Anda di halaman 1dari 21

Modul Pendalaman Materi Sosiologi

Persiapan ASS/US
Kelas XI
Penyusun : Zsa Zsa Ryana, S.Pd.

3.1 Memahami pengelompokan sosial di masyarakat dari sudut pandang dan pendekatan
Sosiologis

1. Terjadinya kelompok sosial

Yang menjadi patokan terbentuknya kelompok sosial : adanya interaksi antaranggota


kelompok tersebut. Kelompok tsb terbentuk karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya: kepentingan yg sama, pertalian darah / keturunan yg sama, dan
daerah /wilayah yg sama.
- Pengertiab menurut Soerjono SOekanto : himpunan / kesatuan2 manusia yg hidup
bersamakrn adanya hubungan secara timbal balikdan saling mempengaruhi serta
adnaya kesadaran utk saling menolong.
- Syaratnya :
a. Adanya kesadaran bagian dari kelompok
b. Adanya hubungan timbal balik antaranggota kelompok
c. Adanya faktor kesamaan, seperti persamaan kepentingan, keuturnan, tujuan
d. Memiliki struktur & kaidah serta pola yg sama
e. Bersistem dna berproses

2. Tipe / Jenis / Klasifikasi Kelompok Sosial

Jenis & Contoh Kelompok Sosial Teratur Menurut Para Ahli

Kelompok sosial teratur adalah kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran, saling
berinteraksi, dan terikat dengan norma. Beberapa tokoh Sosiologi mengklasifikasikan
kelompok sosial teratur berdasarkan ciri dan pembentuknya, yaitu:

1. Kelompok Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik

Kelompok sosial ini dikemukakan oleh Emile Durkheim berdasarkan  ikatan solidaritas


anggotanya.

a.  Ciri Kelompok Solidaritas Mekanik:

 Latar belakang anggotanya homogen dan sederhana


 Terikat dengan kesadaran kolektif atau kesadaran yang sama.
 Norma sosial berdasarkan adat istiadat, bersifat non formal, dan sanksi yang diberikan
adalah sanksi sosial.

Contoh kelompok solidaritas mekanik bisa ditemukan di masyarakat desa.

b. Ciri Kelompok Solidaritas Organik:

 Latar belakang anggotanya heterogen atau beranekaragam.


 Terikat dengan pembagian kerja yang spesifik.
 Saling membutuhkan sesuai keahlian.
 Norma sosial yang berlaku adalah hukum,  bersifat formal, restitutif, dan sanksi yang
diberikan berupa denda atau penjara.

Contoh kelompok solidaritas mekanik bisa ditemukan di masyarakat kota.

2. Kelompok Paguyuban dan Patembayan

Kelompok sosial ini dijelaskan oleh Ferdinand Tonnies berdasarkan kehendak alami dan
kehendak rasional.

a. Ciri Kelompok Paguyuban (Gemeinschaft)

 Hubungan antar anggotanya bersifat intim dan pribadi.


 Jumlah anggota terbatas alias eksklusif.
 Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu paguyuban menurut ikatan darah, paguyuban menurut
asal daerah, dan paguyuban menurut kesamaan pemikiran.

Contoh paguyuban: Keluarga, Ikatan Mahasiswa Bekasi di UGM, Komunitas Pejuang


Kesetaraan Gender.

b. Ciri Kelompok Patembayan (Gesellschaft)

 Bersifat kontraktual atau sementara.


 Memiliki tujuan dan perjanjian yang mengikat kelompok.

Contoh patembayan: Kelompok karyawan di suatu pabrik.

3. Kelompok Primer (Primary Group)

Jenis kelompok ini diperkenalkan oleh Charles Horton berdasarkan keakraban para
anggotanya. Kelompok ini juga disebut sebagai face to face group. 

Ciri-ciri kelompok primer, yaitu:

 Saling mengenal, akrab, atau dekat.


 Mempunyai kerjasama yang erat.
 Saling berinteraksi secara intens.
 Hubungan yang dijalin bersifat terus-menerus alias langgeng.

Contoh kelompok primer: Keluarga dan Persahabatan.

4. Kelompok Sekunder (Secondary Group)

Kelompok sekunder dikemukakan oleh Elsworth Faris. Jenis kelompok ini terbentuk karena
ikatan formal atau kelembagaan.

 Tidak semua anggota dalam kelompok saling mengenal.


 Interaksi yang dibangun tidak terlalu intens.
 Hubungan yang terjalin didasarkan pada asas manfaat.

Contoh kelompok sekunder: PT Sido Makmur mempunyai 1000 karyawan. Meski bekerja di
tempat yang sama dan berorientasi terhadap uang, karyawan tersebut belum tentu akrab satu
sama lain.

5. Kelompok In Group dan Out Group

Jenis kelompok ini diperkenalkan oleh William Graham Sumner yang dibagi menurut
perasaan dan sikap anggota.

a. Ciri Kelompok In Group

 Mempunyai perasaan saling memiliki yang kuat


 Memiliki rasa simpati yang tinggi
 Menimbulkan kecintaan berlebih atau fanatisme

Contoh In Group: Supporter klub sepak bola yang fanatik.

b. Ciri Kelompok Out Group

 Mengarah pada persaingan, konflik, dan kekerasan.


 Memiliki rasa antipati, ketidaksukaan, dan sikap antagonis untuk melawan pihak lain.

Contoh Out Group: Supporter klub sepak bola yang mengejek atau menjatuhkan klub lain.

6. Membership & Reference Group

Jenis kelompok ini terbentuk berdasarkan identias anggota secara fisik dan dikemukakan oleh
Robert King Merton.

a. Ciri Membership Group


 Anggotanya hadir secara fisik atau offline.
 Anggotanya tergabung secara resmi.
 Masing-masing anggota memiliki kartu identitas atau atribut yang menjadi simbol
dari kelompok tersebut.

Contoh Membership Group: Kelompok OSIS, Ekskul, dan Karang Taruna.

b. Ciri Reference Group

 Tidak bergabung menjadi anggota.


 Menjadikan kelompok lain sebagai acuan untuk bertindak.

Contoh Reference Group: Simpatisan partai politik

Jenis & Kelompok Sosial Tidak Teratur

Kelompok sosial tidak teratur adalah kelompok yang mempunyai tujuan yang sama, namun
tidak memiliki hubungan jangka panjang serta aturan yang mengikat. 

Ada 3 jenis kelompok sosial tidak teratur, yaitu Kerumunan, Publik, dan Massa. Masing-
masing mempunyai ciri dan dasar pembentuk yang berbeda.

1. Kerumunan

Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan. Bersifat spontan, sementara,
dan tidak teratur.

Ada 3 jenis kerumunan menurut Kingsley Davis, yaitu Kerumunan Biasa (Casual Crowds),
Kerumunan Berartikulasi Struktur Sosial (Social Structure Crowds), dan Kerumunan
Berlawanan Norma Sosial (Lawless Crowds)

a. Casual Crowds(Kerumunan Biasa)

 Inconvenient Aggregation atau Kerumunan Kurang Menyenangkan, adalah


kerumunan biasa yang terdiri dari kumpulan orang dengan tujuan yang sama, namun
saling menghalangi. Contoh: antrean di kasir atau antrean masuk KRL yang penuh
sesak.
 Panic Crowds atau Kerumunan Panik, adalah kerumunan biasa yang terdiri dari
kumpulan orang yang sibuk menyelamatkan diri dan bersifat tegang. Contoh: orang-
orang yang berhamburan saat terjadi gempa, kebakaran, dan lainnya.

 Spectator Crowds atau Kerumunan Penonton, adalah kerumunan biasa yang tidak


direncanakan, yang menonton kejadian tertentu. Contoh: orang-orang yang berkumpul
melihat kecelakaan.
b. Social Structured Crowds (Kerumunan Berartikulasi Struktur Sosial)

 Formal Audience atau Kelompok Audiens Formal,  adalah kerumunan yang


mempunyai pusat perhatian dan tujuan yang sama, namun berkomunikasi secara pasif
atau satu arah. Contoh: pendengar ceramah.
 Planned Expressive Group atau Kelompol Ekspresif Direncanakan, adalah
kerumunan yang mempunyai persamaan tujuan, tetapi pusat perhatian dari masing-
masing orang bisa saja berbeda. Contoh: dalam pesta pernikahan, ada tamu yang
sibuk mengobrol, ada yang berfoto, ada juga yang mengelilingi stand makanan.

c. Lawless Crowds (Kerumunan Berlawanan Norma Sosial)

 Acting Mobs atau Kerumunan Emosional, adalah kerumunan yang terbentuk karena
alasan emosional, menggunakan kekuatan fisik, dan bertindak kekerasan. Contoh:
tawuran antar pelajar biasanya didasari karena perasaan tidak suka satu sama lain.
 Immoral Crowds atau Kerumunan Amoral, adalah kerumunan yang berisi orang-
orang dengan perilaku yang bertentangan dengan moral, tetapi tidak menggunakan
fisik. Contoh: kelompok pengguna narkoba dan kelompok penjudi.

 2. Massa

Massa adalah kumpulan orang dengan tujuan tertentu yang berkumpul di suatu tempat
dalam jangka waktu sementara. Massa memiliki ciri-ciri:

 Anggotanya heteregon, berasal dari latar belakang yang beragam.

 Impulsif dan responsif, artinya massa bergerak secara cepat dan tiba-tiba dalam
menghadapi sebuah situasi.

 Ada pihak yang menggerakan, artinya massa bisa terbentuk karena ada individu yang
memulai dan memimpin.

 Ada tujuan bersama yang ingin dicapai.

 Ada waktu dan tempat direncanakan.

Contoh massa: aksi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM, demonstrasi buruh terhadap
pabrik yang melakukan PHK tanpa pesangon, dan sejenisnya.

3. Publik

Publik adalah kelompok yang tidak berbentuk kesatuan dan berinteraksi secara tidak
langsung melalui berbagai media komunikasi. Publik tidak terlihat secara fisik, tidak
berada di suatu tempat, dan serta jumlahnya sangat banyak.
Ciri-ciri publik:

 Interaksinya tidak langsung

 Mempunyai ketertarikan terhadap isu yang sama

 Punya tujuan

Contoh: netizen di media sosial yang membicarakan Pemilu agar lebih mudah menentukan
pilihan atau masyarakat Indonesia yang gencar menyuarakan hashtag #DirumahAja saat
COVID-19 masuk ke negara kita.

KD 3.2 Menganalisis permasalahan sosial dalam kaitannya dengan pengelompokan sosial


dan kecenderungan eksklusi sosial di masyarakat dari sudut pandang dan pendekatan
sosiologis

3. Permasalahan sosial akibat eksklusi kelompok

Permasalah sosial merupakan kondisi yang tidak diinginkan masyarakat dapat diartikan


tidak sesuainya harapan dan kenyataan di masyarakat. Conothnya seperti kemiskinan,
kriminalitas, pengangguran.

Terdapat tiga ragam permasalahan sosial dalam kehidupan masyarakat.

Adanya permasalahan sosial ini disebabkan karena pengelompokan sosial yang terjadi dalam
masyarakat, Adjarian.

Pengelompokan terjadi terjadi karena adanya kecenderungan partikularisme, eksklusivisme,


dan ekslusi sosial dalam masyarakat.

Faktor-faktor tersebut merupakan dinamika kelompok sosial yang terjadi karena prasangka


dan pentingan antarkelompok.

Ragam permasalahan sosial


1. Ketidakadilan
2. Intoleransi
3. KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

contoh masalah sosial dengan kecenderungan eksklusi sosial dari pasar kerja
pembatasan peran perempuan pada bidang-bidang pekerjaan tertentu. Pembahasan
konsep. Eksklusi sosial adalah tindakan penyingkiran atau pengucilan ke pinggiran
masyarakat. Artinya adanya eksklusi sosial dalam kehidupan masyarakat
memengaruhi munculnya masalah sosial berupa pembatasan bagi kelompok-kelompok
lemah untuk ikut serta dalam bidang-bidang kehidupan sosial terutama ekonomi.
Sehingga hal ini menjadikan munculnya ketimpangan ekonomi antarmasyarakat.
Eksklusi sosial biasanya terjadi pada masyarakat yang memiliki kekuatan yang lemah
seperti kelompok miskin, perempuan, anak jalanan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu
eksklusi sosial banyak terjadi di pasar kerja, yang menjadikan masyarakat tidak dapat
melakukan pengembangan dan peningkatan taraf ekonomi. Contohnya adanya
pembatasan bagi perempuan dalam pekerjaan dibidang tertentu seperti satpam,
pekerjaan lapangan dan lain sebagainya, karena dianggap bahwa bidang tersebut
banyak didominasi oleh laki-laki.

Konsep yg harus dipahami

 Dominasi : penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah
 Subordinasi : Subordinasi merupakan penilaian bahwa salah satu gender lebih
rendah dari yang lain. Subordinasi lebih banyak terjadi pada perempuan dan
menjadikannya berada di posisi inferior atau lebih rendah. Ex : Perempuan suka
dianggap cengeng
 Stereotip : suatu prasangka yang didasarkan pada penilaian atau anggapan
berdasarkan karakteristik perilaku orang lain. Adapun karakteristik tersebut,
meliputi ras, jenis kelamin, suku bangsa, dan keterampilan komunikasi yang dimiliki
seseorang atau kelompok sosial. Ex : Perempuan tidak bisa menjabat posisi tertentu
krn dianggap lemah, perusahaan lebih suka mempekerjakan laki2 karena Wanita
banyak mengalami cuti (cuti hamil, cuti melahirkan), belum lagi jika menstruasi dan
anak sakit, permepuan banyak meminta cuti.
 Marginalisasi : suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Ex : Anak punk yang diasingkan dari masyarakat

3.3 Memahami arti penting prinsip kesetaraan untuk menyikapi perbedaan sosial demi
terwujudnya kehidupan sosial yang damai dan demokratis

4. Jenis pebedaan sosial


Perbedaan sosial / Diferensiasi sosial = pengelompokkan masyarakat secara
horizontal
Secara umum, diferensiasi merupakan suatu perbedaan. Dalam kehidupan sosial, kata
diferensiasi menunjukkan adanya perbedaan dalam anggota masyarakat. Perbedaan
tersebut bersifat horizontal. Artinya, pembeda tersebut masih mempunyai tingkatan
atau derajat yang sama.
Bentuk keragamannya berdasarkan
- Agama
- Profesi
- Ras
- Suku bangsa
- Klan
- Jenis Kelamin

Contoh

5. Prinsip kesetaraan
Prinsip kesetaraan adalah sebuah prinsip dimana orang-orang dipandang dengan
status sosial yang sama. Maksudnya status sosial yang sama yaitu memiliki hak
hukum, kebebasan berpendaapat, keamanan.
Prinsip kesetaraan dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah dalam hal hak,
individu memiliki hak yang sama dalam aspek apapun. Yang kedua adalah
dalam hak kewajiban, individu tidak boleh ada yang diperlakukan secara
berbeda.

6. Harmoni sosial
- dapat disebut juga sebagai suatu kehidupan yang harmoni,harmoni sosial ialah
dimana kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan
masyarakat.
- Harmonisasi sosial dapat terwujud dengan adanya faktor atau upaya sebagai
berikut: 1. Adanya solidaritas dalam masyarakat yang beragam. 2. Adanya
pranata sosial untuk mencapai dan menjaga harmonisasi sosial. 3. Sikap saling
toleransi dan menghargai keberagaman masyarakat.

3.4 Menganalisis konflik sosial dan bagaimana melakukan respon untuk melakukan
resolusi konflik demi terciptanya kehidupan yang damai di masyarakat
7. Penyebab konflik sosial
8. jenis konflik
9. konflik dan kekerasan
Faktor Penyebab Kekerasan

10. dampak konflik

Dampak Positif Terjadinya Konflik

Beberapa sisi positif dari terjadinya konflik di masyarakat antara lain:

- Bertambah kuatnya rasa solidaritas antarsesama anggota kelompok.

- Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum selesai ditelaah.

- Memungkinkan terjadinya penyesuaian kembali terhadap nilai dan norma serta hubungan
sosial dalam kelompok sesuai kebutuhan individu atau kelompok.

- Menjadi jalan untuk mengurangi rasa ketergantungan antarindividu dan antarkelompok.

- Bisa membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma


baru.

- Bisa berfungsi sebagai saran mencapai keseimbangan antara berbagai kekuatan dalam
masyarakat.

- Memunculkan sebuah kompromi baru jika pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang
seimbang.

“Salah satu dampak positif dari konflik adalah menguatkan rasa solidaritas antarsesama
anggota kelompok.”
2. Dampak Negatif Terjadinya Konflik

Beberapa sisi negatif dari terjadinya konflik di masyarakat antara lain:

- Retaknya kesatuan kelompok karena adanya konflik antarsesama anggota.

- Adanya perubahan kepribadian pada diri individu.

- Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa.

- Munculnya dominasi dari kelompok pemenang terhadap kelompok yang kalah.

3.5 Menganalisis cara melakukan pemecahan masalah untuk mengatasi permasalahan sosial,
konflik dan kekerasan di masyarakat

11. Pemetaan Konflik


Contoh pemetaan konflik

Perhatikan contohnya berikut :


Kecil ya tulisannya? Ini ibu perjelas
12. penyelesaian konflik

1. Mediasi

Selama ini, kita sering mendengar istilah mediasi, namun pernahkah kalian bertanya-tanya
apa itu mediasi dalam sosiologi? 

Jadi, mediasi merupakan cara penyelesaian konflik yang melibatkan bantuan pihak ketiga
(bersifat netral) sebagai penengah (kasih anjuran). 

Contoh mediasi yakni ketika Dini yang ketahuan mencuri kue di toko, tetapi ia tidak dituntut
oleh pemilik toko ke ranah hukum karena ditengahi oleh Pak Joko. 

2. Arbitrase
Pengendalian konflik dengan cara arbitrase berarti menyelesaikan konflik dengan bantuan
pihak ketiga (bersifat netral) yang bertindak sebagai pemberi keputusan. Keputusan-
keputusan yang dibuat disertai dengan perjanjian tertulis dari pihak yang berkonflik. 

Contoh arbitrase yakni ketika wasit mengganjar kartu merah untuk Rano pasca keributannya
dengan Aldo. Di sini, wasit bertindak sebagai pihak ketiga yang netral. Selain itu, keputusan
wasit juga bersifat mutlak dan harus dipatuhi. 

3. Adjudikasi

Adjudikasi merupakan cara penyelesaian konflik melalui jalur pengadilan (sidang). Contoh
adjudikasi yakni ketika hakim memutuskan hak asuh anak diberikan kepada sang istri setelah
perceraian. 

4. Kompromi

Upaya penyelesaian konflik sosial selanjutnya adalah dengan cara kompromi. Kompromi
adalah bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya masing-masing pihak untuk
mengurangi tuntutan. 

Contoh kompromi adalah ketika Mia terlibat kecelakaan dengan Diana, lalu mereka pun
saling menuntut ganti rugi. Namun, pada akhirnya mereka saling mengikhlaskannya. 

5. Konsiliasi

Konsiliasi adalah bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya mempertemukan pihak
yang berkonflik. Contoh konsiliasi yaitu ketika Pak RT memanggil Budi dan Damar setelah
rebutan lahan parkir. 

6. Koersi

Koersi merupakan bentuk akomodasi dengan menggunakan ancaman, baik fisik maupun
psikologis agar pihak lain bertindak sesuai yang diharapkan. Contoh koersi yakni ketika
polisi menggunakan gas air mata sebagai upaya menghentikan demonstrasi yang ricuh. 

7. Stalemate

Apa itu stalemate? Stalemate  adalah situasi di mana ketika kedua belah pihak yang
berkonflik memiliki kekuatan yang seimbang sehingga konflik terhenti pada titik tertentu.
Contoh stalemate yakni berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat vs Uni Soviet,
hingga konflik Korea Utara dan Korea Selatan.

13. Perdamaian

Sumber
https://www.brainacademy.id/blog/kelompok-sosial
https://roboguru.ruangguru.com/forum/sebutkan-contoh-masalah-sosial-dengan-
kecenderungan-eksklusi-sosial-dari-pasar-kerja-_FRM-LBJ6J0FY?
action=login&_tracker=forum_detail_lock
https://adjar.grid.id/read/543477251/3-ragam-permasalahan-sosial-materi-sosiologi-
kelas-11-kurikulum-merdeka?page=all
Kompas.com
https://www.ayovaksindinkeskdi.id/diferensiasi-sosial/
https://roboguru.ruangguru.com/forum/faktor-faktor-apakah-yang-menyebabkan-
harmonisasi-kehidupan-masyarakat-_FRM-IE2HZVDH#:~:text=Harmonisasi
%20sosial%20dapat%20terwujud%20dengan,toleransi%20dan%20menghargai
%20keberagaman%20masyarakat.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/3071-Full_Text.pdf
https://www.zenius.net/blog/upaya-penyelesaian-konflik-sosial

Anda mungkin juga menyukai