Anda di halaman 1dari 4

URAIAN MATERI BAB MULTIKULTURAL

A. ANEKA MACAM KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL


Menurut Mac Iver dan Page kelompok adalah sejumlah individu yang saling berinteraksi satu sama
lain. Para ahli yang lain juga memberi batasan tentang kelompok yakni suatu kehidupan bersama
individu dalam suatu ikatan. Ikatan hidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi sosial
yang memungkinkan timbulnya perasaan bersama.
1. Kelompok semu
Kelompok semu adalah kelompok yang lahir dalam masyarakat akan tetapi sifatnya tidak ajeg, kecil
kemungkinan untuk membentuk tradisi serta kesadaran kelompok dan tidak ada suatu keinginan
untuk mempererat ikatan anggotanya.
Ciri-ciri kelompok semu adalah :
a. Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan.
b. Tanpa wadah tertentu untuk mengorganisir.
c. Kelangsungan interaksi, interrelasi serta komunikasi secara ajeg, tidak kita jumpai.
d. Kesadaran kelompok tidak ada.
e. Kehadirannya tidak tetap ( Davis, 1960 : 351).
Berdasarkan ciri-ciri diatas, kelompok semu dapat dibagi sebagai berikut :
a. Kerumunan ( Crowd )
Kerumuhan ialah kehadiran orang-orang secara fisik. Kerumunan ini segera menghilang setelah
orang-orangnya bubar, dan dengan dengan demikian kerumunan merupakan suatu kelompok sosial
yang sifatnya sementara.
Kerumunan dapat dibedakan antara yang berguna bagi organisasi sosial masyarakat yang timbul
dengan sendirinya (tanpa diduga sebelumnya), serta kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan-
keinginan pribadi.
b. Massa ( mass )
Massa sebenarnya mendekati kerumunan, karena ciri-cirinya hampir sama, bedanya terletak pada ciri
massa yang kemungkinan terbentuknya memang disengaja, direncanakan, ada persiapan yang tidak
mendadak, dan tidak spontan.
Contohnya : kelompok yang sengaja dihimpun pada saat unjuk rasa, berkampanye, dan lain
sebagainya.
c. Publik ( public )
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti radio,
televisi, dan sebagainya. Alat-alat komunikasi i ni dapat membentuk publik lebih besar lagi jumlahnya.
Pulik sendiri tidak bisa terjadi pada tempat yang sama. Untuk memudahkan pembentukan publik,
digunakan cara-cara yang ada hubungannya dengan nilai-nilai sosial atau kebiasaan dari masyarakat
yang bersangkutan.

2. Kelompok Nyata
Kelompok ini mempunyai perbedaan ciri-cirinya, jika dilihat dari terbentuknya kelompok ini memiliki
bermacam-macam bentuk, namun memiliki satu ciri yang sama yakni : kehadiran selalu konstan.
Bentuk Kelompok nyata terdiri sebagai berikut :
a. Kelompok statistik
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Tanpa terencana, tanpa disengaja, tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya
2. Tak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
3. Tak ada interaksi, interrelasi dan komunikasi secara ajeg
4. Tak ada kesadaran kelompok
5. Kehadiannya konstan
Kelompokok statistik ini terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh para peneliti statistik atau
para ahli sosiolog untuk kepentingan penelitian.
b. Kelompok sosieta
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Tanpa rencana dan disengaja terbentuk dengan sendirinya
2. Terhimpun dalam suatu wadah tertentu
3. Kemungkinan adanya interaksi, intrerelasi dan komunikasi
4. Kemungkinan terjadinya kesadaran kelompok
5. Kehadirannya konstan
Kelompok ini mencerminkan adanya kesadaan kelompok, sebagai akibat kesamaan jenis ( jenis
kelamin, warna kulit, tempat domisili ) atau juga karena diikat oleh lambang tertentu misalnya
lambang negara, tanda pengenal kelompok, dan sebagainya.
c. Kelompok Sosial
Kelompok sosial menurut Robert K Merton yaitu sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai
dengan pola yang telah mapan.
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Terbentuk dengan sendirinya
2. Ada wadah yang memungkinkan menampung mereka
3. Ada interaksi dan interrelasi, sehingga terjadinya komunikasi yang intern
4. Ada kesadaran berkelompok
5. Kehadirannya konstan
Kelompok ini dapat disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Ini karena terbentuknya oleh
karena adnya unsur-unsur lain yang dapat diuraikan secara mendetail, seperti pekerjaan yang sama,
status yang sama atau jenis kelamin yang sama. Contoh: tetangga, kenalan, teman sepermainan,
teman seperjuangan, teman sekota, dan sebagainya.
d. Kelompok asosiasi
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Terencana atau memang disengaja dibentuk
2. Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
3. Ada interaksi dan interrelasi secara ajeg
4. Ada kesadaran berkelompok yang sangat kuat, serta Kehadirannya konstan

3. Kelompok Primer dan Sekunder


Konsep tentang kelompok primer dikenalkan oleh Charles Horton Cooley pada tahun 1909 di Amerika
Serikat. Kelompok primer meliputi dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan akrab dan erat
satu sama lain. Kelompok primer dimudahkan dengan anggota kelompok primer dapat melakukan
kontak face to face, kecilnya kelompok, kontak yang mendalam terus menerus.
Fungsi sosial kelompok primer, kelompok primer berfungsi sebagai tempat untuk memperkenalkan
pola kebudayaan kita, kelompok ini juga sebagai institusi yang mempersiapkan setiap individu untuk
menjalani kehidupan sosial yang lebih luas, kelompok ini pula yang menentukan arti kenyataan sosial
bagi kita, Karena ia tidak membentuk persepsi kita tentang dunia, tetapi juga mementuk persepsi kita
melalui umpan balik yang diberikan pada kita, mengenai pantas tidaknya perilaku kita.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang didalamnya orang hanya tahu sedikit saja mengenai
orang lain atau tidak tau apa-apa mengenainya. Interaksi secara formal, lebih nampak dalam
kelompok ini. Tiap individu dalam menjaga hubungan lebih berhati-hati atau cenderung berjaga-jaga.
4. Kelompok Dalam dan Kelompok Luar
Kelompok dalam ( In Group ) ialah satuan sosial dimana individu menjadi bagian dari padanya, atau
dengannya mereka mengidentifikasikan diri. Identifikasi diri ini berdasarkan kepentingan tergantung
dari keadaan dan persyaratan tertentu. Misalnya, seseorang individu secara tak langsung
menggolongkan dirinya sebagai kelompok kami ( in Group ).
Kelompok luar ( Out Group ) adalah merupakan satuan sosial dimana individu tidak merupakan
bagian daripadanya, atau yang dengannya mereka tidak mengidentifikaikan diri. Sikap anggota out
group selalu ditandai perbedaan atau sering dengan adanya pertentangan.

5. Gemainschaft dan Gesellschaft


Kedua kelompok ini lahir dari karya besar sosiolog Jerman yaitu Ferdinand Tonnies (1845-1936) yang
berjudul Gemainschaft Und Gesellschaft
a. Gemainschaft
Kelompok ini bersumber pada anggapan bahwa dalam setiap diri individu terdapat unsur easenwillen
yaitu unsurkemauan manusia yang berakar dari naluri kemudian menjadi kuat dan sempurna sebagai
kebiasaan bersifat irrasional dan implusif.
Dalam kelompok ini, rasa setia kawan dan kolektivitas sangat erat, bahkan karena keratan itu sampai
melahirkan iirasional. Keeratan tersebut biasanya didasarkan pada adanya hubungan darah. Ini
bermula dari perkawinan seperti : keluarga, kerabat, suku bangsa, dan seagainya.
b. Gesellschaft
Kelompok ini bersumber pada anggapan bahwa dalam setiap diri individu terdapat unsur yang disebut
Kurwillen. Yaitu unsur kemauan manusia yang berakar pada sikap, tin gkah laku, dan perbuatan
berdasarkan pertimbangan akal dan pikiran tertentu dan bersifat rasional. Pikiran yang mendorong
individu bergabung dalam kelompok ini, karena ada maksud dan tujuan tertentu berdasarkan untung
rugi. Diantara para anggotanya hapir tak ada ikatan batin atau rasa setia kawan yang bersifat
naluriah. Unsur kebersamaan ikatannya sangat longgar. Jadi kalau salah satu anggota sudah tidak
membutuhkan yang lain melalui kelompok ini, mereka dapat melapaskan diri dari kelompok itu.
6. Formal Group dan Informal Group
Formal Group adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan
dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya. Contohnya adalah perkumpulan pelajar,
himpunan wanita suatu instansi pemerintah, persatuan sarjana-sarjana dari suatu perguruan tinggi
tertentu dan sebagainya.
Informal Group tidak mempunyai struktur dan organisasi yang tertentu atau yang pasti. Kelompok-
kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali menjadi
dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama.

7. Membership Group daan Reference Group


Membership Group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut. Namun untuk menentukan keanggotaan secara fisik tidak dapat dilakukan secara
mutlak, hal ini disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan yang dappat mempengaruhi
derajat interaksi didalam kelompok. Maka dikemukakan istilah-istilah Nominal Group member dan
Peripheral Group member. Seorang anggota Nominal Group dianggap oleh anggota-anggota lain
sebagai seseorang yang masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan akan tetapi
interaksinya dengan anggota-anggota lain dari kelompok tadi berkurang. Seorang anggota Peripheral
Group seolah-olah sudah tidak ada berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan sehingga
kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun juga atas anggota tadi.
Reference Group adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (buka anggota
kelompok tersebut)untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang bukan
anggota kelompok sosial yang bersangkutan, mengidentifikasikan dirnya dengan kelompok tadi.
Misalnya, seseoorang yang ingin sekali untuk menjadi mahasiswa, akan tetapi gagal dalam
memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu perguruan tinggi, bertingkah laku sebagai
mahasiswa, walaupun dia bukan mahasiswa.

8. Community dan Society


Community adalah suatu persekutuan hidup yang oleh polak, disbutnya sebagi oraganisasi total
kehidupan sosial dlam suatu wilayah tertentu.
Unsur-unsur Community sentiment adalah :
a. Seperasaan : unsur seperasaan akibat bahwa seseorang berusaha untuk mengidentifikasi dirinya
dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut sehingga kesemuanya dapat
menyebutkan dirinya sebagai kelompok kami, perasaan kami, dan lain sebagainya.
b. Sepenaggungan : setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan
masyarakat sendiri.
c. Saling memerlukan : individu yang ergabung dalam masyarakat setempat merupakan dirinya
bergantung pada comunitynya yang meliputi kebutuhan fisik maupun kebutuhan-kebutuhan
psikologisnya.
Perwujudan yang nyata daripada individu terhadap kelompoknya yaitu masyarakat setempat adalah
berbagai kebiasaan masyarakat, perikelakuan-perikelakuan tertentu yang secara khas merupakan ciri
masyarakat itu.
Society adalah sering diterjemahkan seperti masyarakat, akan tetapi society sebenarnya tidak terikat
pada adanya persamaan tempat tinggal. Society biasanya diartikan sebagai masyarakat pada
umumnya.
9. Organisasi Sosial
Stephen Robins ( 1995 ) mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan sosial yang dikoordinasikan
secara sadar dengan batasan yang relatif, yang diidentifikasikan yang bekerja relatif terus menerus,
untuk mencapai tujuan bersama.
Beberapa komponen yang terdapat dalam organisasi yaitu :
a. Kesatuan sosial yaitu ada sejumlah orang yang saling berhubungan yang berlangsung relatif dan
terus menerus.
b. Dikoordinasikan yaitu ada unsur pengaturan dengan struktur yang jelas.
c. Batasan yang relatif dapat diidentifikasikan artinya ada daftar keanggotaan termasuk pengurus
yang dapat membedakan dengan orang lain yang bukan anggota.
d. Bekerja relatif terus menerus, ada keterkaitan dan partisipasi anggota secara teratur.
e. Organisasi ini ingin mencapai tujuan.
Ada dua jenis Organisasi sebagai berikut :
a. Organisasi formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur organisasi yang resmi terdapat
perencanaan dan program yang akan dilaksanakan secara jelas. Contohnya, OSIS, PSSI, PWI dan
lain sebagainya.
b. Organisasi Informal
Sifatnya tidak resmi, tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas, begitu juga perencanaan dan
progaram-program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas, kadang-kadang terjadi
begitu saja secara spontan. Contohnya, karang taruna, kelompok pecinta sesuatu, fans clup suatu
group musik atau orang-orang terkenal.

10. Kelas Sosial


Menurut Soerjono Soekanto, pengertian kelas sosial hampir sama dengan lapisan sosial, yaitu
penentuan kedudukan seseorang dimasyarakat berdasarkan ekonomi seperti dilihat pada faktor
uang, tanah, atau kekuasaan.
Kriteria penggolongan kelas sosial. Antara lain :
a. Besar jumlah anggota
b. Kebudayaan yang sama
c. kelanggengan
d. Tanda, simbol, atau lambang yang merupakan ciri khas
e. Batas-batas ysng tegas bagi kelompok itu maupun kelompok lain
f. Antagonisme tertentu.
Contoh : kelas menengah, golongan pengusaha, kaum bangsawan.

11. KASTA
Istilah kasta dipakai untuk menyebut setiap lapisan dalam masyarakat yang sifatnya turun menurun
dan diperolehnya status ini sejak lahir secara permanen tanpa mengalami perubahan sampai dia
meninggal dunia. Seperti pada masyatrakat Bali. Disana masyarakat terbagi menjadi emapat lapisan,
yaitu : Brahmana, Satria, Waisya, dan Sudra.Sistem kasta ini makin jelas dan makin diperkuat oleh
adat istiadat dan agama.
Ciri-ciri kasta dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Penghormatan kepada anggota kasta yang lebih tinggi oleh kasta yang lebih rendah.
b. Terhadap kasta yang lebih rendah selalu ditekankan tentang inferioritas yang melekat pada diri
mereka.
c. Kasta yang lebih rendah kurang mendapat kesempatan yang lebih baik seperti pendidikan yang
baik, atau usaha yang lebih besar.
d. Pria dari kasta yang lebih tinggi dapat kawin dengan wanita dalam kastanya atau dari kasta yang
lebih rendah, sedangkan pria dari kasta yang lebih rendah hanya dapat kawin dengan wanita dari
kastanya sendiri.

12. LEMBAGA
Lembaga berarti suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap
penting. Sistem norma tersebut mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi
( reward system ).
Ciri-ciri lembaga sosial menurut Gillin dan Gillin yaitu :
1. Pola pemikiran dan perilaku yang terwujud dalam aktivitas-aktivitas masyarakat beserta hasil-
hasilnya.
2. Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu.
3. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut.
5. Memiliki lambang-lambang yang merupakan simbol untuk menggambarkan tujuan dan fungsi
lembaga tersebut.
6. Dalam merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis dan tidak
tertulis.

Anda mungkin juga menyukai