Anda di halaman 1dari 14

1.

Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial Menurut Para Ahli

a. Menurut Soerjono Soekanto 1. Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok Menurut George Simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok akan memengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel memulai dari satu orang sebagai perhatian hubungan sosial yang dinamakan monad. Kemudian monad dikembangkan menjadi dua orang atau diad, dan tiga orang atau triad, dan kelompok-kelompok kecil lainnya. Hasilnya semakin banyak jumlah anggota kelompoknya, pola interaksinya juga berbeda. 2. Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik (face-to-face groupings). Hal ini berbeda dengan kelompok sosial seperti masyarakat kota, perusahaan, atau negara, di mana anggotaanggotanya tidak mempunyai hubungan erat. 3. Berdasarkan kepentingan dan wilayah

Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu. Sedangkan asosiasi (association) adalah sebuah kelompok sosial yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu. 4. Berdasarkan kelangsungan kepentingan Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok yang

keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama. Namun, sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap. 5. Berdasarkan derajat organisasi Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan. Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai berikut. Kategori statistik, yaitu pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama, misalnya kelompok umur. Kategori sosial, yaitu kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki bersama, misalnya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia). Kelompok sosial, misalnya keluarga batih (nuclear family) Kelompok tidak teratur, yaitu perkumpulan orang-orang di suatu tempat pada waktu yang sama karena adanya pusat perhatian yang sama. Misalnya, orang yang sedang menonton sepak bola. Organisasi Formal, yaitu kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu, misalnya perusahaan.

b. Menurut Durkheim : 1. Kelompok Solidaritas Mekanik : kelompok yang solidaritasnya lebih ditentukan oleh ikatan emosional, kekerabatan, persamaan cita-cita, dan ikatan keagamaan.

2. Kelompok Solidaritas Organik : kelompok yang solidaritasnya lebih ditentukan oleh ikatan fungsonal/profesional.

c. Menurut Cooley 1. Kelompok Primer (Primary Group) : kelompok dimana orang dapat mengenal orang lain

secara pribadi dan akrab. Contoh : keluarga, teman sepermainan, dan rukun tetangga.

2. Kelompok Sekunder (Secondary Group) : kelompok besar yang terdiri dari banyak orang, hubungannya tidak harus saling mengenal secara pribadi, kurang akrab, dan sifatnya tidak begitu langgeng.

d. Menurut Sumner : 1. Kelompok Dalam (In-Group) : kelompok dimana seseorang merasa menjadi anggota kelompok tersebut. 2. Kelompok Luar (Out-Group) : kelompok dimana seseorang merasa bukan anggota suatu kelompok tersebut.

2. Macam macam Kelompok Sosial 1. Klasifikasi menurut cara terbentuknya a) Kelompok semu Ciri-ciri kelompok semu : Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus Tidak ada kesadaran berkelompok Kehadirannya tidak konstan

a. Kerumunan Bentuk-bentuk kerumunan Formal audience / khalayak penonton / pendengar resmi: mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi sifatnya sangat pasif Contoh : penonton boiskop, hadirin suatu khotbah Planned expressive group : kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetepi mempunyai persamaan tujuan serta kepuasan yang dihasilkan Contoh : orang yang berdansa, berpesta dan berekreasi Inconvenient causal crowds: kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama Contoh : orang antri karcis, orang yang menunggu bis Panic causal crowds / kerumunan panik: orang-orang dalam keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya Spectator causal crowds / kerumunan penonton : terjadi karena orang -orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, hampir sama dengan khalayak penonton tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan Acting lawless crowds / acting mob / kerumunan emosional : mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma social Immoral lawless crowds / kerumunan tak bermoral : segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup

b. Massa Ciri-ciri massa Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial Anonim dan heterogen Tidak terdapat interaksi dan interelasi Tidak mampu bertindak secara teratur Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi) c. Publik Ciri-ciri publik (khalayah ramai) Kelompok yang tidak teratur Interaksi secara tidak langsung melalui media massa Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu Anonim dan terdiri atas berbagai lapisan masyarakat Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap suatu masalah Berusaha menguasai masalah tsb Adanya kecenderungan mereka berfikir rasional

b)

Kelompok nyata a. Statistical Group (Kelompok Statistik) Ciri-ciri kelompok statistik Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak / spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus Tidak ada kesadaran berkelompok Kehadirannya konstan b. Societal Group (Kelompok Sosieta) Ciri-ciri kelompok sosieta Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok Kehadirannya konstan

c. Social Group (Kelompok Sosial)

Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama. Memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus. Contoh: tetangga, teman d. Associational Group (Kelompok Assosiasi) Ciri-ciri kelompok asosiasi Direncanakan atau sengaja dibentuk Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus Adanya kesadaran kelompok yang kuat Kehadirannya konstan Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuan angkatan bersenjata

c) Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota Menurut Ferdinand Tonnies: a. GEMEINSCHAFT (PAGUYUBAN) Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal Bentuk gemeinschaft

Gemeinschaft by blood (ikatan darah) Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan Gemeinschaft of place ( tempat) Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang sama b. GESSELSCAFT (PATEMBAYAN) : ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka Ciri-ciri gesselshaft : Hubungan terbatas pada urusan tertentu Hubungan antar peran dan status Bersifat publik life

d) Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan a. Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya

b. Kelompok informal : terbenhtuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama

e) Klasifikasi menurut pendapat Merton a. Membership group merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut b. Reference group kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.

f)

Klasifikasi menurut sudut pandang individu a. In group (kelompok sendiri) kelompok social tempat individu mengidentifikasikan dirinya b. Out group (kelompok luar) kelompok yang menjadi lawan in group, menjadi dasar munculnya sikap etnosentris

g) Klasifikasi menurut kualitas hubungan antar anggota a. Kelompok primer Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat informal

b. Kelompok sekunder suatu kelompok yang hubung antaranggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.

3. KELOMPOK SOSIAL TAK TERATUR I. Kerumunan (crowd)

Individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat, pada waktu bersamaan. Kerumunan tidak terorganisir, bisa mempunyai pimpinan mau pun tidak yang berarti interaksi didalamnya bersifat spontan atau tak terduga dan kedudukan sosial orang-orang yang berkumpul adalah sama. Kerumunan juga timbul karena adanya celah-cegah organisasi sosial suatu masyarakat.

Ada pun bentuk-bentuk kerumunan antara lain sebagai berikut: a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial

1. Formal Audiences Khalayak penonton atau pendengar yang formal adalah kerumunan-kerumunan yang mempunyai perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif. 2. Planner Expressive Group Telah direncanakan dan merupakan kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting tapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang di hasilkan. Berfungsi sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan sehari-hari.

b. Kerumunan yang bersifat sementara

1. Contoh Inconvenient Aggregations

Kumpulan yang kurang menyenangkan karena kehadiran orang lain menjadi penghalang tercapainya tujuan. Contoh : orang-orang yang- menunggu bis

2. Panic Crowds Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik yaitu orang-orang yang bersamasama berusaha menyelamatkan diri dari bahaya

3. Spectator Crownds Kerumunan penonton yang terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Hampir sama dengan khalayak penonton hanya saja kerumunan ini tak direncanakan.

c. Kerumunan yang melanggar norma-norma hukum

1. Acting Mobs Kerumunan yang bertindak emosional untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik dan berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. 2. Immoral Crowds Kerumunan yang bersifat immoral dan hampir sama dengan kelompok ekspresif bedanya kerumunan ini bertentangan dengan norma-norma masyarakat

II.

Publik

Kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi dan memiliki jumlah pengikut lebih luas dan lebih besar. Akan tetapi karena jumlahnya besar maka ousat perhatiannya tidak tajam hingga tak ada kesatuan dalam kelompok ini. Setiap aksinya disebabkan oleh tindakan individuindividu yang ternyata memiliki kesadaran kedudukan sosial yang sesungguhnya dengan lebih memikirkan kepentingan individu daripada kerumunan.

4. Kelompok Sosial Masyarakat setempat (Community, Komunitas) Community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, yang dapat menunjukkan warga sebuah kota, desa, suku, atau bangsa. Unsur-unsur community sentiment menurut Mac Iver dan Page (1960) antara lain : seperasaan, sepenanggungan, dan saling memerlukan. Adapun tipe-tipe dari masyarakat setempat menurut Davis (1960), di antaranya dapat digolongklkan dengan menggunakan empat criteria sebagai berikut. 1. 2. 3. Jumlah penduduk Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk daerah pedalaman Fungsi-fungsi kusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi masyrakat

yang bersangkutan. Kriteria tersebut digunakan untuk membedakan jenis-jenis masyarakat setempat yang sederhana dan modern, masyarakat pedesaan, dan perkotaan.

5. PEMBENTUKAN NORMA KELOMPOK Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.

Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.

6. Tujuan kelompok sosial Tujuan kelompok sosial dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh keompok itu sendiri .tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh semua anggota kelompok. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan dari semua anggota kelompok. Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut : dapat didifinisi secara oprasional,dapat diukuran diamati. mempunyai makna bagi anggota kelompok, relefan, realistik dapat diterima dan dapat dicapai. anggota kelompok mempunyai orientas terhadap tujuan yang telah ditetapkn. adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok. adanya keseimbangan tugas dan aktifitas dalam mencapai tugas individu dan kelompok

Anda mungkin juga menyukai