Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MENGHADAPI SAKRATUL MAUT DAN FARDHU KIFAYAH

Mata Kuliah : Agama Islam


Dosen Pengampu : Erliyanti S.Ag, MA

Dibuat Oleh : Fitri Wulan Dari


Kelas : 1C D3 Keperawatan
Nim : P07520121096
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran
yang benar yaitu agama Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “MENGHADAPI SAKRATUL MAUT DAN FARDHU KIFAYAH” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam serta infomasi dari media massa
yang berhubungan dengan agama islam, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
pengajar matakuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Juga kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan
takwa dalam kehidupan modern, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
menuju arah yang lebih baik.
DAFTAR ISI

Kata pengantar .........................................................................


BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang .....................................................................................
1.2. Rumusan masalah .................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sakratul Maut ......................................................................
2.2.Hal-hal Yang Berkenaaan Dengan Sakratul
Maut.....................................
2.3. Cara Menghadapi Orang Yang Mengalami Sakratul Maut .....................
2.4.Pelaksaan Sakratul Maut .........................................................................

BAB III : PENUTUP


3.1. Kesimpulan .............................................................................................
3.2. Saran .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian
yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaikbaik ciptaan Allah SWT
dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim
yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban Allah SWT
orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang
masih hidup. Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka
hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk
menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan
menguburkan orang yang telah meninggal tersebut.

2.2. Rumusan masalah


1.1. Pengertian sakratul maut?
1.2. Apa saja hal-hal yang berkenaan dengan sakratul maut?
1.3.Bagaimana cara menghadapi orang yang mengalami sakratul maut?
1.4 Bbagaimna cara pelaksaan fardhu kifayah kifayah?

3.3. Tujuan Penulisan


1.1. Untuk mengetahui Pengertian sakratul maut
1.2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan sakratul maut
1.3. Untuk mengetahui cara menghadapi orang yang mengalami sakratul maut
1.4. Untuk mengetahui cara pelaksaan fardhu kifayah kifayah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sakratul Maut
Pengertian sakaratul maut adalah penjelasan sakitnya saat menjelang kematian (ketika
nyawa sampai kerongkongan). Menurut Isham El Saha dan Syaiful Hadi dalam buk.unya
dalam bukunya yang berjudul sketsa Al-Qur' an. Adapun menurut Hamka dalam tafsir Al-
Azhar sakaratul maut adalah sama dengan naza' yaitu rasa sakit dan kepayahan yang luar
biasa menjelang saat-saat akan meninggal dunia. Sakaratul maut yang selalu mendatangkan
kesengsaraan, kesedihan, bahkan kenikmatan itu dapat disebabkan oleh adanya perbuatan-
perbuatan manusia sendiri karena sudah tertulis di lauh mahfudz dan karena seizin Allah.
Pengertian tentang sakaratul maut sangatlah penting, mengingat semua pasti akan
mengalami sakaratul maut. Apalagi pada era modern seperti ini, banyak manusia yang lalai
karena kenikmatan duniawi dan menuruti nafsu saja. Untuk menyikapi sakaratul maut
tersebut tidak ada sikap lain kecuali instopeksi diri, beristighfar sebanyak dan sesering
mungkin. Segera bertaubat dan bersabar dalam menghadapinya. Sabar dalam artian yang
benar menurut Al-Qur'an adalah ketabahan jiwa dalam menghadapi segala yang menimpa
dan yang tidak disukainya. Oleh karena itu dalam Skripsi ini, penulis membahas tentang
pengertian sakaratul maut dalam Al-Qur'an (menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar) dan
hik.mah dengan adanya sakaratul maut.
Sebelum merasakan kematian, setiap manusia akan mengalami sakratul maut. Suatu
keadaan dimana ruh perlahan berpisah dari jasad atau bisa kita sebut dengan proses
kematian.
Hal-hal yang dirasakan selama proses tersebut tidak hanya dirasakan atau terdeteksi oleh
jiwa saja, melainkan oleh jasad atau kondisi biologis manusia itu sendiri.
Berikut ayat tentang dahsyatnya sakaratul maut yang disampaikan Allah SWT dalam Al
Quran
Artinya : dan datanglah sakratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu
lari daripadanya. (QS. Qaaf : 19)
Adapun gambaran hebatnya penderitaan menjelang kematian manusia diisyaratkan dalam
Al-Qur‟ān dengan ayat berikut :
Artinya : sekali-kali jangan. apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke
kerongkongan. dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?". dan
Dia yakin bahwa Sesungguhnya Itulah waktu perpisahan (dengan dunia). dan bertaut betis
(kiri) dan betis (kanan [1533]. kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau. (QS. Al-
Qiyāmah : 26-30)
2.2 Hal-Hal Yang Berkenaan Dengan Sakratul Maut
4 Fakta Ilmiah Tentang Sakratul Maut:
1. Pengalaman keluar dari tubuh
Ketika sakaratul maut, hal paling sering terjadi diakui oleh seseorang adalah perasaan
keluar dari tubuh atau 'out-of body experience'. Hal ini berupa seseorang yang merasa ia
keluar dari tubuhnya, lalu ia bisa melihat tubuhnya sendiri yang sedang terbaring, dikelilingi
oleh orang di sekitarnya.
Biasanya jika seseorang mengalami hal ini, dokter akan menganggap orang ini telah
meninggal secara klinis. Namun dalam studi terbaru, ada penyebab lain hal ini terjadi, yakni
dilansir dari Salon, adanya kerusakan di salah satu bagian otak, yakni temporoparietal
junction. Temporoparietal junction adalah bagian di otak yang bertanggung jawab untuk
mengumpulkan data yang didapat oleh berbagai panca indera dan organ tubuh dalam
bentuk persepsi. Ketika bagian ini rusak, sangat mungkin pengalaman keluar dari tubuh
terjadi, karena persepsi seseorang tak tergambar dengan baik.
Meski pengalaman ini terasa nyata, bahkan studi ilmiah dari jurnal Coma telah
membuktikan kalau kegiatan ini bisa disimulasikan dengan tanpa harus membawa
seseorang mendekati ajal terlebih dahulu.
2. Terowongan dan cahaya putih di ujungnya
Setiap individu yang pernah mengalami sakaratul maut, seringkali menyaksikan adanya
terowongan gelap dengan ada cahaya putih di ujungnya. Hal ini seakan-akan
merepresentasikan bahwa cahaya putih adalah gerbang ke kehidupan selanjutnya.
Namun hal ini ada penjelasan ilmiahnya. Dilansir dari nationalgeographic.com, sebuah
studi di tahun 2010 menyebutkan bahwa ada korelasi antara pengalaman melihat
terowongan dan cahaya putih ini dengan tingginya kadar karbon dioksida di darah
seseorang. Dalam penelitian yang memeriksa 52 pasien serangan jantung, 11 di antaranya
mengalami hal ini. Ketika diperiksa, 11 pasien ini kelebihan kadar CO2 di dalam darahnya,
sementara pasien lain tidak.
Penjelasan dari hal ini adalah terlalu banyak kadar karbon dioksida dalam darah sangat
berpengaruh pada penglihatan. Ketika pupil tidak bekerja dengan semestinya, cahaya terang
akan seringkali terlihat karena terlalu banyak cahaya yang masuk tanpa terkontrol pupil.
4. Halusinasi bertemu kawan atau keluarga yang telah meninggal
Sakaratul maut seringkali diidentikkan dengan kemunculan adanya kawan atau keluarga
dekat yang telah meninggal. Halusinasi ini seringkali memperlihatkan bagaimana kawan dan
keluarga yang telah meninggal tersebut akan 'mengajak' ke kehidupan selanjutnya.
Hal ini tentu merupakan halusinasi semata, mengingat sains tidak mempercayai hal mistis
seperti arwah. Namun hal ini ada penjelasan ilmiahnya. Dilansir dari Live Science, hal ini bisa
terjadi karena kekurangan oksigen. Ketika seseorang yang kelebihan kadar karbon dioksida
akan mengalami permasalahan di penglihatan, kekurangan oksigen dalam darah bisa
sebabkan halusinasi dan adanya perasaan euforia.
Kekurangan oksigen maupun kelebihan karbon dioksida merupakan hal yang cukup masuk
akal, pasalnya ketika sakaratul maut biasanya hal ini diikuti dengan serangan jantung, yang
terjadi karena darah lajunya terhalau menuju otak.
4. Penjelasan di balik perasaan siap menjelang ajal
Telah lama dibicarakan di dunia kedokteran bahwa pengalaman menjelang ajal bisa jadi
penyebab rilisnya endorfin atau beberapa senyawa kimia di otak lain untuk memberi
perasaan siap dan menerima takdir jelang ajal. Hal ini juga terbukti di banyak kasus serupa.
Hal ini adalah hal yang umum dialami seseorang, seperti yang dijelaskan oleh
Neuropsikolog bernama Daniel Carr di buku berjudul "The Near-Death Experience: A
Reader". Sang neuropsikolog menyebutkan bahwa ketika sakaratul maut, situasi badan dan
otak seseorang jadi tertekan secara ekstrem, dan dalam fase tersebut rasa sakit dan
perasaan tidak enak lain akan menyerang. Namun saat itulah otak akan memberi perasaan
senang, tenang dan damai dari berbagai senyawa kimia yang dirilisnya. Hal ini akan
membuat seseorang akanmerasa siap, tidak takut dan tidak cemas menjelang ajal. [idc]
Tanda- tanda orang yang sakratul maut
1. Tanda 100 hari menjelang kematian, seringkali luput dari perhatian manusia
Tanda yang muncul dalam 100 hari menjelang hari kematian akan menghampiri umat
manusia, namun sering kali manusia tersebut tidak sadar bahwa ini adalah pertanda
menjelang kematian.
Adapun tanda yang muncul ini umumnya berlaku setelah waktu Asar, dimana manusia
akan merasakan getaran hingga menggigil pada seluruh tubuhnya. Dari ujung rambut
sampai ujung kaki manusia akan terasa bergetar.
Dikisahkan bahwa tanda ini terasa nikmat dan akan berhenti atau hilang saat manusia telah
menyadarinya. Namun bila tidak merasakannya, maka tanda ini akan lenyap begitu saja
tanpa manfaat.
2. Tanda 40 hari menjelang kematian, mulai diikuti malaikat maut
Dalam 40 hari sebelum hari kematian, akan muncul tanda dari Allah SWT yang juga terjadi
pada waktu setelah Asar. Ditandai dengan rasa berdenyut-denyut di bagian pusat tubuh
manusia.
Seiring dengan munculnya tanda ini, dikisahkan bahwa daun yang bertuliskan nama
manusia akan gugur dari pohon di atas Arash Allah SWT, dan malaikat maut akan mulai
mengikuti manusia tersebut sepanjang waktu.
3. Tanda 7 hari menjelang kematian, manusia diuji dengan musibah sakit
Tanda yang muncul 7 hari sebelum hari kematian akan dirasakan oleh orang-orang yang
diuji oleh Allah SWT. Bentuk ujian tersebut adalah diberi musibah jatuh sakit, tidak berselera
makan hingga tidak makan sama sekali.

4. Tanda 3 hari menjelang kematian, sinar mata akan menghilang


Pada tanda yang muncul 3 hari menjelang hari kematian, manusia akan merasakan
denyutan yang terasa di bagian tengah dahi, mata tidak akan bersinar lagi, bagi orang yang
sakit hidungnya akan perlahan-lahan turun, telinga menjadi laju, dan telapak kaki menjadi
sulit ditegakkan.
Semua tanda yang muncul sejatinya dapat dilihat dan dirasakan, maka bagi orang-orang
yang mampu memahami kemunculan tanda tersebut, disarankan untuk berpuasa guna
menghindari masuknya najis ke dalam perut.
5. Tanda 1 hari menjelang kematian, diiringi firasat kematian
Sehari menjelang hari kematian juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Tanda ini dapat
dirasakan dengan denyutan di bagian ubun-ubun manusia. Dikisahkan apabila telah
merasakan tanda ini, manusia diberi firasat bahwa tidak akan sempat menemui Asar esok
hari.
6. Tanda akhir, dianjurkan untuk bersyahadat dan menantikan datangnya maut
Akhir dari tanda-tanda menjelang kematian yaitu dapat merasakan keadaan dingin di
bagian pusat tubuh, turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bagian jakun.
Terdapat juga tanda menjelang sakaratul maut dalam islam. Manusia yang merasakan
tanda-tanda ini dianjurkan untuk terus mengucapkan kalimat syahadat. Diiringi dengan
berdiam diri menantikan kehadiran malaikat maut yang akan menjemput manusia, dan
membawanya kembali ke hadapan Allah SWT.
2.3 Cara Menghadapi Orang Yang Mengalami Sakratul Maut
1. menidur miringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan
wajahnya ke arah kiblat. Bila hal ini dirasa susah maka menelentangkannya dengan posisi
kepala sedikit diangkat sehingga wajahnya menghadap ke kiblat. Demikian pula kedua ujung
kakinya juga disunahkan untuk dihadapkan ke arah kiblat.
2. disunahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat kalimat syahadat yakni lâ
ilâha illallâh dengan cara yang halus dan tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan
syahadat tersebut.
Cukuplah mentalqin dengan mengulang-ulang memperdengarkan kalimat lâ ilâha illallâh di
telinganya tanpa menyuruh untuk mengucapkannya. Bedasarkan sabda Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim ُ‫ لَقِّنُوا َموْ تَا ُك ْم اَل إِلَهَ إِاَّل هللا‬Artinya: “Ajarilah orang yang mau
meninggal di antara kalian dengan kalimat lâ ilâha illallâh.”
3. disunahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat. Berdasarkan
sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban: ‫ اقرؤوا َعلَى َموْ تَا ُك ْم يس‬Artinya: “Bacakanlah
surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara kalian.”
4. orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-tanda kematian
ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnu dhan) kepada Allah. Dalam keadaan seperti ini
yang terbaik ia lakukan adalah membuang jauh-jauh bayangan dosa dan kemaksiatan yang
telah ia perbuat. Sebaliknya ia dianjurkan untuk membayangkan bahwa Allah akan
menerimanya dan mengampuni semua dosa-dosanya.
Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim Allah
berfirman: ‫ أَنَا ِع ْن َد ظَنِّ َع ْب ِدي بِي‬Artinya: “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepadaku.” Para
ulama mengajarkan ketika seseorang dalam keadaan sehat maka rasa takutnya terhadap
siksa Allah (khauf) dan harapannya terhadap rahmat Allah (rajâ) mesti seimbang ada di
dalam dirinya. Ada yang mengatakan rasa takutnya harus lebih banyak dari pada
harapannya. Namun ketika seseorang dalam keadaan sakit dan telah dekat kematiannya
maka harapan pada rahmat Allah mesti harus lebih besar dari rasa takutnya atau bahkan
hanya ada harapan saja di dalam dirinya kepada rahmat Allah. Ia mesti yakin bahwa Allah
akan mengampuninya dan melimpahkan kasih sayang kepadanya. Wallâhu a’lam. (Yazid
Muttaqin)
2.4 Pelaksaan Fardhu Kifayah
Fardu kifayah (bahasa Arab: ‫ )فرض كفاية‬adalah status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam
yang wajib dilakukan, tetapi bila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini
gugur. Contoh aktivitas yang tergolong fardu kifayah: Menyalatkan jenazah muslim.
Apabila ada orang Islam meninggal dunia, maka orang-orang Islam wajib ( fardhu kifayah),
artinya sesuatu perbuatan yang cukup dikerjakan oleh beberapa orang saja, atau apabila
sesuatu perbuatan itu telah dilakukan oleh seseorang, maka gugurlah yang lain dari
kewajibannya. Akan tetapi apabila jenazah itu sampai terlantar, tidak ada yang
melaksanakan, maka semua kaum muslimin yang ada berdosa semuanya.
1. Memandikan Kewajiban pertama yang harus dilakukan terhadap jenazah adalah
memandikannya. Salah satu petunjuk dalam memandikan jenazah terdapat dalam hadist
berikut ini :
Artinya: Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara (atau sesuatu yang dapat
membersihkan seperti sabun). ( H.R. Bukhori :1186)
Jenazah dimandikan jika ia memenuhi beberapa syarat, yaitu :
- Orang Islam,
- Tubuhnya masih ada walaupun hanya sebagian yang ditemukan, misalnya karena peristiwa
kecelakaan,
- Tidak mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Allah).
Artinya: Saya menjadi saksi atas mereka (yang mati dalam perang Uhud) pada hari kiamat.
Lalu Rasulullah memerintahkan orang-orang yang gugur dalam Perang Uhud, supaya
dikuburkan dengan darah mereka, tidak dimandikan, dan tidak disalatkan. (H.R al-Bukhari:
3771)
Memandikan jenazah dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
· Mempersiapkan dahulu segala keperluan untuk mandi.
· Mempersiapkan air mutlak.
Air mutlak yaitu Air suci dan mensucikan. Contohnya, Air ledeng, air mata air, air hujan, Air
Sungai, Air Sumur.
· Letakkan mayat di tempat yang tinggi, seperti bangku panjang, Mayit dibaringkan dan
diletakkan di tempat yang agak tinggi, seperti di atas dipan atau dipangku oleh tiga atau
empat orang. Hal ini dilakukan guna mencegah mayit supaya tidak terkena percikan air.
· Tempat memandikan sebaiknya pada tempat tertutup, atau gunakan tabir untuk
melindungi tempat memandikan dari pandangan umum. Ditaburi wewangian, semisal
dengan membakar dupa, yang berguna untuk mencegah bau yang keluar dari tubuh mayit,
selain juga karena ada Ulama yang berpendapat supaya Malaikat turun memberikan
rahmatnya.
· Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperti sarung agar lebih mudah
memandikannya.
· Sewaktu memandikan jenazah, agar badan ditutup terutama auratnya.
· Menyediakan air secukupnya, sabun, air kapur barus, wangi-wangian. Sarung tangan 1 atau
2 stel, handuk atau kain, kain basahan dan lain-lain yang diperlukan.
. Waktu memandikan sebaiknya di sekitarnya diberi wangi-wangian yang dibakar seperti
ratus/menyan arab, untuk menghindari bau.
· Memandikan dengan bilangan ganjil, 3, 5, 7, 9 atau lebih.
· Pertama-tama bersihkan semua kotoran, najis dari seluruh badan janazah, sebersih-
bersihnya dengan hati-hati dan lembut. Sebaiknya memakai sarung tangan.
· Memijit/menekan perutnya perlahan-lahan, dengan hati-hati sekali. Bersihkan mulutnya,
sebaiknya memakai lap (sarung tangan) supaya jangan tersentuh auratnya. Membersihkan
kotoran kuku kaki dan kuku tangan dengan memakai tangkai suruh atau tangkai ketela
pohon atau sejenisnya.
· Menyiram air ke seluruh anggota badan sebelah kanan, kemudian menyiram pada anggota
badan sebelah kiri, bersihkan dengan sabun atau daun bidara. Terakhir, siram dengan air
kapur barus dan wangi-wangian.
Jika terdapat najis yang sulit untuk dihilangkan, semisal najis di bawah kuncup, maka
setelah dimandikan, mayit langsung di makamkan tanpa disholati terlebih dahulu. Namun
ada yang berpendapat, bahwa bagian anggota tubuh mayit yang tidak terbasuh bisa diganti
dengan tayammum dan najisnya dihukumi ma’fu(dimaafkan).
Apabila janazahnya wanita, supaya rambut dijalin dikepang 3 bagan, waktu dimandikan.
Dan rambut diurai kembali pada waktu dikeramas.
Terakhir wudlu’kan. Dengan cara mengucurkan air dari wajah sampai kaki.
Setelah selesai memandikan dengan baik, bersihkan/keringkan badannya dengan haduk.
Adapun yang berhak memandikan jenazah adalah sebagai berikut :
Apabila jenazahnya laki-laki, yang berhak memandikannya adalah :
- Kaum laki-laki ( lebih baik ),
- Boleh wanita asalkan istri atau mahramnya,
- Jika sama-sama ada istri, mahram, dan orang lain yang sejenis, yang lebih berhak
memandikannya adalah istri,
- Jika tidak ada kaum laki-laki dan mahramnya juga tidak ada, jenazah cukup ditayamumkan
saja.
Apabila jenazahnya perempuan, yang berhak memandikan adalah :
- Kaum perempuan (lebih baik),
- Boleh laki-laki asalkan suami atau mahramnya,
- Jika sama-sama ada suami, mahram, dan orang lain yang sejenis, yang lebih berhak
memandikannya adalah suami,
- Jika tidak ada kaum perempuan dan mahramnya juga tidak ada, jenazah cukup
ditayamumkan saja.
Apabila jenazahnya anak-anak, yang berhak memandikan adalah :
- Kaum laki-laki,
- Kaum perempuan.

B. Mengkafani Jenazah
Mengkafankan atau membungkus dengan kain putih merupakan fardlu kifayah. Kewajiban
mengkafankan dan segala penyelenggaraan janazah, diambilkan dari harta peninggalan
mayat. Apabila mayat tidak meninggalkan apa-apa atau harta khusus untuk keperluan ini,
maka yang wajib membiayai adalah orang yang memikul, yang member nafkah ketika masih
hidup.
Apabila yang disebutkan di atas juga tidak ada, maka diambilkan dari harta Baitul-Mal Umat
Islam, atau ditanggung oleh kaum muslimin yang mampu untuk mengurusi.
- Adapun kain kafan untuk janazah laki-laki terdiri dari 3 lembar kain putih.
- Dan kain kafan untuk janazah perempuan terdiri dari 5 lembar.
- Diantarannya :
- Kain panjang, baju kurung, kerudung kepala, kain panjang untuk basahan, penutup
pinggang hingga kaki.
- Kain panjang untuk penutup pinggul dan paha, kain kafan untuk anak-anak terdiri dari 1
lebar kain putih atau 3 lembar kain putih
- Utamanya kain kafan adalah : kain putih, bersih, suci, sederhana, kuat.
Cara mempergunakan atau mengkafankan janazah.
- Untuk janazah laki-laki
a) 3 lembar kain kafan dibentangkan dengan cara disusun. Kain yang paling lebar
dibentangkan dibawah sendiri. Atau tiga lembar kain kafan dibentangkan, kain letaknya
agak serong, atas melebar bawah mengecil. Lembar demi lembar kain dilulut dengan wangi-
wangian.
b) Sediakan kain/tali pengikat janazah secukupnya diletakkan di bawah kain kafan yang telah
dibentangkan.
Terdiri dari 3 ( tiga lapis1lembar) kain kafan putih dibentangkan dengan cara disusun
lembaran paling bawah lebih lebar. Baringkan mayat di atas kain kafan, selimuti janazah
dengan kain kafan, temukan dari yang paling atas (no. 1-no. 3). Ikat dengan tali tiga atau
lima ikatan.
c) Sediakan kapas secukupnya, dengan diberi wangi-wangi kayu cendana, untuk menutupi
antara lain :
-Kemaluan
- Wajah
- Buah dada dua-duanya
- Telinga dua-duanya
- Siku-siku tangan
- Tumit dua-duanya
d) Angkat janazah dengan hati-hati, baringkan di atas kain kafan, dengan diberi wagi-wagian
e) Tutup dengan kapas bagian-bagian : wajah, kemaluan, buah dada, telinga, siku-siku
tangan, tumit.
f) Tutup/selimuti janazah dengan kain kafan dari yang paling atas selembar-selembar ikat
dengan tali tiga atau lima ikatan.
-Untuk janazah perempuan
a) Susun, bentangkan kain-kain potongan dengan rapi.
b) Angkat janazah dengan hati-hati, baringkan di atas kain kafan, dengan diberi wangi-
wangian.
c) Tutup dengan kapas bagian-bagian : wajah, kemaluan, buah dada, telinga, siku-siku
tangan, tumit.
d) Mengikat pinggul dan kedua pahanya dengan kain. Pasang dan selimutkan kain dari
pinggang sampai kaki. Pasangkan baju kurungnya. Pasangkan kerudung kepalanya.
Sebaiknya rambut yang panjang dikepang menjadi 3. Terakhir membungkus dengan kain
kafan yang paling bawah, paling lebar. Ikat dengan tali tiga atau lima ikatan. Sebaiknya arah
kepala mayat sebelah atas, diberi lampu penerangan untuk tanda, bahwa itu janazah, arah
mayat membujur ke utara ( bagi orang Indonesia).
Penutup kepala 1 2 atau 3A. Dalam keadaan dilipat menjadi 2, setelah itu kain baju kurung
direntangkan 3B. Kain penutup pinggang …….--> kaki. Kain basahan penutup kedua pinggul +
pahanya 5A Celana Dalam 5B.
Kain kafan terdiri dari 5 lembar :
- 1 lembar paling lebar ditaruh paling bawah ( untuk pembungkus, seluruh badan janazah)
(Gambar 1).
- 1 lembar kain penutup kepala (Gambar 2).
- 1 lembar baju kurung (3A) setelah dilipat menjadi 2 (Pada tengahnya diberi lubang.
Seukuran leher, sebelah depan dirobek/dipotong sedikit, memanjang. Setelah kain baju
kurung direntangkan. Gambar 3B.
- 1 lembar kain basahan untuk penutup pinggul samapi paha (Gambar 5A) Atau bisa juga
dipakai model celana dalam (Gambar 5B).
- 1 lembar kain penutup untuk penutup pinggang sampai kaki. (Gambar 4)
- 1 lembar kain kafan secukupnya, untuk dipakai paling luar sendiri pembungkus seluruh
badan janazah.
C. Mensholati Jenazah
Shalat janazah hukumnya fardlu kifayah.
Syarat shalat janazah
- Menutup aurat, suci dari hadas baik kecil maupun besar, suci badan, pakaian, dan tempat
serta menghadap kiblat.
- Mayit orang Islam yang sudah dimandikan dan dikafani,
- Mayit diletakkan di depan orang yang mensholatkan, kecuali shalat yang dilakukan secara
ghaib.
Tata cara shalat janazah
- Untuk janazah laki-laki posisi berdiri Imam, setentang/searah kepala mayat, atau searah
dada ke atas.
- Untuk janazah perempuan, posisi Imam setentang/searah lambung atau pertengahan
mayat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Shalat janazah, sebaik-baiknya dilakukan dengan berjama’ah dan dibuat 3 shof.
Bagi perempuan diperbolehkan shalat janazah secara bersama-sama kaum lelaki atau
bergantian. Shalat janazah boleh dilakukan di dalam masjid atau di rumah janazah atau di
tempat lainnya.
- Rukun, cara mengerjakan shalat janazah
Shalat janazah tidak memakai ruku’ dan tidak memakai sujud, serta tidak dengan adzan dan
iqamah, cukup berdiri saja.
Yang harus dipersiapkan oleh seseorang apabila akan melakukan shalat janazah yaitu :
- Suci dari hadats kecil maupun hadats besar.
- Suci badan, pakaian dan tempat.
- Menutup auratnya.
- Menghadap kiblat.
- Cara shalat janazah
3. Menyolatkan Jenazah
Setelah selesai memandikan dan mengafani jenazah, tata cara mengurus jenazah
berikutnya menyolatkan jenazah. Adapun tata cara menyolatkan jenazah adalah seperti
berikut:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat "allahumma sholli ‘ala Muhammad"
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah sebagai berikut: Allahummaghfirla-hu
warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu
bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal
abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min
ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil
qobri wa ‘adzabin naar.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari
beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia
(Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari
segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah
rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang
lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada
istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan
Neraka." (HR. Muslim no. 963)
7. Takbir keempat membaca doa sebagai berikut: Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa
taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu
Artinya: "Ya Allah, jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan
sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia".
Untuk jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.
D. Memakamkan Jenazah
Mengantarkan/mengiring janazah. Apabila pelaksanaan janazah sudah cukup, segera
membawa janazah ke tempat pemakamannya. Jangan sampai menahan janazah terlalu
lama berada di rumah.
Sebaiknya untuk mengiring janazah, semua pengiring berjalan kaki, pengiring berada di
sekitar janazah, di muka, belakang, kanan, kiri dan sunnah memikulnya bergantian. Bagi
yang memikul bergantian biasannya mempergunakan usungan (pandosa : bahasa jawa)
dalam pembawa janazah kecuali bagi mereka yang jarak antara rumah dengan tempat
pemakaman terlalu jauh, mereka membawa janazah dengan memakai kereta janazah/mobil
(ambulance janazah).
Yang perlu diperhatikan dalam mengiring/mengantarkan janazah.
- Supaya diciptakan suasana tenang
- Sebaiknya membaca-baca /dzikir dalam hati atau bersuara pelan-pelan, berdo’a untuk
janazah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menguburkan janazah, ialah :
1) Liang kubur, sekurang-kurangnya diperkirakan bau mayit tidak akan sampai tercium
keluar, atau jangan sampai dapat dibongkar binatang buas.
2) Dianjurkan dengan memakai liang lahat, yakni digali kira-kira cukup untuk si mayat.
3) Mayit dimiringkan di atas lambung kanan, tepat di liang lahat menghadap kiblat.
4) Muka dan ujung kaki mayit dikenakan tanah, dan karena itu kain kafan yang menutup
muka dan kakinya supaya sedikit dibuka dan dilepas semua talinya agar dapat menyentuh
tanah.
5) Kemudian liang lahat itu ditutup dengan kayu dan sejenisnya.
6) Selanjutnya liang kubur ditimbun atau diurug dengan tanah dengan dipadatkan, bagian
atas sedikit lebih ditinggikan dari sekitarnya dengan tidak dimujungkan tetapi didatarkan.
 Liang kubur
Dalamnya kuburan dari bawah hingga dada kurang lebih 1,5 meter (150 cm) atau 2 meter
(200 cm). Dibuat sedemikian rupa, sehingga rapi dan cukup lebarnya. Atau :
- Panjang : sepanjang janazah ditambah kira-kira 0.5 m.
- Lebar : kira-kira 1 m
- Dalam : setinggi postur tubuh manusia ditambah satu hasta ( kira-kira 60 cm).
® Liang lahat
Yaitu liang khusus, dalam liang kubur, yang dibuat untuk meletakkan mayat dengan posisi
miring menghadap kiblat. Dengan diberi penahan misalnya: papan, bamboo, tanah, dan
sebagainya.
Caranya antara lain :
a) Setelah Liang Kubur yang berbentuk persegi panjang sudah jadi, kemudian pada sisi liang
kubur, (samping) yang mengarah kiblat tersebut, dibuat lubang lagi sehingga cukup untuk
meletakkan mayat dengan posisi miring (dibuat-pas)
b Apabila tanah untuk pemakaman yang sudah digali itu ternyata tanahnya longsor atau
berair,atau dikarenakan janazahnya hancur atau terpotong-potong, bisa kita buatkan peti
dari kayu atau papan biasa. Dalam peti tersebut harus diatur sedemikian rupa, sehingga
mayat posisinya tetap miring menghadap kiblat. Jadi tidak perlu membuat liang lahat lagi. Di
dalam peti, posisi mayat harus miring diberi bantalan dari tanah.
- Menguburkan janazah dan cara memasukkan ke pemakaman.
1. Memasukkan janazah dengan meletakkan dari arah kakinya.
2. Letakkan badan miring sebelah kanan, dan mukanya menghadap kiblat, diganjal diberi
sandaran dengan tanah, supaya tidak terbalik ke belakang (nggoling-bahasa jawa). Sambil
mengucapkan :
“ Dengan nama Allah dan atas Agama Rasulullah”
3. Melepaskan tali ikatan kafan, kemudian ditutup dengan kepingan-kepingan tanah 1 bata,
atau bamboo atau papan, baru ditimbuni dengan tanah sampai padat. Telinga sebelah
kanan supaya di tempelkan ke tanah.
4. Terakhir diberi tanda dengan memancapkan batu nisan diatas kuburan tersebut
(maesan:bahasa jawa).
5. Kemudian dibacakan do’a bersama-sama pengiring janazah, agar janazah diampuni
dosanya dan agar diberi ketabahan hati dan kebahagiaan.
6. Perlu diketahui : untuk janazah wanita, waktu memasukkan ke dalam liang kubur
hendaknya ditutup dengan kain.
Bagi mereka yang turut menurunkan janazah masuk ke dalam liang kubur, untuk menerima
mayat, sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang pada malam hari sebelumnya tidak
menggauli istrinya( tidak berkumpul ).Tata Cara Mengurus Jenazah
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengertian sakaratul maut adalah penjelasan sakitnya saat menjelang kematian (ketika
nyawa sampai kerongkongan). Menurut Isham El Saha dan Syaiful Hadi dalam buk.unya
dalam bukunya yang berjudul sketsa Al-Qur' an. Adapun menurut Hamka dalam tafsir Al-
Azhar sakaratul maut adalah sama dengan naza' yaitu rasa sakit dan kepayahan yang luar
biasa menjelang saat-saat akan meninggal dunia. Sakaratul maut yang selalu mendatangkan
kesengsaraan, kesedihan, bahkan kenikmatan itu dapat disebabkan oleh adanya perbuatan-
perbuatan manusia sendiri karena sudah tertulis di lauh mahfudz dan karena seizin Allah.
Cara Menghadapi Orang Yang Mengalami Sakratul Maut
1. menidur miringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan
wajahnya ke arah kiblat.
2. disunahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat kalimat syahadat yakni lâ
ilâha illallâh dengan cara yang halus dan tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan
syahadat tersebut.
3. disunahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat
4. orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-tanda kematian
ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnu dhan) kepada Allah.
Pelaksaan Fardhu Kifayah Pada Jenazah ada 4 yaitu: memandikan, mengafankan,
mensholatkan, dan menguburkan

3.2. SARAN
Demikian makalah ini semoga bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan.
Semua hal yang baik dilakukan dan hal hal yang buruk ditinggalkan untuk menunjukkan
ketaatannya kepada Allah SWT agar hidup dialam dunia mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan yang diridhoi Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/39316/
https://www.merdeka.com/teknologi/4-fakta-dan-penjelasan-ilmiah-tentang-sakaratul-
maut.html
https://islam.nu.or.id/post/read/84383/lakukan-4-hal-ini-saat-menghadapi-orang-sakaratul-
maut
https://www.idntimes.com/news/indonesia/felia-putri-dewinta/6-tanda-menjelang-
sakaratul-maut-dalam-islam
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-fardhu-kipayah.html

Anda mungkin juga menyukai