b. Hukum Tak Tertulis (Unstatutery Law= Unwritten Law), yaitu hukum yg masih hidup
dalam keyakinan masyarakat, tetapi tdk tertulis namun berlakunya ditaati seperti suatu
peraturan perundangan (disebut juga hukum kebiasaan/ hukum adat).
C. Menurut tempat berlakunya, hukum dapat dibagi dalam:
a. Hukum Nasional, yaitu hukum yg berlaku dalam suatu negara.
b. Hukum Internasional, yaitu hukum yg mengatur hubungan hukum dalam dunia
internasional.
ü Di dalam hukum internasional dikenal dengan ratifikasi hukum, yaitu hukum yg sudah
diundangkan. Misalkan di AS mencetuskan ttg HAM, lalu negara lain menyetujui ttg
adanya peraturan HAM dan menjadikannya ke suatu peraturan yg terdapat dalam UU
pemerintah di suatu nega tersebut. suatu hukum disebut hukum internasional jika suatu
hukum tertentu sudah diratifikasi oleh minimal 73 negara.
Contoh hukum internasional yg telah diratifikasi di Indonesia adalah:
• Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM)
• Konvensi Hukum Laut Internasional/ United Nations Convention on the Law of the
Sea (UNCLOS)
• Konvensi Perlindungan Hak-Hak Perempuan/ International Convention on
Elimination of All Forms of Discrimination Against Woman (ICEDAW/CEDAW)
c. Hukum Asing, yaitu hukum yg berlaku dalam negara lain.
d. Hukum Gereja, yaitu kumpulan norma-norma yg ditetapkan oleh Gereja untuk para
anggota-anggotanya.
D. Menurut waktu berlakunya, hukum dapat dibagi dalam:
a. Ius Constitutum (Hukum Positif), yaitu hukum yg berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
b. Ius Constituendum, yaitu hukkum yg diharapkan berlaku pada waktu yg akan datang/
hukum yg dicita-citakan.
c. Hukum Asasi (Hukum Alam):
ü Yaitu hukum yg berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan utk segala bangsa di
dunia. Hukum ini tdk mengenal batas waktu melainkan berlaku utk selama-lamanya
(abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat.
ü Yaitu hukum yg tdk mengenal batas waktu, tdk dibentuk oleh manusia, tapi Tuhan lah
yang membentul/mengatur.
ü Contoh: hidup dan mati seseorang.
ü Contoh:
• Hukum Acara Pidana, yaitu peraturan-peraturan hukum yg mengatur bagaimana
cara memelihara dan mempertahankan hukum pidana material, atau peraturan-
peraturan yg mengatur bagaimana cara-caranya mengajukan sesuatu perkara pidana
ke muka pengadilan pidana, dan bagaimana caranya hakim pidana memberikan
putusan.
ü Contoh kaidah hukum yg bersifat memaksa: Pasal 4 UU No. 1 Tahun 1974, berbunyi:
“ Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang, sebagaimana tersebut
dalam Pasal 3 (2) UU ini, maka ia wajib mengajukan permohonan kepada
pengadilan di daerah tempat tinggalnya.”
b. Hukum yang mengatur:
ü Yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan
telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
ü Hukum yang mengatur juga disebut hukum yang bersifat fakultatif, dengan ciri-ciri
ialah: - Bersifat tidak mengikat
- Boleh digunakan dan boleh tidak digunakan
ü Contoh: Pasal 29 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974, yang berbunyi:
“Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan bersama
dapat mengadakan perjanjian tertulis yg disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan,…”
G. Menurut wujudnya, hukum dapat dibagi dalam:
a. Hukum Obyektif, yaitu hukum dalam suatu negara yg berlaku umum dan tidak mengenai
orang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya menyebut peraturan hukum saja yg
mengatur hubungan hukum antara dua orang atau lebih.
b. Hukum Subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku terhadap
seseorang tertentu atau lebih.
A mengadakan perjanjian jual beli tanah dengan B. A sebagai penjual dan B sebagai
pembeli. Jika sudah tercapai kesepakatan di antara A dan b, maka timbullah hak bagi A
untuk menerima sejumlah uang harga tanah yg telah disepakati, dan berkewajiban
menyerahkan tanah itu kpd A. sebaliknya B mempunyai hak utk menerima dan memiliki
tanah tersebut setelah kewajibannya membeyar lunas harga tanah itu dilaksanakan.
Hukum yg mengatur perjanjian A dan B adalah hukum objektif. Sedangkan hak dan
kewajiban yg timbul adalah hukum subyektif.
H. Menurut isinya, hukum dapat dibagi dalam:
a. Hukum Privat (Hukum Sipil), yaitu hukum yang mengatur hububgan-hubungan antara
orang yg satu dengan orang yang lain, dengan menitik beratkan kpd kepentingan
perseorangan.
b. Hukum Publik (Hukum Negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara
dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara dengan perseorangan
(warganegara)
Manfaat Klasifikasi Hukum
• Hukum banyak segi dan luas, karena mengatur semua aspek kehidupan manusia dalam
hidup bermasyarakat. OKI ciri sistem hukum adalah adanya klasifikasi hukum.
• Manfaat klasifikasi hukum ialah:
1. Sangat membantu dan mempermudah dlm mempelajari hukum
2. Dalam pelaksanaan atau penegakan hukum menjadi lebih mudah dan lebih terarah.
3. Agar dapat diperoleh suatu pengertian yang lebih baik (terkandung nilai-nilai teoritis)
4. Agar lebih mudah dapat menemukan dan menerapkan hukum (terkandung nilai-nilai
praktis)
5. Penting bagi para peneliti utk selalu mempelajari/meneliti hukum sbg institusi sosial yg
dinamis
6. Penting bagi pembuat per-UU-an, para penegak hukum (hakim, jaksa, polisi, advokat), dan
warga negara yg mempunyai kewajiban melaksanakan hukum.