Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR HUKUM

INDONESIA

TATA HUKUM

Tata hukum adalah susunan hukum yang terdiri atas aturan-aturan hukum yang tertata sedemikian rupa
sehinggga memudahkan seseorang untuk menemukannya untuk menyelesaikan suatu peristiwa hukum
tertentu dalam masyarakat.

TATA HUKUM INDONESIA

Tata hukum indonesia adalah segala aturan hukum yang berlaku di negara Indonesia.

• Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang dinamis dan berkembang terus dari waktu
ke waktu

• Diperlukan pula aturan aturan tata hukum yang bersifat dinamis

• Oleh karena itu, tata hukum di Indonesia senantiasa berubah dari waktu ke waktu dan saling
berhubungan satu sama lain serta saling menentukan.

RUANG LINGKUP

Pengantar Hukum Indonesia membahas mengenai hukum positif yang berlaku di Indonesia sehingga
fungsi dari pengantar hukum indonesia adalah untuk mengantarkan dan membantu setiap orang untuk
mempelajari hukum positif yang berlaku di Indonesia.

Hukum Positif:

Kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis dan tidak tertulis yang pada saat ini sedang berlaku dan
mengikat secara umum atau khusus dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan
dalam negara Indonesia

PENGGOLONGAN HUKUM

Menurut C.S.T. Kansil, hukum digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Menurut Sumbernya:

• Undang-Undang

• Kebiasaan

• Traktat

• Yurisprudensi

• Doktrin
2. Menurut Bentuknya:

• Hukum Tertulis

 Hukum Tertulis yang dikodifikasikan

 Hukum Tertulis yang tidak dikodifikasikan

 Hukum Tidak Tertulis

3. Menurut Tempat Berlakunya

• Hukum Nasional

• Hukum Internasional

• Hukum Asing

4. Menurut Waktu Berlakunya:

• Ius Constitutum (Hukum Positif)

• Ius Constituendum

• Ius Naturale

5. Menurut Cara Mempertahankannya

• Hukum Materil

• Hukum Formil

6. Menurut Isinya

a) Hukum Privat

• Hukum Keluarga

• Hukum Benda

• Hukum Perorangan

• Hukum Waris

• Hukum Dagang

b) Hukum Privat

• Hukum Tata Negara


• Hukum Administrasi Negara

• Hukum Internasional

• Hukum Pidana

Hukum pidana

Hukum pidana menitikberatkan kepada kepentingan umum atau negara. Hukum pidana berisi:

1. Peraturan Hukum yang melarang perbuatan tertentu;

2. Perbuatan yang mengharuskan seseorang melakukan perbuatan tertentu.

Jenis hukuman pidana (Pasal 10 KUHP):

1. Hukuman pokok : Hukuman pokok terdiri dari hukuman mati, penjara, kurungan, dan denda.

2. Hukuman tambahan : Hukuman tambahan berupa pencabutan beberapa hak-hak tertentu,


misalnya: hak untuk dipilih dalam pemilu atau hak untuk diangkat sebagai TNI. Hukuman
tambahan berupa rampasan barang-barang tertentu, misalnya pengumuman keputusan hakim.

PERISTIWA HUKUM

Yang dimaksud dengan peristiwa hukum atau kejadian hukum atau rechtsfeit adalah peristiwa
kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh hukum, namun demikian tidak setiap peristiwa
kemasyarakatan akibatnya diatur oleh hukum.

Contoh pertama :

Peristiwa transaksi jual beli barang. Pada peristiwa ini terdapat akibat yang diatur oleh hukum, yaitu
timbulnya hak dan kewajiban, sebagaimana pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bahwa;

”Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan”.

Contoh kedua :

Peristiwa kematian seseorang. Pada peristiwa kematian seseorang secara wajar, dalam hukum perdata
akan menimbulkan berbagai akibat yang diatur oleh hukum, misalnya penetapan pewaris dan ahli waris.
Pada pasal 830 Kitab Undang-undang Hukum Perdata berbunyi
“Pewarisan hanya berlangsung karena kematian”.

Sedangkan apabila kematian seseorang tersebut akibat pembunuhan, maka dalam hukum pidana akan
timbul akibat hukum bagi si pembunuh yaitu ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya
sebagaimana disebutkan pada pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana bahwa

”Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena makar atau
pembunuhan atau doodslag, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun”.

Contoh ketiga :

Seorang pria menikahi wanita secara resmi. Peristiwa pernikahan atau perkawinan ini akan
menimbulkan akibat yang diatur oleh hukum yakni hukum perkawinan dimana dalam peristiwa ini
timbul hak dan kewajiban bagi suami istri.

Pada  pasal 31 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan berbunyi;

“Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum”.

Sedangkan pasal 34 ayat (2) menetapkan ”Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya”.

Berdasarkan contoh-contoh diatas, ternyata peristiwa hukum itu dapat di bedakan menjadi 2, yaitu :

a. Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum;

b. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum.

PENGANTAR HUKUM TATA NEGARA

ISTILAH DAN PENGERTIAN HUKUM TATA NEGARA

Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan suatu negara
beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara tersebut. Sehubungan dengan itu dalam
lingkungan Hukum Ketatanegaraan dikenal berbagai istilah yaitu :

 Di Belanda umumnya memakai istilah “staatsrech” yang dibagi menjadi staatsrech in ruimere zin
(dalam arti luas) dan staatsrech In engere zin (dalam arti luas). Staatsrech in ruimere zin adalah
Hukum Negara. Sedangkan staatsrech in engere zin adalah hukum yang membedakan Hukum
Tata Negara dari Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Tata
Pemerintah.
 Di Inggris pada umumnya memakai istilah “Contitusional Law”, penggunaan istilah tersebut
didasarkan atas alasan bahwa dalam Hukum Tata Negara unsur konstitusi yang lebih menonjol.

 Di Perancis orang mempergunakan istilah “Droit Constitutionnel” yang di lawankan dengan


“Droit Administrative”, dimana titik tolaknya adalah untuk membedakan antara Hukum Tata
Negara dengan Hukum Aministrasi Negara.

 Sedangkan di Jerman mempergunakan istilah Verfassungsrecht: Hukum Tata Negara dan


Verwassungsrecht: Hukum Administrasi negara.

DEFINISI HUKUM TATA NEGARA

J.H.A Logemann

 Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara.

 Menurut Logemann Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan
kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan sesuatu masyarakat

Van Vollenhoven

 Hukum Tata Negara adalah Hukum yang mengatur semua masyarakat hukum atasan dan
masyarakat Hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-masing itu menentukan
wilayah lingkungan masyarakatnya.

 Menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan


masyarakat hukum itu serta menentukan susunan dan wewenang badan-badan tersebut.

Scholten

 Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara. Kesimpulannya,
bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana kedudukan organ-organ dalam
negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta tugasnya masing-masing.

Paton George Whitecross

 Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugasnya,
wewenang dan hubungan antara alat pelengkap negara itu.

Van der Pot

 Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang


diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu dengan yang lain dan hubungan
dengan individu yang lain.

Wade and Phillips


 Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugasnya, dan
hubungan antara alat pelengkap negara itu

J. Maurice Duverger

 Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum privat yang mengatur organisasi dan
fungsi-fungsi politik suatu lembaga nagara.

J.R. Stellinga

 Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan kewajiban-keawajiban alat-
alat perlengkapan Negara, mengatur hak, dan kewajiban warga Negara.

L.J. Apeldorn

Pengertian Negara mempunyai beberapa arti :

 Negara dalam arti penguasa, yaitu adanya orang-orang yang memegang kekuasaan dalam
persekutuan rakyat yang mendiami suatu daerah.

 Negara dalam arti persekutuan rakyat yaitu adanya suatu bangsa yang hidup dalam satu daerah,
dibawah kekuasaan menurut kaidah-kaidah hukum

 Negara dalam arti wilayah tertentu yaitu adanya suatu daerah tempat berdiamnya suatu bangsa
dibawah kekuasaan.

Tidak ada kesatuan pendapat di antara para ahli mengenai HTN. Dari pendapat yang beragam tersebut,
kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya:

 Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang ilmu hukum, yaitu hukum kenegaraan yang berada
di ranah hukum publik

 Definisi hukum tata negara telah dikembangkan oleh para ahli, sehingga tidak hanya mencakup
kejian mengenai organ negara, fungsi, dan mekanisme hubungan antar organ negara itu, tetapi
mencakup pula persoalan-persoalan yang terkait mekanisme hubungan antar organ-organ
negara dengan warga negara

 Hukum tata negara dalam arti luas mencakup baik hukum yang mempelajari negara dalam
keadaan diam (staat in rust) maupun mempelajari negara dalam keadaan bergerak (staat in
beweging)

OBJEK KAJIAN HTN

OBYEK KAJIAN HUKUM TATA NEGARA

 Obyek kajian ilmu hukum tata negara adalah negara. Dimana negara dipandang dari sifatnya
atau pengertiannya yang konkrit. Artinya obyeknya terikat pada tempat, keadaan dan waktu
tertentu. Hukum tata negara merupakan cabang ilmu hukum yang membahas tatanan, struktur
kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur organ atau struktur kenegaraan serta
mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara.

LINGKUP HTN

Ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum dari negara sebagai organisasi, yaitu:

 Bentuk Negara (Kesatuan atau Federasi)

 Bentuk Pemerintahan (Kerajaan atau Republik)

 Sistem Pemerintahan (Presidentil, Parlementer, Monarki)

 Corak Pemerintahan (Diktator Praktis, Nasionalis, Liberal, Demokrasi)

 Sistem Pendelegasian Kekuasaan Negara (Desentralisasi, meliputi jumlah, dasar, cara dan
hubungan antara pusat dan daerah)

HUBUNGAN HTN DENGAN ILMU LAIN

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara

Ilmu Negara mempelajari :

 Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat.

 Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori-teori mengenai negara, serta hakekat
negara.

Hukum Tata Negara mempelajari :

 Negara dalam keadaan konkrit artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat.

 Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu negara.

 Hukum Tata Negara mempelajari negara dari segi struktur.

Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara
merupakan dasar dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata
Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang Negara
merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik

 Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur organisasi


kekuasaan Negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat dari aspek perilaku
kekuasaan tersebut.
 Setiap produk Undang-Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik karena
setiap Undang-Undang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh Lembaga-Lembaga politik

 Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang adalah produk hukum yang dibentuk oleh alat-alat
perlengkapan Negara yang diberi wewenang melalui prosedur dan tata cara yang sudah
ditetapkan oleh Hukum Tata Negara.

 Dengan kata lain Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia Hukum Tata Negara sebaliknya
Hukum Tata Negara merumuskan dasar dari perilaku politik/kekuasaan. Menurut Barrents,
Hukum Tata Negara ibarat sebagai kerangka manusia, sedangkan Ilmu Politik diibaratkan
sebagai daging yang membalut kerangka tersebut.

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Admistrasi Negara

 Menurut Oppenheim HTN adalah sekumpulan peraturan hukum yang membentuk alat-alat
perlengkapan negara dan aturan yang memberi wewenang kepada alat-alat perlengkapan
negara dan membagi-bagikan tugas pekerjaan pemerintahan modern antara beberapa alat
perlengkapan negara di tingkat tinggi dan tingkat rendah. Artinya negara dalam keadaan diam.

 HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat-alat perlengkapan negara yang
tinggi dan yang rendah dalam rangka alat perlengkapan negara mengunakan wewenang yang
telah ditetapkan oleh HTN. Dengan demikian HAN merupakan aturan-aturan mengenai negara
dalam keadaan bergerak.

ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA

Asas Pancasila

 Setiap negara didirikan atas filsafah bangsa. Filsafah itu merupakan perwujudan dari keinginan
rakyat dan bangsanya. Dalam bidang hukum, pancasila merupakan sumber hukum materil,
karena setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya dan jika
hal itu terjadi, maka peraturan tersebut harus segera di cabut. Pancasila sebagai Azas Hukum
Tata Negara dapat dilihat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

Asas Hukum, Kedaulatan rakyat dan Demokrasi

 Asas kedaulatan menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus berdasarkan dengan
kemauan rakyat dan pada akhirnya pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada
rakyat melalui wakil-wakilnya sesuai dengan hukum.

Asas Negara Hukum

 Yaitu negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Asas
Negara hukum (rechtsstaat) cirinya yaitu; adanya UUD atau konstitusi yang memuat tentang
hubungan antara penguasa dan rakyat, kedua adanya pembagian kekuasaan, serta diakui dan
dilindungi adanya hak-hak kebebasan rakyat.

Unsur-unsur Negara hukum atau Rechstaat adalah:

 Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kultur dan pendidikan.

 Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan atau
kekuatan lain apapun.

 Adanya legalitas dalam arti hukum dalam semua bentuknya.

Asas Demokrasi

 Adalah suatu pemerintahan dimana rakyat ikut serta memerintah baik secara langsung maupun
tak langsung. Azas Demokrasi yang timbul hidup di Indonesia adalah Azas kekeluargaan.

Asas Kesatuan

 Adalah suatu cara untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu dan damai tanpa adanya
perselisihan sehingga terciptanya rasa aman tanpa khawatir adanya diskriminasi.

Asas Pembagian Kekuasaan

Yang berarti pembagian kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian baik mengenai
fungsinya. Beberapa bagian seperti dikemukakan oleh John Locke yaitu :

 Kekuasaan Legislatif

 Kekuasaan Eksekutif

 Kekuasaan Federatif

Montesquieu mengemukakan bahwa setiap Negara terdapat tiga jenis kekuasaan yaitu Trias Politica

 Eksekutif

 Legislatif

 Yudikatif

Asas legalitas

 Dimana asas legalitas tidak dikehendaki pejabat melakukan tindakan tanpa berdasarkan undang-
undang yang berlaku. Atau dengan kata lain the rule of law not of man dengan dasar hukum
demikian maka harus ada jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun berdasarkan prinsip-
prinsip demokrasi.
SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA DAN LEMBAGA TINGGI NEGARA

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA

Periode Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, maka hal-hal yang dilakukan PPKI
adalah :

• Menetapkan UUD Negara RI pada tanggal 17 Agustus 1945.

• Menetapkan Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

• Pembentukan Departemen-Departemen oleh Presiden.

• Pengangkatan anggota Komite Nasional Indonesi Pusat (KNIP) oleh Presiden

• KNIP berfungsi sebagai pembantu presiden dalam tugas-tugas melaksanakan kedaulatan rakyat
dan tugas lembaga tinggi negara lainnya (MPR, DPR, dan DPA)

• Menurut UUD 1945, lembaga kepresidenan, yang bersifat personal, terdiri atas seorang
presiden dan seorang wakil presiden.

• Lembaga ini dipilih oleh MPR dengan syarat tertentu dan memiliki masa jabatan selama 5 tahun.
Sebelum menjalankan tugasnya lembaga ini bersumpah di hadapan MPR atau DPR

• Sistem pemerintahan negara menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah Sistem Pemerintahan
Presidensial

• Yang bertanggung jawab terhadap jalannya pemerintahan adalah Presiden.

• Menteri-menteri sebagai pembantu Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden.

• Presiden adalah Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat dan bertanggung jawab kepada
Majelis Permusyawaratan Rakyat.

• Dalam kurun waktu berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 telah terjadi perubahan praktik
ketatanegaraan Republik Indonesia tanpa mengubah ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.

• Perubahan tersebut ialah dengan keluarnya Maklumat Wakil Presiden tanggal 16 Oktober 1945
dan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945.

• Sistem pemerintahan Presidensial (Sistem Kabinet Presidensial) menjadi sistem pemerintahan


Parlementer (Sistem Kabinet Parlementer).

Periode Konstitusi RIS 27 Desember 1945 s.d. 17 Agustus 1950.


Setelah Agresi Militer Belanda, diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949
yang dihasilkan kesepakatan  antara lain:

• Atas dasar KMB maka pada tanggal 27 Desember 1949 dibentuklah Negara RIS dengfan
Konstitusi RIS.

• Penyerahan kedaulatan kepada RIS.

• Negara Serikat yang berbentuk Federal merupakan bentukan dari Belanda seperti Negara
Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan , Negara
Jawa Timur, Negara Madura, dan lain-lain.

• Menurut Konstitusi RIS, lembaga kepresidenan yang bersifat personal terdiri atas seorang
presiden.

• Presiden dipilih oleh Dewan Pemilih (Electoral College) yang terdiri atas utusan negara-negara
bagian.

• Sebelum menjalankan tugasnya, presiden bersumpah dihadapan Dewan Pemilih.

• Berbeda dengan UUD 1945, Konstitusi RIS mengatur kedudukan dan kekuasaan, tugas dan
kewenangan, serta hak dan kewajiban lembaga kepresidenan secara lebih rinci.

• Selain itu dalam sistematika Konstitusi RIS, hal-hal yang mengatur tentang lembaga
kepresidenan tidak terletak dalam satu bab khusus melainkan tersebar di berbagai pasal.

Periode 17 agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959

• Pada waktu berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara penyelenggaraan pemerintahan


negara menganut sistem pemerintahan Kabinet Parlementer.

• Sistem Kabinet Parlementer pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat belum
berjalan sebagaimana mestinya, sebab belum terbentuk Dewan Perwakilan Rakyat hasil
pemilihan umum, sedangkan pada waktu berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara

• Sistem Kabinet Parlementer baru berjalan sebagaimana mestinya, setelah terbentuk Dewan
Perwakilan Rakyat/ Badan Konstituante berdasarkan pemilihan umum tahun 1955.

• Tugas Badan Konstituante adalah menyusun UUD untuk menggantikan UUDS 1950.

• Pada periode ini Pemerintahan ini tidak stabil sering terjadi pergantian pemerintahan, untuk itu
diadakanlah Pemilihan Umum untuk Konstituante bulan Desember 1955 yang diikuti oleh
banyak partai politik, pada tanggal 10 November 1956 Presiden Soekarno membuka dengan
resmi sidang pertama Konstituante di Bandung.

• Presiden Soekarno meminta agar Konstituante agar tidak terlalu lama bersidang untuk
menghasilkan UUD.
• Tetapi setelah itu Konstituante telah menjadi medan perdebatan yang tidak berkesudahan,
medan pertarungan bagi partai politik dan pemimpin-pemimpin politik mengenai persoalan-
persoalan prinsipil.

• Namun Badan kostituante gagal merumuskan/ menyusun UUD, sehingga pada 5 Juli 1959
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden, yang  menyatakan membubarkan Badan
Konstituante dan memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD Negara RI.

Periode 5  Juli 1959 s.d. 11 maret 1966 (Masa Orde Lama/Demokrasi Terpimpin)

• Konstiuante telah menyelanggarakan sidang-sidang membahas rencana penggantian UUDS


1950, akan tetapi kentyataanya Konstituante tidak berhasil membuat rumusan tentang undang-
undang dasar yang dapat dijadikan pengganti UUDS 1950.

• Karena kemacetan kerja Konstituante maka pada tanggal 22 April tahun 1959 Presiden
menyampaikan amanat kepada Konstituante yang memuat anjuran kepala negara dan
pemerintahan untuk kembali kepapda UUD 1945. Amanat Presiden diperdebatkan dalam suatu
pemandangan umum sidang Konstituante tanggal 29 April sampai 13 mei 1959 serta tanggal 16
sampai 26 Mei 1959.

• Sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sistem pemerintahan Negara yang dianut kembali berdasar
pada Undang-Undang Dasar 1945, yakni berdasar pada sistem pemerintahan Presidensial.
Sistem pemerintahan berdasar Undang-Undang Dasar

• Sistem pemerintahan Presidensial dijalankan dengan berdasar Demokrasi Terpimpin, semua


kebijakan atas kehendak atau didominasi oleh Pemimpin sehingga terjadi penyimpangan-
penyimpangan atau Penyelewengan-penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 yang dilakukan Pemimpin dalam hal ini oleh Presiden.

• Sehingga banyak menimbulkan kekacauan dan tidak stabilnya politik dan hukum ketata
negaraan Indonesia

• Kemudian dikeluarkannya Surat Perintah dari Presiden Soekarno kepada Letnan Jenderal
Soeharto yaitu Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR), untuk mengambil segala tindakan
dalam menjamin keamanan dan ketentraman masyarakat serta stabilitas jalannya pemerintahan
(menjalankan tugas presiden).

Periode 11 Maret 1966 - 21 Mei 1998 (Masa Orde Baru/ Demokrasi Pancasila)

• Atas dasar Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR), merupakan akar awal jatuhnya
Presiden Soekarno dan tampak kekuasaan Negara dipegang oleh Jenderal Soeharto.

• Dengan diberlakukannya kembali konstitusi ini maka semua kekuasaan, susunan dan
kedudukan, tugas dan wewenang, serta hak dan kewajiban lembaga kepresidenan praktis sama
dengan periode republik I. 
• Penyelenggaraan pemerintahan negara dengan sistem pemerintahan Presidensial dengan
berdasar pada Demokrasi Pancasila pada awal pemerintahan Orde Baru mengadakan koreksi
total atas penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.

• Dengan demikian, sistem pemerintahan presidensial sudah dilaksanakan sesuai ketentuan


Undang-Undang Dasar 1945, tetapi dalam praktiknya Presiden Soeharto selama berkuasa
kurang lebih 32 tahun cenderung melakukan KKN.

• Sehingga pada tahun 1998 terjadi gejolak yang sangat luar biasa dari masyarakat, yang
menuntut mundurnya Soeharto sering disebut gerakan reformasi, yang kemudian memaksa
Presiden Soeharto turun dari jabatannya, dan akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Soeharto
menyatakan berhenti sebagai Presiden, dan melimpahkan kepada Wakil Presiden, yakni B. J.
Habibie sebagai Presiden Baru.

Masa Reformasi

• Dengan lengsernya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 maka terjadi perubahan besar
dibidang ketatanegaraan khususnya dalam konteks demokrasi, hukum dan hak asasi manusia.

• Pada masa pemerintahan Habibie menggantikan Presiden soeharto, ia menyelenggarakan


pemilu tahun 1999 yang diikuti oleh 48 partai politik.

• Hasil pemilu tersebut dimana anggota MPR/DPR kemudian memilih H. Abdulrrahman Wahid
menjadi presiden  dan Megawati Soekarnoputri menjadi wakil presiden.

• Sebelum berakhir kepemimpinan Gus Dur terjadi pergolakan ketatanegaraan dimana MPR/DPR
mengajukan mosi tidak percaya kepada presiden Abdurrahman Wahid yang mana kala itu MPR
dipimpin oleh H. Amin Rais.

• Implikasi politik dari mosi tersebut presiden dilengserkan dan digantikan oleh Megawati
Soekarnoputri

• Pada tahun 2004 diselenggarakan pemilu kedua era reformasi dimana Susilo Bambang
Yudhoyino dan H. Yusuf Kalla dipilih langsung oleh rakyat menjadi presiden dan wakil presiden.

• Selanjutnya tahun 2009 pemilu ketiga era reformasi diselenggarakan, hasilnya dimenangkan
oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.

• Kemudian pada 2014 dilakukan pemilu keempat era reformasi yang dimenangkan oleh Joko
Widodo dan Jusuf Kala sebagai Wakilnya.

• Pada era reformasi usaha untuk menjadikan UUD 1945 mendorong terbentuknya negara hukum
yang demokratis, oleh karena itu salah satu dari berkah era reformasi adalah perubahan
terhadap UUD 1945, karena sejak dekrit 5 Juli 1959 sampai berakhirnya kekuasaan Presiden
Soeharto praktis UUD 1945 belum pernah diubah.
LEMBAGA TINGGI NEGARA

• Lembaga negara adalah institusi-institusi negara yang secara langsung diatur atau memiliki
kewenangan yang diberikan oleh UUD 1945.

• Sebelum amandemen UUD 1945, disebut lembaga tinggi negara dan hanya terdiri atas:

• Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI),

• Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,

• Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI),

• Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI), dan

• Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).

• Setelah amendemen UUD 1945, disebut lembaga negara dan terdiri atas:

• Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR)

• Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR)

• Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD)

• Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,

• Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA)

• Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK)dan

• Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK)

• Setelah amendemen UUD 1945, disebut lembaga negara dan terdiri atas:

• Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR)

• Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR)

• Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD)

• Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,

• Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA)

• Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK)dan

• Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK)


• Setelah Amandemen UUD 1945 Dewan Pertimbangan Agung diubarkan dikarenakan tidak
efisien.

• DPA tidak memiliki kewenangan hukum atau politik dan hanya dapat memberikan saran kepada
lembaga-lembaga tinggi negara lainnya. DPA juga sering dihumorkan dengan istilah "Dewan
Pensiun Agung" karena keanggotaanya terdiri dari pensiunan-pensiunan pejabat.

• Sesuai dengan makna reformasi 1998 dan untuk menguatkan demokrasi, rakyat Indonesia
menyadari pentingnya makna judicial review atau "hak pengkajian hukum oleh para ahli
(hakim)" dan mempertimbangkan apakah tidaknya sebuah hukum bertentangan dengan
undang-undang dasar/konstitusi negara, maka dibentuklah Mahkamah Konstitusi.

• Setelah Amandemen UUD 1945 Dewan Pertimbangan Agung diubarkan dikarenakan tidak
efisien.

• DPA tidak memiliki kewenangan hukum atau politik dan hanya dapat memberikan saran kepada
lembaga-lembaga tinggi negara lainnya. DPA juga sering dihumorkan dengan istilah "Dewan
Pensiun Agung" karena keanggotaanya terdiri dari pensiunan-pensiunan pejabat.

• Sesuai dengan makna reformasi 1998 dan untuk menguatkan demokrasi, rakyat Indonesia
menyadari pentingnya makna judicial review atau "hak pengkajian hukum oleh para ahli
(hakim)" dan mempertimbangkan apakah tidaknya sebuah hukum bertentangan dengan
undang-undang dasar/konstitusi negara, maka dibentuklah Mahkamah Konstitusi.

• Untuk menyuarakan kepentingan daerah-daerah/provinsi di Indonesia, dan sesuai dengan


semangat reformasi dan demokrasi. Rakyat Indonesia mendirikan lembaga tinggi negara di
bidang legislatif yang bernama Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

• Lembaga ini berfungsi sebagai lembaga legislatif bikameral atau dua kamar di dalam legislatif.
Kedudukannya DPD mirip dengan Senat Amerika Serikat karena mewakili aspirasi politik daerah-
daerah.

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

• Majelis Permusyawaratan Rakyat (disingkat MPR) adalah lembaga legislatif bikameral yang


merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.

• Sebelum reformasi, MPR merupakan lembaga tinggi negara yang menjalankan kedaulatan


rakyat Indonesia. MPR dianggap sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia karena terdiri atas
seluruh anggota DPR, Utusan Daerah, dan Utusan Golongan.

• Setelah reformasi, MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara karena MPR sendiri telah melepas
kewenangan yang ada pada dirinya dengan melakukan amendemen terhadap UUD 1945.

• MPR saat ini terdiri atas seluruh anggota DPR dan seluruh anggota DPD.
DEWAN PERWAKILAN DAERAH

• Dewan Perwakilan Daerah (disingkat DPD) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem


ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang
dipilih melalui Pemilihan Umum.

• Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika 128 anggota DPD
yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil sumpahnya. Anggota DPD juga
merupakan anggota MPR.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

• Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan


Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat.

• DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan
umum.

PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

• Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik Indonesia) adalah kepala


negara sekaligus kepala pemerintahan.

• Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia.

• Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan Menteri-


menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-
tugas pemerintah sehari-hari.

• Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali
dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.

PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

• Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik Indonesia) adalah kepala


negara sekaligus kepala pemerintahan.

• Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia.

• Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan Menteri-


menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-
tugas pemerintah sehari-hari.

• Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali
dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.
MAHKAMAH AGUNG

• Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem


ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Konsitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya.

• Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

MAHKAMAH KONSTITUSI

• Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem


ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Agung.

• Mahkamah Konstitusi adalah suatu lembaga peradilan, sebagai cabang kekuasaan yudikatif,
yang mengadili perkara-perkara tertentu yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan
UUD 1945.

• Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang ditegaskan kembali dalam Pasal 10 ayat
(1) huruf a sampai dengan d UU 24/2003, kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah
menguji undang-undang terhadap UUD 1945

• Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh


UUD 1945

• Memutus pembubaran partai politik

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

• Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem


ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.

• BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan
lain yang mengelola keuangan negara.

• Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan


pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.

• Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.

Anda mungkin juga menyukai