1.
A. 5 definisi hukum menurut para ahli
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi.
Adapun tujuan hukum adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga
keamanan dan ketertiban terjaga.
b. Ernest Utrech
Hukum adalah himpunan peraturan yang mengatur kehidupan. Peraturan tersebut dapat
berupa perintah atau larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan harus
ditaati oleh seluruh anggota masyarakat.
JADI KESIMPULANNYA : hukum dibuat untuk ditaati oleh seluruh masyarakat agar
tercipta tata tertib dalam masyarakat
Seperangkat kaidah atau ukuran yang tersusun dalam suatu system yang menentukan
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia sebagai warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat
JADI KESIMPULANNYA : hukum mengatur apa saja hal yang bisa dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam kehidpan bermasyarakat
2.
A. Hukum berdasarkan sumbernya & berdasarkan tempat berlakunya
• Berdasarkan sumbernya
1. Hukum Doktrin
Hukum doktrin merupakan hukum yang terbentuk dari pendapat beberapa
ahli hukum yang terkenal karena pengetahuannya.
2. Hukum traktat
Hukum traktrat adalah perjanjian internasional yang diadakan oleh 2 negara
atau lebih. Jika telah memenuhi syarat tertentu, hukum traktat dapat
dijadikan hukum formal.
3. Hukum Kebiasaan
Hukum kebiasaan adalah peraturan tidak tertulis yang berbentuk himpunan
kaidah-kaidah dan dibuat langsung oleh masyarakat melalui kebiasaan.
4. Hukum Yurisprudensi
Hukum Yurisprudensi adalah hukum yang terbentuk dari putusan hakim di
pengadilan yang memuat peraturan tertentu. Putusan hakim tersebut di
kemudian hari diakui dan dijadikan dasar putusan oleh hakim lain ketika
menghadapi perkara yang sama.
5. Hukum undang undang
Hukum undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan. Undang-undang dapat diartikan secara formil dan
materil.
Undang-undang dalam arti formil adalah bentuk peraturan atau ketetapan
yang dibuat oleh badan pembuat undang-undang yaitu lembaga legislatif.
Sedangkan undang-undang dalam arti materiil adalah suatu peraturan yang
mengatur masyarakat.
1. Hukum Nasional
Hukum nasional adalah jenis hukum yang berlaku di dalam wilayah negara
tertentu. Hukum nasional harus dilaksanakan oleh warga negara tersebut.
2. Hukum Internasional
Hukum internasional adalah jenis hukum yang berguna untuk mengatur
hubungan hukum antar negara di dalam hubungan internasional. Hukum
internasional ini berlaku secara universal, yang berarti dapat berlaku secara
keseluruhan terhadap negara-negara yang mengikatkan diri dalam
perjanjian internasional tertentu.
3. Asing
Yakni hukum yang berlakunya di dalam wilayah negara lain.
B.
kekuatan daya berlakunya UU dan hukum kebiasaan terkait hukum adat berdasarkan prinsip
kewilayahan dan prinsip kewarganegaraan dengan perkembangan yang terjadi pada masa VOC
bahwasanya Daendel tetap membiarkan sebagaimana adanya menurut hukum adat masing-
masing. Lain dari pada itu VOC menganggap bahwa hukum adat lebih rendah derajatnta
daripada hukum Belanda.Maka dalam perkembangannya terbentuklah unifikasi dalam
pengaturan hukum pidana bagi golongan Eropa, Timur Asing dan Pribumi, dengan dibentuknya
Wetboek van Strafrecht (WvS), sebagi tiruan Belanda (1881) yang meniru Belgia, diberlakukan
bagi golongan Eropa. Pada masa ini, hukum dianggap ada bila
diatur dalam undang-undang, sebagai hukum tertulis (statutory law) yang menunjukkan
dianutnya paham Austinian, sebagaimana diatur Pasal 15 AB (Algeme Bepalingen van
Wetgeving), yang menyatakan: terkecuali peraturan- peraturan yang ada, bagi orang Indonesia
asli dan bagi mereka yang dipersamakan dengannya, kebiasaan hanya dapat disebut hukum
apabila undang-undang menyebutnya.
Contoh nya adalah Pada masa Airlangga, adanya penetapan lambang meterai kerajaan berupa
kepala burung Garuda, pembangunan perdikan dengan hak-hak istimewanya, penetapan pajak
penghasilan yang harus dipungut pemerintah pusat.
No 3
A. Asas asas dalam melakukan peraturan perundang undangan
a. Kejelasan tujuan.
Asas ini menyatakan setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat.
Asas ini menyatakan bahwa setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat
oleh lembaga negara atau pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang
berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi
hukum jika dibuat oleh lembaga yang tidak berwewenang.
c. Kesesuaian antara jenis, hirarki, dan materi muatan.
Asas tersebut menjelaskan bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
harus memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki
peraturan perundang-undangan. Hirarki penting untuk dipahami agar menghindari
peraturan perundang-undangan yang disusun bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. Sementara itu, materi muatan
dalam peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan jenis, fungsi, dan hirarki
peraturan perundang-undangan.
d. Dapat dilaksanakan.
Asas ini menyatakan untuk setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
memperhitungkan efektivitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam
masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, atau yuridis.
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan.
Asas tersebut menjelaskan bahwa setiap peraturan-undangan dibuat karena benar-
benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
f. Kejelasan rumusan.
Asas ini menggarisbawahi bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus
memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan,
sistematika, pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah
dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya.
g. Keterbukaan.
Asas keterbukaan menjelaskan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
pengundangan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan
masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan
dalam pembentukan.
4. Hukum Yurisprudensi
Hukum Yurisprudensi adalah hukum yang terbentuk dari putusan hakim di
pengadilan yang memuat peraturan tertentu. Putusan hakim tersebut di
kemudian hari diakui dan dijadikan dasar putusan oleh hakim lain ketika
menghadapi perkara yang sama.
No 4
A. system hukum
Sistem Hukum adalah Tata aturan dan peraturan yang dibuat pemerintah untuk
menegakkan keadian serta kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan bernegara yang
adil dan tertib serta mampu ditaati masyarakat untuk kepentingan Bersama.
B. system hukum yang berlaku di Indonesia dan contoh
1. system hukum eropa continental
Contoh hukum pidana berdasarkan kitab undang undang hukum pidana
2. system hukum anglo saxon
Contoh hukum hasil keputusan hakim
3. system hukum adat
Contoh peraturan kepemilikan tanah adat
4. system hukum islam
Contoh peraturan nikah berdasarkan hukum islam
5. system hukum katolik
Contoh peraturan yg dibuat berdasarkan hukum agama katolik
6. system hukum sosialis komunis
No 5
A. Jelaskan apa yang dimaksud dari Pasal II Aturan Peralihan tersebut terhadap
pemberlakuan hukum di Indonesia! Berikan contoh nya!
JAWAB :
Dalam Pasal II dari Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia telah ditetapkan, bahwa segala Badan-Badan Negara dan Peraturan-
Peraturan yang ada, masih berlaku sebelumnya diadakan peraturan baru. Untuk lebih
menegaskan berlakunya pasal ini, maka berdasarkan atas Pasal IV dari Aturan
Peralihan, dengan ini diadakan Peraturan.
B.
Jika peraturan atau hukum dirancang dan dibuat tidak sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
maka akan menimbulkan akibat yaitu : Akan adanya ketidakmeratanya pengimplementasian
peraturan seperti hanya mememihak golongan atau pihak tertentu saja. Akan adanya
peraturan yang bersifat semena-mena demi kepentingan tertentu.