Anda di halaman 1dari 5

KEBERKAHAN BISNIS SAHABAT RASUL

Semua orang ingin beraih kesuksesan. Segala daya dan upaya pun dilakukan hingga ia mendapat valuasi
bisnis tertingginya. Namun tak semua orang mampu meraihnya dalam limpahan keberkahan Allah Swt.
Padahal hidup dan berbisnis tanpa keberkahan bagaikan nasi tanpa lauk. Kenyang, namun tak
merasakan nikmatnya makan. Tak ada kenyamanan dalam menjalani hidup. Secara lahir terlihat
menyenangkan, tapi hatinya terasa ada ganjalan.

Ciri Bisnis Berkah


 Semakin mendekatkan kepada Sang Pemberi Rezeki
Nabi Sulaiman dengan kekuasaan dan kecerdasannya, semakin hebat sujud dan syukurnya pada Allah
(QS. An-Naml Ayat 40)

‫قَا َل اذَّل ِ ْي ِع ْندَ ٗه ِعمْل ٌ ِ ّم َن ْال ِك ٰت ِب َااَن ۠ ٰا ِت ْي َك ِب ٖه قَ ْب َل َا ْن ي َّ ْرتَ َّد ِال َ ْي َك َط ْرفُ َ ۗك فَلَ َّما َر ٰا ُه‬
0‫ُم ْس َت ِق ًّرا ِع ْندَ ٗه قَا َل ه َٰذا ِم ْن فَضْ ِل َريِّب ْ ۗ ِل َي ْبلُ َويِن ْ ٓ َء َا ْش ُك ُر َا ْم اَ ْك ُف ُ ۗر َو َم ْن َش َك َر فَ ِان َّ َما‬
ٌ ‫ي َْش ُك ُر ِلنَ ْف ِس ٖ ۚه َو َم ْن َك َف َر فَ ِا َّن َريِّب ْ غَيِن ٌّ َك ِرمْي‬

Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu
sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku
bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku
Mahakaya, Mahamulia.” (QS. An-Naml Ayat 40)

 Menimbulkan ketenangan jiwa


Dalam surat Ibrahim ayat 24-26, Allah mengumpamakan setiap kebaikan (kalimatun tayyibah)
termasuk di dalamnya harta halal dengan sebuah pohon yang kokoh, akarnya menghujam ke bumi,
cabangnya menjulang ke langit, memberikan buahnya setiap saat.
 Bermanfaat bagi orang lain

ٌ ‫ۗ آٰي َهُّي َا ُّالر ُس ُل لُك ُ ْوا ِم َن ا َّلط ِ ّي ٰب ِت َوامْع َ لُ ْوا َصا ِل ًحا ۗ ِايِّن ْ ِب َما تَ ْع َملُ ْو َن عَ ِلمْي‬
“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang saleh,”
Al-Mu'minun Ayat 51
 Mendorong kita mudah bersedekah

ٌ ‫ۗ آٰي َهُّي َا ُّالر ُس ُل لُك ُ ْوا ِم َن ا َّلط ِ ّي ٰب ِت َوامْع َ لُ ْوا َصا ِل ًحا ۗ ِايِّن ْ ِب َما تَ ْع َملُ ْو َن عَ ِلمْي‬
“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang saleh,” (QS, 23:51).
Perhatikan hubungan harta halal dengan amal saleh.
 Melahirkan keluarga harmonis
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam senantiasa mendoakan orang yang melangsungkan pernikahan dengan mengucapkan

ٍ ‫هللا كَل َ َواَب َركَ عَلَ ْي َك َومَج َ َع بَيْنَمُك َا يِف َخرْي‬


ُ َ‫اَب َرك‬
“Baarakallaahu laka, wa baaraka ‘alaika, wa jama’a baynakumaa fii khair.”
“Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi pernikahanmu, serta semoga Allah
mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan.”
(HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

 Selalu merasa cukup serta syukur.

‫آٰي َهُّي َا اذَّل ِ ْي َن ٰا َمنُ ْوا لُك ُ ْوا ِم ْن َط ِ ّي ٰب ِت َما َر َز ْق ٰنمُك ْ َو ْاش ُك ُر ْوا هّٰلِل ِ ِا ْن ُك ْنمُت ْ ِااَّي ُه تَ ْع ُبدُ ْو َن‬
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
(QS. Al-Baqarah [2]: 172)
Empat Kunci Keberkahan Bisnis
 Takwa (QS. Al-A’raf [7]: 96)

‫الس َم ۤا ِء َوااْل َ ْر ِض َو ٰل ِك ْن‬


َّ ‫َول َ ْو َا َّن َا ْه َل الْ ُق ٰ ٓرى ٰا َمنُ ْوا َوات َّ َق ْوا ل َ َفتَ ْحنَا عَلَهْي ِ ْم بَ َر ٰك ٍت ِ ّم َن‬
‫َك َّذب ُ ْوا فَ َاخ َْذهٰن ُ ْم ِب َما اَك ن ُْوا يَ ْك ِس ُب ْو َن‬
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka
Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

 Shalat Tepat Waktu (Hadits Abu Daud Nomor 366)

‫َح َّدثَنَا َح ْي َو ُة ْب ُن رُش َ يْ ٍح الْ ِمرْص ِ ُّي َح َّدثَنَا ب َ ِقيَّ ُة َع ْن ضُ َب َار َة ْب ِن َع ْب ِد اهَّلل ِ ْب ِن َأيِب ُسلَ ْي ٍك‬
‫اَأْللْهَايِن ِ ّ َأ ْخرَب َ يِن ا ْب ُن اَن ِفع ٍ َع ْن ا ْب ِن ِشه ٍَاب ُّالز ْه ِر ِ ّي قَا َل قَا َل َس ِعيدُ ْب ُن الْ ُم َس ِي ّ ِب َّن‬
‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَا َل اهَّلل ُ تَ َعاِإىَل‬
ُ ‫َأاَب قَتَا َد َة ْب َن ِربْ ِع ّ ٍي َأ ْخرَب َ ُه قَا َل قَا َل َر ُس‬
ُ‫يِّن فَ َرضْ ُت عَىَل ُأ َّم ِت َك مَخ ْ َس َصلَ َو ٍات َو َعه ِْد ُت ِع ْن ِدي َعهْدً ا َأن َّ ُه َم ْن َج َاء حُي َا ِفظ‬
ِ ِ ‫هَل‬ ‫اَل‬َ َ ِ ‫حُي‬ َ َ ْ ْ ‫َأ‬ ْ ِ َ ‫ِإ‬
‫عَلهْي ِ َّن ل َوقهِت ِ َّن ْد َخل ُت ُه ال َجنَّة َو َم ْن ل ْم َافظْ عَلهْي ِ َّن ف َعهْدَ ُ ع ْندي‬
Telah menceritakan kepada kami Haiwah bin Syuraih Al Mishri telah menceritakan kepada
kami Baqiyyah dari Dlubarah bin Abdullah bin Sulaik Al Alhani telah mengabarkan kepadaku Ibnu
Nafi' dari Ibnu Syihab Az Zuhri dia berkata; Sa'id bin Al Musayyib berkata bahwa Abu Qatadah
bin Rib'iy mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Allah
Ta'ala berfirman: " 'Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu, dan Aku berjanji
bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga,
dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan".
 Sedekah (QS. Al-Baqarah [2]: 261)

ّ ِ ‫َمث َ ُل اذَّل ِ ْي َن ي ُ ْن ِف ُق ْو َن َا ْم َوالَه ُْم يِف ْ َس ِب ْي ِل اهّٰلل ِ مَك َث َِل َحبَّ ٍة َانْۢ َبت َ ْت َس ْب َع َسنَا ِب َل يِف ْ لُك‬
ٌ ‫ء َۗواهّٰلل ُ َو ِاس ٌع عَ ِلمْي‬0ُ ‫ُسنْۢ ُبةَل ٍ ِ ّماَئ ُة َحبَّ ٍة ۗ َواهّٰلل ُ يُ ٰض ِع ُف ِل َم ْن يَّشَ ۤا‬
Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa
yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
 Memberi maaf (HR Muslim no 2588)

‫ َما‬: ‫ عن َر ُسو َل اهَّلل ِ صىّل هللا عليه وسمّل قَا َل‬،‫َع ْن َأيِب ه َُر ْي َر َة ريض هللا عنه‬
ُ ‫ َو َما زا َد‬، ٍ‫ن َ َق َص ْت َصدَ قَ ٌة ِم ْن َمال‬
َّ‫ َو َما ت ََواضَ َع أ َح ٌد ِهلل ال‬،‫هللا َع ْبد ًا ب َع ْف ٍو الَّ ِع ّز ًا‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ رواه مسمل وغريه‬ .‫هللا‬ ُ ‫َرفَ َع ُه‬
“Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan
pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah
seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan
akhirat).’” (HR. Muslim, no. 2588 dan imam-imam lainnya).
Rasulullah Saw dan para sahabat adalah pengusaha sejati. Mereka pedagang tangguh, negosiator ulung,
dan mujahid yang tak kenal rasa takut. Ada banyak sahat yang janjikan Nabi masuk surga ternyata
adalah para pengusaha sukses yang menjalani bisnisnya penuh keberkahan. Mereka adalah:

1. Abdurrahman bin Auf


 Mencari pasar yang aman, berkeadilan, dan menguntungkan
 Dibangun perlahan, tidak tergesa-gesa
 Tidak menjual secara utang, tapi cash
 Tidak meremehkan keuntungan yang kecil
 Keberkahan yang dikejar.

2. Zubayr bin Awwam (28 SH – 36 H/594-656 M)

 Lahir 28 tahun sebelum hijrah


 Punya keahlian bertempur dan berbisnis sama baik
 Namun ketika wafat Zubair meninggalkan utang 2,2 juta
 Rupanya, utang itu berasal dari uang titipan yang diserahkan banyak kepadanya.
 Keahlian bisnis, dan kejujurannya membuat banyak yang percaya padanya
 Zubair tak mau sekadar titipan, lalu menjadikannya sebagai utang (nilainya, 2,2 juta)
 Tidak disebutkan dalam kurs apa. Tapi jika dalam dinar, maka mencapai 4 triliun. Semenatra dalam
dirham mencapai 100 miliar.
 Uang itu dikelola Zubair untuk dibelikan aset (tanah dan rumah di Madinah, Mesir, dan banyak
tempat lain)
 Setelah wapat dan dihitung uangnya, ternyata jumlahnya mencapai 50 juta lebih. Hampir 25 kali
lipat dari utangnya itu.
 Dari zubair kita belajar, soal mengelola utang dan sabar mengelola warisan.

3. Utsman bin Affan (47 SH – 35 H/577 – 656 M), Dermawan dan Pelindung Rasulullah

 Ketika wafat, nilai kekayaannya mencapai 2,5 triliun


 Kekayaan finansial Utsman bin Affan
 Ketika mengelola bisnis, Utsman bin Affan selalu terjun secara langsung mengelolanya
 Mengembangkan bisnis dengan ‘rumus sepertiga’. Yaitu membagi dana usaha menjadi 3 bagian;
sepertiga untuk dinikmati, sepertiga untuk diputar sebagai modal, dan sepertiga untuk sedekah.
 Tidak meremahkan walau keuntungan sedikit.
 Tidak membeli stok barang lama
 Menjadikan satu modal menjadi dua modal. Misalnya, jika menjual beras 1 kg Rp 2-.000, maka
beras dibagi dua (masing-masing ½ kilo dan harga Rp12.000, ada selisish 2000.

4. Thalhal bin Ubaidillah (26 SH – 36 H / 598 – 656 M)

 Ketika wafat, kekayaan Sabahabat Thalhah adalah sebanyak Rp542.100.500.00 (lima ratus empat
puluh dua miliaryar.
 Thalhah merupakan pengusaha yang pintar dan sukses sehingga hal tersebutlah yang
membuat kekayaannya sangat melimpah. Tetapi hal tersebut yang membuat Thalhah
yang kaya raya sedih dan pusing. Maka dari itu ia sangat gencar membagikan banyak
kekayaannya pada orang-orang yang.membutuhkan.
 Tak tanggung-tanggung sekali memberikan kekayaannya beliau selalu memberikannya
dengan jumlah yang fantastis. Beliau menjula salah satu tanah senilai 700 ribu dirham
setara dengan Rp 35 miliar sekarang yang ditujukan untuk disedekahkan kepada
masyarakat fakir miskin.
 Ia membagikan hartanya keseluruhan untuk membiayai pernikahan anak-anak muda di
keluarga membutuhkan. Thalhah sangat gigih membagikan seluruh hartanya bahkan
beliau sampai berkeliling dari malam hari hingga waktu siang di hari selanjutnya. Setelah
harta yang diberikan habis, beliau pun merasa lega.
 Thalhah dikenal gemar bersedekah, bahkan beberapa riwayat mengatakan beliau akan
merasa resah, kesakitan, dan sedih ketika hartanya bertumpuk melimpah. Maka dari itu
Thalhah sering memberikan hartanya yang banyak dengan cuma-cuma pada kaum
membutuhkan dan para Ghulam (budaknyua). Thalhah memberikan 100 ribu dirham
dalam satu hari pada para ghulamnya.
 Semasa hidupnya, beliau pun diberikan berbagai gelar oleh Rasulullah karena
keistimewaannya yang dimiliki seperti Thalhah Al-Khair (Thalhah yang baik), Thalhah AL-
Fayyadh (Thalhah yang murah hati), dan Thalhah Al-Jud (Thalhah yang dermawan).
 Karena berbagai perjuangannya dan kedermawanannya yang digelontorkan di jalan Allah,
menurut Hadist Riwayat Tirmidzi yang mengungkapkan bahwa Thalhah pun di jamin
Rasulullah sebagai penghuni surga dan meraih ridha dan ampunan Allah SW. Thalhah
wafat pada usianya ke 60 tahun pada perang unta dan dimakamkan di Bashrah
5. Sa’d ibn Abi Waqqash (23 SH – 55 H / 600 – 675 M).

 Nilai kekayaan saat wafat Rp.15.380.750.000,-


 Dalam sepanjang sejarah peperangan Islam, beliau tercatat sebagai orang yang pertama
kali kena tusuk anak panah dan beliau pula yang pertama kali dalam sejarah Islam
melesatkan panah dari busurnya ke arah musuh.
 Beliau termasuk generasi awal yang masuk Islam. Sebagian informasi menyebutnya
sebagai orang keempat dari kalangan laki-laki yang masuk Islam awal setelah Abu bakr, Ali
dan Zayd, radhiyallah ‘an hum.
 Sa’ad bin Abi Waqqas berasal dari Bani Zuhrah dalam Suku Quraisy, Ibunya seorang
wanita bangsawan, kaya raya.
 Sa’ad bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai seorang yang kaya raya dan memiliki sifat
kedermawanan dan kegemarannya yang luar biasa dalam berinfak fi sabilillah. Sepanjang
hidupnya, sifat kedermawanannya tak pernah sedikitpun berkurang.
 Seluruh harta kekayaannya banyak digunakan untuk kepentingan dakwah dan segala
perjuangannya di jalan Allah.
 Sa’ad termasuk berasal dari keluarga bangsawan yang kaya raya maka tak heran hartanya
sangat melimpah dan selalu dijalankan di jalan Allah SWT.
 Nilai tarikah atau harta warisnya -seperti dikutip oleh Ibn Katsir- sebesar 250.000
Dirham (al Bidayah wa an Nihayah, Juz 8, hal. 84). Jika dirupiahkan, nilai ini setara dengan
Rp.15.380.750.000,- (lima belas milyar, tiga ratus delapan puluh juta, tujuh ratus lima puluh
ribu Rupiah).

Anda mungkin juga menyukai