Anda di halaman 1dari 9

Bab 1

Membiasakan Pola Hidup Sederhana dan Menyantuni Duafa

Harta kekayaan yang kita miliki, baik jumlahnya banyak maupun sedikit merupakan nikmat
dari Allah SWT. yang patut kita syukuri. Di bab ini akan dibahas ayat-ayat Al-Qur'an dan
hadits yang tentang pola hidup sederhana dan menyantuni duafa.

a.Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Pola Hidup Sederhana dan Menyantuni Duafa


1. Sifat Sederhana dalam Surah al-Furqan Ayat 67

‫َو ا َّلِذ ْيَن ِاَذ ۤا َاْنَفُقْو ا َلْم ُيْس ِرُفْو ا َو َلْم َيْقُتُرْو ا َو َك ا َن َبْيَن ٰذ ِلَك َقَو ا ًم ا‬
Artinya:
"Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila
menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya
secara wajar,"(QS. al-Furqan 25: Ayat 67).
Pada ayat ini dijelaskan tentang perilaku sederhana, yaitu dengan tidak boros dalam
menggunakan harta. Berperilaku sederhana artinya tidak kikir(pelit). Dalam hal ini,
kesederhanaan yang dimaksud adalah ketika membelanjakan harta atau berinfak tidak
berlebihan dan juga tidak kikir atau pelit. Sehingga sederhana yang dimaksud adalah hidup
dengan sewajarnya atau berada di tengah-tengah. Hal ini karena sesuatu yang berlebihan itu
tidak baik, Allah pun tidak menyukai hambanya yang berlebihan. Bukan hanya dalam
membelanjakan harta, dari hal yang lain pun sebenarnya juga tidak diperbolehkan untuk
dilakukan secara berlebihan.
2. Kesederhanaan Hidup dalam Surah al-Isra' Ayat 26-30

)٢٦( ‫َو ٰا ِت َذ ا اْلُقْر ٰب ى َح َّقٗه َو ا ْلِم ْس ِكْيَن َو ا ْبَن الَّس ِبْيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ ْيًرا‬
)٢٧(‫ِاَّن اْلُمَبِّذ ِر ْيَن َك ا ُنْۤو ا ِاْخ َو ا َن الَّش ٰي ِط ْيِن ۗ  َو َك ا َن الَّش ْيٰط ُن ِلَر ِّبٖه َك ُفْو ًرا‬
)٢٨(‫َو ِا َّم ا ُتْع ِرَض َّن َع ْنُهُم اْبِتَغٓاَء َر ْح َم ٍة ِّم ْن َّر ِّبَك َتْر ُجْو َها َفُقْل َّلُهْم َقْو اًل َّم ْيُسْو ًرا‬
)٢٩( ‫َو اَل َتْج َع ْل َيَدَك َم ْغ ُلْو َلًة ِاٰل ى ُع ُنِقَك َو اَل َتْبُس ْط َها ُك َّل اْلَبْس ِط َفَتْقُعَد َم ُلْو ًم ا َّم ْح ُسْو ًرا‬
‫)ِا َّن َر َّبَك َيْبُس ُط الِّر ْز َق ِلَم ْن َّيَش ٓاُء َو َيْقِد ُرۗ  ِاَّنٗه َك ا َن ِبِعَبا ِدٖه َخ ِبْيًر ۢا َبِص ْيًرا‬٣٠(

Artinya:

26." Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
27. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat
ingkar kepada Tuhannya.
28. Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang
engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.
29. Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula)
engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.
30. Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi
(bagi siapa yang Dia kehendaki); sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-
hamba-Nya." (Q.S al-Isra'[17]:26-30)
Surah al-Isra' ayat 26 menjelaskan tentang perintah memberikan hak-hak kepada kerabat,
fakir miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan sesuai kemampuannya. Ayat ini juga
menjelaskan larangan bersikap boros dalam membelanjakan harta. Sikap boros dijelaskan
pada ayat 27 bahwasanya para pemboros adalah saudara setan. Surah al-Isra' ayat 28
memerintahkan untuk berpaling dari perbuatan boros dan mengucapkan kalimat-kalimat yang
pantas kepada orang-orang yang berbuat tersebut. Surah al-Isra' ayat 29 memberi arahan
tentang larangan berbuat kikir. Allah melarang berbuat boros dalam membelanjakan harta.
Surah al-Isra' ayat 30 menjelaskan bahwa Allah Swt. adalah Tuhan yang Maha Memberi
Rezeki dan Maha Menyempitkan. Allah Swt. menjadikan orang kaya dan miskin sesuai
kehendak-Nya.

b.Hadis tentang Pola Hidup Sederhana dan Menyantuni Duafa


1. Hadits Keutamaan Memberi daripada Menerima Riwayat al-Bukhari
،‫ َاْلَي ُد اْلُع ْلَي ا َخ ْي ٌر ِم َن اْلَي ِد الُّس ْفَلى‬: ‫َع ْن َح ِكْيِم ْبِن ِح َز اٍم َر ِض َي ُهللا َع ْنُه َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َق اَل‬
‫ (ريواه‬.‫ َو َم ْن َيْس َتْغ ِن ُيْغ ِن ِه ُهللا‬،‫ َو َم ْن َيْس َتْع ِفْف ُيِع َّف ُه ُهللا‬،‫ َو َخْي ُر الَّص َد َقِة َع ْن َظْه ِر ِغ ًنى‬،‫َو اْبَد ْأ ِبَم ْن َتُعْو ُل‬
)‫البخاري‬
Artinya:
Dari Hakim bin Hizam ra. dari Nabi saw., beliau bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik
daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan
sebaik-baiknya sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkan.
Barang siapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barang siapa
yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya."(H.R. al-Bukhari)
Hadis ini merupakan anjuran Rasulullah saw. untuk menyantuni kaum duafa. Pada hadis
ini, orang yang memberi diumpamakan dengan tangan di atas dan orang yang meminta-minta
dengan tangan di bawah. Nabi Muhammad saw. menganjurkan sifat qanaah atas rezeki yang
diberikan Allah Swt. dan senantiasa bersyukur.

2. Hadits Larangan Berlebihan Riwayat Ibnu Majah


‫َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ٍرو َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم َّر ِبَس ْع ٍد َو ُهَو َيَتَو َّض ُأ َفَقاَل َم ا َه َذ ا الَّس َر ُف َفَق اَل َأِفي‬
.)‫ (رواه ابن ماجه‬. ‫اْلُو ُضوِء ِإْس َر اٌف َقاَل َنَعْم َو ِإْن ُكْنَت َع َلى َنَهٍر َج اٍر‬
Artinya:
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar ia berkata,“ Rasulullah saw. bertemu dengan Sa'ad
pada saat ia sedang berwudhu. Lalu Rasulullah bersabda: 'Alangkah borosnya wudhumu itu
hai Sa'ad!' Sa'ad berkata: 'Apakah dalam berwudhu ada pemborosan?' Rasulullah saw.
bersabda:'Ya walau sekalipun kamu berada di tepi sungai yang mengalir.'.(H.R. Ibnu Majah)
Pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar Rasulullah saw.
melarang umatnya untuk berperilaku boros dalam segala hal. Beliau mengungkapkan tentang
larangan pemborosan ketika berwudhu meskipun di tepi sungai yang mengalir. Dalam hal
ibadah kita dilarang untuk melakukan pemborosan, apalagi dalam hal lain seperti uang dan
sumber daya alam. Oleh karena itu umat Islam harus selalu senantiasa membiasakan pola
hidup sederhana dalam kehidupan sehari-harinya.

Rasulullah saw. menganjurkan umat untuk selalu senantiasa membantu kaum duafa. Ada
juga cara kita untuk mensyukuri nikmat dari Allah Swt. yaitu dengan berinfak, bersedekah,
infak, dan yang lainnya.
Bab 2
Berpikir Positif dan Bersikap Sabar

Hendaknya kita menghadapi setiap ujian dari Allah Swt. itu dengan sikap sabar dan ikhlas
serta kita harus selalu berpikir positif bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar
dari batas kemampuannya pada bab ini akan dibahas tentang ayat-ayat Al-Qur'an serta hadits
Nabi Muhammad tentang sikap positif dan sabar.

a.Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Sikap Berpikir Positif dan Bersikap Sabar


1. Surah al-Baqarah Ayat 155-157 tentang Macam-Macam Ujian dari Allah Swt.

١٥٥( ‫َو َلـَنْبُلَو َّنُك ْم ِبَش ْي ٍء ِّم َن اْلَخ ـْو ِف َو ا ْلُجـْو ِع َو َنْقٍص ِّم َن اَاْل ْم َو ا ِل َو ا َاْل ْنُفِس َو ا لَّثَم ٰر ِتۗ  َو َبِّش ِر الّٰص ِبِرْيَن‬
١٥٦( ‫اَّلِذ ْيَن ِاَذ ۤا َاَٰص َبْتُهْم ُّمِص ْيَبٌة َقا ُلْۤو ا ِاَّنا ِهّٰلِل َو ِا َّنـۤا ِاَلْيِه ٰر ِج ُعْو َن‬
١٥٧( ‫ُاوٰٓلِئَك َع َلْيِهْم َص َلٰو ٌت ِّم ْن َّرِّبِهْم َو َر ْح َم ٌةۗ  َو ُا وٰٓلِئَك ُهُم اْلُم ْهَتُد ْو َن‬
Artinya:
155.Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar,"
156.(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna
ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
157.Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. al-Baqarah [2]:155-157)
Surah al-Baqarah ayat 155 mengandung penjelasan tentang macam-macam ujian yang akan
ditempatkan oleh Allah kepada hamba-Nya yang beriman. Pada ayat ini disebutkan macam-
macam ujian yang akan diberikan oleh Allah yaitu ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
kehilangan jiwa, dan kekurangan buah-buahan. Surah al-Baqarah ayat 156 menjelaskan
tentang ciri-ciri orang yang bersabar ketika tertimpa musibah, yaitu mereka yang
mengucapkan kalimat istirjak (pernyataan kembali kepada Allah). Pada ayat 157 menjelaskan
bahwa orang-orang yang bersabar ketika tertimpa musibah dan menyerahkan segalanya
kepada Allah Swt . akan mendapatkan keberkatan sempurna dan rahmat dari Allah Swt. Al-
Qur'an juga menyebutkan beberapa istilah untuk sesuatu yang tidak disenangi yaitu musibah,
bala', azab, iqob dan fitnah. Umat islam diperintahkan untuk sabar dan tabah dalam
menghadapi semua ujian yang tidak menyenangkan tersebut.
2. Surah Ali 'Imran Ayat 186
‫َلـُتْبَلُو َّن ِفْۤي َاْم َو ا ِلُك ْم َو َا ْنُفِس ُك ْم ۗ  َو َلـَتْس َم ُع َّن ِم َن اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِكٰت َب ِم ْن َقْبِلُك ْم َوِم َن اَّلِذ ْيَن َاْش َر ُك ْۤو ا َاًذ ى َك ِثْيـًراۗ  َو ِا ْن‬
‫ٰذ‬
‫َتْص ِبُرْو ا َو َتَّتُقْو ا َفِا َّن ِلَك ِم ْن َع ْز ِم اُاْل ُم ْو ِر‬
Artinya:
"Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak
hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari
orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian
itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan."(QS. Ali 'Imran [3]: Ayat 186)
Surah Ali-Imran ayat 186 menjelaskan tentang kemuliaan bagi orang yang ketika
menghadapi berbagai cobaan dari Allah ia tetap bersabar. Ujian dari Allah Swt. itu
disesuaikan dengan kadar keimanan dan keyakinan agamanya. Pada ayat tersebut dijelaskan
bahwa Allah menguji seseorang itu melalui diri dan hartanya. Ujian terhadap diri itu dapat
berupa sakit fisik, lemah, pembunuhan, dan pertempuran. Adapun ujian dari harta dapat
berupa kemiskinan, pencurian, dan perampokan. Selain itu kita sebagai umat muslim di juga
di uji dari golongan musyrikin dan pembenci islam. Orang-orang yang beriman akan
menghadapinya dengan kesabaran dan ketakwaan.
b.Hadist-Hadist tentang Berpikir Positif dan Bersikap Sabar
1. Hadist Riwayat Muslim dari Suhaib tentang Sikap Mukmin dalam Berbagai Keadaan
‫َع ْن ُص َهْيٍب َقَل َقَل َر ُسْو ِهلّٰلا َص َّلى ُهّٰللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع َج ًبا َٔالْم ِر اْلُم ْٔو ِم ِن ِٕاَّن َٔاْمَرُه ُك َّلُه َخْيٌر َو َلْيَس َذ اَك َٔالَحٍد ٕاَّال ِلْلُم ْٔو ِم ِن ِٕاْن َٔاَص اَبْتُه‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫َس َّراُء َشَك َر َفَك اَن َخْيًرا َلُه َو ِٕاْن َٔاَص اَبْتُه َض َّراُء َصَبَر َفَك َن َخْيًراَلُه‬
Artinya:
Dari Suhaib dia berkata, "Rasulullah bersabda: Sungguh menakjubkan keadaan orang yang
beriman karena semua urusannya baik. Hal itu tidak bisa diraih seorangpun, selain orang
yang beriman. Jika mendapatkan kesenangan, dia pun bersyukur dan itu baik baginya. Jika
tertimpa musibah dia pun bersabar dan itu adalah baik baginya (H.R. Muslim)
Hadits ini merupakan sabda Rasulullah tentang perbedaan sikap antara orang yang beriman
dan yang tidak beriman dalam menghadapi ujian serta cobaan dari Allah Swt. orang yang
beriman selalu memandang baik semua permasalahan dan mengedepankan sikap husnudzon.
Ia pasti akan percaya bahwa setiap ujian dan musibah pasti ada hikmahnya. Orang yang
beriman senantiasa mensyukuri nikmat dari Allah Swt. Nikmat Allah Swt. itu merupakan
amanah yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Mensyukuri nikmat Allah dapat
dilakukan dengan mengucapkan hamdalah, mengerjakan ibadah kepadanya, dan beramal
sholeh yang bermanfaat untuk sesama manusia.
2. Hadist Riwayat At-Tirmidzi dari Mus'ab bi Sa'ad dari Ayahnya tentang Cobaan bagi
Orang Mukmin
‫َع ْن ُم ْص َعِب ْبِن َس ْع ٍد َع ْن َأِبيِه َقاَل ُقْلُت َيا َر ُسوَل ِهَّللا َأُّي الَّناِس َأَش ُّد َباَل ًء َق اَل اَأْلْنِبَي اُء ُثَّم اَأْلْم َث ُل َفاَأْلْم َث ُل َفُيْبَتَلى الَّرُج ُل َع َلى‬
‫َحَسِب ِد يِنِه َفِإْن َك اَن ِد يُنُه ُص ْلًبا اْش َتَّد َباَل ُؤ ُه َو ِإْن َك اَن ِفي ِد يِنِه ِر َّقٌة اْبُتِلَي َع َلى َحَسِب ِد يِن ِه َفَم ا َيْب َر ُح اْلَباَل ُء ِباْلَع ْب ِد َح َّتى َيْتُر َك ُه‬
)‫ (رواه الترمذى‬.‫َيْمِش ي َع َلى اَأْلْر ِض َم ا َع َلْيِه َخ ِط يَئٌة‬
Artinya:
Dari Mus'ab bin Sa'ad, dari bapaknya, ia berkata, aku berkata wahai Rasulullah siapa
manusia yang cobaan yang paling besar beliau menjawab para nabi. Kemudian orang yang
setara dan yang setara dengan mereka. Seseorang itu diuji sesuai tingkat keagamaannya
(keimanannya). Jika agamanya (keimanannya) kuat maka cobaan pun semakin berat. Jika
agamanya (keimanannya) tipis, maka ia akan diuji berdasarkan tingkat agamanya
(keimanannya) itu. Bencana (musibah) itu tidak akan terlepas dari seorang hamba, hingga ia
meninggalkan hamba itu berjalan dibuka bumi ini tanpa ada kesalahan (dosa). (H.R. At-
Tirmidzi)
Pada hadist ini Rasulullah Saw. mengungkapkan bahwa setiap orang akan diuji oleh Allah
Swt. Adapun orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi dan orang-orang yang setara.
Allah Swt. menguji seseorang sesuai dengan kadar keimanannya kepada Allah Swt. Semakin
kuat imannya maka semakin berat juga ujiannya dan semakin lemah imannya maka akan
semakin ringan juga ujiannya. Setiap ujian itu harus disikapi dengan sabar dan tabah. Allah
memperlakukan ujian kepada manusia itu secara adil dan sesuai dengan kemampuannya.

Allah tidak akan pernah memberikan seorang hamba-Nya cobaan di luar batas
kemampuannya, karena setiap ujian dan cobaan itu sesuai dengan kadar keimanan kita
kepada Allah Swt. Oleh karena itu kita harus selalu bersikap sabar dan ikhlas serta berpikir
positif kepada Allah Swt. dan ketika kita tertimpa musibah maka hendaknya kita bersabar dan
berdoa kepada Allah agar kita diberikan jalan keluar serta di segera diambil ujian yang
diberikan oleh-Nya.

Bab 3
Menjaga Kelestarian Lingkungan
Manusia wajib menjaga kelestarian lingkungan agar kebutuhannya terpenuhi. Pada bab ini
akan dibahas ayat-ayat dari Al-Qur'an serta hadits tentang kewajiban untuk menjaga
kelestarian lingkungan.

a.Ayat-Ayat tentang Kelestarian Lingkungan Hidup


1. Surah ar-Rum Ayat 41-42
٤١( ‫َظَهَر اْلَفَس ا ُد ِفى اْلَبِّر َو ا ْلَبْح ِر ِبَم ا َك َسَبْت َاْيِد ى الَّنا ِس ِلُيِذ ْيَقُهْم َبْع َض اَّلِذ ْي َع ِم ُلْو ا َلَع َّلُهْم َيْر ِج ُعْو َن‬
٤٢( ‫ُقْل ِس ْيُرْو ا ِفى اَاْل ْر ِض َفا ْنُظُرْو ا َكْيَف َك ا َن َعا ِقَبُة اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبُلۗ  َك ا َن َاْكَثُر ُهْم ُّم ْش ِرِكْيَن‬
Artinya:
41.Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).
42.Katakanlah (Muhammad), Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan
orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang musyrik."(QS. ar-
Rum [30]: Ayat 41-42)
Pada ayat 41 dijelaskan tentang kerusakan yang telah terjadi di bumi baik kerusakan di darat
maupun kerusakan di laut, yang diakibatkan oleh manusia. Kerusakan di bumi merupakan
peringatan dari Allah Swt. agar manusia kembali berbuat kebaikan dan ke jalan yang
dikehendaki Allah. Pada ayat 42 manusia diperintahkan oleh Allah Swt. untuk melakukan
perjalanan di bumi supaya mengetahui sejarah yang terjadi pada umat umat terdahulu.
Pengamatan dan penelitian akan menambah keyakinan dalam hati. Semakin menguatkan
keimanan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya serta semakin taat dalam menjalankan perintah
dan meninggalkan larangan-Nya.
2. Surah al-Baqarah Ayat 204-206
٢٠٤( ‫َوِم َن الَّنا ِس َم ْن ُّيْع ِج ُبَك َقْو ُلٗه ِفى اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَيا َو ُيْش ِهُد َهّٰللا َع ٰل ى َم ا ِفْي َقْلِبٖه ۙ  َو ُهَو َاَلُّد اْلِخ َص ا ِم‬
٢٠٥(‫َو ِا َذ ا َتَو ّٰل ى َس ٰع ى ِفى اَاْل ْر ِض ِلُيْفِس َد ِفْيَها َو ُيْهِلَك اْلَح ـْر َث َو ا لَّنْس َل ۗ  َو ا ُهّٰلل اَل ُيِح ُّب اْلَفَس ا َد‬
٢٠٦(‫َو ِا َذ ا ِقْيَل َلُه اَّتِق َهّٰللا َاَخ َذْتُه اْلِع َّزُة ِبا ِاْل ْثِم َفَح ْسُبٗه َجَهَّنُم ۗ  َو َلِبْئَس اْلِمَها ُد‬
Artinya:
204. Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia
mengagumkan engkau (Muhammad), dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya,
padahal dia adalah penentang yang paling keras.
205. Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi,
serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan
206. Dan apabila dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kepada Allah," bangkitlah
kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka pantaslah baginya Neraka Jahanam, dan sungguh
(Jahanam itu) tempat tinggal yang terburuk. (QS. al-Baqarah [2]: Ayat 204-206)
Pada ayat 204 Allah Swt. menjelaskan tentang perilaku orang-orang yang munafik pada
masa Rasulullah Saw. Mereka memiliki sikap buruk terhadap kelestarian lingkungan. Pada
ayat 205 dijelaskan tentang perbuatan orang-orang munafik terhadap lingkungan. Di
belakang Rasulullah Saw. mereka merusak tanaman-tanaman kaum muslimin dan membunuh
hewan ternak. Namun ketika berada di hadapan Rasulullah Saw. mereka menunjukkan sikap
peduli terhadap lingkungan. Pada ayat 206 dijelaskan tentang sifat orang munafik. Jika diseru
untuk bertakwa kepada Allah mereka akan menampakkan kesombongannya dengan berbuat
dosa. Mereka berbuat maksiat dalam menentang Allah dan rasul-Nya. Allah Swt. telah
menyiapkan neraka jahanam bagi orang-orang munafik yang berbuat kerusakan di bumi.

3. Surah Sad Ayat 27


‫ٰذ‬
‫َو َم ا َخ َلْقَنا الَّسَم ٓاَء َو ا َاْل ْر َض َو َم ا َبْيَنُهَم ا َبا ِط اًل ۗ  ِلَك َظُّن اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو اۚ  َفَو ْيٌل ِّلَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا ِم َن الَّنا ِر‬
Artinya:
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan
sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena
mereka akan masuk neraka."(QS. Sad 38: Ayat 27)
Surah Sad ayat 27 ini berisi penjelasan tentang hikmah dan manfaat dari semua ciptaan
Allah Swt. di alam semesta. Ayat ini membantah anggapan kaum kafir yang menyatakan
bahwa penciptaan alam semesta dan isinya adalah sia-sia. Allah Swt. menciptakan langit,
bumi, dan semua di antara keduanya dengan penuh hikmah, bukan sekedar main-main.
Semua diciptakan dengan tata aturan Allah Swt. yang demikian indah, teratur, dan harmonis.
Allah Swt. akan memasukkan orang-orang kafir yang mendustakan penciptaan-Nya ke dalam
neraka pada hari kiamat dengan azab yang pedih.

b.Hadist tentang Menjaga Kelestarian Lingkungan Riwayat al-Bukhari dan Muslim


‫َع ْن َأَنٍس َقاَل َقاَل َر ُسوُل هللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ا ِم ْن ُم ْس ِلٍم َيْع ِر ُس َغْر ًسا َأْو َيْز َر ُع َز ْر ًعا َفَئَاُك ُل ِم ْنُه َطْيًر َأْو ِإْنَس اَن َأْو‬
)‫ (رواه البخاري و مسلم‬.‫َبِهْيَم ٌة ِإَّال َك اَن َلُه ِبِه َص َد َقٌة‬
Artinya:
Dari Anas bin Malik ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:"Tidaklah seorang muslim pun
yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia
atau hewan, melainkan itu menjadi sedekah baginya."(H.R. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits ini merupakan motivasi yang diberikan Nabi Muhammad saw. bagi umatnya agar
menanam tanaman. Beliau bersabda bahwa setiap muslim yang menanam tanaman
merupakan sedekah, meskipun hasil tanaman itu untuk diri sendiri, dicuri, maupun dimakan
binatang. Hadits ini menganjurkan kepada kaum muslimin untuk gemar bercocok tanam,
sehingga dapat memberikan manfaat kepada manusia maupun makhluk lain dan
keseimbangan alam pun terjaga.

c.Sikap Menjaga Lingkungan Hidup


Ada beberapa sikap dalam melestarikan lingkungan.
1.Memperbarui SDA dengan melakukan reboisasi.
2.Menjaga lingkungan dari kerusakan.
3.Membuang sampah pada tempatnya
4.Tidak melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan.
5.Menggunakan SDA sesuai batas kewajaran.
6.Menjaga sumber daya udara, air, dan tanah dari eksploitasi dan kerusakan.

Hendaknya kita menjaga kelestarian lingkungan yang ada, karena dengan begitu kebutuhan
kita akan terpenuhi. Kita sebagai umat muslim juga dianjurkan menanam tanaman agar dapat
memberikan manfaat bagi manusia lainnya atau makhluk hidup lainnya.
Bab 4
Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Melaksanakan kewajiban menuntut ilmu itu termasuk wujud syukur kita kepada Allah Swt.
yang telah memberikan kita kesempatan tersebut. Wujud syukur lainnya yang dapat kita
lakukan adalah dengan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki agar dapat
bermanfaat bagi orang lain. Pada bab ini akan dibahas ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits tentang
ilmu.
a.Ayat-Ayat Al-Qur'an tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1. Surah al-'Alaq Ayat 1-5 tentang Perintah Membaca
‫)َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬٤ - ‫)اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬٣ - ‫)ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬٢ - ‫)َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق‬١ - ‫ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬
)٥ -
Artinya:
1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
2.Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.Bacalah! dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia.
4.Yang mengajar (manusia) dengan pena.
5.Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS. Al-'Alaq [96]: Ayat 1-5)
Surah Al-'alaq ayat 1-5 berisi perintah Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. untuk
membaca Surah Al-'alaq ayat 1-5 diturunkan ketika Nabi Muhammad Saw. sedang
berkhalwat di gua Hira. Perintah membaca ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi
Muhammad, saja melainkan juga kepada seluruh umat Islam. Perintah membaca dengan
menyebut nama Allah Swt. Membaca tidak hanya berarti membaca tulisan, tetapi dalam arti
luas yaitu membaca dan memikirkan ciptaan Allah kemudian mengambil hikmah atas
penciptaan alam semesta dan seluruh isinya. Hikmah berharga dari surah Al-'alaq ini adalah
membaca sebagai perintah pertama kali yang disebut oleh Al-Qur'an. Allah adalah sumber
ilmu pengetahuan oleh karena itu menuntut ilmu harus didasari niat ikhlas untuk mendapat
ridho dari Allah.
2. Surah Yunus Ayat 101 tentang Perintah Memperhatikan Gejala Alam
‫ُقِل اْنُظُرْو ا َم ا َذ ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو ا َاْل ْر ِضۗ  َو َم ا ُتْغ ِنى اٰاْل ٰي ُت َو ا لُّنُذ ُر َع ْن َقْو ٍم اَّل ُيْؤ ِم ُنْو َن‬
Artinya:
"Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di Bumi!" Tidaklah bermanfaat
tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang
tidak beriman."(QS. Yunus 10: Ayat 101)
Pada pada ayat ini dijelaskan perintah Allah Swt. kepada Rasulullah untuk menyeru kepada
umatnya untuk memperhatikan macam-macam ciptaan Allah Swt. di langit dan di bumi.
Allah Swt. memerintahkan manusia untuk berpikir tentang kejadian alam semesta dan semua
ciptaan-Nya. Kesimpulan dari ayat ini adalah perintah untuk berpikir dan memperhatikan
alam semesta dan semua ciptaan Allah yang juga merupakan perintah untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.Hadist Riwayat Abu Daud dari Abu Darda
‫َع ْن َك ِثْيِر بن قيس َقاَل ُك نُت َح الًسا َم َع أبي الَّدْر َداِء ِفي َم ْس ِج د دمشق َفَج اَءُه َر ُجٌل َفَقاَل َيا َأَبا الَّدْر َداء إلى جنتك من مدينة‬
‫الَّرُسوِل َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلم الحديث َبَلَغى َأَّنَك ُتَح ِّد ُثُه َع ْن َر ُسوُل هللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ا َح ُت الحاجة قال فإِّني َسِم ْع ُت‬
‫َر ُسوَل هللا صلى هللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل َم ْن َس َلَك َطِريًقا َيْطُلُب ِفيِه ِع ْلًم ا َس َلَك هللا به طريًقا من طرق اْلَج َّنِة َو ِإَّن اْلَم الِئَكَة َلَتَض ُع‬
‫أضحتها رًضا لطالب العلم وإن العالم ليستْغ ِفُر َلُه َم ْن ِفي الَّس َم َو اِت َو َم ْن ِفي اَألْر ِض َو اْلِح يَتاُن في خوف الماء وإن فضل‬
‫العالم َع َلى اْلعابِد َكَفْض ِل اْلَقَم ِر َلْيَلَة اْلَبْد ِر َع َلى َس اِئِر اْلكواكب َو ِإَّن اْلُع َلماء ورثة األنبياء َو ِإَّن اَألنبياء لم ُيوِرُثوا ديناًرا َو اَل‬
)‫ (رواه أبو داود‬.‫ِد ْر َهاًم ا َو َر ُّبْو ا اْلِع ْلَم َفَم ْن أحدُه أحد بحط وافر‬
Artinya:
Dari Katsir bin Qais, dia berkata, "Ketika aku duduk-duduk bersama Abu ad-Darda dalam
sebuah masjid di Damaskus, seorang lelaki mendatangi Abu ad-Darda, dia berkata, Wahai
Abu Ad-Darda, aku datang dan kotanya Rasulullah saw lantaran suatu hadis yang telah
kamu ceritakan dan Rasulullah saw. Aku ke sini untuk keperluan itu (mencari tahu dan
memastikan kebenarannya)! Abu ad-Darda lalu berkata 'Sesungguhnya aku mendengar
Rasulullah saw bersabda, Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
memperjalankannya di antara jalan-jalan yang ada di surga, sedangkan malaikat akan
meletakkan sayapnya (memberikan doa) lantaran senang dengan para penuntut ilmu seluruh
penghuni langit serta bumi dan ikan-ikan di dasar laut akan memintakan ampunan kepada
orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, karena kelebihan dan keutamaan orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan pada malam
purnama atas bintang bintang di sekitarnya Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para
nabi dan para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, melainkan mewariskan ilmu
pengetahuan Barang siapa mengambilnya berarti telah mengambil bagian yang banyak.
(HR. Abu Daud)
Hadits ini merupakan sabda Rasulullah tentang keutamaan orang yang menuntut ilmu dan
berilmu pengetahuan. Nabi Muhammad Saw. menjelaskan bahwa orang yang memiliki ilmu
pengetahuan lebih utama daripada ahli ibadah yang tidak berilmu. Semua ilmu di dunia
berasal dari Allah Swt.. Umat Islam hendaknya melakukan pengamatan dan penelitian untuk
membuktikannya. Dalam hadits tersebut diungkapkan,"Barang siapa mengambilnya berarti
telah mengambil bagian yang banyak." Maksudnya, barang siapa mengambil ilmu dalam Al-
Qur'an dan hadits akan mendapatkan keberuntungan yang banyak, baik di dunia maupun di
akhirat.
c.Penerapan Kandungan Dalil-dalil tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kandungan dalil-dalil tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara berikut.
1. Membedakan perkara-perkara yang baik dan buruk.
2. Rajin beribadah sebagai bentuk mensyukuri segala nikmat dari Allah Swt.
3. Menyampaikan ilmu yang dimiliki semampunya berdasarkan pengetahuan.
4. Tidak putus asa ketika menuntut ilmu, meskipun berat rintangannya.
5. Yakin dan percaya bahwa Allah Swt. senantiasa mengatur kehidupan manusia
agar sejahtera.
Kita diharuskan menuntut ilmu sebagai rasa syukur kita terhadap kekuasaan Allah Swt.
Dengan banyak menuntut ilmu maka kita akan dapat membedakan perkara-perkara yang baik
dan buruk. Selain itu, kita juga dapat berpikir positif dalam menghadapi segala peristiwa dan
mengambil hikmah dibalik peristiwa tersebut.
KESIMPULAN

Kesimpulan Bab 1
 Agama Islam melarang umat untuk berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam
segala hal, termasuk di dalam perkara ibadah.
 Menggunakan harta dengan boros dan tidak berhemat merupakan bentuk dari
kesombongan dan keangkuhan.
 Orang-orang yang tidak memperhatikan kesejahteraan kaum dlu`afâ' termasuk orang-
orang yang mendustakan hari pembalasan
 Islam mendorong umatnya untuk gemar berbagi dan memberi, dan mencela orang
orang yang hanya meminta-minta
 Sebagian harta yang kita salurkan untuk menyantuni kaum dlu'afa' merupakan harta
yang terbaik, bukan harta sisa yang kita sendiri sudah tidak berminat lagi
memilikinya.

Kesimpulan Bab 2
 Setiap manusia pasti akan mendapatkan ujian dan cobaan di dalam hidupnya.
 Ujian dan cobaan yang diberikan Allah disesuaikan dengan kamampuan seseorang,
dan Allah SWT tidak akan pernah memberikan cobaan dan ujian kepada hambaNya di
luar batas kemampuannya.
 Merawat sifat sabar memang berat, karena itu imbalan pahalanya juga besar. Maka
orang-orang yang bersabar adalah orang-orang istimewa di sisi Allah.
 Sabar diklasifikasikan menjadi tiga macam; sabar dalam ketaatan, sabar tidak
bermaksiat dan sabar menerima musibah.

Kesimpulan Bab 3
 Allah SWT melarang umat manusia untuk melakukan kerusakan di muka bumi ini
 Tindakan merusak tanaman bisa terwujud dalam bentuk illegal logging (penebangan
liar), menggunakan pupuk kimia yang berlebihan, termasuk pembakaran hutan.
 Tindakan merusak keturunan adalah dengan melakukan perzinaan, dan
penyelewengan orientasi seksual lainnya, seperti homoseksual dan lesbian
 Ciri utama orang munafik adalah suka membuat kerusakan, yang mengakibatkan
kerugian bagi orang banyak dan makhluk yang lain.

Kesimpulan Bab 4
 Islam merupakan agama yang menghargai ilmu, oleh karena itu orang yang berilmu
memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah.
 Menuntut Ilmu hukumnya fardlu 'ain, wajib atas setiap muslim, dan tidak terbatas
dengan waktu dan ruang.
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi harus diimbangi dengan
penyiapan mental dan penguatan karakter, sehingga pengguna dan penikmat teknologi
tidak menjadi korban kemajuan.

Anda mungkin juga menyukai