Anda di halaman 1dari 4

HUKUM ZAKAT

Faedah-faedahnya dan Harta yang Wajib Dizakati

HUKUM ZAKAT
Zakat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki harta dan telah mencapai nisab
(batas minimum harta) yang wajib dikeluarkan zakatnya. Zakat merupakan salah satu dari
pondasi Islam yang telah Allah Ta`ala tetapkan bagi seluruh pemeluknya, sebagaimana
sabda Rasulullah SAW :
((‫ َو َح ُّج اْلَبْيِت‬، ‫ َو َص ْو ُم َر َمَض اَن‬،‫ َو إْي َت اُء الَّز َك اِة‬،‫ َو إَقاُم الَّص َالِة‬،‫ َش َهاَد ُة أْن َال إلَه إَّال ُهللا َو أَّن ُمَح َّمدًا َّر ُسْو َل ِهللا‬: ‫))ُبِنَي اإلْس َالُم َع َلى َخ ْم ٍس‬
‫متفق على صحته‬.
((Islam dibangun atas lima (rukun): Bersaksi bahwa Tidak ada Ilah yang haq selain Allah dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di
bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah (Makkah) )) Muttafaq `Alaih.

FAIDAH-FAIDAH ZAKAT
Kewajiban zakat merupakan cermin dari keindahan Islam yang paling menonjol dan
menunjukan perhatiannya terhadap para pemeluknya, dikarenakan banyaknya manfaat yang
dapat diperoleh darinya, di mana fuqoro` dan masakin sangat membutuhkannya. Di antara
faidah-faidahnya yaitu:
1. Mempererat tali persaudaraan dan kasih sayang antara si kaya dan si miskin. Dikarenakan
tabiat manusia itu menyukai siapa saja yang berbuat baik kepadanya.
2. Membersihkan jiwa dan mensucikannya dari dosa-dosa serta menjauhkan seseorang dari
sifat bakhil dan rakus. Sebagaimana firman Allah Ta`ala:
(‫[ )ُخ ْذ ِمْن أْم َو اِلَهْم َص َد َق ًة ُتَط ِّهُرُه ْم َو ُتَز ِّك ْي ِه ْم ِِبَها‬103 :‫]التوبة‬
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka" (QS. 9: 103)
3. Menumbuhkan sifat pemurah dan dermawan serta kasih sayang ke dalam jiwa seorang
muslim terhadap orang-orang yang membutuhkan.
4. Memperoleh keberkahan dan tambahan rizki sesuai janji Allah dalam firman-Nya:
( ‫[ )َو مآ أْن َفْقُتْم ِمْن َش ْي ٍء َفُهَو ُيْخ ِلُفُه َو ُهَو َخ ْيُر الَّر اِز ِقيَن‬39 :‫]سبأ‬
"Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah sebaik-baik
pemberi rizki" (QS. 34; 39).
Dan sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang shahih:
‫ أْن ِفْق ُنْن ِفْق َع َلْي َك‬، ‫ َيا اْب َن آَد َم‬:‫َي ُقْو ُل َهللا َع َّز َو َج َّل‬
((Allah Azza Wa Jalla berfirman: "Wahai anak Adam berinfaklah, niscaya Kami akan
mengganti infakmu (dengan yang lebih baik)" ))
5. Menghilangkan rasa iri dan dengki yang terkadang ada di hati orang fakir, yang timbul
karena mereka menyaksikan kemewahan orang-orang kaya dan kegelimangan harta yang
berlimpah ruah sedangkan mereka tidak memperoleh sedikitpun dari kenikmatan tersebut
sehingga timbullah rasairi dan dengki pada diri mereka, maka apabila orang kaya itu
memberikan sedikit dari hartanya setiap tahun sekali, niscaya hilanglah perasaan-perasan ini
dan terjalinlah rasa kasih sayang di antara mereka.
Dan Allah mengancam dengan ancaman yang sangat mengerikan terhadap orang-orang
bakhil yang tidak mau mengeluarkan zakat dengan firman-Nya:
‫) َي ْو َم ُيْح َمى َع َلْيَها ِفْي َن اِر َج َه َّن َم َفُتْك َو ى ِبَه ا ِجَب اُهُهم‬34( ‫َو اَّلِذْي َن َي ْك ِنُز ْو َن الَّذ َهَب َو اْلِفَّض َة وَال ُيْن ِفُقْو َن َها ِفْي َس ِبْي ِل ِهللا َفَب ِّش ْر ُه ْم ِبَع َذ اٍب َأِلْي ٍم‬
]35-34 :‫) [التوبة‬35( ‫َو ُج ُنْو ُبُهم َو ُظ ُهْو ُرُه ْم َه َذ ا َما َكَن ْز ُتْم ِألْنُفِس ُك ْم َفُذ ْو ُقْو ا َما ُكْنُتْم َت ْك ِنُز ْو َن‬
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak mau menafkahkannya di
jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan) mendapat siksa yang
sangat pedih. Pada hari dipanaskan emas dan perak itu di dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:
((Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk diri sendiri maka rasakanlah sekarang
(akibat dari) apa yang kamu simpan itu))". (QS. 9: 34-45).
Maka setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya adalah simpanan yang akan menjadi
siksa bagi pemiliknya pada hari Kiamat, sebagaimana ditunjukan dalam hadits shahih dari
Nabi T bahwa beliau bersabda:
‫ َفُيْك َو ى ِبَه ا‬، ‫َما ِمْن َص اِحِب َذ َهٍب َو َال ِفَّضٍة َال ُيَؤ ِّدْي َح َّقَها إَّال إَذ ا َك اَن َي ْو ُم اْلِقَياَمِة ُص ِّفَح ْت َلُه َص َف اِئُح ِمْن َن اٍر َفُأْح ِمَي َع َلْيَها ِفْي َن اِر َج َه َّن َم‬
‫ُُأ‬
‫ َو إَّم ا‬،‫ إَّم ا إَلى اْلَج َّن ِة‬،‫ َفَي َر ى َس ِبْي َلُه‬،‫ َح َّت ى ُيْق َض ى َب ْي َن اْلِعَباِد‬،‫ ُكَّلَما َبُرَد ْت ِع ْيَد ْت َلُه ِفْي َي ْو ٍم َك اَن ِم ْق َداُرُه َخ ْم ِس ْي َن أْلَف َس َن ٍة‬،‫َج ْن ُبُه َو َظ ْهُرُه‬
)‫ (رواه مسلم‬. ‫إَلى الَّن اِر‬.
((Siapapun orang yang memiliki emas dan perak, kemudian tidak mau mengeluarkan
zakatnya niscaya ia akan dijadikan lempengan-lempengan api yang akan dipanaskan di atas
Neraka Jahannam pada hari Kiamat. Lalu disetrikakan pada kedua sisi (badan), jidat dan
punggungnya, setiap kali menjadi dingin maka dipanaskan kembali pada hari yang lamanya
sama dengan 50.000 tahun (didunia) hingga diberikan putusan diantara umat manusia, lalu
dia akan melihat jalannya menuju kesurga atau ke neraka)) HR. Muslim
Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan tentang seorang yang memiliki unta, dan kambing
kemudian ia tidak mengeluarkan zakatnya maka ia akan disiksa dengannya pada hari
Kiamat. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda:
((‫ أَن ا‬:‫ ُثَّم َي ُق ْو ُل‬- ‫ ِش ْد َقْيِه‬: ‫ َي ْع ِنْي‬- ‫ ُثَّم َي ْأُخ ُذ ِبَلْه َز َم َت ْي ِه‬،‫َم ْن آَت اُه ُهللا َماًال َفَلْم ُيَؤ ِّد َز َك اَت ُه ُم ِّث َل َلُه ُشَج اعًا أْق َر َع َلُه َز ِبْي َب َت اِن ُيَط َّو ُقُه َي ْو َم اْلِقَياَم ِة‬
‫ أَن ا َك ْنُز َك‬، ‫))َماُلَك‬، ‫ ُثَّم َتَال الَّن ِبُّي‬T ‫ "َو َال َي ْح َس َبَّن اَّل ِذْي َن َي ْب َخ ُل ْو َن ِِبَم آ َء اَت اُه ُم ُهللا ِمْن َف ْض ِلِه ُه َو َخ ْي رًا َّلُهْم َب ْل ُه َو َش ٌّر َّلُهْم‬:‫َقْو َلُه َت َع اَلى‬
]‫ [رواه البخاري‬.]180 :‫َسُيَط َّو ُقْو َن َما َبِخ ُلْو ا ِبِه َي ْو َم الِقَياَمِة" [آل عمران‬
((Barangsiapa yang Allah berikan harta kepadanya, kemudian dia tidak mau mengeluarkan
zakatnya maka ia akan diserupakan menjadi seekor botak yang memiliki dua taring yang
akan melilitnya pada hari Kiamat kemudian menggigit kedua pelipisnya seraya berkata: "Aku
adalah hartamu, aku adalah simpananmu")), kemudian Rasulullah SAW membacakan firman
Allah Ta`ala: "Sekali-kali janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.
Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya pada hari Kiamat."
(QS 3: 180). HR. Bukhari.

HARTA-HARTA YANG WAJIB DIZAKATI


Harta yang wajib dizakati ada 4 (empat) macam:
1) Setiap yang keluar dari bumi berupa biji-bijian dan buah-buahan.
2) Binatang ternak.
3) Emas dan perak.
4) Barang-barang yang diperdagangkan.
Dan setiap kelompok ini mempunyai nisab tertentu sebagai batas wajib dikeluarkannya zakat.
Adapun klasifikasi nisab dari kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
A. Nisab biji-bijian dan buah-buahan, adalah 5 wasaq = 300 sha` (+ 750 Kg). Dan wajib
dikeluarkan zakatnya 10% apabila ia disirami dengan air hujan atau irigasi, dan dikeluarkan
5% jika disirami dengan alat yang membutuhkan biaya.

B. Nisab binatang ternak. Nisab ini dijelaskan dengan rinci dalam hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang tidak kami sebutkan disini mengingat
keterbatasan tempat. Bagi siapa yang ingin mengetahuinya silahkan merujuknya kepada
kitab hadits Bukhari dan Muslim atau bertanya kepada Alim Ulama.
C. Nisab emas dan perak. Nisab emas adalah 20 mitsqal = 92 Gram. Sedangkan nisab perak
adalah 140 mitsqal = 744 Gram. Dan wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% apabila telah
mencapai satu tahun. Demikian juga segala jenis mata uang dan surat-surat berharga yang
digunakan untuk transaksi didunia bisnis, maka sama hukumnya dengan kedua logam mulia
ini. Adapun perhiasan yang dipakai menurut pendapat yang paling kuat dikalangan para ahli
fiqih juga wajib dikeluarkan zakatnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Nabi
T, ketika beliau melihat seorang wanita yang memakai dua gelang dari emas maka beliau
bertanya: "Apakah kamu sudah mengeluarkan zakat keduanya?", maka dia menjawab:
"Belum". Kemudian beliau bersabda: "Apakah engkau senang jika Allah akan
menggantikannya untukmu dengan dua gelang dari api neraka pada hari Kiamat ?, kemudian
ia melemparkan gelangnya seraya berkata: "Keduanya untuk Allah dan Rasul-Nya"
HR. Abu Daud dan Nasa`i dengan sanad yang hasan.

D. Nisab barang dagangan. Dia dihitung seharga 92 gram emas (= nisab emas) dan
dikeluarkan zakatnya pada tiap akhir tahun sebesar 2,5% dari total dagangan. Sebagaimana
yang ditunjukan dalam hadits Samurah:
‫ْأ‬
‫ َك اَن َر ُسْو ُل َهللا‬T ‫َي ُمُر َن ا أْن ُنْخ ِر َج الَّصَد َقَة ِمَن اَّلِذْي ُنِعُّدُه ِلْلَِبْي ِع‬
[‫]رواه أبو داود‬
((Rasulullah SAW memerintahkan kami telah memerintahkan kami untuk mengeluarkan zakat
dari barang-barang yang kami perdagangkan)).
HR. Abu Daud.
Dan termasuk juga tanah-tanah, bangunan, mobil, dan segala jenis barang yang diperjual
belikan maka wajib dikeluarkan zakatnya.

ORANG-ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT


Allah Ta`ala telah menjelaskan tentang siapa saja yang berhak menerimanya, seperti dalam
firman-Nya:
‫إَّن َما الَّصَد َقاُت ِلْلُفَق َر آِء َو اْلَمَس اِكْي ِن والَع اِم ِلْي َن َع َلْيَها َو اْلُمَؤ َّلَف ِة ُقُلوُبُهْم َو ِفْي الِّر َق اِب َو اْلَغ اِر ِمْي َن َو ِفْي َس ِبْي ِل ِهللا َو اْب ِن الَّس ِبْي ِل َف ِر ْي َض ًة ِمَن ِهللا‬
]60 :‫َو ُهللا َع ِلْي ٌم َح ِكْي ٌم [التوبة‬.
"Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang faqir , orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mu`allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha pengampun lagi maha
bijaksana" (QS . 9:60)
Mereka itu terdiri dari delapan golongan yaitu:
1. Orang-orang faqir.
Mereka adalah orang yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan hanya
memperoleh penghasilan sangat sedikit serta kurang dari separoh kebutuhannya.

2. Orang-orang miskin
Mereka yaitu orang-orang yang mempunyai penghasilan lebih dari separoh kebutuhannya,
tapi belum mencukupi hidupnya.

3. Para `amil zakat


Yaitu orang yang ditugaskan oleh pemerintah atau penguasa untuk mengumpulkan zakat dari
orang-orang kaya dan membagikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Maka mereka itu diberi bagiannya dari zakat sesuai dengan kadar kerja mereka sekalipun
mereka adalah orang kaya.

4. Orang-orang Muallaf (yang dibujuk hatinya)


Mereka adalah orang-orang yang lemah imannya dan diharapkan dengan diberikannya zakat
itu akan memperkuat imannya dan dapat mengajak orang lain untuk masuk islam. Terlebih
lagi apabila mereka adalah orang yang terpandang dan berpengaruh dimasyarakat.

5. Orang yang memerdekakan budak


Mereka berhak menerima zakat untuk memerdekakan budaknya, demikian juga para budak
yang sedang berusaha memerdekakan diri dengan cara menyicil kepada tuannya hingga
lunas sesuai dengan kesepakatan dari tuannya (mukatabah).

6. Al Gharimin
Mereka adalah orang-orang yang jatuh pailit dan dililit hutang. Mereka diberi zakat untuk
melunasi hutangnya baik sedikit ataupun banyak, sekalipun dia memiliki kecukupan untuk
kebutuhan sehari-hari tapi tidak mampu melunasi hutangnya.

7. Fisabilillah
Mereka adalah orang-orang yang berjuang dijalan Allah, maka mereka diberi dari zakat untuk
memenuhi kebutuhannya selama berjihad baik makanan ataupun alat-alat yang mereka
pergunakan dalam peperangan.
Dan termasuk fisabilillah juga para penuntut ilmu agama, maka mereka diberi zakat untuk
membeli keperluan -keperluannya selama menuntut ilmu, kecuali apabila dia memiliki harta
yang cukup maka tidak perlu diberikan kepadannya.

8. Ibnu sabil
Yaitu musafir yang kehabisan bekal diperjalanan, maka dia diberi dari zakat hingga bisa
meneruskan perjalanannya dan sampai ketempat tujuan.

Mereka itulah para mustahiq zakat yang Allah sebutkan dalam kitabNya yang mulia, maka
tidak boleh seorangpun untuk memberikannya kepada selain mereka, seperti membangun
masjid atau memperbaiki jalan dan lain-lain yang tidak termasuk dalam kelompok yang Allah
sebutkan dalam Al Qur`an.
Dan apabila direnungi keterangan di atas tahulah kita bahwa para mustahiq itu ada yang
diberikan zakat padanya untuk kemaslahatan dirinya, adapula yang untuk kemaslahatan
orang lain. Maka dari itu nyatalah bahwa diantara hikmah diwajibkannya zakat adalah untuk
membina masyarakat yang sempurna dan diridlai oleh Rabbnya.

Di ambil dari: Risalatani fi al zakat


Karya Syaikh Abdul `Aziz bin Baz dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin.
Oleh: Eko Haryanto Mishbahuddin.

Anda mungkin juga menyukai