Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN INDONESIA

Mata Kuliah : Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Dra. Indrawati S.Kep.Ns,M.Psi

Disusun Oleh : 1C D-III Keperawatan

1. Agnes Sinaga 15. Grecia Manik 29. Rebekka Sigiro

2. Aktania Sembiring 16. Grecia Sirait 30. Sabrina Nurfadila

3. Angelina Simbolon 17. Hendrik Aritonang 31. Sadina Nurfadila

4. Anita Rambe 18. Indira Aurellia 32. Sahara Lubis

5. Bella Puspita 19. Juwita Tarigan 33. Samuel Sitompul

6. Carolina Butar-Butar 20. Krisnawati Panggabean 34. Theresia Rajagukguk

7. Catarina Situmorang 21. Laila Umami 35. Thesalonika Karo

8. Diana Manurung 22. Maria Purba 36. Tiara Ramadani

9. Dina Nasution 23. Nadifah Mutiara 37. Tresya Manullang

10. Doli Sirait 24. Naniettri Sagala 38. Unalianti Tumanggor


11. Evi Era Wati 25. Pincess Malau 39. Yesti Stumorang

12. Firda Nainggolan 26. Rahma Harahap 40. Yhosua Subakti

13. Fisien Pinem 27. Rani Gultom

14. Fitri Wulan Dari 28. Ratna Situmorang


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum  Wr.  Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
terselesaikan nya makalah dengan judul “Sistem Politik dan
Ketatanegaraan Indonesia”, dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih
kepada mereka yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini
dan juga kepada sumber–sumber yang telah membantu saya  dalam
penyusunan isi makalah  ini. 

Makalah ini saya buat untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan
oleh dosen saya dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dan
untuk menyempurnakan nilai saya dalam menyelesaikan matakuliah ini.

Saya berharap makalah yang telah saya selesaikan ini dapat  bermanfaat
bagi orang–orang yang telah membacanya, sehingga bagi setiap orang
yang membacanya dapat menambah pengetahuan. Dari penyusunan
makalah ini, saya mengetahui bahwa makalah ini masih belum sempurna
dan masih terdapat kekurangan, saya berharap bagi setiap pembaca
dapat membantu saya dalam mengevaluasi makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI

I.HALAMAN JUDUL...............................................
II.KATA PENGANTAR............................................
III.DAFTAR ISI.................................................... 

IV.BAB I PENDAHULUAN.......................................
A. Latar Belakang................................................
B. Rumusan Masalah............................................
C. Tujuan Makalah...............................................

V.BAB II  PEMBAHASAN........................................
A. Sistem politik di Indonesia.................................
B. Sistem ketatanegaraan Indonesia.......................

VI.BAB III PENUTUP.............................................


A. Kesimpulan.....................................................

VII.DAFTAR PUTAKA.............................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang

Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang
terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar
melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar
lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi
fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya.
Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini
dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan. Dalam
melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan
saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari
pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya
berupa pemotretan sekilas.

Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu


pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan
keputusan. Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk
menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai
keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para
pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan
diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik
diukur dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern sekarang ahli
politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa
besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar
masyarakat dan lingkungan internasional. Pengaruh ini akan
memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa
dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari
lingkungan internasional. 

Salah satu tuntutan reformasi yang digulirkan sejak tahun 1998 adalah
dibangunnya suatu sistem ketatanegaraan Indonesia yang berbasis
secara murni dan konsekuen pada paham “kedaulatan rakyat” dan
“Negara hukum” (rechstaat). Karena itu, dalam konteks penguatan sistem
hukum yang diharapkan mampu membawa rakyat Indonesia mencapai
tujuan bernegara yang di cita-citakan, maka perubahan atau amandemen
UUD 1945 merupakan langkah strategis yang harus dilakukan dengan
seksama oleh bangsa Indonesia. Berbicara tentang sistem hukum
tentunya tidak terlepas dari persoalan politik hukum atau rechts politiek,
sebab politik hukumlah yang menentukan sistem hukum yang bagaimana
yang dikehendaki.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem politik di indonesia?


2. Bagaimana sistem ketatanegaraan di indonesia?

C. Tujuan Masalah

1. Yaitu untuk mengetahui sistem politik di indonesia


2. Yaitu untuk mengetahui sistem ketatanegaraan di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENEGERTIAN SISTEM POLITIK

1. Pengertian Sistem 

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan


Terorganisasi.

2. Pengertian Politik

Politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” yang artinya Negara kota.
Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara
pemerintahan, Politik biasanya menyangkut kegiatan partai politik,
tentara dan organisasi kemasyarakatan. 

Dapat disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan


masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan
yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam
suatu wilayah tertentu.

3. Pengertian Sistem Politik

Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat,


prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama
lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan
mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan
Negara dengan Negara.

4. Pengertian Sistem Politik di Indonesia

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan


berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan
kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,Politik adalah
semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara
(termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif). 

Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan


adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik
antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan
terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal
ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga
Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945
yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden.

5. Sejarah Sistem Politik di Indonesia 


Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang
terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar
melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar
lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi
fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya.
Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini
dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.

Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi


pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa
dilihat dari pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah
yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan
dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-
tujuan dan pengambilan keputusan 

Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi


kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam
menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik
zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal
abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik diukur dari sudut moral. 

Sedangkan pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari


tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar pengaruh
lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan
lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan
politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari
kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional

6. Fungsi politik

Secara garis besar fungsi-fungsi pokok politik yang harus berjalan dalam
sebuah sistem politik/ negara adalah:

a. Fungsi perumusan kepentingan

Yaitu fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam suatu


negara. Orang per orang atau kelompok-kelompok dalam sayarakat harus
menentukan apa yang menjadi kepentingan mereka, atau apa yang ingin
mereka dapatkan dari negara/ politik. Fungsi ini seharusnya terutama
dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau kelompok-
kelompok kepentingan

b. Fungsi pemaduan kepentingan

Yaitu fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai


pihak dalam suatu negara dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai
alternatif kebijakan. Pihak yang paling bertanggungjawab untuk
memadukan kepentingan adalah partai politik. Namun demikian, proses
pemaduan kepentingan juga terjadi di lembaga-lembaga legislatif dan
eksekutif.

c. Fungsi pembuatan kebijakan umum

Yaitu fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang


diusulkan oleh partai politik dan pihak-pihak lain, untuk dipilih salah satu
di antaranya sebagai satu kebijakan pemerintahan. Pelaku fungsi ini
adalah lembaga legislatif dan eksekutif (pembuatan undang-undang) atau
lembaga eksekutif sendiri (pembuatan peraturan pemerintah).

d. Fungsi penerapan kebijakan

Yaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh


pihak yang berwenang. Pelaksana kebijakan pemerintah adalah aparat
birokrasi pemerintah di bawah pimpinan pejabat eksekutif.

e. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan

Yaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk mengadili


adalah lembaga peradilan, yakni Mahkamah Agung beserta lembaga
peradilan di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan perdilan militer, dan lingkungan peradilan
tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Di samping itu, juga terdapat fungsi-fungsi politik yang lain, yaitu:

a. Fungsi komunikasi politik

Adalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari masyarakat


kepada pemerintah dan juga dari pemerintah kepada masyarakat.

b. Fungsi sosialisasi politik

Adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota


masyarakat. Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup dan terjadi baik
secara sengaja (melalui pendidikan formal, nonformal, dan pendidikan
informal), maupun secara tidak sengaja melalui pengalaman sehari-hari
baik dalam kehidupan keluarga, tetangga, teman sepergaulan, sekantor
maupun berbagai aspek kegiatan kehidupan lainnya.

c. Fungsi rekrutmen politik

Adalah proses menyeleksi orang/ orang-orang yang akan dipilih atau


diangkat sebagai pejabat dari jabatan-jabatan yang ada dalam suatu
negara atau partai politik. Misalnya sebagai anggota DPR/DPRD I/DPRD
II, presiden, menteri, gubernur, bupati/ walikota, hakim, jaksa, dan lain-
lain.

7. Sistem politik demokrasi di indonesia

Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan


kelembagaan yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem
politik demokrasi di Indonesia adalah: 

 Ide kedaulatan rakyat


 Negara berdasarkan atas hukum
 Bentuk republik
 Pemerintahan berdasarkan konstitusi
 Pemerintahan yang bertanggung jawab
 Sistem perwakilan
 Sistem pemerintahan presidensiil

Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik demokrasi ditandai :

 Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah


tersebut mewakili keinginan rakyatnya.
 Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk
memperoleh legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.
 Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemilihan
(memilih/dipilih).
 Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
 Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan
berbicara, berorganisasi dan setiap partai politik berusaha untuk
memperoleh dukungan).

B. BENTUK KETATANEGARAAN INDONESIA

1. Deskripsi Singkat Struktur Ketatanegaraan RI “Sebelum”


Amandemen UUD 1945

Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan


rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR
mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power) kepada 5
Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu: 

 Mahkamah Agung (MA), 


 Presiden, 
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 
 Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan;
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

2. Deskripsi Struktur Ketatanegaraan RI “Setelah” Amandemen


UUD 1945:
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah  negara
kesatuan (desentralis) yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu
dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan,
sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Negara kesatuan
adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan
tunggal di mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-
satuan subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang
dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. 

Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional,


merupakan bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden.
Kekuasaan presiden dibatasi oleh UUD atau konstitusi. Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan  sebagai  kepala  negara dan sekaligus
kepala pemerintahan. 

Hal itu didasarkan  pada Pasal 4 Ayat 1 yang  berbunyi, “Presiden


Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan  menurut
Undang-Undang Dasar. ”Dengan demikian, sistem  pemerintahan di
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem
presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan
kekuasaan legislatif "

Sistem parlemen di Indonesia menganut bikameral yang tidak sempurna,


yaitu MPR yang terdiri dari DPR dan DPD. DPR merupakan wakil partai
dan DPD merupakan wakil pemerintah daerah. Ketidak sempurnaan itu
ditunjukan antara lain: MPR sebagai lembaga masih berdiri dan
mempunyai fungsi tersendiri terlepas dari lembaga DPR dan DPD. 

Fungsi DPD hanya lembaga pelengkap dari DPR karena tidak punya fungsi
legislatif secara penuh. Dari kedua alasan di atas, parlemen Indonesia
dapat dikatakan menganut Trikameral (Tiga Kamar).

3. Deskripsi Lembaga-Lembaga Terkait Legislatif, Eksekutif dan


Yudikatif

Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan


berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD
memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 8
Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu
Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK),
dan Komisi Yudisial.

4. Deskripsi Pengertian dan Fungsi Masing-masing Lembaga 


a. Lembaga Legislatif 

Badan Legislatif atau Legislature mencerminkan salah satu fungsi badan


itu yaitu legislate, atau membuat undang-undang. Nama lain yang dipakai
ialah Assembly. Nama lain lagi adalah Parliament.

Menurut teori, rakyatlah yang berdaulat; rakyat yang berdaulat ini


mempunyai suatu “kehendak”. Karena itu keputusan-keputusannya, baik
yang bersifat kebijakan maupun undang-undang mengikat seluruh
masyarakat.

Lembaga legislatif di Indonesia direpresentasikan pada tiga lembaga,


yakni:

1. MPR

Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa  perubahan


wewenang MPR adalah 

 Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga


tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. 
 Menghilangkan supremasi kewenangannya. 
 Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN. 
 Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena
presiden dipilih secara langsung melalui pemilu). 
 Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD. 
 Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih secara langsung melalui pemilu.

2. DPR

Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa tugas dan
wewenang DPR, antara lain:

 Membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk


mendapatkan persetujuan bersama.
 Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintahan
pengganti undang-undang.
 Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang
berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam
pembahasan.
 Menetapkan APBN bersama presiden dengan memperhatikan DPD. 
 Melaksanakan pengawasan terhadap UU, APBN, serta kebijakan
pemerintah, dan sebagainya.

3. DPD
Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa DPD
merupakan wakil-wakil daerah provinsi dan dipilih melalui pemilihan
umum yang memiliki fungsi:

 Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan


pertimbangan yang berkaitan dengan legislasi tertentu.
 Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu.

b. Lembaga  Eksekutif

Dalam sistem presidensial, menteri-menteri merupakan pembantu


presiden dan langsung dipimpin olehnya, sedangkan dalam sistem
parlementer para menteri dipimpin oleh seorang perdana menteri. 

Karena penyelenggaraan kesejahteraan rakyat merupakan tugas pokok


dari setiap negara, apalagi jika ia tergolong Negara Kesejahteraan
(Welfare State), maka kegiatan badan eksekutif mempengaruhi semua
aspek kehidupan masyarakat (pendidikan, pelayanan kesehatan,
perumahan, pekerjaan dsb).

Berdasarkan UUD 1945 lembaga eksekutif di Indonesia terdiri dari atas


seorang presiden, wakil presiden, beserta menteri-menteri. Dari
pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa kekuasaan
eksekutif mencakup beberapa bidang:

Diplomatik, yakni menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara


lain.

1. Administartif, yakni melaksanakan undang-undang serta peraturan


lain dan menyelenggarakan administrasi negara.
2. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan yang
diberikan oleh kepala negara kepada orang yang dijatuhi hukuman.
Sedangkan rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau
kehormatan seseorang yang telah dituduh secara tidak sah atau
dilanggar kehormatannya.
3. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
DPR. Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman
yang diberikan oleh negara kepada tahanan-tahanan, terutama
tahanan politik. Sedangkan abolisi adalah pembatalan tuntutan
pidana.
4. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada
warga negara Indonesia atau warga negara asing yang telah
berjasa mengharumkan nama baik Indonesia, dan sebagainya.

c. Lembaga Yudikatif
Dalam tiap negara hukum badan yudikatif haruslah bebas dari campur
tangan badan eksekutif demi penegakan hukum dan keadilan serta
menjamin hak-hak asasi manusia.

Lembaga yudikatif dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah


Konstitusi, Komisi Yudisial, dan BPK.

1. Mahkamah Agung

Berikut adalah Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain


sebagai berikut:

 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan


perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.
 Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
 Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitas.

2. Mahkamah Konstitusi

Kewajiban dan wewenang MK:

 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama


dan terakhir yang putusannya bersifat final. 
 Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat
DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

3. Komisi Yudisial

Dalam menjalankan tugasnya, KY melakukan pengawasan terhadap:

 Hakim agung di Mahkamah Agung.


 Hakim pada badan peradilan di semua lingkungan peradilan yang
berada di bawah MA.
 Hakim MK.

4. BPK

Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.


Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara
(APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi.
BABIII
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau


keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang
berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan
tujuan. Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di
dalam konstitusi negara (termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan
yudikatif )

Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional,


merupakan bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden.
Kekuasaan presiden dibatasi oleh UUD atau konstitusi. Presiden Republik
Indonesia  memegang  kekuasaan  sebagai  kepala  negara dan sekaligus
kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan  pada Pasal 4 Ayat 1 yang
berbunyi, “Presiden  Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan  menurut Undang-Undang Dasar”.

Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan


berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD
memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 8
Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu
Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA),
Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial.

Setiap lembaga-lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif


mempunyai tugas, kewajiban dan wewenangan masing-masing dalam
posisinya berdasarkan UUD 1945
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/03/sistem-ketatanegaraan-
indonesia-pasca.html
http://images.meichelheru.multiply.multiplycontent.com
http://wulanbanyu.blogspot.com/2012/12/klasifikasi-isi-uud-45-
eksekutif.html
http://isiotakini.blogspot.com/2012/06/bentuk-pemerintahan-sistem.html
http://setabasri01.blogspot.com/2012/05/bentuk-negara-dan-sistem-
pemerintahan_11.html
http://wulanbanyu.blogspot.com/2012/12/klasifikasi-isi-uud-45-
eksekutif.html

Anda mungkin juga menyukai