Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SAKARATUL MAUT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Agama

Dosen : Ulfah Husniah Wahyuni, S.Ag., M.Pd.I.

Disusun oleh :

Lembayun Karisma (36)


Lina Nur Ariffah (37)
Lita Ulia Sari (38)
Mahfudhah (39)
Malikhatin (40)

DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT.


yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “Agama”
dengan tepat waktu. Shalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar
Muhammad SAW. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan tugas pertama mata kuliah Agama di program studi D3
Kebidanan. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing mata kuliah Agama yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama proses perkuliahan mata kuliah ini. Akhirnya kami menyadari bahwa banyak
terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan-perbaikan selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Yogyakarta, 28 Agustus 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................3

Daftar Isi..................................................................................................................3

Pendahuluan.............................................................................................................3

Latar Belakang.....................................................................................................3

Rumusan Masalah................................................................................................3

Tujuan...................................................................................................................3

Isi..............................................................................................................................3

Pengertian.............................................................................................................3

Ciri Pasien Akan Meninggal................................................................................3

iii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sangat memperhatikan dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong
orang dan meningkatkan kesehatan. Hal ini sangatlah penting demi keberlangsungan
kesehatan hidup seseorang. Dalam kehidupan ini manusia akan mengalami siklus
mulai dari bayi yang baru lahir, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya
meninggal. Ketika manusia meninggal hendaklah orang lain menemaninya sesuai
dengan hadist berikut.
Bimbinglah orang yang hendak mati mengucapkan kalimat : “Tiada Tuhan
Selain Allah” (HR.Muslim).
Tak dapat dipungkiri bahwa kematian itu tidak dapat dihindari dari kehidupan
sehari-hari kita. Kematian tidak pandang bulu, mulai dari anak-anak, remaja
maupun orang dewasa sekalipun dapat mengalami ini. Kita tidak tahu kapan
kematian akan menjemput kita.
Proses terjadinya kematian diawali dengan munculnya tanda-tanda yaitu
sakaratul maut. Pada saat inilah peran orang lain sangatlah penting. Oleh karena itu
perlunya pendampingan pada saat seseorang mengalami sakaratul maut.
Kita sebagai tenaga kesehatan sangat penting mengetahui bagaimana cara
menangani pasien yang menghadapi sakaratul maut. Inti dari penanganan pasien
yang menghadapi sakaratul maut adalah dengan memberikan penanganan yang
tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan perhatian yang lebih kepada
pasien sehingga ia merasa lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi kondisi
sakaratul maut.
B. Identifikasi Masalah
Setelah mempelajari bab ini secara khusus diharapkan mamapu :
1. Definisi Sakaratul maut (Dying)
2. Definisi Kematian (Death)
3. Tanda-tanda kematian menurut islam
4. Tanda – tanda pokok pasien yang akan meninggal secara
5. Tuntunan sakaratul maut menurut islam

iv
6. Pendampingan pasien sakaratul maut secara medis
7. Pendampingan pasien sakaratul maut menurut islam
8. Bimbingan sakaratul maut menurut islam
9. Etika menghadapi kematian
C. Perumusan Masalah
Dari dasar pemikiran di atas, didapatkan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud Sakaratul maut (Dying)?
2. Apa yang dimaksud Kematian (Death)?
3. Apa saja tanda-tanda kematian menurut islam?
4. Apa saja tanda – tanda pokok pasien yang akan meninggal secara medis?
5. Bagaimana Tuntunan sakaratul maut menurut islam ?
6. Bagaiman Pendampingan pasien sakaratul maut secara medis?
7. Bagaimana pendampingan pasien sakaratul maut menurut islam ?
8. Bagaimana bimbingan sakaratul maut menurut islam ?
9. Bagaimana etika menghadapi kematian ?
D. Maksud dan Tujuan
Materi pada bab ini menjadi landasan untuk memahami sakaratul maut dan kematian
yang dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari dengan orang lain maupun
kerabat dan sudara.

SAKARATUL MAUT

A. PENGERTIAN
1. Sakaratul maut
Sakaratul maut adalah kondisi dimana pasien yang sedang menghadapi kematian.
Di saat inilah pasien memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk
meninggal. Ketika seseorang sedang mengalami sakaratul maut maka ia akan
merasakan rasa sakit yang luar biasa. Syekh Sa'di menjelaskan bahwa ketika ruh
seseorang sudah sampai pada taraqqi, yakni tulang-tulang yang meliputi ujung
leher (kerongkongan), maka pada saat itu rasa sakit yang sangat berat
mulai dirasakan.
2. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan
darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan
terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara
menetap. Selain itu, dr. H. Ahmadi NH, Sp KJ juga mendefinisikan
Death sebagai:
Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang irreversibel
Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak

B. TANTA – TANDA KEMATIAN SECARA ISLAM


1. 100 Hari Sebelum Kematian
Tanda-tanda ini lazimnya setelah masuk waktu Asar, yaitu seluruh tubuh akan
terasa menggigil dari ujung rambut sampai ujung kaki.
2. 40 Hari Sebelum Kematian
Tanda-tanda kematian ini juga muncul setelah masuk waktu asar, bagian pusat
dari tubuh kita akan berdenyut. Itu pertanda bahwa daun yang tertulis nama kita
dari pohon yang terletak di Arshy Allah SWT telah gugur.

1
3. 7 Hari Sebelum Kematian
Tanda ini muncul setelah masuk waktu asar, tanda-tanda kematian ini hanya
diberikan Allah terhadap orang yang diuji Allah dengan Sakit, biasanya orang yang
sedang sakit tak berselera makan, tiba-tiba ingin makan. Ini merupakan isyarat dari
Allah bahwa kematian memang benar-benar sudah dekat.
4. 3 Hari Sebelum Kematian
Pada suatu saat akan terasa denyutan di tengah dahi kita, yaitu antara dahi kanan
dan dahi kiri. Jika tanda-tanda kematian ini dapat dirasakan maka sebaiknya
berpuasalah kita setelah itu. Supaya perut kita tak mengandung banyak najis, dan
ini akan memudahkan orang lain untuk memandikan Jasad kita.
Setelah itu pula mata hitam kita tak bersinar lagi, dan bagi orang yang sakit,
hidungnya perlahan akan masuk ke dalam. Ini dapat terlihat jelas kalau dilihat
dari sisi tubuh kita. Telinga akan layu dan berangsur- angsur masuk ke dalam.
Tapak kaki tegak berangsur-angsur lurus ke depan dan sukar untuk ditegakkan
lagi.

C. TANDA TANDA POKOK PASIEN YANG AKAN MENINGGAL SECARA MEDIS


Pasien yang sedang menghadai sakaratul maut akan menunjukkan tingkah laku khas
sebagai berikut.
1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang dimulai
pada anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan dan ujung
hidung yang terasa dingin dan lembab.
2. Kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.
3. Nadi mulai tidak teratur, lemah dan pucat.
4. Terdengar suara mendengkur.
5. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa
nyeri bila ada biasanya akan hilang.
6. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa
nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan
bervariasi tiap individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang
tadinya kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.

2
D. TUNTUNAN SAKARATUL MAUT
Berdasarkan tuntunan dari Rasulullah Saw, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, baik oleh anggota keluarga, pembesuk orang sakit, maupun
orang yang sedang sakit. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyabarkan orang sakit agar menerima kenyataan itu sebagai bagian dari
takdir dan cobaan Tuhan.
2. Tabah menjalani penyakit bagian dari ibadah dan berfungsi sebagai penghapus
dosa masa lampau.
3. Jangan membayangkan sesuatu yang menakutkan kepada orang sakit, sebaliknya
upayakan membangkitkan semangat, rasa optimis, dan kepasrahan (tawakkal)
kepada Allah Swt.
4. Tuntunkan sebuah doa dari Rasulullah terhadap orang sakit sebagai berikut:
“Allahumma ahyiniy ma kanatil hayatu khairan li, wa tawaffani idza kanatil
wafatu khairan li.”
Artinya: “Ya Allah, perpanjanglah hidupku jika itu lebih baik bagiku, dan
ambillah aku jika itu lebih baik bagiku”.
5. Anggota keluarga dan para pelayat bisa membantu dengan doa sebagai berikut:
“Allahumma ahyihi (ha) ma kanatil hayatu khairan lahu (laha), wa tawaffahu
(ha) idza kanatil wafatu khairan lahu (laha).”
Artinya: “Ya Allah, panjangkanlah hidupnya jika itu lebih baik baginya, dan
ambillah jika itu lebih baik baginya”.
6. Doa lain yang dianjurkan dan diajarkan Rasulullah kepada para pembesuk
terhadap orang sakit ialah: “Allahumma rabban nasi, mudzhibal basi, isyfi
antasy syafi, syifa’an la yughadiru saqaman.”
Artinya: “Ya Allah, Tuhan manusia, sembuhkanlah (dia), Engkaulah Zat Yang
Maha Penyembuh, Penyembuh yang tidak menyisahkan (penyakit) kepada orang
sakit”.

3
Ketika Rasulullah sedang sakit, Jibril membesuknya dan membaca : “Bismillahi
arqika, min kulli syai’in yu’dzika, min syarri kulli nafsin wa ‘ainin hasidah,
Alhahu yasyfika.”
Artinya: “ Atas izin Allah saya mengupayakan kebaikan atasmu, dari segala
sesuatu yang membuatmu tersiksa, dari keluhan setiap diri dan mata yang
dilemahkan Allah, Allah menyembuhkanmu”.
7. Orang yang sudah dalam keadaan sakaratul maut, anggota keluarga atau pelayat
menuntun orang sakit untuk membaca atau mengikuti dalam hati lafaz tahlil:
“La ilaha illal Lah, Muhammadur Rasulullah” berkali-kali, sampai orang sakit
menghembuskan napas terakhir.
Nabi bersabda : “Barangsiapa yang mengakhiri hidupnya dengan kalimat La
ilaha illal Lah, maka yang bersangkutan akan masuk surga”.

E. PENDAMPINGAN PASIEN SAKARATUL MAUT SECARA MEDIS


Ketika pasien mengalami masa kritisnya, saat itulah peran orang lain sangat
dibutuhkan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan ketika pasien mengaami masa
kritis sebagai berikut.
1. Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan rohaniah pada pasien dan
keluarganya.
2. Memberikan ketenangan dan kesan yang baik pada pasien di sekitarnya.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda pasien yang akan meninggal secara medis bisa
dilihat dari keadaan umum.
4. Jangan membayangkan sesuatu yang menakutkan kepada pasien, sebaliknya
memberikan support mental agar pasien merasa yakin dan pasrah (tawakkal)
kepada Allah Swt.
5. Tuntun dalam melafalkan do’a “Allahumma ahyiniy ma kanatil hayatu khairan
li, wa tawaffani idza kanatil wafatu khairan li”. Artinya : “Ya Allah,
perpanjanglah hidupku jika itu lebih baik bagiku, dan ambillah aku jika itu lebih
baik bagiku”.

6. Bagi tenaga medis dan yang mendamping dapat melafalkan do’a Allahumma
ahyihi (ha) ma kanatil hayatu khairan lahu (laha), wa tawaffahu (ha) idza
kanatil wafatu khairan lahu (laha)”. Artinya: “Ya Allah, panjangkanlah
hidupnya jika itu lebih baik baginya, dan ambillah jika itu lebih baik baginya”.

Pendampingan dengan alat-alat medis

Memperpanjang hidup penderita semaksimal mungkin dan bila perlu dengan


bantuan alat-alat kesehatan adalah tugas dari petugas kesehatan. Untuk memberikan
pelayanan yang maksimal pada pasien yang hampir meninggal, maka petugas
kesehatan memerlukan alat-alat pendukung seperti :

1. Disediakan tempat tersendiri


2. Alat – alat pemberian O2
3. Alat resusitasi
4. Alat pemeriksaan vital sighnP
5. Pinset
6. Kassa, air matang, kom/gelas untuk membasahi bibir
7. Alat tulis

Langkah-Langkah Menangani Pasien Sakaratul Maut


Pada saat sakaratul maut, adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan tenaga
medis sebagai berikut.
1. Membasahi kerongkongan pasien karena pada masa ini pasien akan merasakan
rasa haus yang luar biasa.
2. Memberikan support mental agar pasien tetap yakin serta terus berbaik sangka
dan pasrah kepada Allah.
3. Mentalkinkan dengan kalimat Laailahaillallah dan dapat dilakukan pada pasien
terminal menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan nafasnya yang
terakhir. Atau dapat dilakukan secara berulang-ulang.
F. Berbicara yang baik dan do´a untuk jenazah ketika menutupkan matanya.
Penutupan mata ini bersamaan dengan lepasnya ruh dari tubuh pasien, dan pada
saat inilah malaikat akan mengaminkan terhadap apa yang diucapkan.

5
G. PENDAMPINGAN PASIEN SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM
Begitu sakitnya menghadapi sakaratul maut sehingga seseorang harus membimbing
pasien dengan cara-cara,seperti ini:
1. Menalqin (menuntun) dengan syahadat. Sesuai sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam,
2. Hendaklah mendo’akannya dan janganlah mengucapkan dihadapannya kecuali
kata-kata yang baik.
3. Berbaik Sangka kepada Allah
4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke arah kiblat

H. BIMBINGAN SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM

Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai


kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat
menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan.
Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu
kamu dihalau”. [Al Qiyamah: 26-30]
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang
zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat
memukul dengan tangannya (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu !” Pada hari
ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Alloh (perkataan) yang tidak benar dan kerena kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat- ayat-Nya”. (Qs. Al- An’am : 93).

6
I. ETIKA MENGHADAPI KEMATIAN
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran ayat 185)
Ayat di atas secara tegas menjelaskan bahwa kematian adalah sebuah keniscayaan
bagi setiap yang berjiwa. Allah mentakdirkannya sebagai sarana perpindahan ke alam
barzah, dan untuk seterusnya ke alam akhirat.
Menurut Syaikh Utsaimin, takut (khauf) adalah rasa gelisah yang muncul sebagai
reaksi kekhawatiran akan tertimpa sesuatu yang menghancurkan, membahayakan atau
menyakitkan.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 175, "Dan takutlah kepadaKu, jika
kalian benar-benar orang-orang yang beriman.
Dia takut kalau ternyata bekal yang dipersiapkan selama hidupnya tidak mencukupi
untuk menghadap Allah. Amalnya kurang, taubatnya tidak sempurna, sedang dosa-
dosanya membuih selautan. Namun, bagi manusia yang ingkar, kematian tentulah
sangat menakutkan karena ia merupakan puncak kehancuran hidup dengan segala
mimpi-mimpi indah di dalamnya. Dialah pemutus segala kenikmatan hidup yang telah
susah payah dikejarnya.
Inilah yang membuatnya menolak datangnya kematian sekuat tenaga. Karenanya dia
ingin menghindar, sebab cintanya pada dunia yang sangat besar dan penolakannya
terhadap akhirat, membuatnya tidak mau berpisah dengan kelezatan yang telah
dirasakannya.
Manusia berbeda dengan binatang atau makhluk lainnya. Manusia adalah khalifah di
muka bumi yang diberikan kemulian dan keistimewaan oleh Allah swt. Oleh karena itu,
tidak heran jika setelah meninggal Allah pun memerintahkan kepada yang masih hidup
untuk memperlakukan orang yang sudah meninggal dunia dengan perlakukan yang
baik.

7
Syariat Islam menetapkan bahwa setiap orang Islam yang meninggal dunia,
jenazahnya harus dirawat oleh orang Islam yang hidup. Hukumnya adalah fardhu
kifayah, artinya suatu kewajiban apabila telah dilaksanakan oleh satu orang muslim
maka gugurlah suatu kewajiban itu terhadap yang lain.
Kewajiban seorang muslim di dalam merawat jenazah yaitu memandikan jenazah,
mengkafani jenazah, menshalatkan jenazah, dan menguburkan jenazah.

8
PENUTUP

Dari pemamparan materi di atas, kita dapat mengetahui lebih dalam tentang
penangan pasien saat kritis dan sakaratul maut. Dari situlah dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Mendampingi paasien saat mengalami kritis dilakkan dengan penuh ketenangan
dan semangat secara mental agar pasien ttap yakin dan pasrah kepada Allah.
2. Langkah-langkah dalam menangani pasien saat sakaratul maut dilakukan
dengan mentalkinkan pasien dengan kalimat Laailahaillallah dan memberikan
do’a kepada pasien.

vii
SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, penulis merekomendasikan berupa


saran-saran sebagai berikut.
1. Untuk dapat membuat pasien merasa nyaman tenaga medis maupun yang
mendampingi dapat meakukan tata cara di atas dengan sabar dan penuh kehati-
hatan.
2. Agar tenaga medis dan pendamping dapat menangani dengan baik, ada baiknya
jika melakukan praktik terrlebih dalulu sehingga tidak terjad kesalahan dalam
penangannya.

viii
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2009. Sakaratul Maut, Detik-Detik Yang Menegangkan Dan Menyakitkan.


http://almanhaj.or.id/content/2570/slash/0/sakaratul-maut-detik-detik-yang-
menegangkan-dan-menyakitkan/ (Diunduh : 28 Agustus 2020, 14.00)
Republika. 2009. Tuntunan Praktis Sakaratul Maut dan Tajhizul Mayyit (Bagian
Pertama). http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-
islam/tasauf/09/02/19/32455-tuntunan-praktis-sakaratul-maut-dan-tajhizul-
mayyit-bagian-pertama-(Diunduh : 28 Agustus 2020, 14.00)

Atikswb. 2008. Arti Sakaratul Maut. http://atikswb.wordpress.com/2008/03/08/arti-


sakaratul-maut/(Diunduh : 28 Agustus 2020, 14.00)

Anda mungkin juga menyukai