Anda di halaman 1dari 18

makalah sosiologi tentang kelompok sosial

MAKALAH SOSIOLOGI " KELOMPOK SOSIAL "


BY : SEPTI ANGGRAENI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari kelompok sosial ?


2. Apa saja kategori dan macam-macam dari kelompok sosial ?
3. Bagaimanakah dampak yang terjadi jika individu tidak mau hidup
berkelompok ?
4. Apakah kelompok sosial yang kami diamati ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari kelompok sosial.


2. Mengetahui kategori dan macam-macam dari kelompok sosial.
3. Mengetahui dampak yang terjadi jika individu tidak mau hidup berkelompok.
4. Menjelaskan Contoh kelompok sosial yang kami amati.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Sosial

 Kelompok Sosial menurut para pakar

1. Menurut Sorjono Soekanto

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena
adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

2. Menurut Hendro Puspito


Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu
yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt

Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi.

B. Ciri-ciri Kelompok Sosial

1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

C. Dasar Pembentukan Kelompok Sosial

1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)


2. Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry)
3. Faktor geografis
4. Factor daerah asal yang sama

D. Klasifikasi Kelompok Sosial

1. Klasifikasi menurut cara terbentuknya


a. Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan
 Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan
o Kelompok semu dibagi menjadi :
- Crowd (kerumunan)
- Publik
- Massa

* Crowd, dibagi menjadi :


1). Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
2). Planned expressive group
Adalah: Kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi
mempunyai persamaan tujuan
3). Inconvenient Causal Crowds
Adalah: Kerukunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan
fasilitas- fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api
4). Panic Causal Crowds
Contoh: Kerukunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
5). Spectator Causal Crowds
Contoh: Kerukunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
6). Ecting Low less Crowds
Adalah: Kerukunan emosional, contoh : orang demo
7). Immoral low less crowds
Adalah: orang-orang tak bermoral, contoh : minum-minuman
* Publik,
adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa,
perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama.
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi,
seperti : radio, tv dan pengeras suara.
* Massa
merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama dengan kerumunan,
tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.

b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai


berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu
kehadirannya selalu konstan.

1). Kelompok Statistical Group


Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh
ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian.

* Ciri-ciri kelompok statistik :


a. Tidak direncanakan, tetapi bukan berarti sangat mendadak melainkan sudah
terbentuk
dengan sendirinya
b. Tidak ada interaksi terus menerus
c. Tidak ada kesadaran berkelompok
d. Kehadirannya konstan
e. Tidak terorganisir
2). Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin,
warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara
anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.

3). Kelompok sosial / social groups


Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan
masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur
yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama.
Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara
terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan,
kenalan, dan sebagainya.
4). Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal
(kepengurusan).
* Ciri-ciri kelompok asosiasi :
1. direncanakan
2. terorganisir
3. ada interaksi terus menerus
4. ada kesadaran kelompok
5. kehadirannya konstan

E. Klasifikasi Kelompok Nyata

1. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota


a. Gemeinschaft / paguyuban
Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang
murni, bersifat alamiah dan kekal
* Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :
- Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah
Contoh : kerabat, klien
- Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
Contoh : RT, RW, Pedukuhan, Pedesaan
- Gameinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)

b. Gesselschaft / patembayan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya
bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
2. Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota
a. Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal
dan bersifat informal.
Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan
b. Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan
pada asas manfaat.
Contoh : sekolah, PGRI

3. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan


a. Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja
dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan

b. Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang
dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
Contoh : anggota OSIS
4. Klasifikasi menurut pendapat K. Merthon
a. Membership Group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut. Contoh : Anggota OSIS

b. Reference Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota
kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan
tersebut.Contoh : Anggota ABRI

5. Klasifikasi menurut sudut pandang individu

a. In Group
Merupakan kelompok sosial tempat individu mengidentifikasikan diri.

b. Out Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan dari in group

F. Arti Penting Hidup Berkelompok

Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Salah satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk
kelompok sosial. Dalam sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk
mempermudah menyelesaikan suatu urusan atau tugas atau tujuan dengan cara bekerja
sama. Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan menjadi lebih mudah jika
dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok , masing-masing
anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah
pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan tersebut
menjadi maksimal. Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa pentingnya hidup
berkelompok untuk mempermudah memenuhi kabutuhan hidup.

G. Identifikasi Kelompok Sosial yang Terdapat di Lingkungan Sekitar


Tempat Tinggal Kami

1. Kelompok sosial yang teratur

* Kelompok sosial teratur yang kami jadikan contoh yaitu karang taruna. Karang
taruna merupakan salah satu kelompok sosial yang teratur dan terstruktur, sebab dalam
karang taruna terdapat susunan organisasi yang jelas serta pembagian tugas yang jelas
pula. Selain itu kegiatan yang dilakukan dan merupakan tujuan dari kaang taruna
merupakan kegiatan yang positif. Beberapa contoh kegiatan karang taruna , yaitu :
mengadakan peringatan HUT RI 17 Agustus pada setiap tahunnya. Kegiatan tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan sikap nasionalisme rakyat Indonesia melalui
beberapa kegiatan, seperti lomba-lomba yang diikuti warga kampung. Selain itu contoh
kegiatan lain yaitu , mengadakan bakti sosial untuk membantu masyarakat yang
membutuhkan.

2. Kelompok sosial yang tidak teratur

* Kelompok sosial yang tidak teratur yang kami jadikan contoh yaitu paguyupan
tukang becak. Paguyupan tukang becak ini tidak memiliki struktur organisasi yang jelas.
Mereka berkumpul biasanya hanya untuk mebicarakan hal yang tidak penting ataupun
sekedar cangkrukan.Mereka berkumpul tidak pada waktu yang ditentukan dan
disepakati bersama , tetapi meraka hanya berkumpul semau mereka kapan pun meraka
ingin berkumpul. Kegiatan yang dilakukan dalam paguyupan tukang becak ini kurang
efisien karena hanya didasarkan pada kepentingan mereka sendiri.

H. Objek Kelompok Sosial yang Kami Teliti

Kelompok sosial yang kami temui dan kami teliti yaitu kelompok ibu-ibu PKK
di Desa Mberu Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan. Kelompok sosial tersebut
termasuk dalam kelompok sosial yang teratur (informal, sekunder). Kelompok tersebut
termasuk kelompok informal karena kelompok tersebut tidak hanya mempunyai satu
kegiatan misalnya arisan, namun mempunyai kegiatan lain diantaranya Sharing,
Pengajian ibu-ibu, masak-masak bersama. Dari beberapa kegiatan ini dapat
mempererat tali silaturahmi dan rasa solidaritas diantara ibu-ibu PKK di desa itu.
Kelompok sosial ini juga disebut kelompok sosial sekunder karena kelompok sosial ini
termasuk kelompok yang terbuka dan tidak hanya terdiri dari satu keluarga tertentu.
Anggotanya pun juga bermacam-macam mulai dari golongan atas sampai golongan
menengah kebawah, dan mereka saling membaur tanpa memandang status sosial
maupun ekonomi dalam kelompok ini.
Ciri khusus dari kelompok sosial ibu-ibu PKK ini adalah menggunakan
seragam bermotif batik warna coklat, berkumpul setiap 2 minggu sekali di rumah
anggotanya secara bergiliran, mereka terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang tidak
bekerja dengan usia rata-rata di atas 25 tahun, ciri lainnya yaitu setiap acara arisan di
rumah salah satu anggota selalu dihidangkan aneka makanan, dan uang yang
digunakan untuk memasak makanan tersebut berasal dari uang hasil arisan.
Dalam anggota kelompok ibu-ibu PKK , sebagian besar dari mereka juga ikut
kelompok sosial lainnya. Salah satu contohnya yaitu kelompok sosial qasidah.
Karakteristik dari ibu-ibu yang selain mengikuti kegiatan ibu-ibu PKK juga mengikuti
kegiatan qasidah yaitu mereka tetap loyal terhadap kedua kegiatan tersebut tanpa
membedakan antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya. Pada dasarnya kelompok
qasidah merupakan anggota dari ibu-ibu PKK yang pandai bermain alat musik dan
pandai bernyanyi serta memiliki rasa percaya yang tinggi. Sehingga , sikap atau
karakteristik dari ibu-ibu kelompok qasidah sekaligus kelompok ibu-ibu PKK tetap
memiliki rasa solidaritas dan loyalitas yang tinggi pada organisasi tersebut . Dan mereka
tetap merasa satu sebagai warga desa “Mberu”.

I. Dampak dari Individu yang Tidak Mau Hidup Berkelompok


Jika individu tersebut tidak mau hidup berkelompok , maka bagaikan katak dalam
tempurung yang artinya individu tersebut tidak dapat berkembang. Ia tidak akan
memiliki relasi yang luas dan banyak sehingga akan mempersulit gerak. Serta
mendapatkan pengucilan dari kelompok sosial yang berada di sekitar individu tersebut
dan akan merasa terasingkan oleh lingkunganya. Selain itu individu tersebut tidak akan
bisa memenuhi atau menyelesaikan tugas/tujuanya dengan maksimal karena kembali
lagi ke fitrah manusia sebagai mahluk sosial yang tidak bisa memenuhi segala
kehidupannya sendiri. Dan manusia juga mempunyai keterbatasan dalam kemempuan
yang ia miliki sehingga manusia perlu bantuan orang lain untuk menyelasaikan tugas
yang bukan keahliannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut bahasa kelompok sosial berasal dari bahasa Inggris, yaitu " Sosial " yang
berarti sosial/kemasyarakatan dan " group " yang berarti kelompok/golongan.
Sedangkan menurut istilah kelompok sosial yaitu sejumlah orang yang memiliki norma-
norma, nilai-nilai, serta harapan yang sama, yang secara sengaja dan teratur saling
berinteraksi dan mempunyai kesadaran diri sebagai anggota kelompok yang diakui oleh
pihak luar.
Jadi, Kelompok sosial itu bisa terbentuk apabila mereka memiliki kesamaan
kepentingan, tujuan, serta untuk memenuhi peran sosial, karena kelompok sosialyang
ada dalam masyarakat memainkan peran yang sangat penting dalam struktur sosial.

B. Saran

Dalam penyelesaian makalah ini kami menyadari bahwa dalam penyusunan


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik serta saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial kita pasti melakukan bahkan membutuhkan interaksi sosial
dengan orang lain karena dalam kehidupan ini mustahil kita bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari
orang lain. Dalam interaksi yang terjadi dikalangan masyarakat tersebut secara sengaja maupun
tidak sengaja maka akan membentuk kelompok sosial mulai dari kelompok sosial yang terkecil
yaitu keluarga sampai dengan kelompok sosial yang sangat kompleks. Kelompok sosial itu
terbentuk karena adanya kesamaan kepentingan, sejumlah tujuan, serta untuk memenuhi peran
sosial yang kita terima sebagai anggota masyarakat. Kelompok memainkan peran yang sangat
penting dalam struktur sosial. Oleh karena itu dalam makalah ini kelompok kami akan
membahas serta mengidentifikasi sedikit mengenai kelompok sosial yang terjadi di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kelompok sosial ?
2. Apa saja kategori dan macam-macam dari kelompok sosial ?
3. Bagaimanakah dampak yang terjadi jika individu tidak mau hidup berkelompok ?
4. Apakah kelompok sosial yang kami diamati ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kelompok sosial.
2. Mengetahui kategori dan macam-macam dari kelompok sosial.
3. Mengetahui dampak yang terjadi jika individu tidak mau hidup berkelompok.
4. Menjelaskan Contoh kelompok sosial yang kami amati.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Sosial


 Kelompok Sosial menurut para pakar

1. Menurut Sorjono Soekanto

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya
hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

2. Menurut Hendro Puspito


Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang
melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi.
B. Ciri-ciri Kelompok Sosial
1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
C. Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
2. Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry)
3. Faktor geografis
4. Factor daerah asal yang sama
D. Klasifikasi Kelompok Sosial
1. Klasifikasi menurut cara terbentuknya
a. Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan
 Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan
o Kelompok semu dibagi menjadi :
- Crowd (kerumunan)
- Publik
- Massa

* Crowd, dibagi menjadi :


1). Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
2). Planned expressive group
Adalah: Kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi
mempunyai persamaan tujuan
3). Inconvenient Causal Crowds
Adalah: Kerukunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-
fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api
4). Panic Causal Crowds
Contoh: Kerukunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
5). Spectator Causal Crowds
Contoh: Kerukunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
6). Ecting Low less Crowds
Adalah: Kerukunan emosional, contoh : orang demo
7). Immoral low less crowds
Adalah: orang-orang tak bermoral, contoh : minum-minuman
* Publik,
adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa, perbedaannya
publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik
karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv dan pengeras
suara.
* Massa
merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama dengan kerumunan, tetapi
kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.

b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam
bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.

1). Kelompok Statistical Group


Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli
ststistik untuk kepentingan penelitian.

* Ciri-ciri kelompok statistik :


a. Tidak direncanakan, tetapi bukan berarti sangat mendadak melainkan sudah terbentuk
dengan sendirinya
b. Tidak ada interaksi terus menerus
c. Tidak ada kesadaran berkelompok
d. Kehadirannya konstan
e. Tidak terorganisir
2). Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna
kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan
tidak terlihat dalam organisasi.

3). Kelompok sosial / social groups


Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam
arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat
tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-
anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan,
teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
4). Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal
(kepengurusan).
* Ciri-ciri kelompok asosiasi :
1. direncanakan
2. terorganisir
3. ada interaksi terus menerus
4. ada kesadaran kelompok
5. kehadirannya konstan
E. Klasifikasi Kelompok Nyata
1. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota
a. Gemeinschaft / paguyuban
Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni,
bersifat alamiah dan kekal
* Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :
- Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah
Contoh : kerabat, klien
- Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
Contoh : RT, RW, Pedukuhan, Pedesaan
- Gameinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)

b. Gesselschaft / patembayan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat
mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
2. Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota
a. Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan
bersifat informal.
Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan
b. Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada
asas manfaat.
Contoh : sekolah, PGRI

3. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan


a. Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat
untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan

b. Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
Contoh : anggota OSIS
4. Klasifikasi menurut pendapat K. Merthon
a. Membership Group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut. Contoh : Anggota OSIS
b. Reference Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok)
untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan tersebut.Contoh :
Anggota ABRI
5. Klasifikasi menurut sudut pandang individu
a. In Group
Merupakan kelompok sosial tempat individu mengidentifikasikan diri.
b. Out Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan dari in group
F. Arti Penting Hidup Berkelompok
Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah
satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial. Dalam
sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan suatu urusan
atau tugas atau tujuan dengan cara bekerja sama. Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri
akan menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota
kelompok , masing-masing anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing,
sehinga terjadilah pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan
tersebut menjadi maksimal. Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa pentingnya hidup
berkelompok untuk mempermudah memenuhi kabutuhan hidup.
G. Identifikasi Kelompok Sosial yang Terdapat di Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal
Kami
1. Kelompok sosial yang teratur
* Kelompok sosial teratur yang kami jadikan contoh yaitu karang taruna. Karang taruna
merupakan salah satu kelompok sosial yang teratur dan terstruktur, sebab dalam karang taruna
terdapat susunan organisasi yang jelas serta pembagian tugas yang jelas pula. Selain itu kegiatan
yang dilakukan dan merupakan tujuan dari kaang taruna merupakan kegiatan yang positif.
Beberapa contoh kegiatan karang taruna , yaitu : mengadakan peringatan HUT RI 17 Agustus
pada setiap tahunnya. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan sikap nasionalisme
rakyat Indonesia melalui beberapa kegiatan, seperti lomba-lomba yang diikuti warga kampung.
Selain itu contoh kegiatan lain yaitu , mengadakan bakti sosial untuk membantu masyarakat yang
membutuhkan.
2. Kelompok sosial yang tidak teratur
* Kelompok sosial yang tidak teratur yang kami jadikan contoh yaitu paguyupan tukang
becak. Paguyupan tukang becak ini tidak memiliki struktur organisasi yang jelas. Mereka
berkumpul biasanya hanya untuk mebicarakan hal yang tidak penting ataupun sekedar
cangkrukan.Mereka berkumpul tidak pada waktu yang ditentukan dan disepakati bersama , tetapi
meraka hanya berkumpul semau mereka kapan pun meraka ingin berkumpul. Kegiatan yang
dilakukan dalam paguyupan tukang becak ini kurang efisien karena hanya didasarkan pada
kepentingan mereka sendiri.

H. Objek Kelompok Sosial yang Kami Teliti


Kelompok sosial yang kami temui dan kami teliti yaitu kelompok ibu-ibu PKK di
Desa Mberu Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan. Kelompok sosial tersebut termasuk
dalam kelompok sosial yang teratur (informal, sekunder). Kelompok tersebut termasuk
kelompok informal karena kelompok tersebut tidak hanya mempunyai satu kegiatan misalnya
arisan, namun mempunyai kegiatan lain diantaranya Sharing, Pengajian ibu-ibu, masak-masak
bersama. Dari beberapa kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahmi dan rasa solidaritas
diantara ibu-ibu PKK di desa itu. Kelompok sosial ini juga disebut kelompok sosial sekunder
karena kelompok sosial ini termasuk kelompok yang terbuka dan tidak hanya terdiri dari satu
keluarga tertentu. Anggotanya pun juga bermacam-macam mulai dari golongan atas sampai
golongan menengah kebawah, dan mereka saling membaur tanpa memandang status sosial
maupun ekonomi dalam kelompok ini.
Ciri khusus dari kelompok sosial ibu-ibu PKK ini adalah menggunakan seragam
bermotif batik warna coklat, berkumpul setiap 2 minggu sekali di rumah anggotanya secara
bergiliran, mereka terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan usia rata-rata di
atas 25 tahun, ciri lainnya yaitu setiap acara arisan di rumah salah satu anggota selalu
dihidangkan aneka makanan, dan uang yang digunakan untuk memasak makanan tersebut
berasal dari uang hasil arisan.
Dalam anggota kelompok ibu-ibu PKK , sebagian besar dari mereka juga ikut
kelompok sosial lainnya. Salah satu contohnya yaitu kelompok sosial qasidah. Karakteristik dari
ibu-ibu yang selain mengikuti kegiatan ibu-ibu PKK juga mengikuti kegiatan qasidah yaitu
mereka tetap loyal terhadap kedua kegiatan tersebut tanpa membedakan antara kegiatan satu
dengan kegiatan lainnya. Pada dasarnya kelompok qasidah merupakan anggota dari ibu-ibu PKK
yang pandai bermain alat musik dan pandai bernyanyi serta memiliki rasa percaya yang tinggi.
Sehingga , sikap atau karakteristik dari ibu-ibu kelompok qasidah sekaligus kelompok ibu-ibu
PKK tetap memiliki rasa solidaritas dan loyalitas yang tinggi pada organisasi tersebut . Dan
mereka tetap merasa satu sebagai warga desa “Mberu”.
I. Dampak dari Individu yang Tidak Mau Hidup Berkelompok
Jika individu tersebut tidak mau hidup berkelompok , maka bagaikan katak dalam tempurung
yang artinya individu tersebut tidak dapat berkembang. Ia tidak akan memiliki relasi yang luas
dan banyak sehingga akan mempersulit gerak. Serta mendapatkan pengucilan dari kelompok
sosial yang berada di sekitar individu tersebut dan akan merasa terasingkan oleh lingkunganya.
Selain itu individu tersebut tidak akan bisa memenuhi atau menyelesaikan tugas/tujuanya dengan
maksimal karena kembali lagi ke fitrah manusia sebagai mahluk sosial yang tidak bisa
memenuhi segala kehidupannya sendiri. Dan manusia juga mempunyai keterbatasan dalam
kemempuan yang ia miliki sehingga manusia perlu bantuan orang lain untuk menyelasaikan
tugas yang bukan keahliannya.
atar Belakang
.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan kelompok sosial ?
2) Apa saja klasifikasi kelompok sosial ?
3) Apa Pengertian Paguyuban atau gemeinschaft ?
4) Macam-macam kelompok sosial menurut para ahli?
5) Apa Saja Karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan?
6) Apa Pengertian Dinamika Kelompok Sosial?

1.3 Tujuan
1) Mengetahui tentang pengertian kelompok sosial
2) Mengetahui klasifikasi kelompok sosial
3) Mengetahui Pengertian Paguyuban atau gemeinschaft
4) Mengetahui tentang macam-macam kelompok sosial menurut para ahli
5) Mengetahui karakteristik masyarakat desa dan kota
6) Menegtahui Dinamika Kelompok Sosial

1.4 Manfaat
Kita dapat mengetahui definisi kelompok sosial, ciri-ciri, serta kelompok
sosial yang ada di masyarakat desa dan kota.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kelompok sosial


Berikut pengertian kelompok sosial dari beberapa ahli :
a. Menurut Soerjono Soekanto, kelompok adalah himpunan atau kesatuan
manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka
secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
b. Menurut Pul B.Horton dan Chester L.Hunt, kelompok sosial merupakan
kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaanya dan saling
berinteraksi.
c. Menurut George Homan, kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan
kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu
keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik.
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi
sehingga menumbuhkan perasaan bersama.

2.2 Klasifikasi kelompok sosial


Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota :
a. Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang
masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belujm mengenal
adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok.
b. Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah
kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga
disatukan oleh saling ketergantungan antaranggota.

2.3 Gemeinschaft (Paguyuban)


Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial yang
anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan
kekal.
Ciri-ciri kelompok paguyuban :
 Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
 Hubungan antar anggota bersifat informal
Apabila dalam suatu paguyuban terjadi pertentangan antar anggota maka
pertentangan tersebut tidak akan bisa diatasi hanya dengan suatu hal saja
dan akan menjalar ke bidang-bidang lain. Hal tersebut disebabkan adanya
hubungan yang menyeluruh diantara anggotanya.
Tipe paguyuban
 Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)
Kelompok genealogis adalah kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan
sedarah. Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena
adanya keyakinan tentang kesamaan nenek moyang.
Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
 Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas.
Contoh: Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk RT(Rukun Tetangga),
dan selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga).
Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.
 Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
Contoh: partai politik berdasarkan agama

2.4 Macam-macam kelompok sosial menurut para ahli


Menurut Robert Bierstedt kelompo sosial dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Kelompok statistik
kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan
kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun
di sebuahkecamatan.
b. Kelompok kemasyarakatan
kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan
hubungan sosial di antara anggotanya.
c. Kelompok sosial
kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu
dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh:
Kelompok pertemuan, kerabat.
d. Kelompok asosiasi
kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan
kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para
anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta
memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

2.5 Karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan


Karakteristik masyarakat kota :
 Pengaruh alam terhadap masyarakat kota kecil
 Mata pencahariannya sangat beragam sesuai dengan keahlian dan
ketrampilannya.
 Corak kehidupan sosialnya bersifat gessel schaft (patembayan), lebih
individual dan kompetitif.
 Keadaan penduduk dari status sosialnya sangat heterogen
 Interaksi sosial kurang akrab dan kurang peduli terhadap lingkungannya.
Dasar hubungannya adalah kepentingan

Karakteristik masyarakat desa :


 Lingkungan alam masih besar peranan dan pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat pedesaan
 Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen (bertani, beternak,
nelayan, dll)
 Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain schaft (paguyuban ddan memiliki
community sentiment yang kuat)
 Interaksi sosial antar warga desa lebih intim dan langgeng serta bersifat
familistik
 Masyarakatnya kurang terbuka, kurang kritis, pasrah terhadap nasib, dan
sulit menerima unsur-unsur baru

2.6 Dinamika Kelompok Sosial


Setiap kelompok sosial pasti mengalami perubahan. Perubahan dalam
setiap kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun
ada pula yang mengalami perubahan dengan cepat.
Perubahan struktur sosial disebabkan karena beberapa hal diantaranya,
pertama disebabkan karena perubahan situasi. Situasi yang dimaksud disini
adalah keadaan dimana kelompok tadi hidup.
Sebab kedua adalah pergantian anggota-anggota kelompok. Pergantian
anggota suatu kelompok tidak perlu membawa perubahan struktur kelompok
tersebut. Akan tetapi ada pula kelompok-kelompok sosial yang mengalami
kegoncangan setelah ditinggalkan anggotanya, apalagi jika anggota tersebut
mempunyai kedudukan penting dalam kelompok. Misalnya dalam suatu
keluarga. Penyebab lainnya adalah perubahan situasi sosial dan ekonomi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, akan tetapi dia adalah
makhluk yang telah mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia lain.
Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia
yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain menyakut kaitan timbal-
balik yang mempengaruhi dan suatu kesadaran untuk saling tolong menolong,
oleh karena manusia membentuk kelompok-kelompok dalam kehidupannya.
Namun dalam membentuk kelompok tidak sembarangan ada syarat-syarat
yang mesti ada pada diri masing-masing individu.

3.2 Saran
Saran kami kepada semua pihak adalah agar lebih memahami tentang
kondisi sosial yang ada di sekitar kita. Kita adalah manusia dan sebagai
makhluk sosial seharusnya peka terhadap lingkungan sekitar. Khususnya
pada kelompok sosial. Pada kehidupan bermasyarakat terdapat kelompok
sosial yang bermacam-macam. Misalnya kelompok primer dan sekunder,
formal dan informal, paguyuban dan patembayan, dan lain-lain seperti yang
telah kami paparkan pada penjelasan makalah di atas. Dan tentunya kita
sebagai makluk sosial pasti termasuk kedalam keanggotaan salah satu
kelompok sosial di atas.
Makalah ini bukanlah satu-satunya acuan dalam pendeskripsian
kelompok sosial dan kehidupan masyarakat. Masih banyak referensi yang
lebih baik. Kritik dan saran yang membangun semoga dapat membantu kami
menyusun makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Baswori M.Si. 2005. Pengantar Sosiologi. Depok: Ghalia Indonesia.


Dhoiri Rahman Taufiq, dkk. 2006. Sosiologi. Jakarta: Yudhistira.
Http://septha49.wordpress.com/2008/06/27/kelompok-sosia
Http://ww2.yuwie.com/blog/entry.asp?id=932768&eid=602556
Http://nursinglove.multiply.com/journal/item/4/Dinamika
Soekanto Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar.
Mansyur, Cholil. (1980). Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa.
Saidang, (2007). Sosiologi untuk SMA Kelas X. Solo : CV Hamka MJ
Saidang. (2010). Sosiologi untuk SMA Kelas XI. Solo : CV Hamka
Soekanto, Soerjono (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta
Http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial
Http://scooteris.multiply.com/journal/item/11
Anonim. (2014). “Kelompok Sosial”. [Online]. Tersedia

Anda mungkin juga menyukai