Anda di halaman 1dari 11

Makalah sosiologi

Kelompok sosial

Guru pembimbing :
ARTHA OCTAVIANITA, S.H.

Disusun Oleh :
Zahra Desiana Mega

12 SMA
SMA WIDIA PARAMA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat allah SWT, yang telah memberi rahmat, hidayah serta
karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang
berjudul “kelompok sosial” tepat pada waktu nya.

Makalah ini berisi kelompok-kelompok sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan kita. Makalah ini
juga saya harapkan dapat memberikan ilmu atau pengetahuan tentang kelompok-kelompok sosial,
juga saya harapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca, teman-teman, serta guru-guru kami.

Saya menyadiri penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan terutama dari segi
penulisan, kata-kata. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.

Terimakasih.
Daftar isi

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Sosial
B. Faktor Pembentukam Kelompok Sosial
C. Syarat dan Ciri-ciri Kelompok Sosial
D. Proses terbentuknya kelompok sosial
E. Klasifikasi kelompok sosial
F. Macam-macam kelompok sosial
G. Dorongan Timbulnya Kelompok Sosial

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi
dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh
kelompok sosial antara individu dengan kelompok. Kelompok sosial dapat berupa kelompok
sosial primer dan kelompok sosial sekunder. Sedangkan komunikasi kelompok dapat secara
langsung maupun tidak langsung. Kelompok sosial primer dengan hubungan langsung apabila
melalui perantara, misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat
yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial sekunder adalah kelompok besar didasarkan
pada kepentingan yang berbeda.

Proses yang terbentuk terjadinyakelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya


kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial. Setiap masyarakat manusia selama
hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak
menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya
terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi
ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh
seseorang yang sempet meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu
dan membandingkannya yang dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu
yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.

B. Rumus Masalah
1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial?
2. Apa faktor pembentuk kelompok sosial?
3. Apakah ciri-ciri kelompok sosial?
4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk?
5. Apa arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial?

C. Tujuan
Makalah ini di buat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang
menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri
kelompok sosial, proses terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup
berkelompok dalam kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiaswa
dapat semakin luas wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di
dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
KELOMPOK SOSIAL

A. Pengerian Kelompok Sosial


Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok dapat memperngaruhi perilaku para anggotanya,
ketika seseorang masuk kedalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan membentuk norma,
yaitu norma kelompok.

Menurut wila huky, kelompok sosial adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau
lebih yang saling berinteraksi dan saling berkomunikasi.

Menurut Robert K. Merton, kelompok sosial merupakan sekelompok orang yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan, sedangkan kolektivitas merupakan
orang-orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai nilai bersama dan yang telah
memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peranan.

B. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial


a) Kedekatan
 Kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
 Kedekatan menumbuhkan interaksi yang memainkan peranan penting terhadap
terbentuknya kelompok pertemanan.

b) Kesamaan
 Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki
kesamaan dengan dirinya.
 Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat
intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.
 Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk
membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.

C. Syarat dan Ciri-Ciri Kelompok Sosial


1. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya seebagai anggota kelompok, begitu juga oleh
orang lain.
2. Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan lainnya dalam kelompok itu.
3. Memiliki faktor pengingat yang dimiliki bersama sehingga hubungan mereka bertambah
erat. Dapat berupa kepentingan yang sama, ideologi, tujuan, perasaan senasib, atau letak
wilayah.
4. Memiliki struktur, kaidah, dan pola-perilaku yang sama atau memiliki pola interaksi, serta
adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
5. Adanya penugasan dan pembentukan struktur organisasi atau kelompok yang jelas dan
terdiri atas peranan serta kedudukan masing-masing.
6. Bersistem dan berproses.

D. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial


Proses terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu
ingin hidup bersama, itulah sebabnya dalam masyarakat manusia dapat dipersamakan dengan
masyarakat binatang. Sejak manusia di lahirkan sudah mempunyai kecenderungan atas dasar
dorongan nalurinya secara biologis untuk hidup berkelompok.

Ada 2 hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga terdorong untuk hidup berkelompok,
antara lain:
1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia-manusia disekitarnya.
2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam disekitarnya.

E. Klasifikasi Kelompok Sosial


Klasifikasi menurut cara terbentuknya
a. Kelompok Semu.
Yaitu kelompok yang terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu:
1) Tidak direncanakan
2) Tidak terogranisir
3) Tidak ada interaksi secara terus menerus
4) Tidak ada kesadaran berkelompok
5) Kehadiratnya tidak konstan

b. Kelompok Nyata
Mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok
nayata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya konstan.

1) Kelompok Statistical Group


Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki
hubungan sosial dan sedaran jenis di antaranya. Contoh: kelompok penduduk usia 10-15
tahun di sebuah kecamatan.

2) Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan


Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin,
warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belom ada kontak dan komunikasi di antara
anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
3) Kelompok Sosial / Social Groups
Para pengamat sosial sering menyamankan antara kelompok sosial dengan
masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur
yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama.
Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan bekomunikasi secara
terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan,
kenalan, dan sebagainya.

4) Kelompok Asosiasi / Associational Group


Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur
formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
 Direncanakan
 Terorganisir
 Ada interaksi terus menerus
 Ada kesadaran kelompok
 Kehadiran konstan

F. Macam-Macam Kelompok Sosial


1. In-Group dan Out-Group
 In-group apabila individu di dalam suatu kelompok mengidentifikasikan dirinya dengan
kelompok sosialnya. Sikap di dalam in-group pada umumnya didasarkan pada factor
simpati dan selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota kelompok.
 Out-group apabila individu menganggap suatu kelompok menjadi lawan dari in-groupnya.
Sikap sebagai out-group selalu di tandai dengan suatu kelainan yang berwujud
antagonisme. Hal ini dikaitkan dengan istilah kami atau kita dan mereka. Misalnya, kami
adalah wartawan, sedangkan mereka adalah olahragawan. Kami adalah mahasiswa
sedangkan mereka adalah pelajar.

Dari penjelasan diatas, kita dapat mengetahui bahwa untuk menganggap suatu
kelompok sosial merupakan in-group atau out-group dari seorang individu adalah relative,
karena tergantung pada situasi sosial yang tertentu.

2. Primary Group dan Secondary Group


 Primary Group (kelompok primer) adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan
adanya interaksi antaranggota yang terjalin lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab.
Kelompok primer seering disebut dengan “face to face” karena para anggota kelompok
sering berdiaog dan bertatap muka karenanya mereka saling mengenal dan lebih dekat
dan lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih
berdasarkan pada simpati.

Kelompok primer seperti keluarga memainkan peran kunci dalam pengembangan diri.
Sebgai suatu kelompok kecil, keluarga pun berperan sebagai suatu pelindung terhadap
ancaman kelompok lebih besaryang disebut masyarakat. Keluarga mempunyai arti pentig
primerdalam pembentukan orientasi dasar pasangan latin ini, sebagaimana yang nanti
akan berlaku di kemudian hari bagi anak-anaknya.

Ciri-ciri kelompok primer, yaitu :


 Ukuran kecil, biasanya terdiri dari 20 atau 30 orang anggota.
 Hubungan bersifat pribadi dan akrab di antara anggota.
 Lebih mengutamakan komunikasi tatap muka.
 Lebih permanen.
 Para anggota saling mengenal secara baik dan mempunyai perasaan loyalitas.
 Bersifat informal. Kelompok biasanya tidak mempunyai nama, pegawai, tempat dan
waktu pertemuan yang tepat.
 Keputusan dalam kelompok lebih bersifat tradisional kurang rasional.

 Secondary Group (kelompok sekunder) adalah kelompok yang memiliki anggota lebih
banyak, tidak selalu saling mengenal, tidak langsung, fungsional, rasional, dan lebih banyak
ditunjuakan pada tunjuan pribadi, anggota-anggota yang lain dan usaha kelompok
merupakan alat.

Pada kelompok sekunder diantaranya anggota kelompok, terdapat hubungan tak langsung,
formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Dimana anggota kelompok yang satub dengan
yang lain tidak saling mengenal, tidak akrab, dan bersifat tidak permanen. Para nggota
menerima pekerjaan atas dasar kemampuan dan keahlian. Adanya pembagian tersebut di
perluka untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam program
yang telah disepakati bersama.

Kelompok sekunder didasarkan pada kepentingan atau kegiatan tertentu, dan para
anggotanya cenderung berinteraksi atas dasar status pesifik, seperti presiden, manajer,
pekerja, atau mahasiswa.
Contoh : partai politik, perhimpunan sertifikat kerja, organisasi profesi.

Ciri-ciri kelompok sekunder, yaitu : ukuran besar. Hubungan bersifat tidak pribadi dan jauh
antara sesama anggota. Sedikit saja komunikasi tatap muka. Bersifat temporer. para
anggota berada bersama-sama dalam waktu yang relatif singkat. Anggota tidak saling
mengenal secara baik. Bersifat lebih formal, kelompoknya sering mempunyai nama,
pegawai, tenpat dan waktu pertemuan yang teratur dan tetap. Keputusan dalam kelompok
lebih rasional dan menekankan pada efisiensi.

3. Gemeinschaft dan Gesellschaft


 Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni dan bersifat alamiah serta besifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah
ras cinta dan rasa kesatuan batin yang memandang telah dikodratkan.
 Gesellschaft merupakan ikatan yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek, bersifat
sebagai suat bentuk dalam pikiran, waktu terbatas, bersifat pamrih ekonomis. Bentuk
gesellschaft terutama terdapat dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal
balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri.

Tonies mengemukakan ciri pokok gemeinschaft, yaitu :


 Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra.
 Private, hubungan yang bersifat pribadi yaiutu khusus untuk beberapa orang saja.
 Exklusive, hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan bukan untuk orang lain diluar
kita.

Menurut ferdinand tonies, tipe-tipe gemeinschaft yang sering di jumpai dalam masyarakat,
yaitu:
 Gemeinschaft Of Blood, yaitu gemeischaft yang merupakan ikatan yang didasarkan atas
darah atau keturunan. Misalnya keluarga, kelompok kekerabatan.
 Gemeinschaft Of Place, yaitu suatu memeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang
berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong-menolong. Misalnya rt, rw,
kelompok wrisan.
 Gemeinshaft Of Mind, yaitu suatu gemeinshaft yang terdiri dari orang-orang yang
meskipun tidak mempunyai hubungan darah atau pun tempat tinggalnya tidak berdekatan,
tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya idiology yang sama.

4. Formal Group dan Informal Group


 Formal Group adalahkelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan
sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan diantara anggotanya.
Kelompok resmi ini didukung adanya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan
memiliki pembagian kerja peran serta hirarki tertentu. Contoh osis, partai politik.
 Informal Group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu
dan pasti. Kelompok tersebut terbentuk karenaadanya pertemuan yang berulang kali
dan hal tersebut menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan dan pengalaman yang
sama.
Kelompok tidak resmi ini tidak berstatus resmi dan tidak didukung anggaran dasar,
anggaran rumah tangga seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi. Contok klik
(clique) yaitu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok
dasar.

5. Membership Group dan Reference Group


 Membership Group adalah merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik
sebagai anggota kelompok tertentu.
 Reference Group adalah kelompok yang menjadi ukuran bagi seseorang yang
mengidentifikasi dirinya dalam membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang yang
bukan anggota kelompok social yang bersangkutan, mengidentifikasi dirinya dengan
kelompok lain sebagai kelompok teladan.
Tipe-tipe Reference Group yang dikemukakan oleh Robert K. Merton, yaitu : tipe
nonmartif adalah kelompok yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang.
Tipe kepribadian adalah kelompok yang menjadi pegangan bagi individu dalam menilai
kepribadiannya.
Kelompok-kelompok social menurut bierstedt yaitu : kelompok statis, yaitu kelompok
yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya.
Contoh : kelompok penduduk usia 10-15 tahun disebuah kecamatan.
Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak
mempunyai organisasi dan hubungan sosial diantara anggotanya.
Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Contoh : kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain.
Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan
ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para
anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan
organisasi formal. Contoh : negara, sekolah, dan lain-lain.

G. Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial


Dalam melakuakan sesuatumanusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu.
Sehingga dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai
apa yang diinginkannya.

Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang
mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu.
Adapun dorongan tersebut antara lain :
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dengan manusia membentuk atau bergabun dengan kelompok sosial yang telah ada,
maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mempertahankan hidupnya,
karena kebutuhan hidupnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri.
Sselain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga
kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.
2. Dorongan untuk meneruskan keturunan
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama,
yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan
pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan
keturunan ini dapat tercapai.
3. Dorongan untuk meningkatkan efisien dan efektivitas kerja
Di era modern seperti sekarang ini manusia di tuntun untuk melakukan pekerjaan yang
efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan
adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisien dan efektivitas kerja. Misalnya
pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang
dihasilkan akan dapat maksimal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara sosiologi, kelompok adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan
dan berinteraksi, dimana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Proses
terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup
bersama, itulah sebabnya dalam masyarakat manusia dapat dipersamakan dengan masyarakat
binatang.
Sejak manusia dilahirkan sudah mempunyai kecenderungan atas dasar dorongan nalurinya
secara biologis untuk hidup berkelompok. Mengenai batasan pengertian dari kelompok sosial
masih belum terdapat adanya kesamaan pandangan tentang hal tersebut. Dengan tidak adanya
keseragaman tersebut menunjukkan bahwa kelompok sosial itu memiliki banyak aspek.

B. Saran
Karena kelompok sosial terjadi tergantung bagaimana diri kita sendiri menyikapi status serta
peran sosial diri dan menurut prestasi kita masing-masing sebagai anggota masyarakat. Oleh
karena itu sebaiknya jika memang menginginkan kelompok naik kita juga tidak boleh duduk diam
dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan psitif terhadap perubahan positif yang ada di
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai