Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang amat kaya, baik dari segi sumber daya
alam yangmelimpah maupun sumber daya manusianya yang tinggi. Namun
selain itu, Indonesia juga sangatlah kaya akan keberagaman suku, adat istiadat,
budaya, bahasa, hingga kesenian daerah yang beragam. Perbedaan kebudayaan yang
terdapat di Indonesia karena terdiri dari wilayah yang amat luas ini tidaklah
menjadikan penghambat atau penghalang Indonesia untuk bersatu, karena
Indonesia telah disatukan dengan semoyan “Bhineka Tunggal Ika”
yangmemiliki arti walaupun berbeda-beda, namun tetap satu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna komunitas dan kearifan lokal?
2. Bagaimana Strategi pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal?

C. Tujuan
1. untuk mengetahui makna komunitas dan kearifan lokal.
2. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komunitas dan Kearifan Lokal


1. Komunitas
Menurut McMillan dan Chavis, komunitas adalah sebuah kumpulan
dari para anggota yang memiliki rasa saling memiliki, terikat antara satu
dengan lainnya dan mempercayai bahwa kebutuhan para anggota akan
terpenuhi selama anggota mempunyai komitmen bersama-sama. Sedangkan
menurut Koentjaraningrat, komunitas dianggap sebagai suatu kesatuan hidup
manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu
sistem adat-istiadat, terikat oleh suatu identitas dalam komunitas.
Suatu komunitas dapat terbentuk ketika suatu kelompok mempunyai
minat atau ketertarikan yang sama. Biasanya komunitas seperti ini mempunyai
jumlah anggota yang sangat besar dan akan terus bertambah seiring waktu.
Contoh komunitas yang berdasarkan minat yaitu komunitas pecinta sepeda,
pecinta hewan, pemerhati kelestarian hutan, dan masih banyak lagi.
Jenis komunitas berikutnya didasarkan pada lokasi atau tempat yang
sama secara geografis. Biasanya komunitas seperti ini terbentuk karena adanya
keinginan untuk saling mengenal satu sama lain, sehingga tercipta interaksi
yang bisa membantu perkembangan lingkungan tersebut. Misalnya, karang
taruna yang beranggotakan pemuda dan pemudi di suatu RW dan mempunyai
tujuan untuk mengembangkan wilayah tempat tinggalnya tersebut menjadi
lebih baik, dari segi lingkungan maupun sosial.
Suatu komunitas dapat terbentuk karena adanya keinginan dan
kepentingan masyarakat tertentu, contohnya organisasi sosial. Adanya
komunitas dalam suatu tempat tertentu bisa muncul karena kepentingan suatu
organisasi sosial yang ada di tempat tersebut.

2. Kearifan Lokal
a. Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah
tertentu mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan
hidup ini biasanya adalah pandangan hidup yang sudah berurat akar
menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut selama puluhan
bahkan ratusan tahun.
b. Proses Terbentuknya Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan sebuah pengetahuan masyarakat lokal
terkait kondisi alam, sosial dan geografis lingkungnnya (local
knowledge). Kearifan lokal berawal dari pengetahuan lokal mengenai
fenomena alam dan sosial yang bersifat subjektif individual atau
kesepakatan suatu kelompok masyarakat. Selain itu, kearifan lokal
berasal berasal dari proses trial and error dari berbagai pengetahuan
ilmiah ataupun non ilmiah sebagai solusi pemecahan masalah yang
dihadapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,
pengetahuan tersebut ditiru dan diikuti anggota masyarakat dan
kelompok masyarakat lain. Keikutsertaan kelompok lain menghasilkan
kesepakatan bersama sehingga mendorong terbentuknya kearifan lokal
dan diwariskan secara turun-temurun.
Kearifan lokal dapat bertahan selama warga masyarakat masih
menjaga dan menjalankannya. Sebagai contoh, pengetahuan lokal yang
dimilki nelayan tentang penggunaan rasi bintang untuk menentukan
arah Ketika melaut. Pengetahuan ini sudah diketahui dan diwariskan
oleh leluhur sejak masa praaksar.
c. Unsur-unsur Terbentuknya Kearifan Lokal
Kearifan lokal memuat tata kelakuan yang dijadikan dasar sebagai
pedoman bertingkah laku masyarakat. Suatu tata kelakuan
dikategorikan sebagai kearifan lokal apabila mengandung unsur-unsur
teretntu. Adapun unsur-unsur kearifan lokal yaitu:
a) Nilai Lokal
Kearifan lokal memuat nilai-nilai lokal yang disepakati dan dijalankan
oleh masyarakat demi kepentingan bersama. Setiap masyarakat dapat
mengembangkan niali-nilai lokal sesuai kesepakatan bersama. Sebagai
contoh, masyarakat Jawa memiliki tradisi kenduri yakni perjamuan
makan untuk memperingati hari tertentu dan memohon kelancaran
dalam melaksanakan hajatnya.
b) Keterampilan Lokal
Keterampilan lokal yang dimiliki masyarakat dipengaruhi oleh kondisi
geografis tempat tinggal masyarakat tersebut. Kearifan lokal
merupakan cerminan nilai dan pengetahuan lokal yang diwujudkan
dalam perilaku, kepandaian dan keterampilam lokal. Contoh kearifan
yang memuat unsur keterampilan lokal yaitu membatik.
c) Pengetahuan Lokal
Pengetahuan lokal berkaitan dengan perubahan dan siklus iklim, jenis
flora dan fauna, kondisi geografis, demografis, serta sosiografi.
Kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dengan lingkungan alam
ataupun lingkungan sosial membentuk pengetahuan lokal. Contoh
pengetahuan lokal, yaitu pengetahuan para nelayan tentang angin darat
dan angin laut. Angin darat dimanfaatkan nelayan untuk melaut
menangkap ikan pada malam hari. Adapun angin laut digunakan
nelayan kembali ke darat.
d) Hukum Lokal
Hukum lokal (local law) adalah hukum yang hanya berlaku di daerah
tertentu. Hukum lokal biasanya berupa hukum adat yang cenderung
tidak tertulis, memiliki kandungan kemasyarakatan, kekeluagaan dan
tidak lepas dari unsur keagamaan. Dalam hukum lokal termuat aturan
bersikap ataupun berperilaku yang benar sesuai tradisi masyarakat.
e) Kepercayaan Lokal
Kepercayaan lokal berkaitan dengan pemahaman spiritualis
masyarakat lokal dan dipercaya oleh kelompok atau etnik tertentu.
Kepercayaan lokal muncul dan berkembang dari latar belakang dari
latar belakang masyarakat, tradisis dan adat istiadat yang berbeda.
Oleh karena itu, setiap masyarakat memiliki kepercayaan lokal yang
khas satu sama lain. Contoh kepercayaan lokal antara lain Kaharingan
dalam masyarakat Dayak, Aluk Tadolo dalam masyaraat Toraja dan
Tolotang dalam masyarakat Bugis.
d. Fungsi Kearifan Lokal
Menurut Mariane (2014, 112-113), beberapa fungsi umum kearifan
lokal yaitu:
1) Pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
2) Pengembangan sumber daya manusia.
3) Konservasi dan pelestarian sumber daya alam.
4) Sebagai petuah, kepercayaan dan pantangan.
3. Kearifan Lokal sebagai Cermin Budaya Bangsa
Kearifan lokal merupakan salah satu hal yang harus dijaga oleh seluruh
masyarakat Indonesia agar tetap lestari dan tidak punah. Makanya, tidak heran
jika kini banyak aktivis yang mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam
program pelestarian kearifan lokal di berbagai daerah.
Secara umum, alasan mengapa kearifan lokal perlu dilestarikan adalah
karena kearifan tersebut menjadi cerminan budaya asli sekelompok orang
yang tinggal di suatu wilayah. Di Indonesia, kearifan lokal banyak berisikan
tata cara memakai, mengolah, hingga merawat sumber daya yang tersedia
secara bijak dan logis. Dengan begitu, kondisi alam dan lingkungan pun akan
tetap terjaga.
4. Kearifan Lokal dan Kaitannya dengan Program Pemberdayaan
Komunitas pada Era Globalisasi
Strategi pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal di era
globalisasi yakni dengan memperkuat nilai-nilai dan norma-norma leluhur dari
nenek moyang yang ada di masyarakat agar terjaga utuh kearifan lokal;
mempertahankan budaya yang ada di masyarakat dengan bertindak secara
rasional sebagai akibat dari arus globalisasi; menyaring budaya dari luar
(globalisasi) dengan menilai baik buruknya pengaruh dalam bidang teknologi
dan komunikasi, transportasi, pengembangan media massa, perubahan gaya
hidup, pendidikan, budaya, politik, agama, hukum dll.
B. Strategi Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal
1. Pemberdayaan Berbasis Kearifan Lokal
Pemberdayaan berbasis kearifan lokal adalah pendekatan
pengembangan yang berfokus pada potensi lokal yang dimiliki oleh suatu
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Dalam konteks
pembangunan desa, pemberdayaan berbasis kearifan lokal menjadi sangat
penting karena desa memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda
dengan wilayah perkotaan. Desa seringkali memiliki keterbatasan sumber
daya, aksesibilitas, dan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu,
pemberdayaan berbasis kearifan lokal dapat menjadi solusi untuk mengatasi
masalah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, modul ini berfokus pada
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, meliputi : Desa tanpa
kemiskinan, Pendidikan desa berkualitas, dan Keterlibatan perempuan desa.
2. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pemberdayaan
Terdapat beberapa prinsip dasar yang berlaku dalam pemberdayaan
komunitas, yaitu:
 Perlu adanya break-even dalam kegiatan yang dikelola oleh komunitas.
 Adanya keterlibatan masyarakat, mulai dari tahap perencanaan hingga
pelaksanaan.
 Pelatihan sumber daya manusia, menjadi wajib dengan pembangunan
fisik yang dilakukan.
 Memaksimalkan sumber daya yang tersedia, supaya dapat melakukan
efisiensi biaya untuk penerapannya.
 Adanya fungsi penghubung antara kepentingan pemerintah yang
bersifat makro dengan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro.
3. Inisiator Pemberdayaan Komunitas
Dalam upaya pemberdayaan komunitas dibutuhkan inisiator atau pemrakarsa
pelaksanaan. Inisiator pemberdayaan komunitas yaitu :
 Pemerintah memiliki peran penting dalam melakukan pemberdayaan
komunitas karena bertanggung jawab atas nasib,masa depan,dan
kesejahteraan rakyat
 Lembaga swasta seperti Lembaga Swadaya Masyarakat berperan besar
dalam pemberdayaan komunitas seperti mewujudkan kesejahteraan
masyarakat,memberikan sosialisasi,dan member arahan/bimbingan
 Masyarakat adalah inisiator terpenting dalam pemberdayaan.
Contohnya PKK merupakan wadah untuk melaksanakan berbagai
kegiatan yang bertujuan untuk pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan
dalam masyarakat biasanya diprakarsai oleh tokoh prnting di wilayah
tersebut.
4. Implementasi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Fahrudin (2012:96-97), pemberdayaan masyarakat adalah upaya
untuk memampukan dan memandirikan masyarakat yang dilakukan dengan
upaya sebagai berikut:
 Enabling, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya
itu dengan cara mendorong (encourage), memotivasi dan
membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya
serta berupaya untuk mengembangkannya.
 Empowering, yaitu meningkatkan kapasitas dengan memperkuat
potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Perkuatan ini
meliputi langkah-langkah nyata seperti penyediaan berbagai masukan
(input) serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang dapat
membuat masyarakat menjadi makin berdayaan.
 Protecting, yaitu melindungi kepentingan dengan mengembangkan
sistem perlindungan bagi masyarakat yang menjadi subjek
pengembangan. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang
lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan
dalam menghadapi yang kuat. Melindungi dalam hal ini dilihat sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang
serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

5. Strategi Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas


Strategi pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal adalah
strategi yang mengutamakan nilai-nilai setempat (lokal) sebagai input
pembangunan sosial serta penanggulangan masalah-masalah sosial1. Strategi
ini juga menghargai hak-hak dasar masyarakat, mengakomodasi kepentingan
dan aspirasi masyarakat, serta memperhatikan dampak yang akan timbul
terhadap lingkungan. Beberapa strategi pemberdayaan komunitas berbasis
kearifan lokal antara lain adalah:
 Melakukan identifikasi dan inventarisasi kearifan lokal yang ada di
suatu komunitas
 Melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats) terhadap kearifan lokal tersebut
 Menyusun program pemberdayaan komunitas yang sesuai dengan
kearifan lokal yang dipilih
 Melakukan sosialisasi, advokasi, dan konsultasi dengan para
pemangku kepentingan terkait program tersebut
 Melaksanakan program pemberdayaan komunitas dengan melibatkan
partisipasi masyarakat secara optimal
 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap hasil dan
dampak program tersebut
 Melakukan replikasi dan diseminasi program pemberdayaan komunitas
berbasis kearifan lokal kepada komunitas lain yang membutuhkan

6. Proses Pelaksanaan Pemberdayaan


Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang
dilakukan, yaitu sebagai berikut (Soekanto, 1987:63):
 Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus
dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga
pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community
woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan
dilakukan secara non-direktif.
 Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses
pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-
kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha
mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan
juga sumber daya yang dimiliki klien.
 Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini
petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif
mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang
mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini
masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program
dan kegiatan yang dapat dilakukan.
 Tahap pemfomalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan
membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan
menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan
untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas
membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk
tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal
kepada penyandang dana.
 Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan. Dalam
upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran
masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan
program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan
masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di
lapangan.
 Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan
warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya
membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal
dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat
yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
 Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan
hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini
diharapkan proyek harus segera berhenti.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kearifan lokal atau disebut dengan local wisdom merupakan gagasan-gagasan
lokal yang bersifat bijaksana dan bernilai luhur serta diwariskan secara turun-temurun
untuk mengatur kehidupan masyarakat.
Kearifan lokal juga memiliki beberapa unsur yang terkadung di dalamnya
diantaranya nilai lokal, keterampilan lokal, pengetahuan lokal, hukum lokal dan
kepercayaan lokal. Unsur yang terdapat dalam kearifan lokal ditentukan oleh kondisi
geografis dan kebiasaan hidup. Kondisi tersebut menyebabkan setiap masyarakat
memiliki kearifan lokal yang berbeda dengan masyarakat lain.
Adapun fungsi dari kearifan lokal itu sendiri antara lain pengembangan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan, pengembangan sumber daya manusia, konservasi
dan pelestarian sumber daya alam, serta sebagai petuah, kepercayaan dan pantangan.

B. Saran
Kearifan lokal mengandung nilai-nilai luhur yang berfungsi menjaga
keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan tersebut.Kita sebagai generasi
penerus bangsa memiliki kewajiban untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal
dalam masyarakat sekitar. Upaya pelestarian kearifan lokal dapat kita terapkan
dengan mempelajari kearifan lokal di daerah kita.
Kearifan lokal dalam pemberdayaan komunitas adalah salah satu pendekatan
pembangunan yang menghargai dan memanfaatkan nilai-nilai setempat (lokal)
sebagai sumber daya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kearifan lokal
memiliki peran penting dalam pemberdayaan komunitas, karena dapat menjaga
identitas budaya, menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri, meningkatkan
solidaritas dan kerjasama, mendorong partisipasi aktif dan kreatif, memperkuat
keterkaitan dengan lingkungan alam, menyediakan alternatif solusi, dan mewujudkan
pembangunan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

J, Nasikun, 1995, Mencari Suatu Strategi Pembangunan Masyarakat Desa Berparadigma

Ridwan, N. A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Ibda P3M STAIN Purwokerto
Vol 5 No.1 , 27-38.

Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati . Jurnal Filsafat
Jilid 37, Nomor 2 , 111.

Sunyoto Usman,2004, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta :


PustakaPelajar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikanrahmat serta karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalahini. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi kewajiban
untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Sosiologi. Makalah ini juga kami buat untuk
menjelaskan mengenai Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal. Kami
berharap makalah ini dapat digunakan sebagai sarana edukasi, bahan bacaan, dan
referensi baik untuk kalangan pelajar maupun khalayak umum.

Kami memohon maaf apabila didalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan isi yang kurang berkenan. Kami juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik, saran, dan bimbingan sangat kami
perlukan untuk menyempurnakan makalah ini. Kami berharap untuk makalah
selanjutnya yang akan kami buat dapat jauh lebih baik sehingga lebih bermanfaat. Terima
kasih.

Buluh Rampai, Januari 2024

Penulis

Anda mungkin juga menyukai