BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sakratul Maut ......................................................................
2.2.Hal-hal Yang Berkenaaan Dengan Sakratul
Maut.....................................
2.3. Cara Menghadapi Orang Yang Mengalami Sakratul Maut .....................
2.4.Pelaksaan Sakratul Maut .........................................................................
B. Mengkafani Jenazah
Mengkafankan atau membungkus dengan kain putih merupakan fardlu kifayah. Kewajiban
mengkafankan dan segala penyelenggaraan janazah, diambilkan dari harta peninggalan
mayat. Apabila mayat tidak meninggalkan apa-apa atau harta khusus untuk keperluan ini,
maka yang wajib membiayai adalah orang yang memikul, yang member nafkah ketika masih
hidup.
Apabila yang disebutkan di atas juga tidak ada, maka diambilkan dari harta Baitul-Mal Umat
Islam, atau ditanggung oleh kaum muslimin yang mampu untuk mengurusi.
- Adapun kain kafan untuk janazah laki-laki terdiri dari 3 lembar kain putih.
- Dan kain kafan untuk janazah perempuan terdiri dari 5 lembar.
- Diantarannya :
- Kain panjang, baju kurung, kerudung kepala, kain panjang untuk basahan, penutup
pinggang hingga kaki.
- Kain panjang untuk penutup pinggul dan paha, kain kafan untuk anak-anak terdiri dari 1
lebar kain putih atau 3 lembar kain putih
- Utamanya kain kafan adalah : kain putih, bersih, suci, sederhana, kuat.
Cara mempergunakan atau mengkafankan janazah.
- Untuk janazah laki-laki
a) 3 lembar kain kafan dibentangkan dengan cara disusun. Kain yang paling lebar
dibentangkan dibawah sendiri. Atau tiga lembar kain kafan dibentangkan, kain letaknya
agak serong, atas melebar bawah mengecil. Lembar demi lembar kain dilulut dengan wangi-
wangian.
b) Sediakan kain/tali pengikat janazah secukupnya diletakkan di bawah kain kafan yang telah
dibentangkan.
Terdiri dari 3 ( tiga lapis1lembar) kain kafan putih dibentangkan dengan cara disusun
lembaran paling bawah lebih lebar. Baringkan mayat di atas kain kafan, selimuti janazah
dengan kain kafan, temukan dari yang paling atas (no. 1-no. 3). Ikat dengan tali tiga atau
lima ikatan.
c) Sediakan kapas secukupnya, dengan diberi wangi-wangi kayu cendana, untuk menutupi
antara lain :
-Kemaluan
- Wajah
- Buah dada dua-duanya
- Telinga dua-duanya
- Siku-siku tangan
- Tumit dua-duanya
d) Angkat janazah dengan hati-hati, baringkan di atas kain kafan, dengan diberi wagi-wagian
e) Tutup dengan kapas bagian-bagian : wajah, kemaluan, buah dada, telinga, siku-siku
tangan, tumit.
f) Tutup/selimuti janazah dengan kain kafan dari yang paling atas selembar-selembar ikat
dengan tali tiga atau lima ikatan.
-Untuk janazah perempuan
a) Susun, bentangkan kain-kain potongan dengan rapi.
b) Angkat janazah dengan hati-hati, baringkan di atas kain kafan, dengan diberi wangi-
wangian.
c) Tutup dengan kapas bagian-bagian : wajah, kemaluan, buah dada, telinga, siku-siku
tangan, tumit.
d) Mengikat pinggul dan kedua pahanya dengan kain. Pasang dan selimutkan kain dari
pinggang sampai kaki. Pasangkan baju kurungnya. Pasangkan kerudung kepalanya.
Sebaiknya rambut yang panjang dikepang menjadi 3. Terakhir membungkus dengan kain
kafan yang paling bawah, paling lebar. Ikat dengan tali tiga atau lima ikatan. Sebaiknya arah
kepala mayat sebelah atas, diberi lampu penerangan untuk tanda, bahwa itu janazah, arah
mayat membujur ke utara ( bagi orang Indonesia).
Penutup kepala 1 2 atau 3A. Dalam keadaan dilipat menjadi 2, setelah itu kain baju kurung
direntangkan 3B. Kain penutup pinggang …….--> kaki. Kain basahan penutup kedua pinggul +
pahanya 5A Celana Dalam 5B.
Kain kafan terdiri dari 5 lembar :
- 1 lembar paling lebar ditaruh paling bawah ( untuk pembungkus, seluruh badan janazah)
(Gambar 1).
- 1 lembar kain penutup kepala (Gambar 2).
- 1 lembar baju kurung (3A) setelah dilipat menjadi 2 (Pada tengahnya diberi lubang.
Seukuran leher, sebelah depan dirobek/dipotong sedikit, memanjang. Setelah kain baju
kurung direntangkan. Gambar 3B.
- 1 lembar kain basahan untuk penutup pinggul samapi paha (Gambar 5A) Atau bisa juga
dipakai model celana dalam (Gambar 5B).
- 1 lembar kain penutup untuk penutup pinggang sampai kaki. (Gambar 4)
- 1 lembar kain kafan secukupnya, untuk dipakai paling luar sendiri pembungkus seluruh
badan janazah.
C. Mensholati Jenazah
Shalat janazah hukumnya fardlu kifayah.
Syarat shalat janazah
- Menutup aurat, suci dari hadas baik kecil maupun besar, suci badan, pakaian, dan tempat
serta menghadap kiblat.
- Mayit orang Islam yang sudah dimandikan dan dikafani,
- Mayit diletakkan di depan orang yang mensholatkan, kecuali shalat yang dilakukan secara
ghaib.
Tata cara shalat janazah
- Untuk janazah laki-laki posisi berdiri Imam, setentang/searah kepala mayat, atau searah
dada ke atas.
- Untuk janazah perempuan, posisi Imam setentang/searah lambung atau pertengahan
mayat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Shalat janazah, sebaik-baiknya dilakukan dengan berjama’ah dan dibuat 3 shof.
Bagi perempuan diperbolehkan shalat janazah secara bersama-sama kaum lelaki atau
bergantian. Shalat janazah boleh dilakukan di dalam masjid atau di rumah janazah atau di
tempat lainnya.
- Rukun, cara mengerjakan shalat janazah
Shalat janazah tidak memakai ruku’ dan tidak memakai sujud, serta tidak dengan adzan dan
iqamah, cukup berdiri saja.
Yang harus dipersiapkan oleh seseorang apabila akan melakukan shalat janazah yaitu :
- Suci dari hadats kecil maupun hadats besar.
- Suci badan, pakaian dan tempat.
- Menutup auratnya.
- Menghadap kiblat.
- Cara shalat janazah
3. Menyolatkan Jenazah
Setelah selesai memandikan dan mengafani jenazah, tata cara mengurus jenazah
berikutnya menyolatkan jenazah. Adapun tata cara menyolatkan jenazah adalah seperti
berikut:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat "allahumma sholli ‘ala Muhammad"
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah sebagai berikut: Allahummaghfirla-hu
warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu
bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal
abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min
ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil
qobri wa ‘adzabin naar.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari
beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia
(Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari
segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah
rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang
lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada
istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan
Neraka." (HR. Muslim no. 963)
7. Takbir keempat membaca doa sebagai berikut: Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa
taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu
Artinya: "Ya Allah, jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan
sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia".
Untuk jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.
D. Memakamkan Jenazah
Mengantarkan/mengiring janazah. Apabila pelaksanaan janazah sudah cukup, segera
membawa janazah ke tempat pemakamannya. Jangan sampai menahan janazah terlalu
lama berada di rumah.
Sebaiknya untuk mengiring janazah, semua pengiring berjalan kaki, pengiring berada di
sekitar janazah, di muka, belakang, kanan, kiri dan sunnah memikulnya bergantian. Bagi
yang memikul bergantian biasannya mempergunakan usungan (pandosa : bahasa jawa)
dalam pembawa janazah kecuali bagi mereka yang jarak antara rumah dengan tempat
pemakaman terlalu jauh, mereka membawa janazah dengan memakai kereta janazah/mobil
(ambulance janazah).
Yang perlu diperhatikan dalam mengiring/mengantarkan janazah.
- Supaya diciptakan suasana tenang
- Sebaiknya membaca-baca /dzikir dalam hati atau bersuara pelan-pelan, berdo’a untuk
janazah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menguburkan janazah, ialah :
1) Liang kubur, sekurang-kurangnya diperkirakan bau mayit tidak akan sampai tercium
keluar, atau jangan sampai dapat dibongkar binatang buas.
2) Dianjurkan dengan memakai liang lahat, yakni digali kira-kira cukup untuk si mayat.
3) Mayit dimiringkan di atas lambung kanan, tepat di liang lahat menghadap kiblat.
4) Muka dan ujung kaki mayit dikenakan tanah, dan karena itu kain kafan yang menutup
muka dan kakinya supaya sedikit dibuka dan dilepas semua talinya agar dapat menyentuh
tanah.
5) Kemudian liang lahat itu ditutup dengan kayu dan sejenisnya.
6) Selanjutnya liang kubur ditimbun atau diurug dengan tanah dengan dipadatkan, bagian
atas sedikit lebih ditinggikan dari sekitarnya dengan tidak dimujungkan tetapi didatarkan.
Liang kubur
Dalamnya kuburan dari bawah hingga dada kurang lebih 1,5 meter (150 cm) atau 2 meter
(200 cm). Dibuat sedemikian rupa, sehingga rapi dan cukup lebarnya. Atau :
- Panjang : sepanjang janazah ditambah kira-kira 0.5 m.
- Lebar : kira-kira 1 m
- Dalam : setinggi postur tubuh manusia ditambah satu hasta ( kira-kira 60 cm).
® Liang lahat
Yaitu liang khusus, dalam liang kubur, yang dibuat untuk meletakkan mayat dengan posisi
miring menghadap kiblat. Dengan diberi penahan misalnya: papan, bamboo, tanah, dan
sebagainya.
Caranya antara lain :
a) Setelah Liang Kubur yang berbentuk persegi panjang sudah jadi, kemudian pada sisi liang
kubur, (samping) yang mengarah kiblat tersebut, dibuat lubang lagi sehingga cukup untuk
meletakkan mayat dengan posisi miring (dibuat-pas)
b Apabila tanah untuk pemakaman yang sudah digali itu ternyata tanahnya longsor atau
berair,atau dikarenakan janazahnya hancur atau terpotong-potong, bisa kita buatkan peti
dari kayu atau papan biasa. Dalam peti tersebut harus diatur sedemikian rupa, sehingga
mayat posisinya tetap miring menghadap kiblat. Jadi tidak perlu membuat liang lahat lagi. Di
dalam peti, posisi mayat harus miring diberi bantalan dari tanah.
- Menguburkan janazah dan cara memasukkan ke pemakaman.
1. Memasukkan janazah dengan meletakkan dari arah kakinya.
2. Letakkan badan miring sebelah kanan, dan mukanya menghadap kiblat, diganjal diberi
sandaran dengan tanah, supaya tidak terbalik ke belakang (nggoling-bahasa jawa). Sambil
mengucapkan :
“ Dengan nama Allah dan atas Agama Rasulullah”
3. Melepaskan tali ikatan kafan, kemudian ditutup dengan kepingan-kepingan tanah 1 bata,
atau bamboo atau papan, baru ditimbuni dengan tanah sampai padat. Telinga sebelah
kanan supaya di tempelkan ke tanah.
4. Terakhir diberi tanda dengan memancapkan batu nisan diatas kuburan tersebut
(maesan:bahasa jawa).
5. Kemudian dibacakan do’a bersama-sama pengiring janazah, agar janazah diampuni
dosanya dan agar diberi ketabahan hati dan kebahagiaan.
6. Perlu diketahui : untuk janazah wanita, waktu memasukkan ke dalam liang kubur
hendaknya ditutup dengan kain.
Bagi mereka yang turut menurunkan janazah masuk ke dalam liang kubur, untuk menerima
mayat, sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang pada malam hari sebelumnya tidak
menggauli istrinya( tidak berkumpul ).Tata Cara Mengurus Jenazah
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengertian sakaratul maut adalah penjelasan sakitnya saat menjelang kematian (ketika
nyawa sampai kerongkongan). Menurut Isham El Saha dan Syaiful Hadi dalam buk.unya
dalam bukunya yang berjudul sketsa Al-Qur' an. Adapun menurut Hamka dalam tafsir Al-
Azhar sakaratul maut adalah sama dengan naza' yaitu rasa sakit dan kepayahan yang luar
biasa menjelang saat-saat akan meninggal dunia. Sakaratul maut yang selalu mendatangkan
kesengsaraan, kesedihan, bahkan kenikmatan itu dapat disebabkan oleh adanya perbuatan-
perbuatan manusia sendiri karena sudah tertulis di lauh mahfudz dan karena seizin Allah.
Cara Menghadapi Orang Yang Mengalami Sakratul Maut
1. menidur miringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan
wajahnya ke arah kiblat.
2. disunahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat kalimat syahadat yakni lâ
ilâha illallâh dengan cara yang halus dan tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan
syahadat tersebut.
3. disunahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat
4. orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-tanda kematian
ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnu dhan) kepada Allah.
Pelaksaan Fardhu Kifayah Pada Jenazah ada 4 yaitu: memandikan, mengafankan,
mensholatkan, dan menguburkan
3.2. SARAN
Demikian makalah ini semoga bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan.
Semua hal yang baik dilakukan dan hal hal yang buruk ditinggalkan untuk menunjukkan
ketaatannya kepada Allah SWT agar hidup dialam dunia mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan yang diridhoi Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/39316/
https://www.merdeka.com/teknologi/4-fakta-dan-penjelasan-ilmiah-tentang-sakaratul-
maut.html
https://islam.nu.or.id/post/read/84383/lakukan-4-hal-ini-saat-menghadapi-orang-sakaratul-
maut
https://www.idntimes.com/news/indonesia/felia-putri-dewinta/6-tanda-menjelang-
sakaratul-maut-dalam-islam
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-fardhu-kipayah.html