Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok III :


NOVIA AMELIA PANE (856035129)
RIA HERLITA SIBUEA (856035136)
MELISA SIMANJUNTAK (856035104)
RIANA ULI NABABAN (856035175)

UVERSITAS TERBUKA
POKJAR TOBA SAMOSIR 2020-2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah AWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik

itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan

pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pembelajaran Pkn di SD.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan

kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada

makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Tutor

kami, Ibu Nurlia Ginting, S.Pd, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam menulis makalah

ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan memahami materi hukum dan penegakan hukum sangat penting bagi

guru PKn sebab pendidikan hukum merupakan salah satu komponen dari Pendidikan

Kewarganegaraan. Mengenali norma-norma hukum, aparat penegak hukum, dan serta

penegakan hukum di Indonesia merupakan bagian penting yang di jalani oleh setiap

individu dalam proses sosialisasi. Warga negara yang baik adalah warga negara yang

mampu menjunjung tinggi dan menaati norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan

kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan

masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan

sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi. Untuk itu sebagai masyarakat Indonesia

yang baik, kita wajib untuk mengerti silsilah penegakan hukum sebagai mana mestinya.

Agar kita dapat menegakkan hukum di negara kita dengan benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian hukum ?

2. Apa yang dimaksud penegakan hukum ?

3. Bagaimana tata hukum di Indonesia ?

4. Bagaimana penggolongan hukum di Indonesia ?

5. Siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia ?


C. Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan :

1. Apa pengertian hukum ?

2. Apa yang dimaksud penegakan hukum ?

3. Bagaimana tata hukum di Indonesia ?

4. Bagaimana penggolongan hukum di Indonesia ?

5. Siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia ?


BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGERTIAN HUKUM


A. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli
1. Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn memberikan pendapat pengertian hukum dalam
“Het Adatrecht van Ned Indie” hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup
yang bergolak terus menerus dalam keadaan bentur dan membentur tanpa henti
hentinya dengan gejala gejala lainnya.
2. Kisch. Mr. Dr. dalam karangannya “Rectswetenscap” mengatakan bahwa hukum tidak
dapat dilihat/ditangkap oleh pancaindera.
3. Prof Sudiran dalam “Pengantar Tata Hukum di Indonesia” hukum adalah
pikiran/anggapan orang tentang adil dan tidak adil mengenai hubungan antar manusia
4. Grotius dalam “De lure belli ac facis 1625” hokum adalah peraturan tentang perbuatan
moral yang menjamin keadilan
5. Prof. soediman Kartohadiprodjo, S.H dalam bukunya “Hukum Indonesia”
mengatakan bahwa hukum adalah pikiran atau anggapan orang adil atau tidak adil
mengenai hubungan antara manusia.
6. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H LLM dalam bukunya “Hukum Masyarakat
dan Pembinaan Hukum Nasional” mengatakan hukum adalah keseluruhan kaidah
kaidah serta asas asas yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat
yang bertujuan memelihara ketertiban yang meliputi lembaga – lembaga dan proses –
proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu sebagai kenyataan dalam masyarakat.
7. J.C.T Simorangkir, S.H dan Woeryono sastropranoto, S.H dalam bukunya “Pelajaran
Hukum Indonesia” mengemukakan hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa,
yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat
oleh badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan peraturan tadi
berakibatkan diambilnya tindakan yaitu dengan hubungan tertentu.
Dari beberapa pengertian hukum menuru para ahli, dapat disimpulkan bahwa hokum meliputi
beberapa unsur sebagai berikut :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2. Peraturan itu diadakan oleh badan – badan resmi yang berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adala tegas
B. Konsep Negara Hukum Menurut Para Ahli
Negara yang berdasarkan atas hukum pada hakikatnya adalah suatu “Negara
Hukum”. Negara hukum adalah Negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi
warganya. Maksudnya segala kewenangan dan tindakan alat – alat perlengkapan Negara
dan penguasa, semata mata berlandaskan hukum atau dengan kata lain diatur oleh
hukum.
Jika ditinjau dari sejarah perkembangannya, konsep negara hokum yang
dikemukakan Immanuel Kant yang dikenal sebagai Negara hukum liberal dan
diistilahkan nachtwakerstaat. Dikatakan Negara hukum liberal karena konsep Kant
bernapaskan paham liberal yang menentang kekuasaan absolute para raja karena
pemerintah hanya bertugas membuat dan mempertahankan hokum dengan maksud
menjamin serta melindungi kepentingan golongan yang disebut “menschen von besitz
and bildung” yakni kaum berjuis liberal. Dan disitilahkan nachtwakerstaat karena Negara
hanya berfungsi seperti ‘penjaga malam’ yang menjamin/menjaga keamanan dan
keselamatan para warganya. Negara hanya bersifat pasif tidak ada campur tangan dalam
bidang ekonomi.
Dalam suatu welvaarstaat tugas pemerintah sangat luas yakni mengutamakan
kepentingan seluruh rakyatnya, pemerintah dibatasi oleh undang – undang agar tidak
berbuat sewenang wenang. Apabila timbul perselisihan antara pemerintah dan rakyat
akan diselesaikan oleh suatu peradina administrasi yang bediri sendiri.
C. Ciri – Ciri Dan Macam – Macam Pembagian Hukum
1. Ciri – Ciri Hukum
a. Adanya perintah atau larangan
b. Perintah atau larangan harus di taati oleh setiap orang
2. Macam – macam pembagian hukum
a. Menurut sumbernya
1) Hukum undang – undang
Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang - undangan
2) Hukum kebiasaan (adat)
Hukum yang terletak di dalam peraturan – peraturan kebiasaan (adat)
3) Hukum traktat
Hukum yang ditetapkan oleh negara – negara di dalam suatu perjanjian antara
negara.
4) Hukum yurisprodensi
Hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
b. Menurut bentuknya
1) Hukum tertulis
Hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang - undangan
2) Hukum tak tertulis
Hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis
(hukum kebiasaan)
c. Menurut tempat berlakunya
1) Hukum nasional
Hukum yang berlaku dalam suatu negara
2) Hukum internasional
Hukum yang mengatur hukum dalam dunia internasional
3) Hukum asing
Hukum yang berlaku dalam negara lain
4) Hukum gereja
Kumpulan norma – norma yang ditetapkan oleh Gereja untuk para naggota -
anggotanya
d. Menurut waktu berlakunya
1) Ius Constitutum (hukum positif)
Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang
2) Ius Constituendum
Hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang
3) Hukum asasi (Hukum Alam)
Hukum yang berlaku dimana – mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa
di dunia. Hukum ini tidak mengenal; batas waktu melainkan berlaku untuk
selama lamnya (abadi)
e. Menurut cara mempertahankan dan fungsinya
1) Hukum materiil
Aturan hukum yang mengatur hubungan – hubungan hukum antara orang – orang
yang menetukan hak dan kewajiban, memrintahkan dan melarang berbagai
perbuatan kepada masyarakat. Contoh : hukum perdata, hukum pidana, hukum
tata usaha
2) Hukum formil
Aturan hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan dan melaksanakan
aturan hukum materiil
f. Menurut sifat atau daya kerjanya atau sanksinya
1) Hukum yang memaksa
Aturan hukum yang dalam keadaan konkret tidak dapat dikesampingkan oleh
perjanjian yang diadakan para pihak. Contoh pasal 47 B mengatakan bahwa
syarat/janji – janji perkawinan harus dibuat dengan akta notaris sebelum
perkawinan berlangsung.
2) Hukum mengatur/hukum pelengkap
Hukum yang dalam keadaan konkret yang dapat dikesampingkan oleh perjanjian
yang dibuat oleh kedua belah pihak
g. Menurut isinya
1) Hukum publik
Hukum yang mengatur kepentingan umum atau aturan hukum yang mengatur
hubungan hukum antara negara dengan orang, negara dengan alat – alat
perlengkapannya dan negara dengan negara lain
2) Hukum privat/hukum sipil
Aturan hukum yang mengatur kepentingan perseorangan atau dapat dikatakan
sebagai aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu
dengan yang lain nya.
D. Hukum Normatif – Hukum Ideal – Hukum Wajar
Hukum normatif adalah hukum yang nampak dalam peraturan perundangan serta juga hukum
yang tidak tertulis dalam peraturan perundangan tetapi ditaati oleh masyarakat.
Hukum ideal adalah adalah hukum yang dapat memnuhi perasaan keadilan semua bangsa di
seluruh dunia.
Hukum wajar adalah hukum yang tidak nampak sehari hari. Tidak jarang hukum yang
nampak sehari-hari menyimpang dari hukum normatif (tercantum dalam perundang-
undanga) karena tidak diambil oleh alat-alat kekuasaan pemerintah, maka pelanggaran
tersebut oleh masyarakat yang bersangkutan lambat laun dianggap biasa.
Konsepsi negara hukum yang dikemukakan oleh F.J Stahl adalah “negara
Kesejahteraan” atau Welvaarstaat (belanda), Sosial Service State (Inggris), Beliau
mengatakan sebagai elemen dari negara hukum antara lain :
1. Adanya jaminan atau hak dasar manusia
2. Adanya pembagian kekuasaan
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan hukum
4. Adanya peradilan administrasi negara
Sementara A.V. dicey yang menganut sistem Anglo Saxon yaitu “The Rule of
Law” konsep negara hukum menurunya mengandung 3 unsur penting :
1. Supremacy of law
2. Equality before the law
3. Human right
Selanjutntya oleh para jurist Asia tenggara dan Pasifik seperti tercantum dalam buku “the
Dynamics Aspects of The Rule of law in the Modern Age” dikemukakan syarat rule
of law sebagai berikut :
1. Perlindungan konstitusional dalam arti bahwa konstitusi selain daripada menjamin
hak – hak individu harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh
perlindngan atas hak – hak yang dijamin
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Kebebasab untuk menyatakan pendapat
4. Pemilihan umum yang bebas
5. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan civic (kewarganegaraan)
KEGIATAN BELAJAR 2 PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Norma agama bertujuan untuk mencapai suatu kehidupan yang beriman. Ajaran agama atau
kepercayaan dalam masyarakat sangat menunjang tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
Perintah dan larangan ajaran agama akan menebalkan iman setiap penganutnya. Kaidah
kepercayaan atau keagamaan ditujukan kepada kehidupan beriman. Kaidah ini ditujukan
terhadap kewajiban manusiakepada Tuhan dan kepada diri sendiri. Dikarenakan sumber
kaidah ini adalah ajaran agama yang berasal dari tuhan maka manakala penganutnya agama
yang tidak mematuhi perintah dan larangan dari Tuhan maka yang bersangkutan akan
senantiasa berusaha berbuat baik dalam menjalin hubungan dengan sesama
KEGIATAN BELAJAR 3 KASUS – KASUS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM
Kasus – kasus yang berkaitan dengan hukum :
1. Kasus pencurian uang melalui ATM
Contoh :
Polisi menangkap tiga pemuda lantaran mengambil uang melebihi saldo dengan kartu
ATM Cirrus Bank Nusa. Diberitakan dalam majalah bahwa “ ditangan El Rafiq mesin
ATM Bank Bali di Medan ibarat pundi neneknya. Betapa tidak? Hanya berbekal tabungan
Rp 2.538,00 di Bank Nusa, dia dengan kartu jaringan Cirrus-berhasil menambang uang
sampai Rp 5.7 juta selama tiga hari di ATM tersebut.
Kasus pencurian ATM berkaitan dengan pasal – pasal dalam KUHP tentang pencurian.
Pasal yang mengatur tentang pencurian adalah pasal 362 KUHP yang menyatakan bahwa
barang siapa mengambil sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain
dengan maksud dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, denda pidana
penjara atau denda.
2. Kasus perampokan
Contoh :
Kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan pembunuhan serta pembakaran
rumah korban yang bernama Nyonya Sylvia Wibisono di Rawamangun Jakarta Timur.
Usai menganiaya dan merampok tuan rumah, penjahat membakar rumah korban, akan
tetapi taktik keji menghilangkan jejak itu tidak kesampaian. Setelah api mengecil petugas
pemadam kebakaran menyelamatkan korban yang sudah meninggal, namun jasadnya yang
di visum di RS cipto Mangunkusumo memberi petunjuk bahwa kebakaran disengaja oleh
perampok. Selanjutnya dari keterangan dua pembantu korban yang selamat, polisi
mengantongi identitas dua lelaki yang di duga ada keterkaitan dengan kejadian tersebut.
Jadi kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan pembunuhan serta
pembakaran rumah korban yang bernama Nyonya Sylvia tersebut dijatuhi ancaman pidana
bagi kejahatan terhadap nyawa atau setidak tidaknya ancaman pidana bagi pelaku tindak
pidana perampokan disertai penganiayaan yang menyebabkan matinya korban. Pelaku
dikenai ancaman pidana atas dasar ketentuan pasal 339, pasal 354, pasal 355, pasal 368 Jo.
365 KUHP.
Pasal 339 KUHP menyatakan bahwa pembunuhan yang diikuti, disertai atau di
dahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri
peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan
penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana
seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.
Pasal 354 KHUP menyatakan bahwa :
Ayat 1 : barang siapa sengaja melukai berat orang lain diancam karena melakukan
penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama delapan tahun
Ayat 2 : jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara
paling lama sepuluh tahun
Pasal 355 KHUP menyebutkan bahwa penganiayaan berat yang dilakukan dengan
rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. Dan
jika perbuatan itu mengakibatkan matinya korban maka pelaku dikenakan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
Ketentuan pidana bagi pelaku tindak pidana perampokan yang dimuat dalam Pasal
368 KHUP adalah :
Ayat 1 : barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawqan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan,
untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang
itu atau orang lain; atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang diancam
karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Ayat 2 : ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga dan keempat berlaku untuk kejahatan ini

Anda mungkin juga menyukai