Anda di halaman 1dari 7

Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

PERTEMUAN 18
LAPANGAN HUKUM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan pertemuan ke-17 Mahasiswa mampu menjelaskan


Lapangan Ilmu Hukum yaitu Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara dan
Hukum Administrasi Negara.

B. URAIAN MATERI

1. Hukum Pidana

Hukum Pidana (material) atau (ius poenale/strafrecht/ criminal law)adalah


keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang
dapat dipidana karena melanggar peraturan pidana. Dengan kata lain adalah
keseluruhan peraturan atau norma hokum yang berisi perintah dan larangan, dan
barang siapa yang melanggarnya dapat dijatuhi sanksi pidana.

Hukum Pidana pada dasarnya berpokok kepada dua hal utama yaitu perbuatan
yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan pidana. Hukum pidana menentukan pula
sanksi terhadap setiap pelanggaran hukum yang dilakukan dengan sengaja ini pula
yang menjadi pembeda terpenting antara hukum pidana dengan hukum yang lainnya.

Dari rumusan-rumusan definisi hukum pidana yang ada, menurut Moeljatno


dapat disimpulkan bahwa hukum pidana mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk :

1. Menentukan perbuatan-perbuatan masa yang tidak boleh dilakukan, yang


dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi
barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
sebagaimana yang telah diancamkan.

Pengantar Ilmu Hukum


1
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu


dapatdilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar
larangan tersebut.

2. Hukum Perdata

Istilah Hukum Perdata pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Djoyodiguno


sebagai terjemahan dari burgerlijkrecht. Di samping istilah itu, sinonim Hukum
Perdata adalah civielrecht dan privatrecht. Di lihat dari ruang lingkupnya, istilah
Hukum Perdata dalam arti luas, meliputi Hukum Privat Materiil, yaitu segala hukum
pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan. Istilah perdata juga
lazim dipakai sebagai lawan dari pidana. Ada juga yang memakai istilah Hukum Sipil
untuk Hukum Privat Materiil, tetapi karena istilah sipil juga lazim dipakai sebagai
lawan dari militer.

Istilah Hukum Perdata, dalam arti yang sempit, sebagai lawan Hukum Dagang,
seperti dalam Pasal 102 Undang-undang Dasar Sementara, yang menitahkan
pembukuan (kodifikasi) hukum di negara Indonesia terhadap Hukum Perdata dan
Hukum Dagang, Hukum Pidana Sipil maupun Hukum Pidana Militer, Hukum Acara
Perdata dan Hukum Acara Pidana, serta Susunan dan Kekuasaan Pengadilan. Istilah
Perdata telah diterima secara resmi untuk pertama kali dan dicantumkan dalam
perundangundangan Indonesia, yaitu:

1. Konstitusi RIS yang dicantumkan dalam Pasal 15 ayat 2, Pasal 144 ayat (1),
Pasal 156 ayat (1) dan Pasal 158 ayat (1).
2. UUDS yang dicantumkan dalam Pasal 15 ayat (2), Pasal 101 ayat (1) dan
Pasal 106 ayat (3).

Hukum Perdata dapat dibagi dalam dua macam, yaitu Hukum Perdata Materil
dan Hukum Perdata Formil. Hukum Perdata Materil lazim disebut Hukum Perdata,
sedangkan Hukum Perdata Formil disebut Hukum Acara Perdata, yaitu yang
mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila dilanggar oleh
orang lain. Jika dilihat dalam bahasa Inggrisnya, Hukum Perdata dikenal dengan

Pengantar Ilmu Hukum


2
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

istilah Civil Law. Kata Civil berasal dari bahasa Latin yakni, Civis yang berarti warga
negara. Hal tersebut berarti, bahwa Civil Law atau Hukum Sipil merupakan hukum
yang mengatur tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan hak-hak warga
negara dan atau perseorangan. Jika dilihat dari berbagai literatur yang ditulis para
sarjana, juga dijumpai berbagai macam definisi Hukum Perdata, terkadang satu sama
lainnya berbedabeda, namun tidak menunjukkan perbedaan yang prinsipil.
Kebanyakan para sarjana menganggap Hukum Perdata sebagai hukum yang mengatur
kepentingan perseorangan (pribadi) yang berbeda dengan Hukum Publik sebagai
hukum yang mengatur kepentingan umum (masyarakat).

Berikut pengertian Hukum Perdata oleh beberapa pakar hukum, yaitu:

1. Soebekti, Hukum Perdata adalah segala hukum pokok yang mengatur


kepentingan-kepentingan perseorangan.
2. Sri Soedewi, Hukum Perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan
antara warga negara perseorangan dengan satu warga negara
perseorangan yang lain.
3. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata adalah suatu rangkaian hukum
antara orang-orang atau badan satu sama lain tentang hak dan kewajiban.
4. Sudikno Merto Kusumo, Hukum Perdata adalah hukum antar perorangan
yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang
lain di dalam hubungan keluarga dan didalam masyarakat. Pelaksanaannya
diserahkan kepada masing-masing pihak.
5. Safioedin, Hukum Perdata adalah hukum yang memuat peraturan dan
ketentuan hukum yang meliputi hubungan hukum antara orang yang satu
dengan yang lain didalam masyarakat dengan menitik beratkan kepada
kepentingan perorangan.
6. Vollmar, Hukum Perdata adalah aturan-aturan atau norma-norma yang
memberikan perlindungan pada kepentingan perseorangan dalam
perandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan yang lain

Pengantar Ilmu Hukum


3
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

dari orang-orang didalam suatu masyarakat tertentu terutama yang


mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas.
7. Van Dunne, Hukum Perdata adalah suatu peraturan yang mengatur
tentang hal-hal yang sangat esensial bagi kebebasan individu, seperti orang
dan keluarganya,hak milik dan perikatan.

Oleh karena itu dapat kita simpulkan, bahwa Hukum Perdata adalah hukum
yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain
dalam masyarakat yang menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan. Dari
berbagai paparan tentang Hukum Perdata di atas, dapat ditemukan unsur-unsurnya,
yaitu:

1. Adanya kaidah hukum;


2. Mengatur hubungan antara subjek hukum satu dengan yang lain;
3. Bidang hukum yang diatur dalam hukum perdata meliputi hukum orang,
hukum keluarga, hukum benda, hukum waris, hukum perikatan, serta
hukum pembuktian dan kadaluarsa.

Jadi, subtansi yang diatur dalam Hukum Perdata antara lain, yaitu:

1. Hubungan keluarga. Dalam hubungan keluarga akan menimbulkan hukum


tentang orang dan hukum keluarga.
2. Pergaulan masyarakat. Dalam hubungan pergaulan masyarakat akan
menimbulkan hukum harta kekayaan, hukum perikatan, dan hukum waris

3. Hukum Tata Negara

Hukum Tata Negara (material) atau (Staatsrecht/Vervassungsrecht atau


Constitutional law/droit constitutionel) adalah keseluruhan peraturan atau norma
hukum yang mengatur tentang dasar dan tujuan negara, bentuk negara, bentuk
pemerintahan, sistem pemerintahan dan pembagian tugas kekuasaan organisasi
negara serta kewenangannya. Singkatnya HTN (material) mengatur tentang
kewajiban dan kewenangan lembaga lembaga negara yang diatur dalam konstitusi
suatu negara dalam hubungan dengan warganegara dan Hak Asasi Manusia;

Pengantar Ilmu Hukum


4
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Pengertian Hukum Tata Negara Menurut Para Ahli Hukum Tata Negara:

1. Paul Scholten: Hukum Tata Negara (HTN) adalah hukum yang mengatur
mengenai organisasi negara (staatsorganisatie);
2. JHA Logemann: HTN adalah hukum yang mengatur organisasi negara;
3. Van der Pot: HTN adalah peraturan-peraturan yang menentukan
badanbadan yang dibutuhkan beserta kewenangannya masing-masing,
hubungannya satu sama lain, serta hubungannya dengan individu warga
negara;
4. Mac Iver: HTN adalah hukum yang mengatur negara;
5. Muh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim: HTN adalah sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur organisasi negara, hubungan antaralat
perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal, serta kedudukan
warga negara dan hak asasinya;
6. Jimly Asshiddiqie: HTN adalah hukum dan kenyataan praktik yang
mengatur tentang: (1) Nilai-nilai luhur dan cita-cita kolektif rakyat suatu
negara; (2) Format kelembagaan suatu organisasi negara; (3) Mekanisme
hubungan antarlembaga negara; dan (4) Mekanisme hubungan antara
lembaga negara dengan warga negara.
7. Pengertian Umum Hukum Tata Negara HTN (Droit
Constitutionnelle/Bahasa Prancis, Constitutional Law/ Bahasa Inggris,
Staatsrecht/Bahasa Belanda, Verfassungsrecht/ Bahasa Jerman) adalah
seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur organisasi negara, alat
perlengkapan negara, wewenang alat perlengkapan negara, hubungan
antaralat perlengkapan negara, serta tugas dan fungsi alat perlengkapan
negara.

4. Hukum Administrasi Negara

Ilmu Administrasi Negara lahir sejak Woodrow Wilson (1887), yang kemudian
menjadi presiden Amerika Serikat pada 1913-1921, menulis sebuah artikel yang

Pengantar Ilmu Hukum


5
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

berjudul “The Study of Administration” yang dimuat di jurnal Political Science


Quarterly. Kemunculan artikel itu sendiri tidak lepas dari kegelisahan Wilson muda
akan perlunya perubahan terhadap praktik Administrasi Negara yang terjadi di
Amerika Serikat pada waktu itu yang ditandai dengan meluasnya praktik spoil
system(system perkoncoan) yang menjurus pada terjadinya inefektivitas dan
inefisiensi dalam pengelolaan Negara. Studi Ilmu Politik yang berkembang pada saat
itu ternyata tidak mampu memecahkan persoalan tersebut karena memang fokus
kajian Ilmu Politik bukan pada bagaimana mengelola pemerintahan dengan efektif
dan efisien, melainkan lebih pada urusan tentang sebuah konstitusi dan bagaimana
keputusan-keputusan politik dirumuskan.

Menurut Wilson, Ilmuwan Politik lupa bahwa kenyataannya lebih sulit


mengimplementasikan konstitusi dengan baik dibanding dengan merumuskan
konstitusi itu sendiri. Sayangnya ilmu yang diperlukan untuk itu belum ada. Oleh
karena itu, untuk dapat mengimplementasikan konstitusi dengan baik maka
diperlukan suatu ilmu yang kemudian disebut Wilson sebagai IlmuAdministrasi
tersebut. Ilmu yang oleh Wilson disebut ilmu administrasi tersebut menekankan dua
hal, yaitu perlunya efisiensi dalam mengelola pemerintahan dan perlunya
menerapkan merit system dengan memisahkan urusan politik dari urusan pelayanan
publik. Agar pemerintahan dapat dikelola secara efektif dan efisien, Wilson juga
menganjurkan diadopsinya prinsip-prinsip yang diterapkan oleh organisasi bisnis
―the field of administration is the field of business.

Administrasi Negara adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga
elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan
eksekutif serta hal- hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik,
manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang
mengatur penyelenggara negara.

Secara sederhana, administrasi negara adalah ilmu yang mempelajari tentang


bagaimana pengelolaan suatu organisasi publik. Meskipun sama-sama mengkaji

Pengantar Ilmu Hukum


6
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

tentang organisasi, administrasi publik ini berbeda dengan ilmu manajemen. Jika
manajemen mengkaji tentang pengelolaan organisasi swasta, maka administrasi
publik mengkaji tentang organisasi publik/pemerintah, seperti departemen-
departemen, dan dinas-dinas, mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat pusat.
Kajian ini termasuk mengenai birokrasi, penyusunan, pengimplemantasian, dan
pengevaluasian kebijakan public, administrasi pembangunan, kepemerintahan
daerah, dan good governance

C. LATIHAN SOAL / TUGAS

1. Jelaskan Pengertian Hukum Pidana !


2. Jelaskan Pengertian Hukum Perdata !
3. Jelaskan Pengertian Hukum Tata Negara !
4. Jelaskan Pengertian Hukum Administrasi Negara !

D. DAFTAR PUSTAKA

Hans Kelsen, Pengantar Teori Hukum, Nusamedia, Bandung, 2010.


J.B. Dalio, 2000, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika Jakarta, 2000.
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta,1989.
L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Pradya Paramitha, Jakarta, 1985.
R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, RajaGrafindo Persada, Bandung,
2003
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2002.
Sajtipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
Subekti, Pokok-Pokok hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2003
Titik Triwulan Tutik, Pengantar iLmu Hukum, Prestasi Pustakaraya. Jakarta,
2006

Pengantar Ilmu Hukum


7

Anda mungkin juga menyukai