Anda di halaman 1dari 48

HUKUM DAN PERJANJIAN

CHAPTER I
By. Nurti Widayati, SH., MH.
PENGERTIAN HUKUM
• Hukum adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
norma-norma dan aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku manusia.
• Hukum merupakan aturan yang tertulis maupun tidak
tertulis yang dapat mengatur masyarakat dan dikenai sanksi
jika melanggarnya.
• Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan
petunjuk hidup berupa perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib masyarakat. Tata tertib tersebut harus
dipatuhi masyarakat. Jika melanggar maka akan
menimbulkan tindakan dari pemerintah.
SUMBER HUKUM
1. Sumber Hukum Formil
• Undang-Undang, merupakan sumber hukum secara tertulis yang
dibuat oleh Lembaga Eksekutif dan Lembaga Legislatif
• Adat-istiadat, berlaku dikalangan masyarakat tertentu dan di
dalam wilayah tertentu.
• Traktat, merupakan perjanjian yang disepakati oleh suatu negara
dengan negara lain.
• Yurisprudensi, merupakan suatu putusan hakim yang belum ada
penyelesaian hukumnya. Kemudian ini menjadi pedoman perkara
lainnya yang serupa dengan kasus yurisprudensi ini.
• Doktrin, adalah pendapat para ahli hukum sebagai asas-asas atau
dasar yang penting dalam dunia hukum.
SUMBER HUKUM
2. Sumber Hukum Materil
Sumber hukum materil merupakan akibat dari berbagai macam gejala politik,
ekonomi, ideologi, sosial, budaya dari kehidupan masyarakat. Sehingga
memerlukan sumber hukum yang sesuai dengan kondisi tersebut. Artinya dari
kondisi tersebut akan timbul dasar hukum yang baru.
KARATERISTIK HUKUM
• Bersifat memaksa. Setiap orang wajib hukumnya
untuk mematuhi setiap aturan yang ada tanpa
terkecuali. Hukum tidak melihat golongan, suku maupun
ras.
• Adanya sanksi. Ketika orang melanggar peraturan yang
telah ditetapkan, mereka harus mematuhinya. Jika
melanggar akan mendapatkan sanksi atau hukuman kepada
pelaku yang dapat membuat mereka jera.
• Adanya Perintah dan larangan. Merupakan hal yang harus
dipatuhi dan hal yang tidak dapat dilakukan di masyarakat.
TUJUAN HUKUM
• Terwujudnya ketentraman, ketertiban dan
kesejahteraan masyarakat.
• Kemakmuran masyarakat akan terjamin.
• Pergaulan masyarakat akan lebih tertata dan menjadi
petunjuk atau pedoman dalam menghadapi keputusan
negara.
• Hukum digunakan sebagai sarana mewujudkan
keadilan sosial dan sebagai penegak pembangunan.
UNSUR HUKUM
1. Hukum dapat mengatur kehidupan bermasyarakat, hukum yang
mengatur masyarakat akan membantu memecahkan masalah
yang ada. setiap interaksi dari masyarakat, diatur oleh hokum
2. Dibuat Oleh Lembaga Berwenang, hukum dibuat oleh badan atau
lembaga yang telah diakui resmi oleh negara,
3. Aturan Yang Sifatnya Memaksa, jika individu melakukan
pelanggaran hukum maka pastinya akan dikenakan oleh sanksi
ataupun hukuman. Sanksi tegasnya telah diatur oleh hukum.
4. Sanksi Atau Pelanggaran
Pelanggar hukum pasti akan dikenakan sanksi. Sanksi diberikan
akan disesuaikan lagi dengan pelanggaran yang diperbuat
PENGELOMPOKAN HUKUM
1. Hukum Privat. Hukum privat mengatur antara hubungan
sesama manusia, dengan menitikberatkan pada kepentingan
yang disepakati. Contohnya Hukum Perdata, (hukum sipil)
dan Hukum Dagang.
2. Hukum Publik. Hukum publik mengatur tentang hubungan
antar sesama warga negara yang menyangkut kepentingan
umum. Contoh hukum publik adalah hukum pidana, hukum
administrasi negara dan hukum tata negara
HUKUM PERDATA
INDONESIA

SEJARAH
ARTI
DEFINISI
SISTEMATIKA
ANEKA RAGAM
SEJARAH HUKUM PERDATA INDONESIA

ROMAWI  Corpus Iuris Sivilis (527 – 565)

PRANCIS  Code Civil des Francais


(1807)

BELANDA  Bugerlijk Wetboek (1838)

INDONESIA  KUHPdt (1848)


SEJARAH HUKUM DAGANG INDONESIA

ROMAWI  Corpus Iuris Sivilis (527 – 565)

PRANCIS  Code du Commerce (1807)

BELANDA  Wetboek van


Kophandel(1838)

INDONESIA  KUHD (1848)


HUKUM PERDATA INDONESIA
 Hukum Perdata Indonesia berasal dari bahasa Belanda
“Bugerlijk Recht”.
 Hukum Perdata Indonesia bersumber pada Kitab Undang
Undang Hukum Perdata yang disingkat KUHPdt yang dalam
bahasa Belanda disebut Bugerlijk Wetboek, disingkat BW.
 Hukum Perdata Indonesia bersumber pada KUHPdt ialah
Hukum Perdata tertulis yang sudah dikodifikasikan pada
tanggal 1 Mei 1848.
 Kodifikasi : pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab
undang-undang secara sistematis dan lengkap.
HUKUM PERDATA INDONESIA
DEFINISI
 Menurut Prof. R. Subekti, SH
Hukum Perdata dalam arti luas meliputi semua hukum
privat materiil  yaitu segala hukum pokok yang
mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan.
 Menurut Prof. Wirjono Prodjodikoro, SH
Hukum Perdata adalah suatu rangkaian hukum antara
orang-orang atau badan hukum satu sama lain
tentang hak dan kewajiban.
ARTI HUKUM PERDATA
• Adalah hukum yang mengatur hubungan antara seseorang
dengan orang lain.
• Yang tergolong dalam hukum perdata adalah :
Hukum Bisnis, Hukum Dagang, Hukum Benda, Hukum
Perikatan dll.
• Pengaturan hukum perdata :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata - KUHPdt (Burgerlijk
Wetboek/BW),
2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang - KUHD (Wetboek
van Koophandel/WvK)
SISTEMATIKA & SUMBER HUKUM PERDATA INDONESIA
 Buku I : “Perihal Orang”
Memuat tentang diri seseorang dan hukum keluarga
 Buku II : “Perihal Benda”
Memuat hukum perbendaan serta hukum waris
 Buku III : “Perihal Perikatan”
Memuat hukum kekayaan yang mengenai hak dan kewajiban yang
berlaku terhadap orang atau pihak tertentu.
 Buku IV : “Perihal Pembuktian dan Lewat Waktu”
Memuat perihal alat-alat pembuktian dan akibat lewat waktu
terhadap hubungan-hubungan hukum.

 Sumber Hukum Perdata Indonesia  KUHPdt


SUBYEK HUKUM (Hukum Orang/buku I)
 Dalam hukum : perkataan “Orang” atau “Persoon” berarti
Pembawa Hak atau Subyek Hukum
yaitu “Segala sesuatu yg mempunyai hak & kewajiban”

 Subyek Hukum terdiri dari :


Manusia ( natuurlijke persoon )
Badan Hukum (rechtspersoon)
SUBYEK HUKUM
Manusia ( natuurlijke persoon )
Berlakunya seseorang sebagai pembawa hak, mulai pada saat ia
dilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal.
Setiap manusia pribadi menurut hukum mempunyai hak, tetapi tidak
selalu cakap untuk melakukan perbuatan hukum (handelings bekwaam).
Pasal 1330 KUHPerdata tentang yang tidak cakap untuk membuat
perjanjian adalah :
1.Orang-orang yang belum dewasa,
2.Orang yang ditaruh di bawah pengampuan (curetele ) yang terjadi karena
gangguan jiwa, pemabuk atau pemboros.
3.Orang wanita yang dalam perkawinan atau yang berstatus sebagai isteri.
• Perbuatan Hukum adalah setiap perbuatan yang
menimbulkan akibat hukum, misalnya perjanjian jual beli,
perjanjia sewa menyewa, perjanjian pernikahan dll.
BADAN HUKUM
Badan Hukum : suatu badan yang disamping manusia perorangan
juga dapat bertindak dalam hukum dan mempunyai hak 2, kewajiban2
dan kepentingan2 hukum terhadap orang lain atau badan 2 lain.
Badan Hukum dibedakan dalam 2 macam, yaitu:
Badan Hukum Publik (Publiek rechtspersoon) yang sifatnya terlihat
unsur kepentingan publik/umum, yang ditangani oleh Negara.
(Contohnya : Negara, Provinsi, Kabupaten, BUMN)
Badan Hukum Privat (Privaat rechtspersoon) yang sifatnya terlihat
unsur kepentingan individual/perorangan.
(Contohnya : PT, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Gereja, dll)
BADAN HUKUM
Suatu Badan/Perkumpulan dapat minta pengesahan
statusnya sebagai Badan Hukum dengan cara : (syarat
formal)
didirikan dengan akte notaris
didaftarkan di Panitera Pengadilan Negeri
dimintakan pengesahan anggaran dasarnya kepada Menteri
Kehakiman
diumumkan dalam berita Negara
OBYEK HUKUM (Hukum Benda/buku II)

Benda ( zaak ) adalah segala sesuatu yang dapat dihaki oleh


orang.
Objeyk hukum adalah benda yang berarti segala sesuatu yang
berguna bagi subyek hukum atau segala sesuatu yang menjadi
pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subyek hukum.
Pembagian benda :
1. Benda bergerak
2. Benda tak bergerak
HAK KEBENDAAN
Adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atau
suatu benda yang dapat dipertahankan terhadap tiap orang.

HAK KEBENDAAN YANG BERLAKU SEKARANG

Berdasarkan pasal 16 ayat (1) UUPA hak-hak atas tanah yang


berlaku sekarang antara lain:
1. Hak milik ----------------- (eigendom)
2. Hak guna usaha ------- (erpacht)
3. Hak guna bangunan--- (opstal)
4. Hak pakai ------------- (vruchtgebruik)
5. Hak sewa
HAK MILIK
 Hak Milik : adalah hak turun-temurun, terkuat dan
terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah,
dengan mengingat bahwa semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial;
 Hak milik/semua hak atas tanah mempunyai fungsi
sosial artinya untuk kepentingan umum/sosial
pemegang hak atas tanah harus merelakan tanahnya
untuk dipergunakan bagi kepentingan umum/sosial,
dengan menerima kopensasi sesuai ketentuan yang
berlaku.
HAK GUNA USAHA & HAK GUNA BANGUNAN
 Hak Guna Usaha:
Usaha hak untuk mengusahakan tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu paling lama
25 s/d 35 tahun, waktu mana dapat diperpanjang (25 thn).
 (HGU terjadi karena penetapan pemerintah (karena tanah
Negara)
 Hak Guna Bangunan : hal untuk mendirikannya dan mempunyai
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan
jangka waktu paling lama 20 tahun.
 HGB terjadi karena penetapan pemerintah untuk tanah negara
dan berdasarkan perjanjian authentic untuk tanah milik pribadi.
HAK PAKAI & HAK SEWA
 Hak Pakai : adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang bukan
perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah.
 Hak Pakai
Paka diberikan untuk jangka waktu tertentu atau selama tanahnya
dipergunakan untuk keperluan yang tertentu.
 Konvensasi dalam hak pakai dapat berupa wewenang dan kewajiban yang
diputuskan dalam keputusan pemberiannya.
 Hak Sewa : adalah hak untuk mempergunakan tanah milik orang lain oleh
seseorang atau suatu badan hukum untuk keperluan bangunan, dengan
membayar pada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa.
HAK KEBANDAAN YANG DAPAT MENJADI JAMINAN HUTANG

HAK GADAI HAK HIPOTEK


Adalah suatu hak kebendaan atas Adalah suatu hak kebendaan ats
suatu benda yang bergerak suatu benda tak bergerak, bertujuab
kepunyaan orang lain, yang untuk mengambil pelunasan suatu
semata-mata diperjanjikan dengan hutang dari pendapatan penjualan
menyerahkan bezit atas benda benda itu.
tersebut, dengan tujuan untuk
mengambil pelunasan suatu
hutang dari pendapatan penjual
benda itu, lebih dahulu dari
penagih-penagih lainnya.
PERBEDAAN PAND DENGAN HYPOTHEEK

PAND/GADAI HIPOTIK
Jaminan benda bergerak Jaminan benda tak bergerak

Disertai dengan penyerahan kekuasaan Tidak disertai dengan penyerahan kekuasaan


atas barang atas barang
Gadai hapus, jika barang yg menjadi Hipotik tetap terletak sebagai beban di atas
tanggungan berpindah ke tangan orang benda yang dijadikan tanggungan meskipun
lain benda itu dipindahkan kepada orang lain
HUKUM BISNIS ATAU BUSINESS LAW
• Hukum bisnis merupakan hukum yang mengatur tata
cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri
atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang
dari entepreneur dalam resiko dan usaha tertentu dengan
motif mendapatkan keuntungan tertentu pula.

• Contoh hukum bisnis adalah perlindungan konsumen (UU


No. 8/1999), Hak Kekayaan Intelektual (UU No.5/1999)
dll
FUNGSI HUKUM BISNIS
1. Menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi pelaku
bisnis.
2. Pelaku bisnis dapat lebih mengetahui hak dan kewajbannya
saat mambangun bisnis, sehingga bisnisnya tidak
menyimpang dari aturan yang ada dan telah tertulis dalam
Undang-Undang.
3. Pelaku bisnis lebih memahami suatu hak-hak dan
kewajibannya dalam suatu kegiatan bisnis
4. Terwujudnya sikap dan perilaku bisnis atau kegiatan bisnis
yang adil, jujur, wajar, sehat, dinamis, dan berkeadilan
karena telah memiliki kepastian hukum.
TUJUAN HUKUM BISNIS

1. Menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar


secara efisien dan lancar.
2. Melindungi berbagai jenis usaha, khususnya untuk jenis
Usaha Kecil Menengah (UKM).
3. Membantu memperbaiki sistem keuangan dan
perbankan.
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku
ekonomi atau pelaku bisnis.
5. Mewujudkan bisnis yang aman dan adil untuk semua
pelaku bisnis.
HUKUM PERIKATAN
PERIKATAN
• Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang
atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
• Pihak yang berhak menuntut sesuatu, dinamakan Kreditur atau
si berpiutang,
• Pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan di namakan
Debibur atau si berutang.
• Hak si berpiutang itu dijamin oleh hukum atau undang-undang.
• Apabila tuntutan itu tidak dipenuhi secara sukarela, si
berpiutang dapat menuntutnya di depan hakim.
TIMBULNYA PERIKATAN

1. Perikatan yang timbul dari perjanjian


Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang
lain untuk melaksanakan suatu hal.
Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang
membuatnya.
2. Perikatan yang timbul dari undang-undang
Undang-undang meletakan kewajiban kepada orang tua dan anak untuk
saling memberikan melaksanakan hak dan kewajibannya, kewajiban orang
tua memberikan nafkah dan sebaliknya hak anak mendapatkan pendidikan
dll
Ini adalah suatu perikatan yang lahir dari Undang-Undang semata-mata atau
dari undang-undang saja.
ASAS PERJANJIAN
• Asas kebebasan berkontrak (freedom of
contracts)
• Asas konsensualitas (concensualism)
• Asas kepastian hukum (pacta sunt servanda)
• Asas kepribadian (personality)
• Asas itikad baik (good faith)
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
• Memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk
membuat perjanjian apa saja asalkan tidak bertentangan
dengan peraturan dan ketertiban umum.
• Asas kebebasan berkontrak yang isinya memberikan
kebebasan kepada para pihak untuk :
1. Membuat atau tidak membuat perjanjian,
2. Mengadakan perjanjian dengan siapapun,
3. Menentukan isi dari perjanjian, pelaksanaan dan
persyaratan,
4. Menentukan bentuk perjanjian yaitu secara tertulis atau
tidak tertulis atau lisan
ASAS KONSENSUALITAS
• Perjanjian itu ada atau tercapai apabila ada kata sepakat dari
kedua belah pihak mengenai hal-hal yang pokok dan
tidaklah diharuskan adanya suatu formalitas tertentu,
• Pengecualian : pada perjanjian penghibahan benda tak
bergerak (tanah) yang harus dilakukan dengan akte notaris,
sehingga harus dalam bentuk tertulis, apabila tidak dalam
bentuk tertulis maka perjanjian tersebut batal,
• Asas konsensualitas terdapat dalam pasal 1320 BW
(KUHPerdata) yang isinya adalah tentang syarat sah nya
perjanjian.
ASAS PACTA SUN SERVANDA
• Pengaturan tentang asas pacta sunt servanda pada hukum positif, diatur
dalam pasal 1338 ayat (1) dan (2) KUHPer yang mengatur:
1. Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya;
2. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan
kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh
undang-undang.
• Para pihak yang melakukan perjanjian harus mematuhi perjanjian yang
mereka buat.
• Perjanjian yang dibuat tidak boleh diputuskan secara sepihak tanpa
adanya kesepakatan bersama.
ASAS KEPRIBADIAN
• Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa
seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak
hanya untuk kepentingan perseorangan saja.
• Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan
atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri, bahwa untuk
mengadakan suatu perjanjian, orang tersebut harus untuk
kepentingan dirinya sendiri.
• Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya.
• Hal ini mengandung maksud bahwa perjanjian yang dibuat
oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya.
ASAS ITIKAD BAIK
• Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik, asas ini
merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan
debitur harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh
maupun kemauan baik dari para pihak.
• Asas itikad baik terbagi menjadi dua macam,
1. Perjanjian yang dibuat harus memperhatikan norma-norma
kepatutan dan kesusilaan,
2. Perjanjian yang dibuat harus mencerminkan suasana bathin
yang tidak menunjukkan adanya kesengajaan untuk
merugikan pihak lain.
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN PASAL 1320 BW
(BURGERLIJK WETBOEK)/KUHPERDATA
1. KESEPAKATAN, subyek yang mengadakan perjanjian harus bersepakat,
setuju mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian,
2. KECAKAPAN PARA PIHAK, orang yang mengadakan perjanjian harus
cakap menurut hokum, cakap menurut hokum adalah dewasa dan
sehat akal pikiran,
3. SUATU HAL TERTENTU, apa yang menjadi kewajiban Debitur dan apa
yang menjadi hak dari Kreditur, hal terentu menjadi obyek dari
perjanjian yaitu hak dan kewajiban,
4. CAUSA YANG HALAL, isi dan tujuan dari para pihak dalam melakukan
perjanjian tidak boleh melanggar Undang-Undang, kesusilaan dan
ketertiban umum.
AKIBAT HUKUM APABILA SYARAT PERJANJIAN TIDAK DIPENUHI
• Apabila syarat subyektif, yaitu kata sepakat dan kecakapan
tidak dipenuhi dalam perjanjian, maka perjanjian tersebut
dapat dibatalkan oleh salah satu pihak dan menjadi tidak
berlaku sejak dibatalkan, namun jika salah satu pihak tidak
meminta perjanjian tersebut dibatalkan maka perjanjian
tersebut dianggap sah dan tetap berlaku,
• Apabila syarat obyektif, yaitu sesuatu hal dan causa yang
halal tidak dipenuhi dalam perjanjian, maka perjanjian
tersebut batal demi hokum atau batal dengan sendirinya
artinya sejak semula tidak pernah dilahirkan suatu
perjanjian.
PRESTASI
• Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitor dalam setiap
perikatan.
• Menurut Pasal 1234 KUH Perdata, setiap perikatan adalah untuk
memberikan sesuatu,untuk berbuat sesuatu,atau tidak berbuat sesuatu.
• Kewajiban memenuhi prestasi dari debitur selalu disertai dengan
tanggungjawab (liability), artinya debitur mempertaruhkan harta
kekayaannya sebagai jaminan pemenuhan hutangnya kepada kreditor.
• Dengan demikian, objek perikatan/perjanjian adalah :
1. Untuk memberi atau menyerahkan sesuatu,contoh: Perjanjian jual
beli,tukar menukar.
2. Berbuat sesuatu,contoh:membuat lukisan,perjanjian perburuhan.
3. Tidak berbuat sesuatu,contoh :tidak mendirikan perusahaan sejenis.
WANPRESTASI
• Wanprestasi adalah suatu keadaan dimana seorang debitur
tidak melakukan janji (tidak melaksanakan prestasi).
• Jadi apabila debitur tidak melakukan apa yang dijanjikan
akan dilakukannya, maka ia dikatakan melakukan
wanprestasi atau tidak dipenuhinya prestasi,
1. Debitur sama sekali tidak memenuhi perikatan.
2. Debitur terlambat memenuhi perikatan.
3. Debitur keliru atau tidak pantas memenuhi perikatan.
FAKTOR YANG MENYEBABKAN
WANPRESTASI
1. Adanya Kelalaian Debitur
Kelalaian adalah peristiwa dimana seorang debitur seharusnya tahu atau
patut menduga, bahwa dengan perbuatan atau sikap yang diambil olehnya
akan timbul kerugian.
2. Karena Adanya Keadaan Memaksa (overmacht/force majure)
Keadaan memaksa ialah keadaan tidak dapat dipenuhinya prestasi
oleh pihak debitur karena terjadi suatu peristiwa bukan karena kesalahannya,
peristiwa mana tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga akan terjadi
pada waktu membuat perikatan.
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI
1. Membayar Ganti Rugi
Ganti rugi adalah membayar segala kerugian karena musnahnya atau
rusaknya barang-barang milik kreditur akibat kelalaian debitur.
2. Pembatalan Kontrak atau perjanjian,
Pembatalan ini bukan berarti membebaskan kewajiban Debitur tetapi
memberikan jangka waktu melakukan prestasi.
3. Peralihan resiko
Bentuk peralihan risiko berlaku dalam suatu perjanjian yang berkaitan
dengan objek pada suatu barang, seperti dalam hal perjanjian
pembiayaan leasing.
DEBITUR DAPAT MENGAJUKAN BEBERAPA ALASAN UNTUK
MEMBEBASKAN DIRINYA DARI SANKSI

1. Debitur mengajukan alasan bahwa tidak terpenuhinya


kewajiban atau prestasinya debitur dikarenakan adanya
keadaan yang memaksa (overmacht, force majeur);
2. Debitur mengajukan alasan bahwa tidak terpenuhinya
kewajiban atau prestasinya debitur dikarenakan kreditur
selaku pelaku usaha telah lalai (exceptio non adimpleti
contractus);
3. Debitur mengajukan alasan bahwa dikarenakan kreditur
telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi.
HAPUSNYA PERJANJIAN
Pasal 1381 BW menyebutkan bahwa hapusnya Perikatan
(Perjanjian) adalah :
1.Pembayaran,
2.Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan
penyimpanan atau penitipan barang,
3.Pembaharuan hutang,
4.Perjumpaan hutang/kompensasi,
5.Percampuran hutang,
6. Pembebasan hutang,
7. Musnahnya suatu barang,
8. Pembatalan,
9. Berlakunya syarat Batal,
10. Lewat Waktu

Anda mungkin juga menyukai