PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
11. Untuk mengetahui undang undang yang mengatur
cyber.
12. Agar memahami hukum dalam pandangan Kristen.
13. Agar memahami hubungan hukum dan pertintah
Allah.
14. Untuk mengetahui tugas dan peranan Kristen
terhadap hukum.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hukum merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani yaitu tora
yang sama artinya dengan taurat dan diterjemahkan dalam
kitab mazmur terjemahan baru yaitu undang-undang. Tora
berarti mengajar, menunjukkan.
4
MOCHTAR KUSUMAATMADJA : Hukum merupakan keseluruhan
asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia
dalam masyarakat, dan juga mencakupi lembaga-lembaga
(institutions) dan proses-proses (processes) yang mewujudkan
berlakunya kaidah-kaidah itu dalam kenyataan.
5
Tujuan Menurut Para Ahli
3) Geny
6
yang demikian ketertiban akan terjamin. Kemudian pada abad
pertengahan, Thomas Aquino mengembangkannya lebih jauh
bahwa tertib alam masih selalu dianggap sebagai norma untuk
kehidupan manusia, namun motifnya berubah. Alam tidak lagi
dianggap suci atau sacral, tetapi dipandang sebagai ciptaan
Allah. Dengan mematuhi ketertiban alam, maka orang akan
tunduk kepada kehendak Allah. Dengan demikian, manusia
melakukan kebajikan keadilan. Kalau manusia melanggar
kehendak Allah, maka akan mendapatkan hukuman karena
keadilan Allah. Kemudian pada abad XIX, Pendapat ini dilepas
sebagai konsekwensi dari kemajuan-kemajuan ilmu
pengetahuan. Hukum ditentukan oleh sejarah. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa tatanan hukum adalah hukum positif
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pemerintah adalah sumber
hukum. Sistem hukum tidak diberikan kepada kita, melainkan
diserahkan untuk kita kerjakan. Hukum itu bukan hanya dalam
keputusan, melainkan juga dalam realisasi.
7
c) Hukum itu mewajibkan
a. Besifat Mengatur
b. Bersifat Memaksa
c. Bersifat Melindungi
8
Hukum dikatakan memiliki sifat melindungi karena hukum
dibentuk untuk melindungi hak tiap-tiap orang serta menjaga
keseimbangan yg serasi antara berbagai kepentingan yg ada.
a. Menurut sumbernya
1) Hukum undang-undang, yaitu peraturan hukum yang
tercantum dalam perundangan-undangan.
2) Hukum adat, yaitu peraturan-peraturan hukum yang terletak
dalam kebiasaan.
3) Hukum traktat, yaitu peraturan hukum yang ditetapkan oleh
beberapa negara dalam suatu perjanjian Negara.
4) Hukum jurisprudensi, yaitu peraturan hukum yang terbentuk
oleh putusan hakim.
5) Hukum doktrin, peraturan hukum yang berasal dari dari
pendapat para ahli hukum.
b. Menurut bentuknya
1) Hukum tertulis, yaitu peraturan hukum yang terdapat pada
berbagai perundangan-undangan.
2) Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu peraturan
hukum yang masih hidup dalam keyakinan sekelompok
masyarakat dan ditaati oleh mayarakat tersebut walaupun
peraturan tersebut tidak tertulis dalam bentuk undang-
undang.
9
d. Menurut waktu berlakunya
1) Ius constitutum (hukum positif), yaitu peraturan hukum yang
berlaku pada saat ini bagi suatu masyarakat dalam suatu
daerah tertentu.
2) Ius constituendum, yaitu peraturan hukum yang diharapkan
akan berlaku pada masa mendatang.
3) Hukum asasi (hukum alam), yaitu peraturan hukum yang
berlaku pada siapa saja dan kapan saja diseluruh dunia.
f. Menurut sifatnya
1) Hukum yang memaksa, yaitu peraturan hukum yang bersifat
mutlak.
2) Hukum yang mengatur, yaitu peraturan hukum yang dapat
dikesampingkan jika pihak yang bersangkutan telah
membuat peraturan sendiri.
g. Menurut wujudnya
1) Hukum obyektif, yaitu peraturan hukum yang berlaku umum
dalam suatu Negara.
2) Hukum subyektif, yaitu peraturan hukum yang muncul dari
hukum obyektif teapi hanya berlaku pada orang tertentu.
Hukum subyektif juga disebut sebagai hak.
h. Menurut isinya
1) Hukum privat, yaitu peraturan hukum yang mengatur
hubungan antara orang yang satu dengan orang lain yang
menitikberatkan kepada kepentingan pribadi.
2) Hukum publik, yaitu peraturan hukum yang mengatur
hubungan antara Negara dengan alat kelengkapannya dan
warga negararanya.
10
2.6 Hak dan Kewajiban WNI dalam pelaksanaan Hukum
2.6.1 HAK
1. Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali serta
dijalankan dengan sebaik-baiknya.
2.6.2 KEWAJIBAN
11
3) Kemanfaatan (Zweckmaigkeit), pelaksanaan hukum atau
penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi
masyarakat.
12
langsung ditangkap dan dihukum seberat beratnya. Sedangkan
seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang milyaran
rupiah milik negara dapat bebas berkeliaran dengan bebasnya.
Berbeda halnya dengan kasus-kasus yang hukum dengan
tersangka dan terdakwa orang-orang yang memiliki kekusaan,
jabatan dan nama. Proses hukum yang dijalankan begitu berbelit-
belit dan terkesan menunda-nuda. Seakan-akan masyarakat
selalu disuguhkan sandiwara dari tokoh-tokoh Negara tersebut.
Tidak ada keputusan yang begitu nyata. Contohnya saja kasus
Gayus Tambunan, pegawai Ditjen Pajak Golongan III menjadi
miliyader dadakan yang diperkirakan korupsi sebesar 28 miliar,
tetapi hanya dikenai 6 tahun penjara, kasus Bank Century dan
yang masih hangat saat ini Ketua Mahkamah Konstitusi (MK),
Akhil Mochtar ditangkap dalam Operasi Tangkap Tangan. Dalam
operasi itu, KPK telah menyita uang dollar Singapura senilai Rp 3
miliar yang menunjukkan penegakan hukum di bangsa Indonesia
dalam kondisi awas, hampir semua kasus diatas prosesnya
sampai saat ini belum mencapai keputusan yang jelas. Padahal
semua kasus tersebut begitu merugikan Negara dan masyarakat
kita. Kapankan ini semua akan berakhir ?
13
pembangunan bangsa. Dengan kata lain, situasi ketidakadilan
atau kegagalan mewujudkan keadilan melalui hukum menjadi
salah satu titik problem yang harus segera ditangani dan negara
harus sudah memiliki kertas biru atau blue print untuk dapat
mewujudkan seperti apa yang dicita citakan pendiri bangsa ini .
Namun menta dan moral korup yang merusak serta sikap
mengabaikan atau tidak hormat terhadap sistim hukum dan
tujuan hukum dari pada bangsa Indonesia yang memiliki tatanan
hukum yang baik , menurut penulis , sebagai gambaran bahwa
penegakkan hukum merupakan karakter atau jati diri bangsa
Indonesia sesuai apa yang terkandung dalam isi dari Pancasila
dan Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 .dengan situasi dan
kondisi seperti sekarang ini norma dan kaidah yang telah
bergerasar kepada rasa egoisme dan individual tanpa
memikirkan orang lain dan inilah nilai ketidakadilan akan
meningkatkan aksi anarkhisme, kekerasan yang jelas-jelas tidak
sejalan dengan karakter bangsa yang penuh memiliki asas
musyawarah untuk mufakat seperti yang terkadung dan tersirat
dalam isi Pancasila .
14
Secara umum, peraturan hukum yang baikadalah peraturan
hukum yang berlaku secara yuridis, sosiologis dan filosofis.
1) Secara Yuridis
2) Secara Sosiologis
3) Secara Filosofis
15
Penegakkan hukum dalam mengambil keputusan diperlukan
penilaian pribadi yang memegang peranan karena :
c. Faktor Masyarakat
Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan
semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat kesadaran hukum
masyarakat, maka akan semakin sukar untuk melaksanakan
penegak hukum yang baik.
Kesadaran hukum merupakan suatu pandangan yang hidup
dalam masyarakat tentang apa hukum itu. Pandangan itu
berkembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu agama,
ekonomi, politik, dan sebagainya. Pandangan itu selalu berubah,
16
oleh karena itu hukum pun selalu berubah. Maka diperlukan
upaya dari kesadaran hukum, yakni :
1)Pengetahuan hukum
2)Pemahaman hukum
3)Sikap terhadap norma norma
4)Perilaku hukum.
d. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai nilai yang
mendasari hukum yang berlaku, nilainilai mana yang
merupakan konsepsikonsepsi yang abstrak mengenai apa yang
dianggap baik (sehingga dituruti) dan apa yang dianggap buruk
(sehinga dihindari). Maka, kebudayaan Indonesia merupakan
dasar atau mendasari hukum adat yang berlaku. Disamping itu
berlaku pula hukum tertulis (perundang undangan), yang
dibentuk oleh golongan tertentu dalam masyarakat yang
mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk itu. Hukum
perundang undangan tersebut harus dapat mencerminkan nilai
nilai yang menjadi dasar dari hukum adat, agar hukum
perundangundangan tersebut dapat berlaku secara aktif.
Mengenai berlakunya undangundang tersebut, terdapat
beberapa azas yang tujuannya adalah agar undangundang
tersebut mempunyai dampak yang positif. Asasasas tersebut
antara lain :
1) Undang undang tidak berlaku surut.
2) Undang undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi.
3) Mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.
4) Undang undang yang bersifat khusus menyampingkan undang
undang yang bersifat umum, apabila pembuatnya sama.
5) Undang undang yang berlaku belakangan, membatalkan
undang undang yang berlaku terdahulu.
17
Cyber Law adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya
meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang
perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai
online dan memasuki dunia cyber ataumaya. Cyber Law sendiri
merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law.
Secara yuridis, cyber law tidak sama lagi dengan ukuran dan
kualifikasi hukum tradisional. Kegiatan cyber meskipun bersifat
virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan
hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang
berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat
elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus
dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan
perbuatan hukum secara nyata.
18
2.10.2 Perbuatan Dapat Menyebabkan Seseorang
Terjerat Cyber Law
1) Cyber stalking (Pencurian dunia maya)
Cyberstalking adalah penggunaan internet atau alat elektronik
lainnya untuk menghina atau melecehkan seseorang,
sekelompok orang, atau organisasi. Hal ini termasuk tuduhan
palsu, memata-matai, membuat ancaman, pencurian identitas,
pengerusakan data atau peralatan, penghasutan anak di bawah
umur untuk seks, atau mengumpulkan informasi untuk
mengganggu. Definisi dari pelecehan harus memenuhi kriteria
bahwa seseorang secara wajar, dalam kepemilikan informasi
yang sama, akan menganggap itu cukup untuk menyebabkan
kesulitan orang lain secara masuk akal.
3) Phishing scam
Dalam sekuriti komputer, phising (Indonesia: pengelabuan)
adalah suatu bentuk penipuan yang dicirikan dengan percobaan
untuk mendapatkan informasi peka, seperti kata sandi dan kartu
kredit, dengan menyamar sebagai orang atau bisnis yang
terpercaya dalam sebuah komunikasi elektronik resmi, seperti
19
surat elektronik atau pesan instan. Istilah phishing dalam bahasa
Inggris berasal dari kata fishing (= memancing), dalam hal ini
berarti memancing informasi keuangan dan kata sandi
pengguna.
20
Komunikasi dan Informasi untuk diperbaiki. Tetapi, terdapat
beberapa hukum positif lain yang berlaku umum dan dapat
dikenakan bagi para pelaku cybercrimeterutama untuk kasus-
kasus yang menggunakan komputer sebagai sarana, antara lain:
21
Menurut Pasal 1 angka (1) Undang- Undang No 36 Tahun
1999,Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman,
atau penerimaan dan setiap informasi dalam bentuk tanda-
tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem
kawat, optik, radio, atau
sistem elektromagnetik lainnya.
22
27 huruf b yaitu alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan,
dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat
optik atau yang serupa dengan itu .
23
mereka ramai-ramai mengajukan permohonan pengujian Pasal
27 ayat (3) UU ITE kepada Mahkamah Konstitusi karena
bertentangan dengan Pasal 28F UUD 1945.
24
harus kehilangan ayah kandung nya akibat tak tahan karena
anak nya menjadi bahan bullying.
25
di tengah malam dan dibawa ke lokasi yang jauh (dan
dirahasiakan) untuk dilakukan eksekusi oleh regu tembak,
metode ini tidak diubah sejak 1964.
26
Tindak pidana dalam penerbangan udara atau terhadap
infrastruktur penerbangan (UU No. 4/1976).
Penyalahgunaan dengan memproduksi, menggunakan,
mengedarkan, mengimpor, dan kepemilikan obat
psikotropika golongan I secara terorganisasi (UU No.
5/1997 tentang Psikotropika).
Penyalahgunaan dengan memproduksi, mengimpor,
mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan,
menjual, membeli, menyerahkan, menerima,menjadi
perantara dalam jual beli, atau menukar narkotika
golongan I (UU No. No. 22/1997 tentang Narkotika).
Korupsi dalam "keadaan tertentu," termasuk korupsi yang
dilakukan berulang-ulang dan korupsi yang dilakukan
selama masa darurat / bencana nasional (UU No. 31/1999
tentang Korupsi).
2.11.5 Penentang Hukum Mati
27
hukuman mati di Indonesia sangat mengkhawatirkan" dan "tidak
adil bagi hak asasi manusia".
28
Sejumlah akademisi dari berbagai disiplin ilmu di dalam
negeri tercatat mengemukakan penolakan secara terbuka
terhadap eksekusi mati di Indonesia. Beberapa dari antara
mereka misalnya Profesor Sulistyowati Irianto, Antonius Cahyadi,
dan Frans Supiarso dari Universitas Indonesia, Beni Juliawan dari
Universitas Sanata Dharma, Robertus Robet dari Universitas
Negeri Jakarta, serta Ahmad Sofian dari Universitas Bina
Nusantara. Secara umum, para akademisi tersebut
menyimpulkan kalau praktik hukuman mati tidak efektif untuk
mengatasi kejahatan dan tidak memberikan "efek jera" yang
diharapkan. Profesor Sulistyowati mengajak semua pihak untuk
lebih memikirkan hak seseorang untuk hidup dan Frans berharap
agar pemerintah "menempatkan belas kasih dan pengampunan
di atas segalanya".
29
mengklaim bahwa survei itu hanya dilakukan di 17 provinsi tetapi
laporannya menyebutkan 33 provinsi, sehingga ia merasakan
adanya kejanggalan.
30
1. Allah memberikan kuasa untuk menghukum mati
kepada pemerintahan manusia(PL). Ada hukuman mati
sebelum zaman Nuh, tetapi kesempatan diberikan kepada
para kerabat untuk membalas dendam kepada si
pembunuh (Kej. 4:14). Dengan penetapan hukuman mati,
Allah mengambil keadilan dari tangan keluarga dari orang
yang dibunuh tersebut dan menempatkan pedang dalam
tangan pemerintahan manusia. Dengan cara ini keadilan
bisa lebih objektif dijalankan dengan menghapus faktor
balas dendam pribadi dan kemarahan emosional.
Jika kasih dan hukuman mati terpisah satu sama lain, maka
pengorbanan Kristus merupakan kontradiksi. Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan
anaknya yang tunggal (Yoh. 3:16). Yesus berkata, Tidak ada
kasih yang lebih besar dari kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh.15:13). Kasih dan
hukuman bukan hanya sejalan, melainkan juga prinsip yang ada
dibalik hukuman mati adalah prinsip yang menjadikan salib itu
perlu. Inilah prinsip nyawa ganti nyawa.
31
Konsep dibelakan penebusan yang menggantikan, yaitu
mencabut nyawa untuk menebus nyawa (Im.17:11), itulah yang
membuat hukuman mati perlu untuk kejahatan besar. Jika ada
cara lain untuk memuaskan keadilan dan melepaskan anugerah,
maka pastilah Tuhan sudah menemukannya daripada harus
mengorbankan Anak satu-satunya yang kekasih (2 Kor. 5:21; 1
Pet. 3:18). Bahkan, jika hukuman mati tak berpengaruh pada
abad ke 1, maka Yesus pasti tak akan mati bagi dosa-dosa kita.
Maka hukuman mati meningkatkan nilai kehidupan, bukan
merendahkannya. Sebab semakin serius hukumannya bagi
pembunuhan, semakin tinggi nilai yang kita letakkan dalam diri
orang yang dibunuh.
32
untuk mengatur tingkah lakunya. Oleh sebab itu hukum tidak
bisa dipisahkan dengan kehendak Allah karena hanya Tuhan
Allah lah yang memberi nilai yang penuh melalui Firman-Nya
yang ajaib.
33
3. Dilarang melakukan kebaktian dengan cara yang salah
(Kel 32)
34
meneruskan kisah karya penyelamatan Allah kepada anaknya
(ulangan 6:4-9).
Jangan Membunuh
Melalui perintah ini, kita di anjurkan untuk dapat
menghargai hidup manusia. Hal ini dikarenakan, hidup adalah
anugerah Allah yang mulia.
Jangan Berzinah
Jangan Mencuri.
Artinya adalah :
1. Kita harus mampu menghargai milik dan hak orang lain
2. Bersyukur atas apa yang telah kita masing-masing punyai
3. Bersyukur atas pemberian Tuhan kepada kita
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
Perintah ini mengajak kita untuk :
1. Selalu hidup dalam kejujuran
2. Menjaga dan memperjuangkan kebenaran
3. Menjaga mulut kita sebagai alat komunikasi dan pembawa
kasih yang baik.
Kata-kata yang kita ucapkan adalah alat dari Tuhan untuk
mengadakan hubungan dan membentuk persekutuan dengan
sesama manusia. Melalui perintah ini, kita sebagai saksi
35
Kristus yang ada di tengah dunia ini diingatkan untuk selalu
berkata secara jujur dan benar.
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini
isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya
perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun
yang dipunyai sesamamu.
Perintah kesepuluh ini lebih bersifat batiniah, yakni tentang
keinginan. Jika kita mampu menguasai keinginan-keinginan,
tentulah kita tidak akan memiliki keinginan untuk menguasai
milik orang lain.
b. Hukum Kasih
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum
inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Matius 22:37-40.
36
2.13 Hubungan Hukum Dan Perintah Allah
37
mengasihi. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu
firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri (Galatia 5:14) Hukum Kristus adalah satu satunya
hukum yang membawa kita ke dalam kemerdekaan. Dalam
Kitab Perjanjian Lama kita mengenal ada 10 hukum taurat Kristus
(Keluaran 20:1-17).
38
Sebagai warga Negara yang baik yang telah diselamatkan
oleh Kristus kita harus menjauhi perbuatan yang melanggar
hukum, karena hukum itu juga bersumber dari Allah dan Allahlah
yang telah mengaruniakan pengertian kepada manusia untuk
bisa memahami peraturan itu. Kita harus mendukung kebijakan
pemerintah yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat,
namun kita juga berhak untuk menyuarakan suara kita jika
keputusan atau kebijakan pemerintah tidak sesuai dan
menyimpang. Perbuatan yang marak terjadi di Negara kita saat
ini adalah pembunuhan, korupsi dan tindakan tindakan yang
tidak terpuji lainnya. Firman Tuhan berkata Celakalah orang
yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan
rumahnya (Habakuk 2:6,9).
39
Allah didunia karena mereka adalah hamba Allah, Roma 13:2
Sebab itu barang siapa melawan pemerintah, ia melawan
ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan
mendatangkan hukuman atas dirinya .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang materi Agama Kristen
Hukum, maka diambil penulis kesimpulan sebagai berikut :
40
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi
yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku
manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa
adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh sebab itu
setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan
hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau
ketetapan/ ketentuan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis
untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi
untuk orang yang melanggar hukum.
3.2 Saran
41
Untuk lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang
sangat bermafaat dan dapat membantu kita semua untuk
mengurangi dan memperbaiki hukum yang berada di Indonesia
yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
42
Elisabeth, Debora. Hukum Menurut Pandangan Kristen.
http://deboraeprb.blogspot.co.id/2014/12/hukum-menurut-
pandangan-kristen.html. (Diakses pada 22 Mei 2017.
43