Disusun oleh :
Nur Khasanah
Kelas : XII IPS 1
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul Konflik Sosial dalam Masyarakat dalam rangka memenuhi
tugas Individu Mata Pelajaran TIK. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima
dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik Sosial .................................................................... 2
B. Faktor Penyebab Konflik Sosial .......................................................... 3
C. Metode Penyelesaian Konflik Sosial ................................................... 5
D. Akibat Konflik Sosial........................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan
emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal
kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang
paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang luas.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan
emosional dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk
memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan
suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan
intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok.
Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan untuk
memendam konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama.
Kesatupaduan di dalam perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang
menghargai perbedaan, yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut
untuk memperkuat kelompok.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan adanya latar belakang di atas maka dapat di ambil
rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa definisi dari konflik sosial ?
2. Apa saja penyebab konflik sosial dan bagaimana cara
meneyelesaikannya ?
3. Bagaimanakah dampak dari konflik sosial itu?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan tetntang definisi konflik sosial secara definitive.
2. Menjabarkan beberapa penyebab konflik dan metode penyelesaiannya.
3. Memberikan gambaran tetntang akibat dari konflik sosial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi
antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling
tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya
satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut.
Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan
menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan
individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan.
Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara
dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace &
Faules, 1994:249).
Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-
perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni
tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan,
keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat
(Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu
dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik
dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)
3
Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan
pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa
terhibur.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda.Seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.
Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
4. Perubahan-perubahan nilai
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi
jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak,
perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses
industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab
nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak
pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti
menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut
jenis pekerjaannya.
Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural
yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai
4
kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang
pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi
pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam
dunia industry.
5
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan
ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan
kepentingan kelompok lain.
6. Tidak ekspresif
Bertindak ekspresif ketika ada sesuatu yang berbeda dengan
kita, kadang, menimbulkan terjadinya konflik antarsuku di Indonesia.
Sebetulnya, jika kita sudah mengenal, hal ini tdak akan terjadi. Oleh
karena itu, ketika mereka bertindak atau bertingkah laku tidak sama
dengan kita, bahkan jauh berbeda, kita tidak kaget lagi.
6
yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) dengan
persetujuan presiden. Dalam hal ini perlu dilakukan telaah terlebih
dahulu terhadap rancangan undang-undang tersebut dalam sidang
di DPR.
Dalam penelaahan itu tentunya terjadi perbedaan pendapat
atau pandangan yang nantinya berguna untuk lebih memperjelas
dan mempertajam kesimpulan yang dapat memperkuat undang-
undang tersebut.
c. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan
nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok yang
bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.
Terjadinya konflik dapat menumbuhkan kesadaran dalam
masyarakat terhadap norma dan nilai sosial, serta hubungan sosial
tentang perlunya diterapkan beberapa aturan yang cenderung dapat
membawa ke arah yang lebih baik.
d. Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu
dan antarkelompok.
e. Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan
menciptakan norma-norma yang baru.
f. Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan
antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
g. Memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang
berkonflik dalam kekuatan yang seimbang.
2. Sisi Negatif Terjadinya Konflik
Beberapa sisi negatif terjadinya konflik dalam masyarakat
antara lain sebagai berikut.
a. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok. Hal ini biasanya
muncul apabila terjadi konflik di antara anggota kelompok yang
sama.
b. Adanya perubahan kepribadian pada diri individu.
c. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang namanya bermasyarakat pasti aka nada yang namanya konfik
karena ketidak samaan pemikiran individualism yang satu dengan
indivvidualisme yang lain,tapi dari ketidak samaan tersebut passti ada
penyebabya.
Konflik atau perselisihan maupn gesekan antara komunitas, suku,
dan yang lainya, sebenarnya dapat dihindari jika kita semua sebagai warga
negara yang baik mau ikut menjaga ketertiban dan keamanan negara kita
dan menghindari yang namanya perpecahan, perang saudara.
8
DAFTAR PUSTAKA
Wahid, Din. “penyebab konflik”. Nina M.Armando (et.al.). sosiologi dasar Vol.
III. Jakarta: Ichtiar baru Van Hoeve, 2005.
MKD, IAD,IBD,ISD. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011.
Ibid., 285.
Yusuf, Din. “ilmu sosial”. Nina M.Armando (et.al.). konflik sosial, Vol. III.
Semarang: Ichtiar baru Van Hoeve, 2001.
www.id.pengertian_sosiologi.ac.id