Disusun oleh:
1. ANDIKA ARDIANTO
2. NOVA RAMADANU
3. NUR KHOLIFAH
4. NUR RISKA
5. RICA ERVIANA
6. ROHMATUN NISA
7. SEFIA RISMA FADILA
8. SITI KHOIROTUN NISA
MA MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG
TH 2018/2019
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Landasan Teori
A. Pengertian Konflik
Secara umum pengertian Konflik adalah suatu masalah sosial yang timbul
karena adanya perbedaan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat maupun
negara.
Pengertian Konflik menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang
dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara
negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.
Menurut Alabaness, Pengertian Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan
ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara
tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
Dari kedua pengertian konflik yang disampaikan pakar di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya
lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan
merasakannya. Dengan demikian jika suatu keadaan tidak dirasakan sebagai
konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada dan begitu juga
sebaliknya.
B. Pengertian Suku
1) Pada tahun 1972, seorang gadis Dayak diperkosa. Kasus tersebut hanya
diselesaikan dengan hukum adat.
2) Tahun 1982 terjadi pembunuhan seorang Dayak oleh suku Madura, pelaku
tidak tertangkap karena kemungkinan pembunuh kembali ke pulau Madura.
3) Tahun 1983, pengeroyokan satu orang dayak oleh tiga puluh orang Madura,
diadakan perdamaian antara kepala suku Dayak dan Madura.
4) Tahun 1996, seorang gadis Dayak diperkosa di gedung bioskop Panala dan
dibunuh dengan kejam dan sadis oleh orang Madura, ternyata hukumannya
ringan.
5) Tahun 1997, di desa Karang Langit, Barito Selatan orang Dayak dikeroyok
oleh orang Madura dengan perbandingan kekuatan 2:40,dengan skor orang
Madura mati semua. Padahal orang Dayak pada saat itu hanya ingin
mempertahankan diri dari orang Madura yang jumlahnya sangat banyak.
Kasus ini ditutup dengan hukuman berat bagi orang Dayak.
6) Tahun 1997, anak laki-laki suku Dayak yang bernama Waldi tewas
dibunuh oleh orang Madura yang berjualan sate di daerah itu. Waldi tewas
secara mengenaskan dengan lebih dari tiga puluh tusukan di badannya.
7) Tahun 1998, terjadi lagi pengeroyokan orang Dayak oleh 4 orang Madura.
Orang Dayak itu tewas. Kasus ini tidak terselesaikan karena pengeroyok tidak
dapat ditemukan karena kemungkinan telah kembali ke asalnya.
8) Tahun 1999, di Palangka Raya, seorang petugas Tibum (ketertiban umum)
dibacok oleh orang Madura, pelakunya di tahan di Polresta Palangka Raya,
namun besok harinya datang sekelompok suku Madura menuntut agar
temannya tersebut dibebaskan tanpa tuntutan. Ternyata pihak Polresta
Palangka Raya membebaskannya tanpa tuntutan hukum.
9) Tahun 1999, kembali terjadi seorang Dayak dikeroyok oleh beberapa orang
suku Madura karena masalah sengketa tanah. Dua orang Dayak dalam
perkelahian tidak seimbang itu mati semua. Sedangkan pembunuh lolos,
malahan orang Jawa yang bersaksi dihukum 1,5 tahun karena dianggap
membuat kesaksian fitnah terhadap pelaku pembunuhan yang melarikan diri
itu.
10) Tahun 1999, di Pangkut, ibukota Kecamatan Arut Utara, Kabupaten
Kotawaringin Barat, terjadi perkelahian massal dengan suku Madura. Gara-
gara suku Madura memaksa mengambil emas pada saat suku Dayak
menambang emas. Perkelahian itu banyak menimbulkan korban pada kedua
belah pihak, tanpa penyelesaian hukum.
11) Tahun 1999, di Tumbang Samba, terjadi penikaman terhadap suami-isteri
bernama Iba oleh tiga orang Madura. Pasangan itu luka berat. Dirawat di
RSUD Dr. Doris Sylvanus, Palangka Raya. Biaya operasi dan perawatan
ditanggung oleh Pemda Kalteng. Namun para pembacok tidak ditangkap,
katanya? sudah pulang ke pulau Madura. Kronologis kejadian tiga orang
Madura memasuki rumah keluarga Iba dengan dalih minta diberi minuman
air putih, karena katanya mereka haus, sewaktu Iba menuangkan air di gelas,
merekamembacoknya, saat istri Iba mau membela, juga di tikam. Tindakan
itu dilakukan mereka menurut cerita mau membalas dendam, tapi salah
alamat.
12) Tahun 2000, di Pangkut, Kotawaringin Barat, satu keluarga Dayak mati
dibantai oleh orang Madura, pelaku pembantaian lari, tanpa penyelesaian
hukum.
13) Tahun 2000, di Palangka Raya, 1 satu orang suku Dayak di bunuh oleh
pengeroyok suku Madura di depan gedung Gereja Imanuel, Jalan Bangka.
Para pelaku lari, tanpa proses hukum.
14) Tahun 2000, di Kereng Pangi, Kasongan, Kabupaten Kotawaringin Timur,
terjadi pembunuhan terhadap SENDUNG (nama kecil). Sendung mati
dikeroyok oleh suku Madura, para pelaku kabur, tidak tertangkap, karena
lagi-lagi katanya sudah lari ke Pulau Madura. Proses hukum tidak ada karena
pihak berwenang tampaknya belum mampu menyelesaikannya (tidak tuntas).
15) Tahun 2001, di Sampit (17 s/d 20 Februari 2001) warga Dayak banyak
terbunuh karena dibantai. Suku Madura terlebih dahulu menyerang warga
Dayak.
16) Tahun 2001, di Palangka Raya (25 Februari 2001) seorang warga Dayak
terbunuh diserang oleh suku Madura. Belum terhitung kasus warga Madura di
bagian Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Suku
Dayak hidup berdampingan dengan damai dengan Suku Lainnya di
Kalimantan Tengah, kecuali dengan Suku Madura. Kelanjutan peristiwa
kerusuhan tersebut (25 Februari 2001) adalah terjadinya peristiwa Sampit
yang mencekam.
C. Konflik Papua
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Beragamnya suku, agama, ras, dan golongan membuat Indonesia sebagai
bangsa yang rawan konflik. Dari ujung timur sampai ujung barat bangsa ini sering kali
terdengar jerit tangis bahkan tetesan darah menyelimuti Tanah Air. Kalau konflik etnis
itu terjadi terus terusan dalam sebuah Negara, maka Negara tersebut dapat dikatakan
tidak bisa menciptakan ketentraman dan keamanan dalam negerinya. Maka dari itu
masalah konflik etnis perlu diselesaikan secara cepat oleh pemerintah. Karena selain
Negara yang mengalami kerugian, masyarakat sekitar daerah konflik tersebut pun akan
mengalami kerugian pula
Faktor faktor yang melatarbelakangi terjadinya konflik etnis seperti,
kepentingan yang sama diantara beberapa pihak, perebutan sumber daya, sumber daya
yang terbatas, kategori atau identitas yang berbeda, prasangka atau diskriminasi harus
diselesaikan secara demokratik.
Cara-cara seperti rekonsialisasi dan mediasi harus dikedepankan. Penyelesaian
konflik tanpa kekerasan inilah yang harus dilakukan, agar tidak jatuh banyak korban.
Kalau masalah konflik antar etnis telah bisa diselesaikan dengan baik, Negara dan
masyarakatnya akan hidup tenang, tentram, dan aman. Saling menganggap bahwa satu
sama lain yang ada didalam Negara adalah saudara akan membuat
3.2 Saran
1) Semoga dengan adanya makalah ini masyarakat menjadi sadar akan masalah yang
dihadapi. Tidak lagi menjadikan prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme sebagai
api penyulut konflik yang ada. Semoga kita menjadi lebih dewasa dalam bertindak
apalagi menyangkut masalah suku ras dan agama.
2) Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Pandu Wibowo. Konflik antar etnis penyebab dan solusi. Kompasiana. 28 Juni
2014 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia
dari :http://www.kompasiana.com/pandu_wibowo/konflik-antar-etnis-
penyebab-dan-solusi_54f6d84fa33311ea608b4a5e
Febrio Valentino.Perang Sampit. Kupasiana. Mei 2013 [dikutip 27 November
2015]. Tersedia
dari : http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/05/perang-
sampit_2.html
Anhar Wahyu. Perang Suku di Lampung Sebuah Dendam Lama. Personal
Website News. 30 Oktober 2012 [dikutip 27 November 2015].
Tersedia dari :http://www.lintasberita.web.id/perang-suku-di-
lampung-sebuah-dendam-lama/
Saatnya yang muda. Sejarah Konflik Poso. Saatnya yang Muda. 28 Januari
2009[dikutip 27 November 2015]. Tersedia
dari :https://saatnyayangmuda.wordpress.com/2009/01/28/sejarah-
konflik-poso/
Anne Ahira. Berbagai kasus perang antarsuku di Indonesia dan
penyelesaiannya.Tak tau. Tau untuk berbagi anneahira untuk
Indonesia. 28 Juni 2012 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia
dari : http://www.anneahira.com/perang-antarsuku-di-indonesia.htm
Ali. Pengertian konflik, macam-macam konflik dan faktor-faktor konflik.
Kumpulan Pengertian Menurut Para Pakar. Maret 2015 [dikutip 27
November 2015]. Tersedia
dari :http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-
faktor-penyebabnya.html#_
Lepank. Pengertian Etnis atau Suku. Kamus Pengertian Arti Definisi Menurut
Para Ahli Terlengkap. Agustus 2012 [dikutip 27 November 2015].
Tersedia dari :http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-etnis-atau-
suku.html
Albion Bengkirai. Konflik Antar Suku di Indonesia. This WordPress.com site is
the bee's knees.20 Juni 2014 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia
dari :https://albionbengkirai.wordpress.com/2014/06/20/konflik-antar-
suku-di-indonesia-tugas-ibd-4/