Pengertian shalat
Sementara kata sholat atau salat dalam KBBI dideskripsikan sebagai ibadah kepada Allah SWT
dan wajib dilakukan setiap Muslim sesuai syarat, rukun, dan bacaan tertentu.
Makna dari pengertian sholat secara bahasa ini tertulis dalam arti Q.S. At-Taubah ayat 103,
dengan bunyi seperti berikut:
Artinya: "Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa
bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Pengertian sholat secara istilah ini disampaikan Syekh Muhammad bin Qasim al-Gharabili dalam
kitab Fathul Qarib (Surabaya:Harisma, 2005) hal.11 dengan narasi berikut:
مختتمةٌ بالتسليم ب َشرائطَ مخصوص ٍة، أقوا ٌل وأفعال ُمفتَت َحةٌ بالتكبير: كما قال الرافعي- وشرعا
Artinya: "Dan secara istilah (syara') sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ar-Rofi'i, salat
adalah rangkaian ucapan dan perbuatan yang diawali takbir dan diakhiri dengan salam, serta
syarat-syarat yang telah ditentukan."
Artinya: "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS.
Al-Isra: 78).
Artinya: "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS
Hud: 114).
Artinya: "Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman." (QS. An Nisa: 103)
Artinya: "Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk."
(QS. Al Baqarah: 43)
Artinya: "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (QS. Al Baqarah: 45)
Artinya: "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Baqarah: 110)
7. Surat Ar Rum Ayat 17-18
ْ ُض َوع َِشيًّا َّو ِح ْينَ ت هّٰللا
١٨ - َظ ِهرُوْ ن ِ َولَهُ ْال َح ْم ُد فِى السَّمٰ ٰو١٧ - َفَ ُسب ْٰحنَ ِ ِح ْينَ تُ ْمسُوْ نَ َو ِح ْينَ تُصْ بِحُوْ ن
ِ ْت َوااْل َر
Artinya: "Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu subuh),
dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan pada waktu zuhur (tengah
hari)." (QS. Ar-Rum: 17-18)
Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku." (QS. Az Zariyat: 56)
Artinya: "maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong."
(QS. Al Hajj: 78)
Artinya: "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al Bayyinah: 5)
Sahabat hikmah, itulah dalil perintah sholat dalam Al Quran, termasuk dalil kewajiban sholat
lima waktu. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sholat lima waktu akan menjadi juru selamat
kelak di hari kiamat. Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr, Rasulullah bersabda:
ْ َِت لَهُ نُوراً َوبُرْ هَانا ً َونَ َجاةً يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن لَ ْم يُ َحاف
ٌ ظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ نُو ٌر َوالَ بُرْ ه
َان َوالَ ن ََجاةٌ َو َكانَ يَوْ َم ْ َم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا َكان
ُأ
ٍ َْالقِيَا َم ِة َم َع قَارُونَ َوفِرْ عَوْ نَ َوهَا َمانَ َو بَ ِّى ب ِْن خَ ل
ف
Artinya: "Siapa yang menjaga sholat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada
hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga
tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir'aun, Haman, dan
Ubay bin Kholaf." (HR. Ahmad)
Allah ‘azza wajalla berfirman,
ََواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن
“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Muhammad), agar
kamu diberi rahmat.” (QS. An-Nūr: 56)
Namun, realitanya masih banyak kaum muslimin yang tidak memberi perhatian khusus terhadap
ibadah wajib satu ini. Masih banyak yang ringan hati meninggalkan shalat wajib, bahkan
terkadang tanpa merasa berkewajiban dan tanpa merasa bersalah.
َّ َوِإ َّن آ ِخ ُر َما تَ ْفقِ ُدونَ ال،َِإ َّن َأ َّو َل َما تَ ْفقِ ُدونَ ِم ْن ِدينِ ُك ُم اَأل َمانَة
َصالَة
“Sesungguhnya perkara agama yang pertama kali ditinggalkan adalah amanah, dan perkara
agama yang terakhir ditinggalkan adalah shalat.” (Syu’abul Iman, Imam al-Baihaqi no. 5273,
hlm. 4/325; Mushannaf Ibnu Abi Syaibah No. 36890, hlm. 12/316)
Mungkin kurangnya ilmu tentang akibat meninggalkan shalat wajib menjadi salah satu faktor
maraknya hal ini terjadi di kalangan kaum muslimin.
Belum lagi faktor lingkungan sosial dan perkembangan global dari segala seginya yang
terkadang membuat kaum muslimin terlena akan kewajiban shalat fardhu lima waktu ini.
Syarat wajib sholat adalah syarat-syarat yang menyebabkan seseorang wajib menjalankan sholat.
Syarat sah sholat antara lain:
1. Beragama Islam.
2. Dewasa (baligh)
3. Berakal sehat.
4. Suci dari haid dan nifas.
5. Telah sampai ajaran Islam kepadanya.
1. Sholat Subuh
Waktu sholat subuh adalah saat ada cahaya putih yang memanjang di arah ufuk. Jumhur ulama’
berpendapat lebih utama saat ishfar (cahaya putih telah semakin terang). Dalilnya berasal dari
Anas bin Malik,
6.Rukun Shalat
6. I’tidal dengan Thuma’ninah. I’tidal adalah berdiri kembali setelah ruku’. Bacaan
yang disunnahkan adalah :
َربَّنَا َولَكَ ْال َح ْم ُد
َربِّ ا ْغفِرْ لِ ْي َوارْ َح ْمنِي َواجْ بُرْ نِي وارْ فَ ْعنِي َوارْ ُز ْقنِي َوا ْه ِدنِي َوعَافِنِي َواعْفُ َعنِّي
9. Duduk Tasyahud akhir, duduk tasyahud akhir ini dengan posisi duduk tawarruk.
10. Membaca Tasyahud akhir, Berikut bacaan tasyahud akhir :
ِ ال َّسالَ ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا، ُك َأيُّهَا النَّبِ ُّى َو َرحْ َمةُ هَّللا ِ َوبَ َر َكاتُه ُ َات َوالطَّيِّب
َ ال َّسالَ ُم َعلَ ْي، ات َّ َّات هَّلِل ِ َوال
ُ صلَ َو ُ التَّ ِحي
ُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه، َالصَّالِ ِحين
b. Sunnah Hai’at
Madzhab Syafi’iyyah mendifinisikan sunnah hai’at sebagai segala sesuatu (perbuatan) yang
bukan termasuk kedalam rukun shalat dan bukan pula termasuk dalam Sunnah Ab’ad-lnya
shalat.
Adapun yang termasuk Sunnah Hai’at dalam shalat adalah sebagai berikut :
(1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ikhram, ketika hendak ruku’, dan ketika bangun
dari ruku’
Menurut Syafi’iyyah disunnahkan untuk mengankat kedua tangan dalam empat tempat, yaitu :
يسن رفع اليدين في أربعة مواضع عند تكبيرة اإلحرام و عند الركوع و عند اإلعتدال و عند القيام من التشهد األول
Terjemahan :
Disunnahkan untuk mengangkat kedua tangan dalam empat tempat, yaitu pada waktu takbiratul
ikhram, ketika hendak ruku’, ketika i’tidal (bangun dari ruku’) dan ketika bangkit dari tasyahhud
awal.
(2) Meletakkan telapak tangan kanan diatas telapak tangan kiri ketika berdiri
Mengenai tata cara pelaksanaanya, Syafi’iyyah berpendapat bahwa sunnah bagi laki-laki dan
perempuan untuk meletakkan bathin telapak tangan kanan diatas punggung telapak tangan kiri
dibawah dadanya diatas pusarnya sekira condong ke arah kiri.
(3) Tawajjuh (membaca doa iftitah)
Doa iftitah atau tawajjuh menurut Syafi’iyyah adalah doa yang dibaca oleh orang yang shalat
setelah melakukah takbiratul ikhram, yang mana bacaannya adalah :
اتي هلل ربÂÂاي و ممÂÂكي ومحيÂÂالتي و نسÂÂ إن ص.وجهت وجهي للذي فطر السموت و االرض حنيفا مسلما وما انا من المشركين
ال شريك له و بذلك أمرت وأنا من المسلمين.العالمين.
(4) Membaca ta’awudz
Membaca ta’awudz disunnahkan dalam setiap rakaat dari beberapa rakaat, dan bentuk bacaan
yang paling afdlal adalah
أعو ذ باهلل من الشيطان الرجيم
(5) Men-jahr-kan bacaan pada tempatnya dan men-sirr-kan bacaan pada tempatnya
Ulama Syafi’iyyah berkata, disunnahkan membaca denagn suara keras pada shalat Idul Fitri dan
Idul Adha, shalat gerhana bulan, shalat istisqa’, shalat Tarawih, Witir Ramadhan, dan dua rakaat
setelah thawaf baik malam maupun waktu subuh.
(6) Membaca amin setelah Surah Al-Fatihah
Pengucapan amin dilakukan dengan suara keras dalam shalat-shalat jahriyyah, dan dilakukan
dengan suara rendah atau pelan dalam shalat-shalat sirriyyah.
(7) Membaca suratan setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat pertama
Jumhur ulama berpendapat bahwa hal ini merupakan sunnah shalat. Adapun mengenai
bacaannya, sesuai dengan bacaan surah Al-Fatihah. Artinya jika pada shalat jahriyyah, maka
suraj atau ayat juga dibaca dengan suara keras. Selain itu juga diutamakan memanjangkan surah
pada rakaat yang pertama dibanding rakaat yang kedua.
Ulama Syafi’iyyah berkata, disunnahkan membaca denagn suara keras pada shalat Idul Fitri dan
Idul Adha, shalat gerhana bulan, shalat istisqa’, shalat Tarawih, Witir Ramadhan, dan dua rakaat
setelah thawaf baik malam maupun waktu subuh.
(8) Membaca takbir ketika ketika naik dan turun
Membaca takbir tiap kali hendak ruku’ dan bangkit dari selain ruku’, kecuali takbiratul ikhram
karena hukumnya fardlu.
(9) Membaca doa i’tidal (tasmi’ dan tahmid)
Syafi’iyyah mensunnhakan untuk menggabungkan pembacaan tasmi’ dan tahmid ketika bangun
dari ruku’ baik bagi imam makmum, maupun orang yang shalat sendirian. Adapun bacaan tasmi’
dan tahmid adalah :
ربنا لك الحمد, سمع هللا لمن حمده
Bagi imam disunnahkan jahr sedangkan bagi makmum disunnahkan sirr.
(10) Membaca tasbih ketika ruku’
Membaca tasbih sebanyak tiga kali dalam ruku’ …. dengan tambahan wabihamdihi sebagai
penyempurna.
(11) Membaca tasbih ketika sujud
Membaca tasbih dalam sujud sebanyak tiga kali, Subhaana Rabbiyal A’laa” dengan tambahan
wabihamdih sebagai penyempurna.
(12) Meletakkan kedua tangan diatas kedua paha ketika duduk
Meletakkan kedua tangan pada kedua paha dengan mengegnggam jari-jari tangan kanan, kecuali
jari telunjuk yang akan digunakan sebagai isyarat ketika akan mengucapkan illallah, namun
tanpa mengerak-gerakkannya. Adapun jari-jari tnagn kiri, posisinya lurus merapat.
(13) Duduk iftirasy pada semua duduk kecuali duduk tasyahhud akhir
Duduk iftirasy dalam duduk antara dua sujud dan duduk tasyahhud awal, yaitu dengan
menduduki kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Hikmah duduk iftirasy adalah untuk lebih
memudahkan dalam bergerak.
(14) Duduk tawarruk pada waktu tasyahhud akhir
Duduk tawarruk pada tasyahhud akhir, yaitu dengan menempelkan pinggul sebelah kiri pada
lantai dan menegakkan kaki kanan,
(15) Membaca salam yang kedua disertai niat keluar dari shalat. Apabila niat keluar dari shalat
pada saat salam yang pertama maka tidak mendapat sunnah.
.
2. Hal-hal yang dimakruhkan dalam shalat
Adapun hal-hal yang dimakruhkan dalam shalat sangat banyak. Karena keterbatasan
kemampuan kami, maka disini kami hanya akan memaparkan beberapa hal yang dimakruhkan
sesuai Madzhab Syafi’iyyah. secara umum, makruh hukumnya bagi yang shalat meninggalkan
sunnah-sunnah yang telah disebutkan. Adapun diantara hal-hal lain yang dimakruhkan dalam
shalat adalah :
1. Mempermainkan baju atau badan, kecuali jika memang kondisinya mendesak maka tidak
makruh
2. Menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa ada sesuatu yang penting
3. Terlalu cepat melaksanakan shalat
4. Mempermainkan jari ketika shalat
5. Mengarahkan pandangan ke atas langit
6. Memfokuskan pandangan pada sesuatu yang menarik yang melalaikan diri
7. Menutup rapat mulut dan menggantungkan surban (sadl )
8. Shalat ketika hidangan telah tersedia
9. Shalat dalam keadaan menahan dua hadats (kencing dan berak) yang akan
menghilangkan kekhusyu’an
10. Shalat dalam kondisi sangat mengantuk
11. Shalat di tempat pembuangan sampah, tempat penyembelihan hewan, di tengah jalan,
kandang onta, dan kuburan
Hukum mengqodho sholat fardhu yang terlewat adalah wajib, hal ini seperti dijelaskan pada
hadis berikut ini. " Sesungguhnya ketiduran bukan termasuk menyia-nyiakan sholat. Yang
disebut menyia-nyiakan sholat adalah mereka yang menunda sholat, hingga masuk waktu sholat
berikutnya.
10.hikmah shalat
Mengutip buku Fiqh Ibadah oleh Zaenal Abidin dan Kitab Lengkap Panduan Sholat oleh
Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi, berikut hikmah sholat untuk kehidupan di
dunia dan akhirat,
11.praktik shalat
diawali niat dan diakhiri dengan salam
Sebelum melakukan sholat wajib, berikut ini adalah niat sholat yang harus dibaca:
Sholat Subuh
Sholat Dzuhur
Sholat Ashar
“Ushalli fardhal ashri arba’a raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi
ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Sholat Maghrib
Sholat Isya
2. Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram dilakukan setelah membaca niat yaitu dengan mengangkat kedua tangan sejajar
dengan telinga untuk laki-laki, dan sejajar dengan dada untuk perempuan, sambil membaca:
“Allaahu akbar”
Kemudian kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a iftitah:
“Kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii wajjahtu
wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal
musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil ‘aalamiin. Laa
syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”
Dilanjutkan dengan membaca salah satu surah pendek atau ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
3. Ruku’
Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, tata cara sholat wajib selanjutnya
adalah ruku’. Kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca Allaahu akbar, kemudian
badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut dan ditekankan. Usahakan antara punggung
dan kepala supaya rata. Setelah sempurna, kemudian membaca do’a berikut sebanyak tiga kali:
4. I'tidal
Setelah ruku’, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil
membaca:
“Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in
ba’du.”
5. Sujud
Selesai I’tidal lalu sujud dengan meletakkan dahi di alas shalat. Ketika turun, yaitu dari berdiri
i’tidal ke sujud sambil membaca “Allahuu akbar”. Dan saat sujud membaca tasbih sebanyak tiga
kali:
6. Sujud Kedua
Sujud kedua, ketiga, dan keempat dikerjakan seperti sujud pertama baik cara maupun bacaannya.
Setelah sujud kedua, berdiri dan melakukan raka’at kedua dengan tata cara sama seperti raka’at
pertama namun tanpa membaca do’a Iftitah. Sesudahnya, membaca surat Al-Fatihah, surat
pendek, melakukan ruku’, I’tidal dan kemudian sujud untuk raka’at kedua.
7. Tasyahud Awal
Tasyahud Awal dilakukan pada raka’at kedua (kecuali shalat Subuh) setelah sujud yang kedua
yaitu dengan duduk membentuk tasyahud awal dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri
diduduki sambil membaca tasyahud awal:
8. Tahiyatul Akhir
Selesai tasyahud Awal, berdiri kembali dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil
membaca Allaahu akbar untuk mengerjakan raka’at ketiga. Tata cara sama seperti raka’at kedua
namun tanpa membaca surat pendek.
Selesai raka’at ketiga, langsung mengerjakan raka’at keempat. Tata cara raka’at keempat sama
seperti raka’at kedua namun tanpa membaca surat pendek. Kemudian setelah sujud terakhir,
dilakukan tahiyatul akhir dengan duduk kaki bersilang (tawarruk) serta membaca:
Selesai Tahiyatul Akhir, lakukan salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri bergantian
sambil membaca:
Demikian rangkuman tata cara sholat wajib yang dapat Anda bagikan ke kerabat maupun teman.
Usahakan untuk mengerjakan sholat di awal waktu, ya
B.Sholat sunnah
Sholat sunnah adalah semua jenis sholat yang dikerjakan diluar sholat fardhu (Isya, Shubuh,
Dzuhur, Ashar, Maghrib). Sholat sunnah disebut dengan sholat nawaafli atau sholat naafilah.
Sholat sunnah menjadi pelengkap dari sholat fardhu, yang artinya pahala sholat sunnah dihitung
sebagai pelengkapsholat fardhu. Jika dicontohkan dalam sebuah bangunan, sholat fardhu
diibaratkan sebagai rumahnya, sedangkan sholat sunnah sebagai pelengkap rumah seperti meja,
kursi, kasur, dan sebagainya. Dengan begitu sholat sunnah baik dan penting dikerjakan oleh
semua umat Islam.
Hikmah pertama dari melaksanakan shalat sunnah adalah disediakan jalan keluar dari segala
permasalahan dan persoalan, serta memudahkan segala urusan di dunia. Beberapa shalat sunnah
bisa membuka jalan keluar dari segala permasalahan yang sedang dihadapi oleh orang muslim.
Melaksanakan shalat sunnah memberikan manfaat untuk menyempurnakan shalat fardhu, baik
dari segi kekurangan dan kesalahan melaksanakan shalat fardhu.
3. Menghapus dosa
Dengan melaksanakan shalat sunnah, selain menghapus dosa juga akan meningkatkan derajat
keridhaan Allah Swt. serta menumbuhkan kecintaan Allah Swt. Karena sesungguhnya, Allah
Swt. akan menaikkan derajjat jura di sisi-Nya, setahap demi setahap. Setiap satu kali
melaksanakan shalat sunnah, maka Allah Swt. akan menghapus satu dari dosa-dosa dan
kesalahan kita.
Ini merupakan bentuk ridha dan cinta Allah Swt. kepada hamba-Nya yang selalu mengupayakan
untuk dapat melaksanakan shalat-shalat sunnah.
Dengan melaksanakan shalat sunnah, akan menambah kecintaan Allah Swt. kepada kita.
Rasulullah saw. mengibaratkan kalau kecintaan dan kasing sayang Allah itu berjumlah seratus,
maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian
bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk.
Shalat sunnah juga menjadi ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar
yang sering kurang kita sadari. Allah Swt. akan mengaruniakan kebaikan dalam rumah kita.
Setiap saat kita bisa bernafas, bisa melihat, bisa mendengar, dan masih dapat merasakan
kesemuanya itu adalah anugerah besar yang kita harus syukuri dengan shalat sunnah.
6. Mendatangkan Keberkahan
Melaksanakan shalat sunnah akan mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan
untuk shalat sunnah. Shalat sunnah yang dianjurkan dilaksanakan berjamaah diutamakan
dilaksanakan di masjid.
Sedangkan shalat sunnah yang pelaksanaannya secara mufarid (sendiri) sebaiknya dilaksanakan
di rumah walaupun apabila dilaksanakan di masjid juga diperbolehkan.
Bekal terbaik di dalam menempuh perjalanan ke akhirat adalah dengan ketakwaan. Sedangkan
aspek terpenting dalam mewujudkan taqwa adalah dengan shalat, terutaama shalat sunnah
sebagai ibadah tambahan.
Nah, sekarang kalian yang telah membaca sudah semakin tahu bukan? Bahwa shalat sunnah
yang sering dilakukan itu mempunyai tujuan untuk menyempurnakan ibadah shalat fardhu kita.
Islam merupakan sebuah agama keselamatan yang memberi banyak pahala terhadap setiap hal
yang kita lakukan dalam sehari-harinya. Bermula ibadah wajib hingga ibadah sunah yang
memiliki nilai pahala serta manfaat-manfaat yang dapat dirasakan dengan menjalankan ibadah
tersebut.
Seperti sholat lima waktu yang hukumnya wajib, puasa di bulan ramadhan hukumnya juga wajib,
begitupun sholat-sholat lain yang hukumnya sunnah, tetapi memiliki keutamaan serta manfaat
yang juga sangat besar apabila kita lakukan, seperti shalat sunnah rawatib, shalat sunnah tahajud,
shalat sunnah dhuha dan shalat sunnah lainnya.