Anda di halaman 1dari 68

ZAKAT

Materi Kuliah Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

Sabtu, 20 November 2010 /


13 Dzulhijjah 1431 H
IPB Darmaga

Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin


ALTERNATIF KELUAR DARI SISTEM
EKONOMI RIBAWI YANG DIAJARKAN ISLAM:
1. Bekerja keras/berusaha mencari rezeki
yang halal  IBADAH
2. Jual beli/perdagangan komoditas yang
halal
3. Menggalakkan pelaksanaan ZISWAF
(zakat, infaq, sedekah dan wakaf)

2
FIRMAN ALLAH SWT  BEKERJA KERAS  IBADAH

‫ُهَو اَّلِذ ي َجَعَل َلُك ُم ْاَألْر َض َذ ُلوًال َفاْم ُش وا فِي َم َناِكِبَها َو ُك ُلوا ِم ن ِّر ْز ِقِه‬
.}15 :‫ {الملك‬.‫َو ِإَلْيِه الُّنُش وُر‬
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk [67]: 15).

‫َفِإَذ ا ُقِض َيِت الَّص َالُة َفانَتِش ُروا فِي ْاَألْر ِض َو اْبَتُغ وا ِم ن َفْض ِل ِهللا َو اْذ ُك ُروا َهللا‬
.}10 :‫ {الجمعة‬. ‫َك ِثيرًا َّلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah [62]: 10).
3
SABDA RASULULLAH SAW  BEKERJA KERAS  IBADAH

‫ {رواه ابن عساكر‬.‫ َم ْن َباَت كاَّال ِم ْن َطَلِب الَح َالِل َباَت َم ْغ ُفْو ًر ا له‬:s ‫َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا‬
.}‫من طريق عمرو بن أبى األزهر عن أبان بن أبى عياش وهما متهمان عن أنس‬
“Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa tertidur karena kelelahan dalam mencari rezeki yang halal,
maka ia tertidur dalam keadaan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.” (HR. Ib ‘Asakir).

, ‫َو اْلُبْخ ِل َو اْلَهَر ِم‬ ‫ َالَّلُهَّم ِإِّني َأُع ْو ُذ ِبَك ِم َن اْلَع ْج زِ َو اْلَك َس ِل َو اْلُج ْبِن‬:s ‫َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا‬
‫ِم ْن ِفْتَنِة اْلَم ْح َيا‬ ‫ َو َأُع وُذ ِبَك ِم ْن َع َذ اِب الَّناِر َو َأُع وُذ ِبَك‬, ‫َو َأُع وُذ ِبَك ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر‬
.}‫ {رواه البخارى ومسلم‬.‫َو اْلَمَم اِت‬
"Rasulullah Saw. bersabda : "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah
pendirian, sifat malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang dan
dikendalikan orang lain.”. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari
fitnah (ketika) hidup dan mati". (HR. Bukhari dan Muslim). 4
FIRMAN ALLAH SWT  JUAL BELI YANG HALAL

.}275 :‫{البقرة‬...‫ َو َأَح َّل ُهللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر َبا‬...


“…Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba….” (QS. Al-
Baqarah [2]: 275).

‫ا‬ ‫َر‬‫َت‬ ‫ن‬ ‫َع‬ ‫ًة‬ ‫َر‬ ‫ا‬ ‫ِتَج‬ ‫َن‬‫و‬ ‫ُك‬‫َت‬ ‫ن‬‫َأ‬ ‫َّال‬‫ِإ‬ ‫ِل‬ ‫ِط‬ ‫ا‬‫َب‬ ‫ْل‬ ‫ا‬‫ِب‬ ‫ْم‬ ‫ُك‬‫َن‬ ‫ْي‬‫َب‬ ‫ْم‬ ‫َلُك‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫ْم‬‫َأ‬ ‫ْا‬‫و‬‫ُل‬ ‫ُك‬‫ْأ‬‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوْا َال َت‬
‫ٍض‬
.}29 :‫ {النساء‬.‫ِّم نُك ْم َو َال َتْقُتُلوْا َأنُفَس ُك ْم ِإَّن َهللا َك اَن ِبُك ْم َرِح يمًا‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu..” (QS. An-Nisa’ [4]: 29).
5
SABDA RASULULLAH SAW  JUAL BELI YANG
HALAL

‫ َقاَل َع َم ُل الَّرُجل ِبَيِدِه‬, ‫ َأُّي اْلَك ْس ِب َأْطَيُب‬:s ‫ُس ِئَل َر ُس ْو ُل ِهللا‬


.‫َو ُك ُّل َبْيٍع َم ْبُرور‬
“Rasulullah Saw. bersabda: “Usaha apa yang paling
baik, Rasulullah Saw. menjawab: “Usaha seseorang
dengan tangannya dan setiap jual beli yang baik”.

6
ZAKAT
 Zakat merupakan Rukun Islam ke-3  Jika dilaksanakan dengan
penuh kesadaran dan keikhlasan, akan meningkatkan keimanan
dan keislaman (QS. At-Taubah [9]: 5 dan 11).
 Zakat adalah ibadah maaliyyah ijtima’iyyah:
 Meningkatkan kesejahteraan
 Terbukti secara empirik dalam sejarah (masa Nabi dan
sahabat serta Umar bin Abdul Azis).
 Sekarang pun beberapa negara telah menjadikan zakat
sebagai salah satu sarana untuk mensejahterakan
masyarakat.
‫َفِإن َتاُبوْا َو َأَقاُم وْا الَّص َالَة َو آَتُو ْا الَّز َك اَة َفَخ ُّلوْا َس ِبيَلُهْم ِإَّن َهّللا َغ ُفوٌر‬
‫َّر ِح يٌم‬
“…Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan
zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang”.
(QS At-Taubah [9]: 5)

‫َف ِإن َت اُبوْا َو َأَق اُم وْا الَّص َالَة َو آَت ُو ْا الَّز َك اَة َف ِإْخ َو اُنُك ْم ِفي الِّد يِن َو ُنَفِّصُل‬
‫اآلَي اِت ِلَقْو ٍم َي ْع َلُموَن‬
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan
zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.
Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang
mengetahui”.
(QS At-Taubah [9]: 11)
Pengertian Zakat Secara Etimologis

• Keberkahan (al-barakatu)
• Pertumbuhan dan perkembangan (an-namaa)
• Kesucian (ath-thuhru)
• Keberesan (as-shalahu)
MAKNA ZAKAT, INFAQ, DAN
SEDEKAH
Di dalam Al-Qur’an dan sunnah terdapat pula beberapa kata yang sering digunakan
untuk Zakat, yaitu: Sedekah (QS. 9:60, QS. 9:103); Infaq (QS. 9:34); Hak (QS. 6:141)

Secara bahasa (etimologi), zakat berarti:


 Berkah • Harta
 Tumbuh & Berkembang QS. 9:103,
• Jiwa QS. 30:39,
 Suci QS. 18:81.
 Beres • Perilaku

 Sedekah berasal dari kata ‫( صدق‬benar), orang yang bersedekah adalah orang
yang benar imannya  }‫الَّص َد َقُة ُبْر َهاٌن {الحديث‬. (QS. 9: 60, QS. 9: 103).
 Infaq mempunyai arti mengeluarkan harta untuk suatu kebaikan yang
diperintahkan Allah SWT di luar zakat (QS. 2: 195 & QS. 9:34).
 Hak mempunyai makna zakat/sedekah merupakan hak para Mustahik, sekaligus
hak dari harta itu sendiri. 10
‫ِإَّن َم ا الَّصَد َقاُت ِلْلُفَقَر اء َو اْلَمَس اِك يِن َو اْلَع اِمِليَن َع َلْي َه ا َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلوُبُهْم‬
‫َو ِفي الِّر َقاِب َو اْلَغ اِر ِم يَن َو ِفي َس ِبيِل ِهّللا َو اْب ِن الَّس ِبيِل َفِر يَض ًة ِّم َن‬
‫ِهّللا َو ُهّللا َع ِليٌم َح ِك يٌم‬
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS At-Taubah (9): 60

‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِه ْم َص َد َقًة ُتَط ِّهُرُه ْم َو ُتَز ِّك يِه م ِبَه ا َو َص ِّل َع َلْي ِه ْم ِإَّن‬
‫َص َالَت َك َس َك ٌن َّلُهْم َو ُهّللا َس ِم يٌع َع ِليٌم‬
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. QS At-Taubah (9): 103
‫َو اَّلِذ يَن َي ْك ِنُز وَن الَّذ َهَب َو اْل ِفَّض َة َو َال ُينِفُقوَن َه ا ِفي َس ِبيِل ِهّللا َفَب ِّش ْر ُهم‬
‫ِبَع َذ اٍب َأِل ٍمي‬
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih”. QS At-Taubah (9): 34

‫َو آُتوْا َح َّقُه َي ْو َم َح َص اِدِه‬


“…dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan
kepada fakir miskin)...” QS Al-An’am (6): 141

‫الَّن اِس َفاَل َي ْر ُبو ِع نَد ِهَّللا َو َم ا آَت ْي ُتم‬ ‫ِفي َأْم َو اِل‬ ‫َو َم ا آَت ْي ُتم ِّمن ِّر بًا ِّلَي ْر ُبَو‬
‫ُه ُم اْلُمْض ِع ُفوَن‬ ‫ِهَّللا َفُأْو َلِئَك‬ ‫ِّمن َز َك اٍة ُتِر يُد وَن َو ْج َه‬
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,
maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya). QS Ar-Ruum (30): 39
‫َّن‬
‫ِإ َهّللا‬ ‫ْا‬ ‫َو‬ ‫ُن‬ ‫ِس‬ ‫ْح‬‫َأ‬ ‫َو‬ ‫ِة‬ ‫َك‬‫ُل‬ ‫ْه‬ ‫َّت‬‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫َل‬‫ِإ‬ ‫ْم‬ ‫ُك‬‫ي‬ ‫ِد‬ ‫ْي‬‫َأ‬ ‫ِب‬ ‫ْا‬‫و‬‫ُق‬ ‫ْل‬ ‫ُت‬ ‫َال‬ ‫َو‬ ‫ِهّللا‬ ‫ي‬
‫ِب ِل‬ ‫َس‬ ‫ي‬ ‫ِف‬ ‫ْا‬‫و‬‫ُق‬ ‫ِف‬ ‫ن‬‫َأ‬ ‫َو‬
‫ُيِحُّب اْلُمْح ِس ِنيَن‬
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
QS Al-Baqarah (2): 195
Pengertian Zakat, Infaq dan Sedekah
Secara Terminologis

• Zakat berarti mengeluarkan sebagian harta dengan


persyaratan tertentu untuk diberikan kepada kelompok
tertentu (mustahiq) dengan persyaratan tertentu pula.
• Infaq dan sedekah mempunyai makna mengeluarkan harta
untuk kepentingan-kepentingan yang diperintahkan Allah
SWT di luar zakat. Sedekah kadangkala dipergunakan untuk
sesuatu yang bersifat non materi.
Memahami Fiqh Zakat
 Fiqh Zakat kontemporer harus dipahami sebagai
“upaya untuk memahami zakat secara
komprehensif dalam konteks kekinian, yang
memiliki karakter yang mungkin berbeda dengan
masa-masa sebelumnya”.
 Di samping masalah hukum, juga masalah sosial
ekonomi dan kesejahteraan.
Zakat, infaq dan sedekah adalah ibadah di
bidang harta yang memiliki peran sosial yang
sangat penting dalam membangun
kesejahteraan masyarakat, penanggulangan
kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi umat.
Karena itu, berzakat, berinfaq dan bersedekah
harus dijadikan sebagai gaya hidup (life style)
sekaligus kebutuhan bagi orang-orang yang
beriman.
Orang yang Berhak Menerima Zakat
(Mustahiq)
1. Fakir 5. Memerdekakan
2. Miskin budak
3. Amil zakat 6. Orang yang berutang
4. Muallaf 7. Sabilillah
8. Ibn Sabil
Hikmah dan Tujuan ZIS

Pertama, Zakat, infaq dan sedekah bertujuan untuk


meningkatkan kesejahteraan para mustahiq, terutama fakir
miskin. Termasuk di dalamnya membantu mereka di bidang
pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Kedua, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan etos kerja.

‫) َو اَّلِذ يَن ُهْم َع ِن‬2( ‫) اَّلِذ يَن ُهْم فِي َص َالِتِهْم َخ اِش ُعوَن‬1( ‫ َقْد َأْفَلَح اْلُم ْؤ ِم ُنوَن‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
.}4-1 : ‫ {المؤمنون‬.)4( ‫) َو اَّلِذ ْيَن ُهْم ِللَّز َك وِة َفاِع ُلْو َن‬3( ‫الَّلْغ ِو ُم ْع ِر ُضوَن‬
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1) (yaitu) orang-orang yang
khusyu` dalam salatnya (2) dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna (3) dan orang-orang yang menunaikan zakatnya (4).”
(QS. Al-Mukminun: 1-4).

Ketiga, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan etika bekerja dan berusaha,
yakni hanya mencari rezeki yang halal.

.}‫ {رواه مسلم‬. ‫ ِإَّن َهللا َال َيْقَبُل َص َد َقًة َع ْن ُغ ُلْو ٍل‬:s ‫َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا‬
"Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima sedekah
yang ada unsur tipu daya". (HR. Muslim).
Keempat, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan aktualisasi potensi dana
untuk membangun umat, seperti untuk membangun sarana pendidikan
yang unggul tetapi murah, sarana kesehatan, institusi ekonomi, institusi
komunikasi serta yang lainnya.
Kelima, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan kecerdasan intelektual,
emosional, spiritual dan sosial. Artinya, kesediaan ber-ZIS ini akan
mencerdaskan untuk mencintai sesamanya, terutama kaum dhuafa.
Keenam, Zakat, infaq dan sedekah akan mengakibatkan ketenangan,
kebahagiaan, keamanan dan kesejahteraan hidup.

‫ ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِهْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِهْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ِإَّن َص َالَتَك َس َكٌن‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
.}103 : ‫ {التوبة‬. ‫َلُهْم َو ُهللا َسِم ْيٌع َع ِلْيٌم‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah:
103).
Ketujuh, Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan upaya
menumbuhkembangkan harta yang dimiliki dengan cara mengusahakan
dan memproduktifkannya.

‫ َو َم ا آَتْيُتْم ِم ْن ِرًبا ِلَيْر ُبَو فِي َأْم َو اِل الَّناِس َفَال َيْر ُبو ِع ْنَد ِهللا َو َم ا آَتْيُتْم‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
.}39 : ‫ {الروم‬. ‫ِم ْن َزَك اٍة ُتِريُد وَن َو ْج َه ِهللا َفُأوَلِئَك ُهُم اْلُم ْض ِع ُفوَن‬
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka
riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang
yang melipatgandakan (pahalanya).” (QS. Ar-Rum: 39).

Kedelapan, Zakat, infaq dan sedekah juga akan menyebabkan orang semakin
giat melaksanakan ibadah mahdlah, seperti salat maupun yang lainnya.

.}43 : ‫ {البقرة‬. ‫ َو َأِقيُم وا الَّص َالَة َو آُتوا الَّز َك اَة َو اْر َك ُعوا َم َع الَّراِكِع ْيَن‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang
ruku”. (QS. Al-Baqarah: 43).
•Kesembilan, mencerminkan semangat “sharing economy”.
•Trend dunia saat ini menuju “sharing economy”.
•Prof Yonchai Benkler (Harvard University): sharing atau semangat berbagi
merupakan modalitas yang paling penting untuk meningkatkan produksi
ekonomi
•Semangat “berbagi”: solusi untuk mengatasi masalah ekonomi termasuk
resesi (Swiercz dan Smith, Georgia University).
Sharing economy  perlu ada kesadaran berbagi dan perlu ada transfer
kekayaan kepada orang miskin, supaya mereka memiliki daya beli sehingga
mampu menggerakkan perekonomian.

Kesepuluh, Zakat, infaq dan sedekah juga sangat berguna dalam mengatasi
pelbagai macam musibah yang terjadi, seperti musibah yang terjadi
sekarang ini di Wasior, Mentawai dan Gunung Merapi, serta bencana-
bencana sebelumnya, di dalam maupun luar negeri.
Hanya saja, hal-hal tersebut tidak mungkin bisa diaplikasikan, kecuali melalui
amil zakat yang amanah, transparan dan bertanggungjawab.
Dasar Pelaksanaan Zakat
‫ ِإَّنَم ا الَّص َد َقاُت ِلْلُفَقَر اِء َو اْلَم َس اِكيِن َو اْلَع اِمِليَن َع َلْيَها َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلوُبُهْم َو فِي الِّر َقاِب َو اْلَغ اِر ِم يَن‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
.}60 : ‫ {التوبة‬. ‫َو فِي َس ِبيِل ِهللا َو ِاْبِن الَّس ِبيِل َفِر يَض ًة ِم َن ِهللا َو ُهللا َع ِليٌم َح ِكيٌم‬
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah: 60).

‫ ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِهْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِهْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ِإَّن َص َالَتَك َس َكٌن َلُهْم‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
.}103 : ‫ {التوبة‬. ‫َو ُهللا َسِم ْيٌع َع ِلْيٌم‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103).
Dasar Zakat Konsumtif

‫ ِلْلُفَقَر اِء اَّلِذ ْيَن ُأْح ِص ُروا ِفي َس ِبْيِل ِهللا َال َيْس َتِط ْيُعوَن َض ْر ًبا ِفي اَألْر ِض َيْح َس ُبُهُم‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
‫اْلَج اِه ُل َأْغ ِنَي اَء ِم َن الَّتَع ُّف ِف َتْع ِر ُفُهْم ِبِس ْيَم اُهْم َال َيْس َأُلوَن الَّن اَس ِإْلَح اًف ا َو َم ا ُتْنِفُق وا ِم ْن َخْي ٍر َف ِإَّن‬
.}273 : ‫ {التوبة‬. ‫َهللا ِبِه َع ِلْيٌم‬
“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di
jalan Allah. Mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi. Orang
yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan
melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara
mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan
(di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 273).
Dasar Zakat Produktif
Adapun penyaluran zakat secara produktif sebagaimana yang pernah
terjadi di zaman Rasulullah SAW yang dikemukakan dalam sebuah hadis
riwayat Imam Muslim dari Salim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya,
bahwa Rasulullah SAW telah memberikan kepadanya zakat lalu
menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi.

Dalam kaitan dengan pemberian zakat yang bersifat produktif, terdapat


pendapat yang menarik sebagaimana dikemukakan oleh Yusuf Qardhawi
dalam Fiqh Zakat bahwa pemerintah Islam diperbolehkan membangun
pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan dari uang zakat untuk
kemudian kepemilikan dan keuntungannya bagi kepentingan fakir miskin,
sehingga akan terpenuhi kebutuhan hidup mereka sepanjang masa.
Asas Pelaksanaan Manajemen Zakat

Muzakki Amil/petugas Mustahiq

doa (QS.
9:103)

Zakat Ada petugas/lembaga amil

Bersifat otoritatif (kekuasaan)


disamping karitatif (kesadaran,
keikhlasan)
Contoh Zakat di Zaman Rasul
Terdapat Petugas Ibnu Luthaibah  Bani Sulaim
Ali bin Abi Thalib  Pergi ke Yaman
Mu’adz bin Jabal  Pergi ke Yaman
ZAKAT Bukanlah semata-mata KARITATIF
Tapi juga perlu Otoritas (OTORITATIF)

‫ َم ْن َأْع َطاَها َأْي َالَّز َك اَة ُم ْؤ َتِج ًر ا َفَلُه َأْج ُر َها َو َم ْن َم َنَعَها َفِإَّنا‬:s ‫َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا‬
‫آِخ ُذ ْو َها َو َش ْطَر ِإِبِلِه َع َز َم ًة ِم ْن َع َز َم اِت َر ِّبَنا َتَباَر َك َو َتَع اَلى َال َيِح ُّل آلِل ُمَحَّم ٍد ِم ْنَها‬
.}‫ {رواه النسائي‬. ‫َش ْي ٌء‬
“Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memberikannya (zakat) karena berharap
mendapatkan pahala, maka baginya pahala. Dan barangsiapa yang enggan
mengeluarkannya, kami akan mengambilnya (zakat), dan setengah untanya,
sebagai salah satu ‘azmah (kewajiban yang dibebankan kepada para hamba) oleh
Allah SWT. Tidak sedikit pun dari harta itu yang halal bagi keluarga Muhammad.”
(HR. Nasa’i).
Pernyataan Abu Bakar
Dalam keterangan lain, riwayat Abu Dawud dikemukakan bahwa ketika banyak orang
yang mengingkari kewajiban zakat, di zaman Abu Bakar ash-Shiddiq, beliau bersabda:
‫ َو ِهللا! َلْو َم َنُع ْو ِنْي ِع َقاًال َك اُنْو ا ُيَؤ ُّد ْو َنُه ِإَلى‬، ‫َو ِهللا! ُألَقِّتَلَّن َم ْن َفَّر َق الَّص َالَة َو الَّز َك اَة َفِإَّن الَّز َك اَة َح ُّق اْلَم اِل‬
.}‫ {رواه أبو داود‬.‫َر ُس ْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َلَقاَتْلُتُهْم َع َلى َم ْنِع ِه‬
“Demi Allah! Saya akan memerangi orang yang memisahkan kewajiban salat dengan
kewajiban zakat. Sesungguhnya zakat itu hak yang terkait dengan harta. Demi Allah! Jika
mereka menolak mengeluarkan zakat unta yang biasa mereka tunaikan kepada
Rasulullah SAW, pasti aku akan memerainginya, karena penolakan tersebut.” (HR. Abu
Dawud).

Zakat pada Masa Umar bin Abdul Aziz


Karena sifat, jujur, amanah dan profesional, maka hanya dalam waktu 22
bulan, pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, tidak ada lagi
masyarakat yang termasuk kategori mustahik. Sehingga pada masa
tersebut, ada istilah zakat diekspor ke luar negeri.
Persyaratan Badan Amil Zakat (BAZ) atau
Lembaga Amil Zakat (LAZ)
1. Amanah
2. Terbuka
3. Profesional
4. Mengerti masalah zakat
5. Memiliki data Muzakki-Mustahiq
6. Memiliki program kerja
7. Memiliki badan hukum
8. Bersedia diaudit secara terbuka
Manfaat Zakat Dikelola Oleh Badan Amil Zakat
(BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ)
 Pertama, lebih sesuai dengan tuntunan syariah (Alquran) dan sirah
nabawiyah maupun sirah para sahabat dan tabi’in.
 Kedua, Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.
 Ketiga, Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila
berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.
 Keempat, Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang
tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada
pada suatu tempat.
 Kelima, Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat
penyelenggaraan pemerintahan yang Islami.
 Keenam, sesuai dengan prinsip modern dalam indirect financial system
Harta Obyek Zakat
Dua pendekatan: 1) Tafsili (terurai)
2) Ijmali (global).
Pendekatan Terurai: Pendekatan Global:
 Emas-Perak (QS. 9:34-35).  Harta (QS. 9:103).
 Hasil Pertanian (QS. 6: 141).  Hasil usaha yang baik/Halal (QS. 2:267).
 Peternakan (hadis).  Beberapa hadis nabi.
 Perdagangan (hadis).  Karena itu, setiap penghasilan yang
 Hasil Temuan/Rikaz (hadis). memenuhi syarat zakat, wajib
dikeluarkan zakatnya  Setiap
menerima penghasilan  Misalnya
setiap bulan.

Jadi, segala jenis penghasilan/harta yang didapatkan dengan cara-cara yang halal,
wajib dikeluarkan zakatnya kalau telah memenuhi persyaratan zakat. Kalau belum
memenuhi maka keluarkan saja infaqnya.
‫َي ا َأُّي َه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوْا َأنِفُقوْا ِم ن َط ِّي َب اِت َم ا َك َس ْب ُتْم َو ِم َّما َأْخ َر ْج َن ا َلُك م‬
‫ِّم َن اَألْر ِض َو َال َت َي َّمُم وْا اْل َخ ِبيَث ِم ْن ُه ُتنِفُقوَن َو َلْس ُتم ِبآِخِذ يِه ِإَّال‬
‫َأن ُتْغ ِم ُض وْا ِفيِه َو اْع َلُم وْا َأَّن َهّللا َغ ِنٌّي َح ِم يٌد‬
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk
lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
QS Al-Baqarah (2): 267
Firman Allah SWT
.)25( ‫) ِللَّساِئِل َو اْلَم ْح ُروِم‬24( ‫ َو اَّلِذ يَن فِي َأْم َو اِلِهْم َح ٌّق َم ْع ُلوٌم‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
.}25-24 : ‫{المعارج‬
"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu (24) bagi orang yang
meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (25)”. (QS. Al-Ma'arij: 24-25).

‫ َو َس اِرُع وا ِإَلى َم ْغ ِفَرٍة ِم ْن َر ِّبُك ْم َو َج َّنٍة َع ْر ُض َها الَّس َم َو اُت َو اَألْر ُض ُأِع َّد ْت ِلْلُم َّتِقيَن‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
‫) اَّلِذ يَن ُيْنِفُقوَن فِي الَّسَّراِء َو الَّضَّراِء َو اْلَك اِظ ِم يَن اْلَغْيَظ َو اْلَع اِفيَن َع ِن الَّناِس َو ُهللا ُيِح ُّب‬133(
.}134-133 : ‫ {ال عمران‬.)134( ‫اْلُم ْح ِس ِنيَن‬
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
(133) (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (134).”
(QS. Ali Imran: 133-134).
Zakat Profesi
Profesi menurut Yusuf al-Qardhawi: penghasilan atau pendapatan yang
diusahakan melalui keahliannya, baik secara sendiri maupun secara bersama-
sama (Fiqh Zakat, hal. 487). Dikatakan sebagai al-maal al-mustafad (harta
penghasilan).

.}19 : ‫ {الذاريات‬. ‫ َو فِي َأْم َو اِلِهْم َح ٌّق ِللَّساِئِل َو اْلَم ْح ُروِم‬:‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak mendapat bagian.” (QS. Adz-Dzariyat: 19).

Telah disepakati dalam Muktamar International I tentang Zakat di Kuwait (29 Rajab
1404 H / 30 April 1984 M)
Telah ditetapkan sebagai salah satu sumber zakat dalam Bab IV Pasal 11 ayat 2
poin (f) UU no 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat (pendapatan dan jasa)
Perbedaannya terletak pada qiyasnya (apakah zakat emas-perak, zakat pertanian,
atau gabungan zakat pertanian dan emas-perak).
Pendapat Yusuf Qardhawi & Wahbah Az-Zuhaili
tentang zakat profesi:
Penghasilan/pendapatan karena keahliannya:
1. Bersifat Individual: profesi dokter, arsitek, ahli hukum,
penjahit, pelukis, da’i atau muballigh, dan lain
sebagainya.
2. Bersifat kelompok: pegawai (pemerintah maupun
swasta) dengan menggunakan sistem upah atau gaji.

Hasil usaha yang digambarkan tersebut di atas, dalam


Istilah fiqh disebut dengan AL-MAAL AL-MUSTAFAD
Alasan Kewajiban Zakat Profesi
1) Ayat-ayat Alquran yang bersifat umum yang mewajibkan semua jenis
harta dikeluarkan zakatnya (QS. 9: 103 & QS. 2: 267).
2) Pelbagai pendapat ulama terdahulu maupun sekarang, meskipun
dengan menggunakan istilah yang berbeda. Sebagian dengan
menggunakan istilah yang bersifat umum yaitu al-amwal, sementara
sebagian lagi secara khusus memberikan istilah dengan istilah al-
mustafad seperti teradapat dalam fiqh zakat dan al-fiqh al-Islami wa
‘Adillatuhu.
3) Dari sudut keadilan (yang merupakan ciri utama ajaran Islam),
penetapan kewajiban zakat pada setiap harta yang dimiliki akan terasa
sangat jelas, dibandingkan dengan hanya menetapkan kewajiban zakat
pada komoditas-komoditas tertentu saja yang konvensional. Sebagai
contoh, petani harus berzakat apabila hasil pertaniannya telah mencapai
nishab. Karena itu sangat adil pula, apabila zakat inipun bersifat wajib
pada penghasilan yang didapatkan para dokter, pengacara, konsultan,
dosen, pegawai, karyawan, atlet sepakbola yang memiliki gaji tinggi, dan
profesi lainnya.
4) Sejalan dengan perkembangan kehidupan umat manusia, khususnya
dalam bidang ekonomi.
Contoh Perhitungan Zakat

Pertanyaan: Jawaban:
Pak Ahmad adalah seorang
karyawan swasta muslim  Nishab: 524 kg beras @ Rp
yang berdomisili di Bogor. 5.000 = Rp 2.620.000
Mempunyai seorang istri  Karena telah mencapai
dan dua orang anak. nishab, maka ia wajib
Penghasilan per bulan Rp berzakat.
5.000.000. Bagaimana  Zakat yang harus dibayar
perhitungan zakatnya ? setiap bulan yakni sebesar:
2,5% x Rp 5.000.000 = Rp
125.000
Pertanyaan: Jawaban:
Pak Anwar berdagang pakaian  Nishab: 85 gram emas @ Rp
mulai dari bulan Muharram 1427 300.000 = Rp 25.500.000
H senilai Rp 60 juta. Setelah  Karena telah mencapai
berlalu waktu satu tahun, yaitu nishab, maka ia wajib
bulan Muharram 1428 H, nilai
berzakat.
keuntungan harta
perdagangannya sebesar Rp 10  Jadi, zakat yang harus
juta. Utang-utang (yang dikeluarkan adalah 2,5% x (60
berkaitan dengan usahanya) juta + 10 juta – 5 juta) = 2,5%
yang harus dibayarkan senilai x Rp 65 juta = Rp 1.625.000
Rp 5 juta. Bagaimana
perhitungan zakatnya?
Perkembangan Pelaksanaan Zakat
di Indonesia
Sebelum 1990:
1. Pada umumnya diberikan langsung oleh muzakki kepada mustahiq tanpa melalui amil
zakat.
2. Jika pun melalui amil zakat hanya terbatas pada zakat fithrah.
3. Zakat yang diberikan pada umumnya hanya bersifat konsumtif untuk keperluan sesaat.
4. Harta obyek zakat (al-Amwal az-Zakawiyyah) hanya terbatas pada harta-harta yang
secara eksplisit (manthuq) dikemukakan secara rinci dalam Alquran maupun hadis Nabi,
yaitu emas dan perak, pertanian (terbatas pada tanaman yang menghasilkan makanan
pokok), peternakan (terbatas pada sapi, kambing/domba), perdagangan (terbatas pada
komoditas-komoditas yang berbentuk barang), dan rikaz (harta temuan).
Alasan munculnya kondisi tersebut:
1. Belum tumbuhnya badan atau lembaga zakat, kecuali di beberapa daerah tertentu,
misalnya BAZIS DKI Jakarta.
2. Profesi amil zakat masih dianggap sebagai profesi sambilan.
3. Belum ada UU yang mengatur tentang zakat.
4. Sosialisasi tentang zakat, baik yang berkaitan dengan hikmah, urgensi dan tujuan, tata
cara pelaksanaan, harta obyek zakat, maupun kaitan zakat dengan peningkatan kegiatan
ekonomi maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat, masih sangat jarang dilakukan.
Setelah 1990 :
1. Munculnya lembaga amil zakat berskala nasional,
seperti Dompet Dhuafa Republika, Pos Keadilan
Peduli Umat (PKPU), Rumah Zakat Indonesia, dll.
2. Pengelolaan zakat yang lebih profesional dan
amanah.
3. Berkembangnya jenis harta yang termasuk obyek
zakat (seperti zakat profesi dan perusahaan).
4. Pendayagunaan zakat  tujuan konsumtif dan
produktif.
5. Munculnya UU No. 38/1999 tentang Pengelolaan
Zakat dan lahirnya Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) pada tahun 2001.
Dasar Hukum Pelaksanaan Zakat
di Indonesia

1. UU No. 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat.


2. UU No. 17/2000 tentang Perubahan Ketiga UU No. 7/1983
tentang Pajak Penghasilan.
3. Keputusan Presiden No. 8/2001  pendirian BAZNAS dan
Keputusan Presiden No. 103/2004  keanggotaan BAZNAS.
Ketua Umum BAZNAS bertanggungjawab langsung kepada
Presiden RI.
4. Keputusan Menteri Agama No. 581/1999 tentang
Pelaksanaan UU No. 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat.
5. Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No. D/291
Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Potensi Zakat di Indonesia:

 Riset Habib Ahmed (IRTI-IDB) -> potensi zakat = 2% dari GDP


 GDP Indonesia tahun 2009 adalah Rp 5.000 trilyun -> Jadi
potensi zakat di Indonesia = 2% x Rp 5.000 trilyun = Rp 100
trilyun

GDP (Gross Domestic Product) adalah total barang dan jasa yang
dihasilkan di suatu negara pada kurun waktu tertentu biasanya 1
tahun.
IRTI-IDB (Islamic Research and Training Institute – Islamic
Development Bank)
Empat Langkah Menggali Potensi Zakat
Empat Langkah
Menggali Potensi Zakat

Penguatan Pendayagunaan Sinergi/


Sosialisasi
Amil Tepat sasaran Koordinasi

Kesejahteraan Masyarakat

SOSIALISASI
ZIS

Hikmah & Tujuan Obyek ZAKAT


DLL
ZAKAT (‫)األموال الزكوية‬
Contoh Pengelolaan zakat

Zakat = hak mutlak Mustahiq (Qs 9:60)

Dr. Yusuf al Qaradhawi


a. Orang yang bekerja  tidak memenuhi kebutuhan hidup,
diberi modal usaha dan peralatan bekerja , didampingi,
diawasi dan dibina oleh Amil
b. Orang yang tidak mampu bekerja (fisik, usia), diberi zakat
konsumtif atau modal yang diusahakan oleh
orang/lembaga lain (dengan sistem Syirkah)
44
Program Unggulan BAZNAS
1. Indonesia Peduli (penanggulangan bencana).
2. Indonesia Sehat (kesehatan).
3. Indonesia Cerdas (pendidikan).
4. Indonesia Makmur (pemberdayaan ekonomi).
5. Indonesia Taqwa (dakwah).
PENDAYAGUNAAN ZAKAT

Semuanya harus disalurkan pada mereka yang berhak menerimanya


(mustahik) sebagaimana digambarkan dalam Q.S. 9: 60.
Sebagai contoh, BAZNAS mendayagunakan zakat untuk mustahik dengan
nama yang menggambarkan kenasionalannya.
1. Indonesia Peduli untuk menangani musibah-musibah yang terjadi.
Mustahik yang biasanya ada adalah fakir, miskin, gharimin.
2. Indonesia Sehat untuk menangani kesehatan mustahik, baik dengan
mendirikan rumah sakit/sehat gratis bagi kaum dhuafa. Atau dengan
mendatangkan para dokter dengan obat-obatannya ke daerah kantong-
kantong kemiskinan. Mustahik yang menerimanya antara lain fakir,
miskin, muallaf, gharimin, ibn sabil, sabilillah.
3. Indonesia Cerdas untuk menangani masalah-
masalah pendidikan, seperti pemberian
beasiswa. Tercatat sampai sekarang BAZNAS
sudah menyalurkan untuk 15.000 beasiswa
(untuk SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi).
Asnaf yang menerimanya adalah fakir, miskin,
muallaf, gharimin, ibn sabil dan sabilillah.
4. Indonesia Taqwa untuk menangani
kehidupan beragama umat, seperti memberi
donasi bagi para dai yang dikirim ke daerah-
daerah, bekerjasama dengan ormas-ormas
Islam di Indonesia. Termasuk dalam program
ini melakukan kaderisasi 1.000 ulama dalam
waktu 5 tahun. Asnaf yang menerima program
ini adalah fakir, miskin, muallaf, sabilillah.
5. Indonesia Makmur untuk meningkatkan
penghasilan kaum dhuafa melalui pinjaman tanpa
bunga (qardhul hasan) atau donasi langsung yang
dikoordinasikan oleh BQB (Baytul-Qiradh BAZNAS).
Juga dilakukan dengan pendidikan keterampilan dan
pemberian modal kerja/usaha. Contoh adalah
mendirikan peternakan di beberapa daerah.
Mustahik yang menerimanya terutama fakir miskin.
PROFIL BAZNAS
VISI
“Menjadikan BAZNAS sebagai Pusat Zakat Nasional
yang amanah, transparan dan profesional”
MISI
1. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat
melalui amil zakat, sekaligus mengarahkan dan
membimbing masyarakat untuk dapat mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan sosial.
2. Sebagai koordinator BAZ dan LAZ yang ada, melalui
upaya sinergisitas yang efektif dan tepat sasaran
3. Sebagai Pusat Data Nasional, yang mencakup data
BAZ/LAZ, data jumlah penerimaan zakat BAZ/LAZ,
data pendayagunaan zakat BAZ/LAZ, maupun data
muzakki dan mustahik secara nasional.
4. Sebagai pusat pembinaan dan pengembangan SDM
zakat nasional
Program BAZNAS

PROGRAM BAZNAS  Penjabaran dari Mustahiq Zakat (QS. 9: 60)


• Kemanusiaan ------- INDONESIA PEDULI

• Kesehatan………….  INDONESIA SEHAT

• Pendidikan ----------> INDONESIA CERDAS

• Pengembangan Ekonomi------- INDONESIA MAKMUR

• Dakwah &Sosial Kemasyarakatan --------- INDONESIA TAQWA


INDONESIA PEDULI

Program yang dikerjakan:


 Bantuan Tanggap Darurat
 Program Rehabilitasi korban Bencana
 Program Rekonstruksi pasca bencana
 BAZNAS telah mengirimkan Tim ke daerah-daerah banjir di negara kita dan
juga mengirimkan tim ke Ghaza – Palestina bersama dengan lembaga lain
(pada tanggal 28 Muharram 1430 H/25 Januari 2009 yang lalu, tim telah
berangkat ke Ghaza dengan membawa dana bersama sebesar Rp. 5,4
Milyar).
INDONESIA PEDULI PALESTINA
(Dana Infaq Khusus)

• Bantuan untuk fasilitas kesehatan di


RS Asy Shifa Gaza City
• Bantuan untuk Daarul Qur’an
wassunnah sekolah penghafal Al
Qur’an yang hancur di bom
• Bantuan untuk anak yatim piatu &
keluarga syuhada di Gaza
• Bantuan untuk keluarga mujahidin
• Bantuan untuk Masjid Oemar Kabir
• Bantuan untuk Universitas Science
di Gaza yang lab2nya hancur.
INDONESIA SEHAT

 Unit Kesehatan Keliling & Siaga Bencana, telah


beroperasi di 14 wilayah Jadebotabek.
 Memberikan penyuluhan dan pencegahan
wabah penyakit di daerah kantong
kemiskinan.
 Layanan kesehatan gratis di daerah kantong
kemiskinan dan daerah-daerah bencana
 Pencegahan dan penanggulangan rawan gizi
 Dokter Keluarga Pra Sejahtera di 6 lokasi
 Membangun Rumah Sehat Masjid Sunda Kelapa
 Kerjasama dalam membangun Rumah Sakit
Islam (contoh di Bogor)
INDONESIA CERDAS

 Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS)


 Beasiswa kepada mahasiswa berprestasi secara akademik
dan kemasyarakatan, untuk mengembangkan mahasiswa
yang berkarakter dan mandiri serta mampu membangun
masyarakat.
 Dinnar : Dana Infak Abadi Untuk Anak Negeri
 Beasiswa untuk anak berprestasi usia SD-SMA
 Program Peningkatan Kualitas Guru
 pelatihan pelajaran eksakta untuk guru Madrasah
 Pengelolaan Motor Pintar, Mobil Pintar, Rumah Pintar
bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu
 Pada saat sekarang juga BAZNAS membangun PPSDMS
(Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis), untuk
melahirkan para calon pemimpin umat dan bangsa yang
memiliki akhlaqul karimah, cerdas, bersih dan berpihak pada
umat. PPSDMS ini terdapat di kampus-kampus terkemuka di
Indonesia (seperti UI, IPB, ITB, UGM, ITS dan USU).
INDONESIA MAKMUR

• Desa Ternak Makmur


•Pemberdayaan dan pendampingan intensif peternak kambing & domba, ayam, ikan.
•Pembangunan jaringan pemasaran produk
•Lokasi : Bandung, Sukabumi, Bogor, Payakumbuh, Lombok Barat NTB, Lombata NTT

• Kampung Nelayan Makmur


•Pemberdayaan dan pendampingan nelayan secara intensif dengan pemberian kapal,
alat pancing.
•Bantuan pemasaran hasil tangkapan
•Dakwah
•Lokasi : Indramayu, Maluku Utara, Adonara NTT.
INDONESIA MAKMUR

• Program Wirausaha Mandiri


• Program mengurangi pengangguran pemuda
• Pelatihan diikuti dengan pemberian modal kerja dan
pendampingan.
• Contoh : pelatihan bengkel motor, ternak ayam, service
telepon seluler dll.
• Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Bank
Desa Makmur)
• Membangun Baitul Qiradh dan BMT.
• Mengembangkan BMT dengan pemberian modal kerja
untuk 14 BMT.
• Membangun 22 Baitul Maal Desa (BMD) di DIY dan
Jawa Timur.
• Kelompok Masyarakat Makmur:
 Pemberian modal dan sarana usaha
 Budidaya rumput laut, pengolahan limbah plastik & kertas
 Pertanian ubi jepang di Pamijahan Bogor, Kuningan.
 Kerajinan tas, garmen dll
INDONESIA TAQWA

– Pengiriman Dai ke daerah terpencil


– Kerjasama dengan lembaga dakwah dalam
rangka pemberdayaan dai, termasuk donasi
untuk para dai
– Beasiswa untuk pendidikan kader ulama
(dai)
– Memberikan donasi bagi muallaf di daerah
tertentu
ARINGAN BAZNAS
• 33 Badan Amil Zakat Daerah tingkat Provinsi
• 240 Badan Amil Zakat Daerah tingkat
Kabupaten/Kota dengan jaringannya BAZ
Kecamatan.
• 18 Lembaga Amil Zakat tingkat pusat
• 84 UPZ (Unit Pelayanan Zakat) di berbagai Instansi
Pemerintah, BUMN, BUMS, KBRI dan Konjen RI
• 19 Mitra Salur Zakat Daerah
PROGRAM INDONESIA TIMUR
• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pend
idikan dan dakwa di kawasan Indonesia Timur.
• Menggerakkan kegiatan sosial, dakwah dan
keagamaan.
• Lokasi: Lombok Barat, Lombok Timur NTB,
Pulau Adonara, Lombata NTT, Maluku Utara
dan Fakfak, Sorong Papua
• Kegiatan yang sudah dilaksankan :
 Desa ternak makmur
 Pembelian kapal penangkap ikan
 Operasional 10 motor pintar
 Beasiswa SKSS
 Penanggulangan rawan gizi.
 Kegiatan dakwah
REKONSTRUKSI ACEH
• Renovasi 17 pesantren
• Pembangunan asrama dan sekolah
TK & SD “Selamatkan Tunas
Bangsa”
• Pengasuhan dan beasiswa 87 anak
yatim & piatu usia SD
• Pembangunan asrama dan sekolah
MTs dan MA “Dayah Darul Hijrah”
• Pengasuhan dan beasiswa 150
anak yatim & piatu usia SMP & SMA
• Beasiswa dan pengasuhan
mahasiswa Unsyiah & IAIN : 29
orang
REKONSTRUKSI JOGJA
(Dana Khusus)
• Pembangunan Dusun Percontohan Dahromo:
– 144 rumah warga
– Sekolah Dasar Muhammadiyah Dahromo
– Klinik Sederhana
– Beasiswa 128 siswa SD dan beaguru 15
orang
– Modal Kerja untuk 227 warga
• Pembangunan Desa Prambanan: 87 rumah
• Pembangunan Masjid Ar Rahman di Pundong
Bantul
• Pembangunan pipanisasi untuk kaum dhu’afa
yang kesulitan mendapatkan air bersih,
bekerjasama dengan Universitas Gajad Mada
(UGM) Yogyakarta
Dana Bantuan untuk Sumatera Barat  Dana Khusus
Telah terkumpul dan disalurkan dana dari masyarakat, BAZDA dan UPZ-
UPZ kurang lebih 1 Milyar rupiah
Penghargaan dan Sertifikat ISO
 Untuk memperkuat Amil Zakat yang amanah dan terpercaya,
alhamdulillah pada tanggal 11 Dzulhijjah 1429 H/09 Desember 2008
yang lalu, BAZNAS telah menerima sertifikat Manajemen Mutu ISO
9001 : 2000 untuk semua divisi, yaitu Divisi Penghimpunan, Divisi
Pendayagunaan, Divisi Keuangan, Divisi Support Organisasi, dan
Divisi Corporat Secretary.
 Tahun 2009 BAZNAS mendapatkan penghargaan The Best Quality
Management dari Karim Business Consulting tahun 2008.
 Di samping itu BAZNAS berhasil memperoleh prediket Laporan
Keuangan Terbaik untuk Lembaga Pemerintah Non Departemen versi
Kementerian Keuangan RI tahun 2008.
 BAZNAS juga sudah memperoleh ISO 9001-2008.
Sinergi dan Koordinasi
Melaksanakan sinergi, ta’awun, kerjasama serta
koordinasi antar berbagai Badan/Lembaga Amil
Zakat, ormas Islam, MUI, Masjid-masjid, Majelis
Ta'lim, Pesantren, Lembaga Keuangan Syari'ah,
dan sebagainya (QS. Al-Maidah [5] ayat 2 dan QS.
At-Taubah [9] ayat 71). Kita yakin, jika ini semua
dilakukan secara sinergis dan bersama-sama,
akan menghasilkan sesuatu yang maksimal.
rjasama BAZNAS
engan BAZDA dan UPZ-UPZ

Kerjasama BAZNAS dgn BAZDA & UPZ-UPZ:


 Sosialisasi
 Program pendayagunaan  Diklat dan
proyek program
 Evaluasi dan pelaporan
 BAZNAS menjadi Pusat Data Zakat di
Indonesia (BAZDA, LAZ dan UPZ)
‫‪Penutup‬‬

‫وهللا أعلم بالصواب‬

Anda mungkin juga menyukai