Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum, Bisnis, Dan Hukum Bisnis


 Pengertian Hukum
Hukum secara umum : keseluruhan Norma yang oleh penguasa Negara atau penguasa
masyarakat yang berwenang menetapkan hukum dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan
yang mengikat bagi sebagian atau seluruh anggota masyarakat dengan tujuan untuk
mengadakan suatu tatanan yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.

Pengertian hukum menurut para ahli :


1. Plato : Hukum ialah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun secara baik serta
teratur yang sifatnya mengikat hakim dan masyarakat.
2. Borst : Hukum yaitu keseluruhan tentang peraturan bagi setiap perbuatan manusia dalam
kehidupan masyarakat. Dimana pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan tujuan untuk
memperoleh keadilan.
3. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja : Hukum merupakan keseluruhan kaidah dan seluruh
asas yang mengatur pergaulan hidup bermasyarakat dan mempunyai tujuan untuk
memelihara ketertiban dan meliputi berbagai lembaga dan proses untuk dapat
mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat.

 Pengertian Bisnis :
1. Menurut Mc Naughton : pertukaran barang-barang, uang ataupun jasa untuk keuntungan
mutual.
2. Menurut Haney : aktivitas manusia yang dihubungkan dengan produksi ataupun
memperoleh kekayaan melalui pembelian dan penjualan barang.
3. Peterson dan Plowman : serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan penjualan
ataupun pembelian barang dan jasa yang secara konsisten berulang. Menurutnya,
penjualan jasa ataupun barang yang hanya terjadi satu kali saja bukan merupakan
pengertian dari bisnis.

1
 Pengertian Hukum Bisnis
Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang
mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang
dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari
para entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (darientrepreneur
tersebut) adalah untuk mendapatkan keuntungan. (Munir Fuady,2005 : 2). Hukum Bisnis kerap
kali juga disebut dengan Hukum Dagang.

B. Subyek Dan Obyek Hukum


 Subyek Hukum :
1. Orang (Natuurlijke Persoon).
2. Badan Hukum (Recht Persoon).
3. Manusia pribadi(natuurlijke persoon) mempunyai hak dan kewajiban,tetapi tidak
selalu cakap hukum(handelings onbekwaamheid).
4. Cakap hukum.
5. Tidak cakap hukum (dalam 1330 KUHPdt) :
a) Orang yang ditaruh dibawah pengampuan (curatele). Ketidakcakapan sungguh
sungguh (Feitelijke handelings onbekwaamheid).
b) Orang yang belum dewasa.Ketidak cakapan menurut hukum, wanita yang di
dalam perkawinan atau berstatus sebagai istri(sebelum berlakunya UU no.1
Th.1974 tentang Perkawinan. (juridische handelings onbekwaamheid).
 Obyek Hukum
Segala sesuatu yg berguna bagi subyek hukum dan yang dapat menjadi obyek perhubungan /
perikatan. Pada dasarnya obyek hukum dibagi menjadi 2 :

1. Benda Tetap (Tak Begerak) :


a) bertubuh : Tanah, Kapal, Gedung, dll.
b) tak bertubuh : Hak Tanggungan (Hipotek).
2. Benda Bergerak :
a) bertubuh : Mobil,Alat Kantor, dll.
b) tak bertubuh : Piutang,HKI,dll

2
C. Klasifikasi-Klasifikasi Hukum
 Hukum berdasarkan sifatnya :
a) Hukum Memakasa (imperative) : hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga
harus dan mempunyai paksaan mutlak.
b) Hukum Mengatur (fakultatif/pelengkap) : hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian.
 Hukum berdasarkan sumbernya :
a) Hukum undang-undang : hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan.
b) Hukum adat : hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan.
c) Hukum traktat : hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu dalam perjanjian
Negara.
d) Hukum jurisprudensi : hukum yang terbentuk karena putusan hakim.
e) Hukum doktrin : hukum yang terbentuk dari pendapat seseorang atau beberapa orang
sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum.
 Hukum berdasarkan bentuknya :
a) Hukum tertulis : hukum yang dicantumkan pada berbagai perundangan.
b) Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan) : hukum yang masih hidup dalam keyakinan
masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan
perundangan.
 Hukum berdasarkan fungsinya :
a) Hukum material : hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan
hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.
b) Hukum formal : hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana
cara melaksanakan hukum material.
 Hukum berdasarkan wilayah berlakunya
a) Hukum Lokal : hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu. Contoh Hukum Lokal
adalah hukum adat Batak, Minangkabau, Jawa dan sebagainya.
b) Hukum Nasional : hukum yang berlaku dalam suatu negara. Contoh Hukum Nasional
adalah hukum Indonesia, hukum Malaysia, hukum Mesir dan sebagainya.
c) Hukum Internasional : hukum yang mengatur hubungan antar negara.

3
 Hukum berdasarkan waktu berlakunya :
a) Ius constitutum (hukum positif) : hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
b) Ius constituendum : hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang.
c) Hukum asasi (hukum alam) : hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu
dan untuk segala bangsa di dunia.
 Hukum berdasarkan wujudnya :
a) Hukum objektif : hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai
orang atau golongan tertentu. Hukum ini untuk menyatakan peraturan yangmengatur
antara dua orang atau lebih. Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP)
b) Hukum subjektif : hukum yang dihubungkan dengan seseorang tertentu dan
dengandemikian menjadi hak. Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Militer
 Hukum berdasarkan isinya :
a) Hukum Publik (Hukum Negara) : hukum yang mengatur hubungan antara Negara
dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara Negara dengan perseorangan
(warga negara). Contoh hukum publik :
 Hukum Tata Negara : hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintah
suatu negara serta hubungan kekuasaan antara alat-alat perlengkapan satu sama
lain, dan hubungan antar Negara (pemerintah Pusat) dengan bagian-bagian negara
(daerah-daerah swastantra)
 Hukum Administrasi Negara : hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tugas
(hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat perlengkpan negara.
 Hukum Pidana (pidana=hukuman) : hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan
apa yang dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang melanggarnya serta
mengatur bagaimana cara-cara mengajukan perkara-perkara ke muka pengadilan.
(Paul Scholten dan Logemann menganggap Hukum Pidana tidak termasuk
Hukum Publik)
 Hukum acara : merupakan ketentuan yang mengatur bagaimana cara dan siapa
yang berwenang menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi pelanggaran
terhadap hukum materiil.

4
b) Hukum Privat (Hukum Sipil) : hukum yang mengatur hubungan-hubungan antar
orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan
perseorangan. Dalam arti luas hukum sipil meliputi hukum perdata dan hukum
dagang. Dalam aspek hukum dalam bisnis,hukum perdata dan hukum dagang yang
digunakan.
D. Hukum Perdata Dan Hukum Dagang
 Hukum Perdata : Hukum yang mengatur hubungan hukum antara perseorangan atau
badan hukum yang satu dengan yang lain dalam segala usahanya untuk memenuhi
kebutuhannya yang diselenggarakan sesuai dengan hematnya sendiri.

Hukum perdata dibagi menjadi :

a) Hukum Perorangan : himpunan peraturan yang mengatur manusia sebagai subjek hukum
dan tentang kecakapannya memiliki hak-hak serta bertindak sendiri dalam melaksanakan
hak-haknya itu. Manusia dan Badan Hukum (PT, CV, Firma, dan sebagainya) merupakan
“pembawa hak” atau sebagai “subjek hukum”.
b) Hukum Keluarga : hukum yang memuat serangkaian peraturan yang timbul dari
pergaulan hidup dan keluarga (terjadi karena perkawinan yang melahirkan anak).
c) Hukum Waris : yang mengatur kedudukan hukum harta kekayaan seseorang setelah ia
meninggal, terutama berpindahnya harta kekayaan itu kepada orang lain. Hukum waris
mengatur pembagian harta peninggalan, ahli waris, utan penerima waris, hibah serta
wasiat.
d) Hukum Kekayaan : peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak dan kewajiban
manusia yang dapat dinilai dengan uang. Hukum kekayaan mengatur Hukum Kebendaan
dan Hukum Perikatan.
 Hukum Kebendaan : Keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur
hubungan-hubungan hukum antara subyek hukum dengan benda dan hak kebendaan.
KUH Perdata membeda-bedakan benda dalam berbagai macam:

 Kebendaan dibedakan atas benda tidak bergerak (anroe rende zaken) dan benda
bergerak (roerendes zaken) (pasal 504 KUH perdata).

5
 Kebendaan dapat dibendakan pula atas benda yang berwujud atau bertubuh
(luchamelijke zaken) dan benda yang tidak berwujud atau berubah (onlichme
Lijke Zaken) (pasal 503 KUH perdata).
 Kebendaan dapat dibedakan atas benda yang dapat dihabiskan (verbruikbare
zaken) atau tak dapat dihabiskan (pasal 505 KUH perdata).
 Asas-asas Kebendaan :

a. Asas individualitas. Yaitu objek kebendaan selalu benda tertentu, atau dapat
ditentukan secara individual, yang merupakan kesatuan.
b. Asas totalitas. Yaitu hak kebendaan terletak diatas seluruh objeknya sebagai satu
kesatuan.
c. Asas tidak dapat dipisahkan.Yaitu orang yang berhak tidak boleh memindah
tangankan sebagian dari kekuasaan yang termasuk hak kebendaan yang ada
padanya.
d. Asas publisitas. Yaitu hak kebendaan atas benda tidak bergerak diumumkan dan
di daftarkan dalam register umum.
e. Asas spesialitas. Dalam lembaga hak kepemilikan hak atas tanah secara individual
harus ditunjukan dengan jelas ujud, batas, letak, luas tanah.
f. Asas zaaksvelog atau droit de suit (hak yang mengikuti), artinya benda it uterus
menerus mengikuti bendanya dimanapun juga (dalam tangan siapapun juga)
barang itu berada.
g. Asas accessie/asas pelekatan. Suatu benda biasanya terdiri atas bagian-bagian
yang melekat menjadi satu dengan benda pokok.
h. Asas zakelijke actie. Adalah hak untuk menggugat apabila terjadi gangguan atas
hak tersebut.
i. Asas hukum pemaksa (dewingen recht). Bahwa orang tidak boleh mengadakan
hak kebendaan yang sudah diatur dalam UU. Aturan yang sudah berlaku menurut
UU wajib dipatuhi atau tidak boleh disimpangi oleh para pihak.
j. Asas dapat dipindah tangankan. Yaitu semua hak kebendaan dapat dipindah
tangankan.

6
Dalam buku II BW hak kebendaan dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Hak kebendaan yang bersifat member kenikmatan.
b. Hak kebendaan yang bersifat member jaminan.

 Hukum Perikatan : Suatu hubungan hukum yang terletak dalam bidang hukum harta
kekayaan antara dua pihak yang masing masing berdiri sendiri yang menyebabkan
pihak yang satu terhadap pihak yang lain berhak atas suatu prestasi,prestasi mana
adalah menjadi kewajiban pihak terakhir thd pihak I.
Dasar hukum perikatan berdasarkan KUH Perdata terdapat tiga sumber adalah sebagai
berikut:

1.      Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian)


2.      Perikatan yang timbul dari undang-undang
3.      Perikatan terjadi bukan perjanjian, tetapi terjadi karena perbuatan melanggar
hukum ( onrechtmatige daad ) dan perwakilan sukarela ( zaakwaarneming )
Azas-azas hukum perikatan :
a) Asas Konsesualisme
Asas konsnsualisme dapat disimpulkan dari Pasal 1320 ayat 1 KUHPdt. untuk
sahnya suatu perjanjian diperlukan empat sarat :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian.
3. suatu hal tertentu.
4. suatu sebab yang halal.

b) Asas Pacta Sunt Servanda


·     Para pihak harus menghormati perjanjian dan melaksanakannya karena perjanjian
itu merupakan kehendak bebas para pihak asas-asas Hukum Perikatan.
c) Asas Kebebasan Berkontrak
Ketentuan tersebut memberikan kebebasan parapihak untuk :
1. Membuat atau tidak membuat perjanjian.
2. Mengadakan perjanjian dengan siapapun.

7
3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya.
4. Menentukan bentuk perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.
Sumber Hukum Perikatan ada 3 :
 Perjanjian : diatur dalam KUHPer yaitu suatu perbuatan yang mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
Contoh perjanjian :

Pada hari ini Selasa Tanggal Sembilan Juni Tahun Dua Ribu Lima Belas, kami yang bertanda
tangan di bawah ini setuju mengadakan Perjanjian Utang Piutang yaitu:

1. Nama        :  Ikhsan
Umur        :  26 Tahun
Pekerjaan  :  Karyawan Swasta
Alamat      :  Jl. Kenari No. 35
Untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama        :  Ikram
Umur        :  29 Tahun
Pekerjaan :  Wiraswasta
Alamat     :  Jl. Melati No. 25
Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Maka melalui surat perjanjian ini disetujui oleh Kedua Belah Pihak ketentuan-ketentuan
sebagaimana tercantum di bawah ini:

PIHAK PERTAMA telah menerima uang tunai sebesar Rp.600.000.000,- (Enam Ratus Juta
Rupiah) dari PIHAK KEDUA yang dimana uang tunai tersebut adalah hutang atau pinjaman. 

PIHAK PERTAMA bersedia memberikan barang jaminan yakni …………., yang nilainya
dianggap sama dengan uang pinjaman kepada PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA berjanji akan melunasi uang pinjaman KEPADA PIHAK KEDUA dengan
tenggang waktu selama 6 (Enam) bulan terhitung dari ditandatanganinya Surat Perjanjian ini.

8
Apabila nantinya dikemudian hari ternyata PIHAK PERTAMA tidak dapat membayar hutang
tersebut, maka PIHAK KEDUA memiliki hak penuh atas barang jaminan baik untuk dimiliki
pribadi maupun untuk dijual kepada orang lain.

Surat Perjanjian ini dibuat dalam 2 (Dua) Rangkap bermaterai cukup dan masing-masing
rangkap mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA.

Surat Perjanjian dibuat dan ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak secara sadar dan tanpa
tekanan dari Pihak manapun di Jakarta pada hari, tanggal dan bulan seperti tersebut di atas.

Demikianlah surat perjanjian utang-piutang ini dibuat bersama di depan saksi-saksi, dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani dan untuk dijadikan sebagai pegangan hukum bagi masing-
masing pihak.

PIHAK PERTAMA,                                                                                   PIHAK KEDUA

       Ikhsan                                                                                                         Ikram

Saksi-saksi :

NAMA                   TANDA TANGAN


1. Alaudin               _______________
2. Junaidi                _______________
3. Marzuki              _______________

 Kontrak : perjanjian yang mengikat secara hukum yang diberlakukan oleh hukum,
antara dua atau lebih entitas yang dapat baik tertulis atau lisan. Sebuah dokumen
dianggap kontrak yang mengikat secara hukum setelah tiga kondisi terpenuhi.
Ketiga kondisi dapat dinyatakan sebagai Penawaran dan Penerimaan, Niat untuk
membuat hubungan hukum dan Pertimbangan.
Contoh Kotrak :
Pada hari ini, Rabu 12 Januari 2007, Kami yang bertandatangan dibawah ini:

9
1. PT Asal Sebut, Tbk, berkedudukan dan beralamat di jalan Sukarame No. 4 Bandar
Lampung, yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. John Grisham dalam kapasitasnya selaku
Direktur Utama PT Asal Sebut, Tbk, oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT
Asal Sebut, Tbk, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;
2. PT Mekar Wangi, berkedudukan dan beralamat di jalan Bumi Manti No.64, Bandar
Lampung, yang dalam hal ini diwakili oleh H. Steven Chow dalam kapasitasnya selaku
Presiden Direktur PT Mekar Wangi, oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT
Mekar Wangi, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;
Bahwa pada saat ini Pihak Pertama sebagai (misalnya pemberi proyek) dan Pihak Kedua sebagai
(misal pelaksana proyek) telah berselisih paham tentang pelaksanaan pembangunan proyek jalan
tol bebas hambatan Kampung Baru-Kampus Unila, sesuai dengan Akta Perjanjian Kerjasama
Nomor 2, tanggal 20 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hamzah,SH., MH, Notaris di Bandar
Lampung, dimana didalam perjanjian kerjasama tersebut tidak diatur secara jelas dan lengkap
cara dan tempat penyelesaian sengketa yang timbul akibat dari perjanjian tersebut.

Bahwa sehubungan dengan perselisihan paham tentang pelaksanaan proyek jalan tol bebas
hambatan Kampung Baru-Kampus Unila sebagaimana tersebut di atas, bersama ini Pihak
Pertama dan Pihak Kedua telah setuju dan sepakat untuk menyelesaikan pserselisihan paham
tersebut melalui (misal Badan Arbitrase Nasional Indonesia), sesuai dengan peraturan dan
prosedur Badan Arbitrasi Nasional Indonesia yang putusannya bersifat final dan mengikat.

Bahwa selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah setuju dan sepakat bahwa penyelesaian
sengketa dihadapi para pihak akan diselesaikan oleh Majelis Arbiter, dimana Pihak Pertama telah
menunjuk Sdr. DR. Wahyu Sasongko sebagai arbiter dan Pihak Kedua telah menunjuk Sdr. Ir.
Fadli sebagai arbiter, selanjutnya untuk Ketua Majelis Arbiter Pihak Pertama dan Pihak Kedua
telah setuju dan sepakat untuk menyerahkannya kepada Ketua Badan Arbitrase Nasional
Indonesia untuk menentukannya.

 Jual Beli : transaksi antara satu orang dengan orang yang lain yang berupa tukar-
menukar suatu barang dengan barang yang lain berdasarkan tata cara atau akad
tertentu.

Perjanjian,Kontrak,Jual Beli dikatakan sebagai sumber Hukum Perikatan karena, dengan adanya
Perjanjia,Kontrak,Jual Beli barulah muncul Hukum Perikatan.

10
 Hukum Dagang : Hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan
perdagangan dalam usahanya memperoleh keuntungan atau hukum yang mengatur
hubungan hukum antara manusia dan badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan
perdagangan.
Hukum Dagang merupakan bagian dari Hukum Perdata, atau dengan kata lain Hukum
Dagang merupakan perluasan dari Hukum Perdata. Untuk itu berlangsung asas Lex Specialis dan
Lex Generalis, yang artinya ketentuan atau hukum khusus dapat mengesampingkan ketentuan
atau hukum umum. KUHPerdata (KUHS) dapat juga dipergunakan dalam hal yang daitur dalam
KUHDagang sepanjang KUHD tidak mengaturnya secara khusus.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.temukanpengertian.com/2013/08/pengertian-hukum.html

http://www.academia.edu/9124845/Aspek_Hukum_dalam_Bisnis

http://hadispeedholic.blogspot.co.id/2015/10/materi-kuliah-aspek-hukum-dalam-bisnis.html

https://www.eduspensa.id/hukum/

https://forumkomunikasifhunpas.blogspot.co.id/2014/05/klasifikasi-hukum.html

http://hukumperjanjiandankontrak.blogspot.co.id

http://www.sumbbu.com/2016/04/hukum-perdata-hukum-kebendaan.html

https://tommizhuo.wordpress.com/2015/02/13/hukum-perdata-hukum-benda-macam-macam-
benda-asas-asas-kebendaan/

https://purwokowicaksono26.wordpress.com/2017/05/22/contoh-kasus-kontrak-bisnis/

http://islamiwiki.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-jual-beli-hukum-syarat.html#.WscyJFCgeT8

http://budipratiko9.blogspot.co.id/2015/04/hukum-perikatan-hukum-perjanjian-dan

12

Anda mungkin juga menyukai