ahli waris
menegaskan tentang sikap tindak yang mana saja yang dapat menimbulkan kerugian
bagi pihak lain dan siapa saja yang dapat dimintai tanggungjawabnya serta bagaimana
Persamaan antara hukum publik dan hukum privat adalah kedua-duanya merupakan
mempunyai sanksi hukum tertentu yang dapat dikenakan terhadap para pelanggarnya,
tetap tunduk pada pengecualian yang bisa saja diberlakukan dalam keadaa-keadaan
yang memaksa, dalam hal tidak adanya jalan-jalan yang dapat ditempuh untuk
tanggung jawab berdasarkan tuntutan dari pihak penggugat sebagai pihak yang
langsung dirugikan.
Hukum privat atau perdata adalah segala peraturan hukum yang mengatur
hubungan hukum antara orang yang satu dengan dan dengan orang yang lain Hukum
perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik.
bertentangan dengan hukum positif jadi yang bersifat tanpa hak yang menimbulkan
DAFTAR PUSTAKA
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak Anak
Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana, Deepublish,
Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di Daerah
Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai
Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13,
Nomor 2, 2016.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi Oleh
Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan Ham
Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Berkelanjutan Di
Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, Volume 2, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan Indonesia
Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk Mewujudkan Perlindungan
Anak, Jurnal Respublica Volume 17, Nomor 2, 2018.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain Dengan
Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1, Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia, Deepublish,
Yogyakarta, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan Komnas
Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Mediasi, Jurnal
Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi, Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-Undang Dasar
1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020,
http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.
Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia Untuk Mencapai
Tujuan Negara Hukum, Kertha Semaya Journal Ilmu Hukum, Volume 8, Nomor 7, 2020.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai Sebagai Bentuk
Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal
Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari Yudistia, Ni
Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan Bentuk Pelayanan
Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17, No Nomor, 2020.
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse Narkoba
Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law
Review, Volume 4, Nomor 2, 2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.
Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan Idelogi Pancasila
Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat Pancasila
dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia,
Kebudayaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada Masa Pandemi Covid-
19: Tantangan untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1, Universitas Pancasila, Jakarta,
2020.