Disusun oleh :
Diantoro
Kelas : XII IPS 3
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul Pengaruh Globalisasi Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas
Pada Remaja dalam rangka memenuhi tugas Individu Mata Pelajaran PKN.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau petunjuk
maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima
dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Metode Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi .......................................................................... 3
2.2 Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas..................................................... 4
2.3 Bentuk-bentuk Pelanggaran Lalu Lintas .............................................. 4
2.4 Pengaruh Globalisasi Terhadap Pelanggaran
Lalu Lintas Pada Remaja ..................................................................... 5
2.5 Sebab-sebab Pelanggaran Lalu Lintas Pada Remaja ........................... 7
2.6 Cara Meminimalisir Pelanggaran Lalu Lintas Pada Remaja ............... 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menganggap tidak pentingnya aturan-aturan tersebut alih-alih dengan
kepentingan yang mendesak. Khususnya ketertiban berlalu lintas di jalan
raya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas
Pelanggaran lalu lintas yang sering disebut juga dengan tilang
merupakan ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU No. 14
tahun 1992. Hukum pidana mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang
oleh undang-undang. Tujuan suatu hukum pidana adalah menakut-nakuti
seseorang supaya tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan bahkan
mendidik atau mengarahkan seseorang yang melakukan yang tidak baik
menjadi baik dan bisa diterima lagi oleh masyarakat.
Pelanggaran terhadap aturan hukum pidana dapat diberi tindakan
hukum langsung dari aparat jadi tidak usah menunggu laporan atau
pengaduan dari pihak yang dirugikan. Pelanggaran lalu lintas tertentu atau
tilang biasanya melanggar pasal 54 mengenai kelengkapan surat kendaraan
SIM dan STNK serta pasal 59 mengenai muatan lebih erhadap truk atau
angkutan umum serta pasal 61 salah memasuki jalur lintas kendaraan.
Namun di Indonesia banyak perkara pelanggaran lalu lintas yang
tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan hukum yang berlaku. Banyak
pelanggaran lalu lintas yang diselesaikan ditempat oleh oknum yang
berwenang atau polantas sehingga pelanggaran lalu lintas tidak sampai
proses hukum, hal inilah yang banyak terjadi di Indonesia jadi banyak
orang yang menyepelekan peraturan lalu lintas karena apabila mereka
melanggar peraturan lalu lintas, mereka tinggal menyuap aparat tersebut.
Dan bagi aparat hal ini bisa disalah gunakan dengan jabatan mereka
sebagai aparat bisa menghasilkan uang lebih dengan hal tersebut.
4
(STUJ) yang sah atau tanda bukti lainnya sesuai peraturan yang
berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya sudah
kadaluwarsa.
3. Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan
oleh orang lain yang tidak memiliki SIM.
4. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas
jalan tentang penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan,
pemuatan kendaraan dan syarat penggandengan dengan kendaraan
lain.
5. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi
plat tanda nomor kendaraan yang sah, sesuai dengan surat tanda nomor
yang bersangkutan.
6. Pelanggaran terhdap perintah yang yang diberikan oleh petugas
pengatur lalu lintas jalan, rambu-rambu atau tanda yang ada di
permukaan jalan.
7. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan
yang diijinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau
cara memuat dan membongkar barang.
8. Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan
beroperasi di jalan yang ditentukan.
5
“Dalam waktu dua jam kita berhasil amankan 25 kendaraan di
Jalan Prmuka dan 20 kendaraan di TMII.” Jelas Kabag Ops Ditlantas
Polda Metro Jaya. AKBP Budiyanto di Jalan Pramuka, Minggu
(8/12/2013).
“Rata-rata tidak memiliki SIM dan STNK.”jelas Budiyanto.
Selain menindak kendaraan, operasi zebra ini juga melakukan tes
pengaruh alkohol menggunakan alat Drager Alcotest 7510. “Ada beberapa
pelanggaran dan 3 posotif tapi kita bebaskan karena akibat riilnya belum.
Dari kutipan berita di atas, dapat kita ketahui bahwa sebanyak 45
pengendara sepeda motor yang sebagian besar masih dibawah umur
ditilang yang saat itu Ditlantas Polda Metro Jaya sedang melakukan razia
di kawasan Pramuka, Jakarta Pusat dan sekitar TMII. Mereka yang
terjaring pun tidak memiliki SIM dan STNK. Kita tahu di kota pasti sudah
banyak sekali peraturan-peraturan lalu lintas. Padahal peraturan tersebut
ada untuk menciptakan kondisi yang aman, nyaman, dan terkendali, tetapi
mereka menyepelekan peraturan begitu saja. Pelanggaran tersebut bukan
tanpa alasan. Hal itu terjadi karena kebanyakan para remaja sekarang
merasa ingin bergaya atau mencari perhatian agar dibilang gaul,keren,dll,
dengan cara tidak mematuhi peraturan lalu lintas. Mereka belum tahu apa
akibat dari pelanggaran yang dilakukannya, seperti tidak memakai helm
akan dikhawatirkan apabila terjadi kecelakaan, kepala mereka tidak
terlindungi. Tetapi ada juga yang memakai helm yang tidak standar
dengan alasan helm itu tidak nyaman ataupun kurang modis, dan masih
banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang lainnya.
Jika semua orang menyadari, peraturan lalu lintas sebenarnya tidak
merugikan tetapi malah sebaliknya. Sayangnya hanya sedikit saja yang
benar-benar menaati peraturan lalu lintas. Seharusnya apabila si
pengendara tersebut belum cukup umur, jangan diperbolehkan berkendara
karena mereka belum memiliki SIM dan dikhawatirkan akan terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan. Jika pihak orang tua sudah terlanjur memberi
fasilitas kendaraan, maka sebaiknya anak tersebut dibuatkan SIM, orang
6
tua juga harus selalu mengawasi anaknya, selalu mengingatkan agar
berhati-hati serta memberi batasan-batasan berkendara sehingga anak
tersebut terkontrol.
7
1. Menanamkan kesadaran berlalu lintas sejak dini
Dengan orang tua hal-hal yang baik, termasuk dalam hal
menaati peraturan, maka si anak pun akan terbiasa untuk menaati
peraturan ketika dia sudah besar nantinya.
2. Mengadakan sosialisasi terutama di sekolah-sekolah
Sosialisasi berfungsi menanamkan pentingnya menaati
peraturan lalu lintas dan juga menjadi tahu bahwa menaati peraturan
tersebut mempunyai banyak manfaat, sehingga membuat siswa lebih
sadar untuk menaati peraturan.
3. Membersihkan kasus-kasus pelanggaran
Orang-orang tertentu yang belum mempunyai SIM dan senang
mengendarai kendaraan dengan kebut-kebutan, merasa tenang jika
terkena razia. Mereka bisa minta tolong oknum-oknum tertentu. Hal
lain untuk mengatasi ini adalah pembayaran denda yang langsung ke
pengadilan, tidak dibayar di tempat.
4. Sering mengadakan razia
Dengan seringnya mengadakan razia, diharapkan juga semakin
meminimalkan oknum-oknum yang serung melakukan pelanggaran,
baik itu yang tidak mempunyai SIM, tidak membawa STNK, dan tidak
mengenakan helm standar.
5. Saling mengingatkan
Ketika melihat anggota keluarga atau teman yang belum
mempunyai SIM, tidak menggunakan helm, ataupun sering menerobos
lampu merah, dapat diingatkan dengan catatan tidak menyinggung
perasaan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penegak peraturan lalulintas harus menjadi teladan bagi
masyarakat yang berkendara. Seorang penegak hukum harus mempunyai
sifat yang lugas, menjadi penegak hukum di jalan raya bukanlah hal yang
mudah melainkan menjadi hal yang rumit. Penegak hkum harus menjaga
kewibawaannya untuk kepentingan profesinya di lain pihak juga harus
percaya dri karena penegak hukum akan mengambil keputusan yang
bijaksana untuk menghasilkan keadilan.
Remaja Indonesia masih banyak yang melanggar lalulintas dengan
tidak sengaja maupun dengan sengaja. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan remaja terhadap peraturn lalulintas, sehingga
remaja menyepelekan keselamatannya sendiri bahkan bisa berdampak
terhadap keselamatan orang lain, karena itulah tingkat kecelakaan di jalan
terus meningkat. Serta sifat alamiah remaja yang masih suka mencari
perhatian dengan melanggar peraturan lalulintas.
Penyebab lainnya dikarenakan terlalu terburu-buru dalam
berkendara, mungkin kemacetan adalah penyebab dari pengendara yang
terburu-buru dalam berkendara karena waktu mereka tersita terkena macet
di jalan.
3.2 Saran
Pengendara bermotor harus memiliki etika kesopanan di jalan dan
harus mematuhi atau melaksanakn tata tertib lalulintas, terutama tata tertib
keamanan lalulintas supaya tidak merenggut korban jiwa dan bisa
merugikan orang lain. Hal ini harus disadari setiap pengendara bermotor
dan juga para remaja yang menggunakan motor agar tidak ada yang
dirugikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://news.detik.com/read/2013/12/08/042122/2435488/10/45-motor-terjaring-
operasi-zebra-di-pramuka-dan-tmii
http://mytanuraisah.blogspot.com/2011/07/pengaruh-globalisasi-terhadap-
perilaku.html
http://asrulashary.blogspot.com/2013/05/makalah-pelanggaran-lalu-lintas.html
http://andriyanaade.blogspot.com/2013/01/pelanggaran-lalu-lintas.html
10