Anda di halaman 1dari 18

Tugas

Makalah Kelompok Sosial

DISUSUN OLEH:
NORMALIA
FANDI ANUGRAH
NUR JANAH
LILIS INDRAJAYA

MADRASAH ALIYAH
NEGERI 1
RAHA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas penyertaan-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini berisi tentang kelompok kelompok sosial
yang sering dijumpai dalam kehidupan kita.
Makalah ini kami harapkan dapat memberikan ilmu atau pengetahuan tentang kelompokkelompok sosial, juga kami harapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca, teman-teman dan
guru
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan, kata-kata. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................2
C. TUJUAN ..................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Sosial ...................................................................................................3
B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial ...................................................................................4
C. Ciri dan Syarat Kelompok Sosial ............................................................................................5
D. Macam-macam Kelompok Sosial ...........................................................................................6
E. Macam-macam Kelompok Sosial ............................................................................................10
F. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial ....................................................................................13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan dan Saran .................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh
kelompok sosial antara individu dengan kelompok.
Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial sekunder.
Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social
primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal
lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial
primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda. Proses yang
membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial
dan dasar pembentukan kelompok sosial.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan
dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahanperubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan
yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya
dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat
pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut
pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan
dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial?
2. Apa faktor pembentuk kelompok sosial?
3. Apakah ciri-ciri kelompok sosial?
4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk?
5. Apa arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang menyebabkan
terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial,
proses terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam
kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas
wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
2

KELOMPOK SOSIAL
A. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok adalah hidup bersama individu dalam suatu ikatan, serta terdapat dalam ikatan
hiidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi social, serta organisasi antaranggota.
Kelompok merupakan inti kehidupan dalam masyarakat. Secara sosiologi, kelompok adalah
suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, dimana dapat
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Menurut Wila Huky, kelompok merupakan suatu
unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada
umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau
bisa saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan
orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi terkecil.
Menurut Soejono Soekanto, kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan
manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut
antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu
kesadaran untuk saling menolong.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok
juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Kelompok social merupakan salah satu focus perhatian dari pusat pemikiran sosiologis,
karena titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Semua orang atau individu dalam dunia ini pada
awalanya

merupakan

anggota

kelompok

social

yang

bernama

keluarga.

Ciri dasar suatu kelompok menurut Huky, yaitu :


1. Kelompok selalu terdiri dari paling sedikit dua orang adan terus dapat bertambah menjadi
lebih dari itu.
2. Kelompok sebenarnya tidak dianggap terbentuk karena memenuhi persyaratan jumlah.
3. Komunikasi dan interaksi yang merupakan unsure pokok suatu kelompok, harus bersifat
timbale balik.
4. Kelompok itu bisa sepanjang hidup atau jangka panjang, tetapi juga bisa bersifat
sementara atau jangka pendek.
3

5. Kelompok dan cirri kehidupan kelompok juga dapat ditemukan di antara kehidupan
binatang, seperti lebah, kera dan sebagainya.
6. Minat dan kepentingan bersama merupakan warna utama pembentukan kelompok.
7. Pembentukan kelompok dapat didasarkan pada situasi yang beranekaragam, di mana
dalam situasi itu manusia dituntut untuk bersatu.
8. Dalam kaitan dengan sumber pembentukan kelompok, maka sekarang ada 2 asumsi
popular yang menurut Huky, yaitu :
a. Sumber pembentukan kelompok yaitu adanya minat dan kepentingan bersama.
b. Sumber pembentukan kelompok yaitu insting menusia yang selalumendorongnya
untuk berkelompok.
9. Kelompok merupakan suatu kesatuan dalam dirinya sendiri, yang memiliki warna dan
ciri sendiri yanhg berbeda dari yang lain bahkan dengan anggotanya secara pribadi
B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
Proses terbentuknya suatu kelompok social karena adanya naluri manusia yang selalu ingin
hidup bersama, itulah sebanya dalam masyarakat manusia dapat dipersamakan dengan
masyarakat binatang.sejak manusia dilahirkan sudah menpunyai kecenderungan atas dasar
dorongan nalurinya secara biologis untuk hidup berkelompok.
Ada 2 hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga terdorong untuk hidup berkelompok,
yaitu :
a. Hasrat untuk bersatu dengan manusia-manusia di sekitarnya.
b. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya.

C. Ciri dan Syarat Kelompok Sosial.


Mengenai batasan pengertian dari kelompok social masih belum terdapat adanya kesamaan
pandangan tentang hal tersebut. Dengan tidak adanya keseragaman tersebut menunjukkan bahwa
kelompok social itu memiliki banyak aspek.
Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne, yaitu : Interaksi, anggota-anggota seharusnya
berinteraksi satu sama lain. Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan
mempengaruhi perilaku anggota yang lain. Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu
yang berarti (bisa minggu, bulan dan tahun). Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum
4

bagi semua anggota. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur
sehingga mereka memiliki set peran. Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai
bagian dari kelompok.
Ciri-ciri kelompok social, yaitu : Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu
dengan yang lain Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan
yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di
dalamnya. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas
dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing Adanya peneguhan norma
pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota
kelompok untuk mencapai tujuan yang ada. Berlangsungnya suatu kepentingan. Adanya
pergerakan yang dinamik.
Syarat-syarat kelompok sosial, yaitu : Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa
dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan. Ada hubungan timbal balik antara
anggota yang satu dengan anggota lainnya. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh
anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi
dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik
yang sama dan lain-lain. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Syarat-syarat manusia disebut sebagai kelompok social menurut Soerjono Soekanto, yaitu :
a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa ia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota lainnya dalam kelompok tersebut.
c. Ada sutu factor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok itu, sehingga hubungan di
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

antara mereka bertambah erat.


Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
Besar kecilnya jumlah anggota.
Derajat interaksi social.
Kepentingan dan wilayah.
Berlangsungnya suatu kepentingan.
Derajat organisasi.
Kesadaran akan jenis, hubungan social, dan tujuan yang sama.

D. Macam-macam Kelompok Sosial


1. In-group dan Out-group

a. In-group apabila individu di dalam suatu kelompok mengidentifikasikan dirinya


dengan kelompok sosialnya. Sikap di dalam in-group pada umumnya didasarkan pada
factor simpati dan selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota kelompok.
b. Out-group apabila individu menganggap suatu kelompok menjadi lawan dari ingroupnya. Sikap sebagai out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang
berwujud antagonisme. Hal ini dikaitkan dengan istilah kami atau kita dan mereka.
Misalnya kami adalah wartawan, sedangkan mereka adalah olahragawan. Kami
adalah mahasiswa sedangkan mereka adalah pelajar.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa untuk menganggap suatu
kelompok social merupakan in-group atau out-group dari seorang individu adalah
relative, karena tergantung pada situasi social yang tertentu.
2. Primary Group dan Secondary Group
a. Primary group (kelompok primer) adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan
adanya interaksi antaranggota yang terjalin lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab.
Kelompok primer sering disebut dengan face to face karena para anggota kelompok
sering berdialog dan bertatap muka karenanya mereka saling mengenal lebih dekat
dan lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan
lebih berdasarkan pada simpati.
Kelompok primer seperti keluarga memainkan peran kunci dalam pengembangan
diri. Sebagai suatu kelompok kecil, keluarga pun berperan sebagai suatu pelindung
terhadap ancaman kelompok lebih besar yang disebut masyarakat. Keluarga
mempunyai arti penting primer dalam pembentukan orientasi dasar pasangan latin ini,
sebagaimana yang nanti akan berlaku di kemudian hari bagi anak-anaknya.
Ciri-ciri kelompok sekunder, yaitu :
Ukuran kecil, biasanya terdiri dari 20 atau 30 orang anggota.
Hubungan bersifat pribadi dan akrab di antara anggota.
Lebih mengutamakan komunikasi tatap muka.
Lebih permanen.
Para anggota saling mengenal secara baik dan mempunyai perasaan
loyalitas.
Bersifat informal. Kelompok biasanya tidak mempunyai nama, pegawai,
tempat dan waktu pertemuan yang tepat.
Keputusan dalam kelompok lebih bersifat tradisional kurang rasional.
b. Secondary Group (kelompok sekunder) adalah kelompok yang memiliki anggota
yang lebih banyak, tidak selalu saling mengenal, tidak langsung, fungsional, rasional,
6

dan lebih banyak ditujukan pada tujuan pribadi, anggota-anggota yang lain dan usaha
kelompok merupakan alat.
Pada kelompok sekunder diantaranya anggota kelompok, terdapat hubungan tak
langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Di mana anggota kelompok yang
satu dengan yang lain tidak saling mengenal, tidak akrab, dan bersifat tidak
permanen.
Para anggota menerima pekerjaan atas dasar kemampuan dan keahlian.adanya
pembagian tersebut diperluka untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah
ditetapkan dalam program yang telah disepakati bersama.
Kelompok sekunder didasarkan pada kepentingan atau kegiatan tertentu, dan para
anggotanya cenderung berinteraksi atas dasar status pesifik, seperti presiden, manajer,
pekerja, atau mahasiswa.
Contoh : partai politik, perhimpunan serikat kerja, organisasi profesi.
Ciri-ciri kelompok sekunder, yaitu :
Ukuran besar.
Hubungan bersifat tidak pribadi dan jauh antara sesame anggota.
Sedikit saja komunikasi tatap muka.
Bersifat temporer.
Para anggota berada bersama-sama dalam waktu yang relatif singkat.
Anggota tidak saling mengenal secara baik.
Bersifat lebih formal, kelompoknya sering mempunyai nama, pegawai, tempat
dan waktu pertemuan yang teratur dan tetap.
Keputusan dalam kelompok lebih rasional dan menekankan pada efisiensi.
3. Gemeinschaft dan Gesellschaft
a. Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan
tersebut adalah ras cinta dan rasa kesatuan batin yang memandang telah dikodratkan.
b. Gesellschaft merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek,
bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran, waktu terbatas, bersifat pamrih
ekonomis. Bentuk gesellschaft terutama terdapat dalam hubungan perjanjian yang
berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam
suatu pabrik atau industri.
Tonies mengemukakan ciri pokok Gemeinschaft, yaitu :
a. Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra.
b. Private, hubungan yang bersifat pribadi yaitu khusus untuk beberapa orang
saja.
7

c. Exklusive, hubungan tersebut hanyalah untuk kita saja dan bukan untuk
orang lain di luar kita.
Menurut Ferdinand Tonies, tipe-tipe Gemeinschaft yang sering dijumpai dalam
masyarakat, yaitu :
a.

Gemeinschaft t Of blood, yaitu Gemeinschaft yang merupakan ikatan yang


didasarkan atas darah atau keturunan. Misalnya keluarga, kelompok

kekerabatan.
b. Gemeinschaft of place, yaitu suatu Gesellschaft yang terdiri dari orang-orang
yang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolongmenolong. Misalnya RT, RW, kelompok warisan.
c. Gemeinschaft of mind, yaitu suatu Gesellschaft yang terdiri dari orang-orang
yang meskipun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tingglnya
tidak berdekatan, tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,
karena adanya ideology yang sama.
4. Formal Group dan Informal Group
a. Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan
sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan di antara anggotanya.
Kelompok resmi ini didukung adanya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan
memiliki pembagian kerja peran serta hirarki tertentu. Contoh OSIS, partai politik.
b. Informal Group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu
atau pasti. Kelompok tersebut terbentuk karena adanya pertemuan yang berulang kali
dan hal tersebut menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan dan pengalaman yang
sama.
Kelompok tidak resmi ini tidak berstatus resmi dan tidak didukung anggaran
dasar, anggaran rumah tangga seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Contok Klik (clique) yaitu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul
dalam kelompok besar.
5. Membe rship Group dan Reference Group
a. Membership Group adalah merupakan kelompok di mana setia orang secara fisik
sebagai anggota kelompok tertentu.
b. Reference Group adalah kelompok yang menjadi ukuran bagi seseorang untuk
mengidentifikasi dirinya dalam membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang yang
bukan anggota kelompok social yang bersangkutan, mengidentifikasi dirinya dengan
kelompok lain sebagai kelompok teladan.
8

Tipe-tipe Reference Group yang dikemukakan oleh Robert K. Merton, yaitu :


Tipe normatif adalah kelompok yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian
seseorang. Tipe kepribadian adalah kelompok yang menjadi pegangan bagi individu
di dalam menilai kepribadiannya.
Kelompok-kelompok social menurut Bierstedt, yaitu : Kelompok statis, yaitu
kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis
di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak
mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain.
Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis
dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam
asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta
memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain.
Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Suatu individu merupakan kelompok kecil dari suatu kelompok sosial atas dasar usia,
keluarga, kekerabatan, seks, pekerjaan, hal tersebut memberikan kedudukan prestise
tertentu/sesuai adat istiadat. Dengan kata lain keanggotaan dalam masyarakat tidak
selalu gratis.
E. Kelompok-kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur
Kelompok teratur merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan
sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antarmereka.
Ciri-ciri kelompok teratur, yaitu :
a. Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada namakelompok, simbol
kelompok,dll).
b. Memiliki daftar anggota yang rinci.
c. Memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada pencapaian tujuan
yang jelas.
d. Memiliki prosedur keanggotaan.
Contoh kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau mahasiswa,
instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan lainlain.

Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai macam, yaitu :
1. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta
kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Kerumunan akan
selalu terjadi pada semua lapisan masyarakat di kota besar kerumunan terjadi karena
banyaknya berbagai macam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan daya tarik
suatu massa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu. Cirri-ciri pokok
kerumunan adalah berkumpulnya individu-individu secara fisik, yang jumlah
batasannya

adalah

selama

mata

dan

telinga

dapat

dapat

melihat

dan

mendengarkannya. Kerumunan akan segera hilang setelah masing-masing individu


tersebut meninggalkan tempat dimana sebelumnya ia berkumpul.
Bentuk-bentuk kerumunan, yaitu :
a. Kerumunan Aktif
Tanpa adanya struktur organisasi, maka pembagian kerja dan aturan-aturan
tertentu dalam suatu kerumunan berakibat negative. Kerumunan tidak rasonal,
yang ada hanyalah luapan emosi, tidak puas, kemarahan dan kejengkelan, gelisah
dan

ketegangan

tertentu

merupakan

suatu

dorongan

tertentu

untuk

membangkitkan kerumunan aktif.


b. Kerumunan Ekspretif adalah kerumunan yang didasari oleh luapan emosi, yaitu
disamping tanpa sasaran yang jelas, juga hanya sekedar luapan emosi atau
ketegangan semata.
Bentuk-bentuk kerumunan menurut Kingsley Davis, yaitu :
a. kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial Khalayak penonton atau
pendengar yang formal (Formal audiences) merupakan kerumunan-kerumunan
yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif,
contohnya menonton film. Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned
Expressive Group) adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu
penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktifitas
kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai
penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan sehari-hari,
contoh orang yang berpesta, berdansa,

10

b. Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds) Kumpulan yang kurang


menyenangkan (inconvenient aggregations) dalam kerumunan itu kehadiran
orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang.
Contoh; orang-orang yang antri karcis, orang-orang yng menunggu bis dan
sebagainya. Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowd)
yaitu orang-orang yang bersama-sama menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
Kerumunan penonton (spectator crowd) karena ingin melihat suatu kejadian
tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi
bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan
kegiatan-kegiatan juga pada umumnya belum tak terkendalikan.
c. Kerumunan
yang
berlawanan
dengan
norma-norma

hukum.

Kerumunan yang bertindak emosional


Kerumunan ini bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan
mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma yang berlaku
dalam masyarakat.
Kerumunan yang bersifat immoral, hamper sama dengan kelompok ekspreis.
Perbedaannya adalah yang pertama bertentangan dengan norma dalam
masyarakat. Contohnya adalah orang-orang yang ada dalam kemabukan.
2. Publik
Publik sering disebut dengan khayalak umum atau resmi. Publik bukanlah
kelompok yang utuh atau merupakan kesatuan. Pada khayalak ramai interaksi di
antara indicidu yang lainnya adalah dilakukan secara tidak langsung yakni melalui
media komunikasi. Misalnya majalah, surat kabar, radio, televisi. Anggota yang besar
dalam publik berakibat tidak terdapatnya pusat perhatian yang tajam dan kesatuan
tidak ada.
Tingkah laku pribadi dari publik didasarkan pada tingkah laku atas perilaku
individu. Suatu Publikakan berkumpul apabila diberi atai disiarkan berita-berita yang
benar, dan tentunya adalah berita yang menarik bagi tiap individu dalam publik.
F. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri
sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu.
Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya
mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
11

1. Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan
seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok
bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok
kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling
berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin
mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang
memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
2. Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi
juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih
suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya.
Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat
intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan factor
utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang
disebut keluarga.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

12

1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok social.
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup.
b. Dorongan untuk meneruskan keturunan.
c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.
2. Faktor pembentuk kelompok sosial?
a. Kedekatan
i.
Kedekatan geografis tempat tinggal.
ii.
Kedekatan geografis daerah asal
b. Kesamaan
i.
Kesamaan kepentingan
ii.
Kesamaan keturunan
iii.
Kesamaan nasib
3. Ciri-ciri kelompok sosial:
a. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
b. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
c. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
d. Memiliki kepentingan bersama
e. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk Norma muncul melalui proses
interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Norma terbetnuk dari proses
akumulatif interaksi kelompok.
5. Arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial: Bahwa hidup berkelompok pada
kelompok sosial sangat pentinguntuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Seperti telah disebutkan bahwa pembahasan makalah ini bertujuan untuk membantu
masyarakat supaya lebih memahami arti kelompok sosial secara utuh atau tidak secara
parsial. Pembahasan pada makalah, salah satunya menerangkan bahwa kelompok sosial
merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling
ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong. Dari arti ini saja jelas bahwa manusia
akan memerlukan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupan sosial. Kasus yang kami
ambil sebagai latar belakang pembuatan makalah ini merupakan satu bentuk tolong
menolong terhadap anggota kelompoknya yang teraniaya, namun cenderung menyalahi
norma dan tentunya tidak dibenarkan dalam agama. Tindakan destruktif tidak akan
menyelesaikan suatu masalah, malah akan menumbuhkan dendam yang berkepanjangan.
Dari sinilah patut dipahami bahwa adanya rasa sepenanggungan sesame anggota kelompok
patut diimbangi dengan keterbukaan terhadap kelompok lain agar nantinya kita tidak akan
bersifat terlalu fanatik pada kelompok sosial sendiri.

13

DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1992. Sosiologi skematika, teori, dan terapan. Bandar Lampung : Bumi aksara.
Dirdjosisworo Soedjono.1985. Sosiologi pengantar untuk masyarakat Indonesia. Bandung:
Alumni.
M. Henslin James. 2007. Sosiologi dengan pendekatan membumi. Jakarta : Erlangga.
http://scooteris.multiply.com/journal/item/11/KELOMPOK_SOSIAL
Soekanto, Surjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
http://id.wikipedia.com/kelompok-sosial

14

Anda mungkin juga menyukai