mengatur hubungan subjek hukum (orang dan badan hukum) yang satu dengan
subjek hukum yang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan pribadi dari
subjek hukum tersebut.
Hukum perdana bertujuan untuk mengatur hubungan di antara penduduk atau warga
negara sehari-hari, seperti kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian,
kematian, waris, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan bersifat perdata lainnya.
Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu hukum perdata materil dan hukum
perdana formal. Hukum perdata materil mengatur kepentingan-kepentingan perdata
setiap subjek hukum. Sementara Hukum perdata formal berfungsi menerapkan
hukum perdata materil apabila ada yang melanggarnya.
1. Asas yang melindungi hak-hak asasi manusia: tercantum dalam Pasal 1-3
BW
2. Asas bahwa setiap orang harus mempunyai nama dan tempat kediaman
hukum (domicile): tercantum dalam Pasal 5a dan seterusnya BW
3. Asas perlindungan kepada orang-orang yang tidak cakap untuk melakukan
perbuatan hukum (rechtsonbekwaam): tercantum dalam Pasal 1330 BW Asas
yang membagi hak manusia ke dalam hak kebendaan dan hak perorangan
4. Asas hak milik itu adalah fungsi sosial: bahwa orang tidak dibenarkan untuk
membiarkan atau menggunakan hak miliknya secara merugikan orang atau
masyarakat (lihat Pasal 1365 BW)
5. Asas pacta sunt servanda: setiap perjanjian itu mengikat para pihak dan
harus ditaati dengan iktikad baik (lihat Pasal 1338 BW)
6. Asas kebebasan dalam membuat perjanjian dan persetujuan: sering juga
dikenal dengan asas kebebasan berkontrak, setiap orang bebas dalam
membuat perjanjian bagaimana pun bentuk dan isinya
dengan syarat tidak bertentangan dengan kesusilaan, tertib hukum, dan
undang-undang yang berlaku.