PKn
Bab 4
2. Pelanggaran terhadap hukum perdata, baru diambil 2. Umumnya, pelanggaran hukum pidana dapat segera
tindakan oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari dikenakan sanksi oleh pengadilan melalui alat
pihak yang merasa dirugikan. perlengkapan negara seperti polisi, jaksa, dan hakim
tanpa ada pengaduan dari pihak yang merugikan. Atau,
pihak yang menjadi korban cukup melaporkan kepada
yang berwajib (polisi) tentang tindak pidana yang
terjadi, sekaligus menjadi saksi dalam perkara itu.
8. Sumber Hukum Nasional
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan dan mempunyai kekuatan memaksa,
yakni jika aturan-aturan tersebut dilanggar, maka dikenakan sanksi tegas dan nyata. Sumber hukum
dapat dibedakan menjadi sumber hukum dalam arti material dan sumber hukum dalam arti formal.
Sumber hukum dalam arti material adalah keyakinan dan perasaan hukum individu atau
pendapat umum yang menentukan isi atau materi (jiwa) suatu hukum kemudian dijadikan dasar
berlakunya suatu hukum. Sumber hukum dalam arti formal adalah merupakan perwujudan bentuk
dan isi hukum material yang menentukan berlakunya suatu hukum berdasarkan ketentuan hukum
yang digunakan sebagai kaidah hukum.
Macam-macam sumber hukum dalam arti formal:
a. Undang-Undang (Statute)
Berikut undang-undang dalam arti material dan formal.
1) Undang-undang dalam arti material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang isinya mengikat secara umum. Contoh: undang-undang dasar dan undang-undang
2) Undang-undang dalam arti formal adalah setiap peraturan yang oleh karena bentuknya dapat
disebut undang-undang. Contoh: peraturan presiden, peraturan menteri, atau peraturan daerah.
b. Kebiasaan (Custom)
Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama. Kebiasaan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam praktik penyelenggaraan negara. Hal itu
dikarenakan tidak hanya hukum dasar tertulis yang digunakan dalam praktik penyelenggaraan
negara, tetapi hukum dasar tidak tertulis (kebiasaan) atau yang biasa disebut konvensi (convention).
c. Keputusan-Keputusan Hakim (Yurisprudensi)
Yurispudensi adalah keputusan hakim terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh undang-undang dan dijadikan pedoman oleh hukum lainnya
dalam meutuskan perkara yang serupa.
Dasar hukum yurispudensi adalah sebagai berikut.
1) Dasar historis, artinya ditaati oleh hukum karena pernah menjadi keputusan hakim terdahulu.
2) Dasar tambahan dari haluan yang ada karena undang-undang tidak dapat mewujudkan segala sesuatu dalam undang-undang.
d. Perjanjian Internasional atau Traktat (Treaty)
Traktat adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-persoalan tertentu menjadi kepentingan negara yang
bersangkutan.
Berikut macam-macam perjanjian internasional berdasarkan fungsinya.
1) Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanjian yang meletakkan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah
hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan (multilateral). Perjanian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga. contohnya, Konvensi
Wina 1958 tentang hubungan diplomatik.
2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang menimbulkan dan kewajiban bagi negara untuk mengadakan perjanjian
dengan negara lain (perjanjian bilateral). Contohnya, perjanjian kewarganegaraan RI-Cina tahun 1955.
e. Doktrin
Doktrin adalah pendapat ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya. Contohnya, doktrin
trias politica yang merupakan pendapat Montesquiue, yang mmembagi kekuasaan menjadi tiga, yaitu legislatif, eksektuif, dan yudikatif.
B. Sistem Peradilan di Indonesia
1. Pengertian Peradilan
Peradilan adalah pemeriksaan terhadap segala tindakan manusia dalam hubungannya dengan manusia yang lain atau dengan
negara. Peradilan juga menjadi proses penetuan apakah tindakan seseorang dapat dikategorikan sebagai melanggar aturan hukum
atau bukan, melanggar tindak pidana atau bukan, bersalah atau tidak. Apabila seseorang melanggar hukum, baik tindak pidana
maupun perdata, akan diberikan hukuman (sanksi).
2. Proses Peradilan
a. Diwajikan supaya pemeriksaan dilakukan dalam sidang terbuka untuk umum.
b. Pemeriksaan dilakukan oleh sekurang-kurangnya tiga orang hukim.
c. Diwajibkan bagi hakim atau panitera yang masih ada hubungan keluarga dengan tertuduh untuk mengundurkan diri.
d. Pemberian bantuan hukum kepada tersangka semenjak dikenakan penangkapan atau penahanan.
e. Diadakannya kemungkinan mengganti kerugian serta rehabilitas seseorang yang ditahan, dituntut, atau diadili tanpa alasan atau
kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang ditetapkan.
f. Peradilan dilaksanakan dengan sederhana dan cepat dengan biaya ringan.
g. Segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman dilarang.
h. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membedakan orang.
i. Tidak seorang pun yang dapat dihadapkan di depan pengadilan selain ditetapkan undang-undang.
j. Tidak seorang pun dapat dijatuhkan pidana, kecuali apabila pengadilan karena alat pembuktian yang
sah, seseorang dianggap dapat bertanggung jawab telah bersalah atas perbuatan yang dituduh
kepadanya.
k. Tidak seorang pun dapat dikenakan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan, selain
atas perintah tertulis oleh kekuasaan yang sah dan menurut cara-cara yang diatur dengan undang-
undang.
l. Setiap orang disangka, ditangkap, ditahan dituntut dan atau dihadapkan di depan pengadilan, wajib
dianggap tidak bersalah sebelum adanya putusan pengadilan, yang menyatakan kesalahannya dan
memperoleh kekuatan hukum tetap.
3. Perbedaan Peradilan dan Pengadilan
Peradilan Pengadilan
sesuatu perkara perdata dan/atau perkara pidana, yang telah diadili/diputuskan oleh pengadilan negeri pada tingkat pertama. Daerah
hukum pengadilan tinggi meliputi satu wilayah setingkat provinsi. Pemeriksaan pada pengadilan tinggi hanya atas dasar pemeriksaan
berkas perkara saja kecuali pengadilan tinggi merasa perlu untuk langsung mendengarkan para pihak berperkara.
a) Memutuskan dalam tingkat pertama dan terakhir sengketa wewenang mengadili antara pengadilan negeri di dalam daerah
hukumnya.
c) Melakukan pengawasan di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
e) Memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu kepada pengadilan dalam daerah hukumnya.
f) Memiliki wewenang mengirimkan berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti dan memberi penilaian tentang kecakapan
Sistem peradilan nasional merupakan suatu mekanisme keseluruhan komponen peradilan nasional, pihak-pihak dalam proses
peradilan hierarki kelembagaan peradilan, dan aspek-aspek yang bersifat prosedural dan saling berkaitan.
a. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindakan pelanggaran hukum. Hal ini untuk menentukan apakah perlu atau tidak dilakukan tindakan penyidikan
selanjutnya.
b. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti pelanggaran hukum sehingga
c. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang dalam hal dan
menuntut cara yang ditentukan undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim pengadilan.
d. Persidangan adalah proses hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara di bidang pengadilan berdasarkan
ketentuan hukum dikembalikan pada data, fakta, dan dapat diterima oleh akal sehat.
Silap mengutamakan kepentingan umum merupakan sikap seseorang untuk menghargai atau menghormati orang lain
yang dirasakan lebih membutuhkan/penting dalam suatu kurun waktu tertentu untuk sesuatu yang lebih besar
manfaatnya. Ciri-ciri orang yang berperilaku sesuai hukum dapat terlihat dari beberapa contoh sebagai berikut.
1) Dienangi masyarakat.
2) Tidak menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Terima Kasih
Wassalamualaikum Wr.Wb