2
FIRMAN ALLAH SWT BEKERJA KERAS IBADAH
ُهَو اَّلِذ ي َجَعَل َلُك ُم ْاَألْر َض َذ ُلوًال َفاْم ُش وا فِي َم َناِكِبَها َو ُك ُلوا ِم ن ِّر ْز ِقِه
.}15 : {الملك.َو ِإَلْيِه الُّنُش وُر
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk [67]: 15).
َفِإَذ ا ُقِض َيِت الَّص َالُة َفانَتِش ُروا فِي ْاَألْر ِض َو اْبَتُغ وا ِم ن َفْض ِل ِهللا َو اْذ ُك ُروا َهللا
.}10 : {الجمعة. َك ِثيرًا َّلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن
“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah [62]: 10).
3
SABDA RASULULLAH SAW BEKERJA KERAS IBADAH
{رواه ابن عساكر. َم ْن َباَت كاَّال ِم ْن َطَلِب الَح َالِل َباَت َم ْغ ُفْو ًر ا له:s َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا
.}من طريق عمرو بن أبى األزهر عن أبان بن أبى عياش وهما متهمان عن أنس
“Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa tertidur karena kelelahan dalam mencari rezeki yang halal,
maka ia tertidur dalam keadaan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.” (HR. Ib ‘Asakir).
, َو اْلُبْخ ِل َو اْلَهَر ِم َالَّلُهَّم ِإِّني َأُع ْو ُذ ِبَك ِم َن اْلَع ْج زِ َو اْلَك َس ِل َو اْلُج ْبِن:s َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا
ِم ْن ِفْتَنِة اْلَم ْح َيا َو َأُع وُذ ِبَك ِم ْن َع َذ اِب الَّناِر َو َأُع وُذ ِبَك, َو َأُع وُذ ِبَك ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر
.} {رواه البخارى ومسلم.َو اْلَمَم اِت
"Rasulullah Saw. bersabda : "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah
pendirian, sifat malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang dan
dikendalikan orang lain.”. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari
fitnah (ketika) hidup dan mati". (HR. Bukhari dan Muslim). 4
FIRMAN ALLAH SWT JUAL BELI YANG HALAL
ا َرَت ن َع ًة َر ا ِتَج َنو ُكَت نَأ َّالِإ ِل ِط اَب ْل اِب ْم ُكَن ْيَب ْم َلُك ا َو ْمَأ ْاوُل ُكْأَيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوْا َال َت
ٍض
.}29 : {النساء.ِّم نُك ْم َو َال َتْقُتُلوْا َأنُفَس ُك ْم ِإَّن َهللا َك اَن ِبُك ْم َرِح يمًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu..” (QS. An-Nisa’ [4]: 29).
5
SABDA RASULULLAH SAW JUAL BELI YANG
HALAL
6
ZAKAT
Zakat merupakan Rukun Islam ke-3 Jika dilaksanakan dengan
penuh kesadaran dan keikhlasan, akan meningkatkan keimanan
dan keislaman (QS. At-Taubah [9]: 5 dan 11).
Zakat adalah ibadah maaliyyah ijtima’iyyah:
Meningkatkan kesejahteraan
Terbukti secara empirik dalam sejarah (masa Nabi dan
sahabat serta Umar bin Abdul Azis).
Sekarang pun beberapa negara telah menjadikan zakat
sebagai salah satu sarana untuk mensejahterakan
masyarakat.
َفِإن َتاُبوْا َو َأَقاُم وْا الَّص َالَة َو آَتُو ْا الَّز َك اَة َفَخ ُّلوْا َس ِبيَلُهْم ِإَّن َهّللا َغ ُفوٌر
َّر ِح يٌم
“…Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan
zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang”.
(QS At-Taubah [9]: 5)
َف ِإن َت اُبوْا َو َأَق اُم وْا الَّص َالَة َو آَت ُو ْا الَّز َك اَة َف ِإْخ َو اُنُك ْم ِفي الِّد يِن َو ُنَفِّصُل
اآلَي اِت ِلَقْو ٍم َي ْع َلُموَن
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan
zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.
Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang
mengetahui”.
(QS At-Taubah [9]: 11)
Pengertian Zakat Secara Etimologis
• Keberkahan (al-barakatu)
• Pertumbuhan dan perkembangan (an-namaa)
• Kesucian (ath-thuhru)
• Keberesan (as-shalahu)
MAKNA ZAKAT, INFAQ, DAN
SEDEKAH
Di dalam Al-Qur’an dan sunnah terdapat pula beberapa kata yang sering digunakan
untuk Zakat, yaitu: Sedekah (QS. 9:60, QS. 9:103); Infaq (QS. 9:34); Hak (QS. 6:141)
Sedekah berasal dari kata ( صدقbenar), orang yang bersedekah adalah orang
yang benar imannya }الَّص َد َقُة ُبْر َهاٌن {الحديث. (QS. 9: 60, QS. 9: 103).
Infaq mempunyai arti mengeluarkan harta untuk suatu kebaikan yang
diperintahkan Allah SWT di luar zakat (QS. 2: 195 & QS. 9:34).
Hak mempunyai makna zakat/sedekah merupakan hak para Mustahik, sekaligus
hak dari harta itu sendiri. 10
ِإَّن َم ا الَّصَد َقاُت ِلْلُفَقَر اء َو اْلَمَس اِك يِن َو اْلَع اِمِليَن َع َلْي َه ا َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلوُبُهْم
َو ِفي الِّر َقاِب َو اْلَغ اِر ِم يَن َو ِفي َس ِبيِل ِهّللا َو اْب ِن الَّس ِبيِل َفِر يَض ًة ِّم َن
ِهّللا َو ُهّللا َع ِليٌم َح ِك يٌم
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS At-Taubah (9): 60
ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِه ْم َص َد َقًة ُتَط ِّهُرُه ْم َو ُتَز ِّك يِه م ِبَه ا َو َص ِّل َع َلْي ِه ْم ِإَّن
َص َالَت َك َس َك ٌن َّلُهْم َو ُهّللا َس ِم يٌع َع ِليٌم
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. QS At-Taubah (9): 103
َو اَّلِذ يَن َي ْك ِنُز وَن الَّذ َهَب َو اْل ِفَّض َة َو َال ُينِفُقوَن َه ا ِفي َس ِبيِل ِهّللا َفَب ِّش ْر ُهم
ِبَع َذ اٍب َأِل ٍمي
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih”. QS At-Taubah (9): 34
الَّن اِس َفاَل َي ْر ُبو ِع نَد ِهَّللا َو َم ا آَت ْي ُتم ِفي َأْم َو اِل َو َم ا آَت ْي ُتم ِّمن ِّر بًا ِّلَي ْر ُبَو
ُه ُم اْلُمْض ِع ُفوَن ِهَّللا َفُأْو َلِئَك ِّمن َز َك اٍة ُتِر يُد وَن َو ْج َه
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,
maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya). QS Ar-Ruum (30): 39
َّن
ِإ َهّللا ْا َو ُن ِس ْحَأ َو ِة َكُل ْه َّتلا ى َلِإ ْم ُكي ِد ْيَأ ِب ْاوُق ْل ُت َال َو ِهّللا ي
ِب ِل َس ي ِف ْاوُق ِف نَأ َو
ُيِحُّب اْلُمْح ِس ِنيَن
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
QS Al-Baqarah (2): 195
Pengertian Zakat, Infaq dan Sedekah
Secara Terminologis
) َو اَّلِذ يَن ُهْم َع ِن2( ) اَّلِذ يَن ُهْم فِي َص َالِتِهْم َخ اِش ُعوَن1( َقْد َأْفَلَح اْلُم ْؤ ِم ُنوَن:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
.}4-1 : {المؤمنون.)4( ) َو اَّلِذ ْيَن ُهْم ِللَّز َك وِة َفاِع ُلْو َن3( الَّلْغ ِو ُم ْع ِر ُضوَن
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1) (yaitu) orang-orang yang
khusyu` dalam salatnya (2) dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna (3) dan orang-orang yang menunaikan zakatnya (4).”
(QS. Al-Mukminun: 1-4).
Ketiga, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan etika bekerja dan berusaha,
yakni hanya mencari rezeki yang halal.
.} {رواه مسلم. ِإَّن َهللا َال َيْقَبُل َص َد َقًة َع ْن ُغ ُلْو ٍل:s َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا
"Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima sedekah
yang ada unsur tipu daya". (HR. Muslim).
Keempat, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan aktualisasi potensi dana
untuk membangun umat, seperti untuk membangun sarana pendidikan
yang unggul tetapi murah, sarana kesehatan, institusi ekonomi, institusi
komunikasi serta yang lainnya.
Kelima, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan kecerdasan intelektual,
emosional, spiritual dan sosial. Artinya, kesediaan ber-ZIS ini akan
mencerdaskan untuk mencintai sesamanya, terutama kaum dhuafa.
Keenam, Zakat, infaq dan sedekah akan mengakibatkan ketenangan,
kebahagiaan, keamanan dan kesejahteraan hidup.
ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِهْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِهْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ِإَّن َص َالَتَك َس َكٌن:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
.}103 : {التوبة. َلُهْم َو ُهللا َسِم ْيٌع َع ِلْيٌم
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah:
103).
Ketujuh, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan upaya
menumbuhkembangkan harta yang dimiliki dengan cara mengusahakan
dan memproduktifkannya.
َو َم ا آَتْيُتْم ِم ْن ِرًبا ِلَيْر ُبَو فِي َأْم َو اِل الَّناِس َفَال َيْر ُبو ِع ْنَد ِهللا َو َم ا آَتْيُتْم:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
.}39 : {الروم. ِم ْن َزَك اٍة ُتِريُد وَن َو ْج َه ِهللا َفُأوَلِئَك ُهُم اْلُم ْض ِع ُفوَن
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka
riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang
yang melipatgandakan (pahalanya).” (QS. Ar-Rum: 39).
Kedelapan, Zakat, infaq dan sedekah juga akan menyebabkan orang semakin
giat melaksanakan ibadah mahdlah, seperti salat maupun yang lainnya.
.}43 : {البقرة. َو َأِقيُم وا الَّص َالَة َو آُتوا الَّز َك اَة َو اْر َك ُعوا َم َع الَّراِكِع ْيَن:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang
ruku”. (QS. Al-Baqarah: 43).
•Kesembilan, mencerminkan semangat “sharing economy”.
•Trend dunia saat ini menuju “sharing economy”.
•Prof Yonchai Benkler (Harvard University): sharing atau semangat berbagi
merupakan modalitas yang paling penting untuk meningkatkan produksi
ekonomi
•Semangat “berbagi”: solusi untuk mengatasi masalah ekonomi termasuk
resesi (Swiercz dan Smith, Georgia University).
Sharing economy perlu ada kesadaran berbagi dan perlu ada transfer
kekayaan kepada orang miskin, supaya mereka memiliki daya beli sehingga
mampu menggerakkan perekonomian.
Kesepuluh, Zakat, infaq dan sedekah juga sangat berguna dalam mengatasi
pelbagai macam musibah yang terjadi, seperti musibah yang terjadi
sekarang ini di Wasior, Mentawai dan Gunung Merapi, serta bencana-
bencana sebelumnya, di dalam maupun luar negeri.
Hanya saja, hal-hal tersebut tidak mungkin bisa diaplikasikan, kecuali melalui
amil zakat yang amanah, transparan dan bertanggungjawab.
Dasar Pelaksanaan Zakat
ِإَّنَم ا الَّص َد َقاُت ِلْلُفَقَر اِء َو اْلَم َس اِكيِن َو اْلَع اِمِليَن َع َلْيَها َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلوُبُهْم َو فِي الِّر َقاِب َو اْلَغ اِر ِم يَن:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
.}60 : {التوبة. َو فِي َس ِبيِل ِهللا َو ِاْبِن الَّس ِبيِل َفِر يَض ًة ِم َن ِهللا َو ُهللا َع ِليٌم َح ِكيٌم
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah: 60).
ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِهْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِهْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ِإَّن َص َالَتَك َس َكٌن َلُهْم:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
.}103 : {التوبة. َو ُهللا َسِم ْيٌع َع ِلْيٌم
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103).
Dasar Zakat Konsumtif
ِلْلُفَقَر اِء اَّلِذ ْيَن ُأْح ِص ُروا ِفي َس ِبْيِل ِهللا َال َيْس َتِط ْيُعوَن َض ْر ًبا ِفي اَألْر ِض َيْح َس ُبُهُم:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
اْلَج اِه ُل َأْغ ِنَي اَء ِم َن الَّتَع ُّف ِف َتْع ِر ُفُهْم ِبِس ْيَم اُهْم َال َيْس َأُلوَن الَّن اَس ِإْلَح اًف ا َو َم ا ُتْنِفُق وا ِم ْن َخْي ٍر َف ِإَّن
.}273 : {التوبة. َهللا ِبِه َع ِلْيٌم
“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di
jalan Allah. Mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi. Orang
yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan
melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara
mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan
(di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 273).
Dasar Zakat Produktif
Adapun penyaluran zakat secara produktif sebagaimana yang pernah
terjadi di zaman Rasulullah SAW yang dikemukakan dalam sebuah hadis
riwayat Imam Muslim dari Salim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya,
bahwa Rasulullah SAW telah memberikan kepadanya zakat lalu
menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi.
doa (QS.
9:103)
َم ْن َأْع َطاَها َأْي َالَّز َك اَة ُم ْؤ َتِج ًر ا َفَلُه َأْج ُر َها َو َم ْن َم َنَعَها َفِإَّنا:s َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا
آِخ ُذ ْو َها َو َش ْطَر ِإِبِلِه َع َز َم ًة ِم ْن َع َز َم اِت َر ِّبَنا َتَباَر َك َو َتَع اَلى َال َيِح ُّل آلِل ُمَحَّم ٍد ِم ْنَها
.} {رواه النسائي. َش ْي ٌء
“Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memberikannya (zakat) karena berharap
mendapatkan pahala, maka baginya pahala. Dan barangsiapa yang enggan
mengeluarkannya, kami akan mengambilnya (zakat), dan setengah untanya,
sebagai salah satu ‘azmah (kewajiban yang dibebankan kepada para hamba) oleh
Allah SWT. Tidak sedikit pun dari harta itu yang halal bagi keluarga Muhammad.”
(HR. Nasa’i).
Pernyataan Abu Bakar
Dalam keterangan lain, riwayat Abu Dawud dikemukakan bahwa ketika banyak orang
yang mengingkari kewajiban zakat, di zaman Abu Bakar ash-Shiddiq, beliau bersabda:
َو ِهللا! َلْو َم َنُع ْو ِنْي ِع َقاًال َك اُنْو ا ُيَؤ ُّد ْو َنُه ِإَلى، َو ِهللا! ُألَقِّتَلَّن َم ْن َفَّر َق الَّص َالَة َو الَّز َك اَة َفِإَّن الَّز َك اَة َح ُّق اْلَم اِل
.} {رواه أبو داود.َر ُس ْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َلَقاَتْلُتُهْم َع َلى َم ْنِع ِه
“Demi Allah! Saya akan memerangi orang yang memisahkan kewajiban salat dengan
kewajiban zakat. Sesungguhnya zakat itu hak yang terkait dengan harta. Demi Allah! Jika
mereka menolak mengeluarkan zakat unta yang biasa mereka tunaikan kepada
Rasulullah SAW, pasti aku akan memerainginya, karena penolakan tersebut.” (HR. Abu
Dawud).
Jadi, segala jenis penghasilan/harta yang didapatkan dengan cara-cara yang halal,
wajib dikeluarkan zakatnya kalau telah memenuhi persyaratan zakat. Kalau belum
memenuhi maka keluarkan saja infaqnya.
َي ا َأُّي َه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوْا َأنِفُقوْا ِم ن َط ِّي َب اِت َم ا َك َس ْب ُتْم َو ِم َّما َأْخ َر ْج َن ا َلُك م
ِّم َن اَألْر ِض َو َال َت َي َّمُم وْا اْل َخ ِبيَث ِم ْن ُه ُتنِفُقوَن َو َلْس ُتم ِبآِخِذ يِه ِإَّال
َأن ُتْغ ِم ُض وْا ِفيِه َو اْع َلُم وْا َأَّن َهّللا َغ ِنٌّي َح ِم يٌد
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk
lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
QS Al-Baqarah (2): 267
Firman Allah SWT
.)25( ) ِللَّساِئِل َو اْلَم ْح ُروِم24( َو اَّلِذ يَن فِي َأْم َو اِلِهْم َح ٌّق َم ْع ُلوٌم:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
.}25-24 : {المعارج
"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu (24) bagi orang yang
meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (25)”. (QS. Al-Ma'arij: 24-25).
َو َس اِرُع وا ِإَلى َم ْغ ِفَرٍة ِم ْن َر ِّبُك ْم َو َج َّنٍة َع ْر ُض َها الَّس َم َو اُت َو اَألْر ُض ُأِع َّد ْت ِلْلُم َّتِقيَن:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
) اَّلِذ يَن ُيْنِفُقوَن فِي الَّسَّراِء َو الَّضَّراِء َو اْلَك اِظ ِم يَن اْلَغْيَظ َو اْلَع اِفيَن َع ِن الَّناِس َو ُهللا ُيِح ُّب133(
.}134-133 : {ال عمران.)134( اْلُم ْح ِس ِنيَن
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
(133) (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (134).”
(QS. Ali Imran: 133-134).
Zakat Profesi
Profesi menurut Yusuf al-Qardhawi: penghasilan atau pendapatan yang
diusahakan melalui keahliannya, baik secara sendiri maupun secara bersama-
sama (Fiqh Zakat, hal. 487). Dikatakan sebagai al-maal al-mustafad (harta
penghasilan).
.}19 : {الذاريات. َو فِي َأْم َو اِلِهْم َح ٌّق ِللَّساِئِل َو اْلَم ْح ُروِم:َقاَل ُهللا َتَع اَلى
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak mendapat bagian.” (QS. Adz-Dzariyat: 19).
Telah disepakati dalam Muktamar International I tentang Zakat di Kuwait (29 Rajab
1404 H / 30 April 1984 M)
Telah ditetapkan sebagai salah satu sumber zakat dalam Bab IV Pasal 11 ayat 2
poin (f) UU no 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat (pendapatan dan jasa)
Perbedaannya terletak pada qiyasnya (apakah zakat emas-perak, zakat pertanian,
atau gabungan zakat pertanian dan emas-perak).
Pendapat Yusuf Qardhawi & Wahbah Az-Zuhaili
tentang zakat profesi:
Penghasilan/pendapatan karena keahliannya:
1. Bersifat Individual: profesi dokter, arsitek, ahli hukum,
penjahit, pelukis, da’i atau muballigh, dan lain
sebagainya.
2. Bersifat kelompok: pegawai (pemerintah maupun
swasta) dengan menggunakan sistem upah atau gaji.
Pertanyaan: Jawaban:
Pak Ahmad adalah seorang
karyawan swasta muslim Nishab: 524 kg beras @ Rp
yang berdomisili di Bogor. 5.000 = Rp 2.620.000
Mempunyai seorang istri Karena telah mencapai
dan dua orang anak. nishab, maka ia wajib
Penghasilan per bulan Rp berzakat.
5.000.000. Bagaimana Zakat yang harus dibayar
perhitungan zakatnya ? setiap bulan yakni sebesar:
2,5% x Rp 5.000.000 = Rp
125.000
Pertanyaan: Jawaban:
Pak Anwar berdagang pakaian Nishab: 85 gram emas @ Rp
mulai dari bulan Muharram 1427 300.000 = Rp 25.500.000
H senilai Rp 60 juta. Setelah Karena telah mencapai
berlalu waktu satu tahun, yaitu nishab, maka ia wajib
bulan Muharram 1428 H, nilai
berzakat.
keuntungan harta
perdagangannya sebesar Rp 10 Jadi, zakat yang harus
juta. Utang-utang (yang dikeluarkan adalah 2,5% x (60
berkaitan dengan usahanya) juta + 10 juta – 5 juta) = 2,5%
yang harus dibayarkan senilai x Rp 65 juta = Rp 1.625.000
Rp 5 juta. Bagaimana
perhitungan zakatnya?
Perkembangan Pelaksanaan Zakat
di Indonesia
Sebelum 1990:
1. Pada umumnya diberikan langsung oleh muzakki kepada mustahiq tanpa melalui amil
zakat.
2. Jika pun melalui amil zakat hanya terbatas pada zakat fithrah.
3. Zakat yang diberikan pada umumnya hanya bersifat konsumtif untuk keperluan sesaat.
4. Harta obyek zakat (al-Amwal az-Zakawiyyah) hanya terbatas pada harta-harta yang
secara eksplisit (manthuq) dikemukakan secara rinci dalam Alquran maupun hadis Nabi,
yaitu emas dan perak, pertanian (terbatas pada tanaman yang menghasilkan makanan
pokok), peternakan (terbatas pada sapi, kambing/domba), perdagangan (terbatas pada
komoditas-komoditas yang berbentuk barang), dan rikaz (harta temuan).
Alasan munculnya kondisi tersebut:
1. Belum tumbuhnya badan atau lembaga zakat, kecuali di beberapa daerah tertentu,
misalnya BAZIS DKI Jakarta.
2. Profesi amil zakat masih dianggap sebagai profesi sambilan.
3. Belum ada UU yang mengatur tentang zakat.
4. Sosialisasi tentang zakat, baik yang berkaitan dengan hikmah, urgensi dan tujuan, tata
cara pelaksanaan, harta obyek zakat, maupun kaitan zakat dengan peningkatan kegiatan
ekonomi maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat, masih sangat jarang dilakukan.
Setelah 1990 :
1. Munculnya lembaga amil zakat berskala nasional,
seperti Dompet Dhuafa Republika, Pos Keadilan
Peduli Umat (PKPU), Rumah Zakat Indonesia, dll.
2. Pengelolaan zakat yang lebih profesional dan
amanah.
3. Berkembangnya jenis harta yang termasuk obyek
zakat (seperti zakat profesi dan perusahaan).
4. Pendayagunaan zakat tujuan konsumtif dan
produktif.
5. Munculnya UU No. 38/1999 tentang Pengelolaan
Zakat dan lahirnya Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) pada tahun 2001.
Dasar Hukum Pelaksanaan Zakat
di Indonesia
GDP (Gross Domestic Product) adalah total barang dan jasa yang
dihasilkan di suatu negara pada kurun waktu tertentu biasanya 1
tahun.
IRTI-IDB (Islamic Research and Training Institute – Islamic
Development Bank)
Empat Langkah Menggali Potensi Zakat
Empat Langkah
Menggali Potensi Zakat
Kesejahteraan Masyarakat
SOSIALISASI
ZIS