Anda di halaman 1dari 5

‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل َس ِد ًيدا‬ ِ َّ

َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬


ِ ِ ِ ِ ‫ي‬
ً ‫صل ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم َوَي ْغف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم ۗ َوَم ْن يُط ِع اللَّهَ َوَر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْوًزا َعظ‬
‫يما‬ ُْ

Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah…


Ingatlah selalu bahwa perkataan paling benar adalah firman Allah SWT, sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW, dan seburuk-buruk perkara dalam aturan
beribadah adalah perkara yang baru atau diada-adakan. Dan perkara tersebut adalah bid’ah
yang berujung pada kesesatan. Dan setiap kesesatan akan berujung pada neraka.
Sesungguhnya, Allah SWT telah mengajarkan syariat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, maka
barangsiapa yang menjalankan syariat itu, dia akan mendapat kebaikan di dunia dan
menjadi orang yang beruntung di akhirat.

Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah…


Izinkan saya pada kesempatan yang mulia ini untuk menyampaikan tentang “Berbisnis
dengan Allah”.

Saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Allah..


Sebagai orang beriman tentu kita tahu dan sadar bahwa diri kita dan apapun yang ada di
dunia ini milik Allah. Apalagi Allah telah menegaskan hal ini dalam kitab sucinya:

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika
kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya
Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqarah [2]: 284)

Karena itu, sesungguhnya Allah memiliki kuasa penuh atas semua yang dimilikinya,
termasuk terhadap diri kita. Apakah Allah mau menghidupkan, mematikan, melapangkan
rizki atau menyempitkannya, memberi nikmat atau mengazab; semuanya terserah Dia.

Dengan demikian sesungguhnya manusia sangat tergantung kepada kehendak Allah.


Seandainya ada banyak orang hendak membunuh si fulan, tapi kalau Allah berkehendak
menghidupkan dia, maka dia akan tetap hidup, sebagaimana Allah telah menyelamatkan
dan membiarkan Nabi Ibrahim tetap hidup meskipun dia dihukum bakar oleh rezim Raja
Namruz.

Begitu pula sebaliknya, meskipun si fulan dijaga kesehatannya oleh sebuah tim yang terdiri
dari puluhan dokter yang sangat ahli, namun kalau Allah berkehendak mematikannya, maka
tak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan nyawanya.

Karena begitu mutlaknya kekuasaan Allah terhadap manusia, maka sepatutnya manusia
takluk dan menyerah kepada Allah. Seharusnya dia tunduk dan patuh atas apa saja yang
Allah perintahkan kepada-Nya. Kalau ada sepasukan tentara yang menyerah kalah kepada
lawannya lalu menjadi tawanannya, maka di bawah todongan senjata, tentara itu akan
mengikuti apa saja yang diperintahkan oleh musuhnya. Begitu pula para budak kerajaan,
akan selalu mematuhi apa saja perintah raja, meskipun raja tidak memberikan upah sepeser
pun kepada mereka.

Saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Allah..


Kita sadari, Allah jauh lebih berkuasa daripada raja ataupun musuh tentara itu. Allah tidak
hanya dapat mematikan sepasukan tentara manusia, tetapi Dia dapat mematikan semua
tentara yang ada di muka bumi secara serentak. Semua itu mudah bagi Allah. Karena itu
seharusnya perintah Allah lebih dipatuhi daripada perintah siapapun yang ada di bumi ini.

Menariknya, meskipun kekuasaannya begitu mutlak, meski kita semua adalah ciptaan-Nya
dan budak-Nya, namun karena Allah memiliki sifat asy-Syakur (Maha Balas Jasa) dan al-
Haliim (Maha Penyantun), Dia tidak memerintahkan sesuatu kecuali Dia akan memberikan
balas jasa kepada hamba yang Dia perintahkan. Perintah-Nya tidak gratis, tapi ada bayaran-
Nya.

‫ت َوُه ْم اَل يُظْلَ ُمو َن‬ ٍ ‫َو َّات ُقوا َي ْوًما ُتْر َجعُو َن فِ ِيه إِىَل اللَّ ِه ۖ مُثَّ ُت َوىَّفٰ ُك ُّل َن ْف‬
ْ َ‫س َّما َك َسب‬
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna
terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya
(dirugikan).” (QS Al-Baqarah [2]: 281)

Yang lebih menarik lagi, bayaran yang Allah tawarkan bukan dalam kerangka kesepakatan
kerja majikan-buruh, karena biasanya buruh digaji lebih kecil daripada jerih payahnya. Yang
Allah tawarkan dalam al-Qur`an adalah kerangka kesepakatan bisnis, berupa pinjam-
meminjam dengan bunga pinjaman yang berlipat ganda serta jual-beli dengan nilai tukar
yang sangat tidak sebanding; ibarat meminjam seekor nyamuk lalu mengembalikan dalam
bentuk seekor kuda atau membeli seekor lalat dengan bayaran seekor unta.

Hadirin yang dimuliakan Allah..


Berikut ini transaksi pinjam meminjam yang Allah tawarkan:
‫يم‬ِ ‫اع ْفه لَ ُكم وي ْغ ِفر لَ ُكم واللَّه ش ُك‬
ِ ‫إِن ُت ْق ِرضوا اللَّه َقرضاً حسناً ي‬
ٌ ‫ور َحل‬
ٌ َ ُ َ ْ ْ ََ ْ ُ ‫ض‬ َُ ََ ْ َ ُ
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan
(pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi
Maha Penyantun.“ (QS: At-Taghabun [64]:17).

Adapun transaksi kedua yang Allah tawarkan adalah transaksi jual-beli atau perdagangan:

‫َن هَلُ ُم اجلَنَّةَ يُ َقاتِلُو َن يِف َسبِ ِيل اللّ ِه َفَي ْقُتلُو َن‬
َّ ‫ني أَن ُف َس ُه ْم َوأ َْم َواهَلُم بِأ‬ِِ ِ
َ ‫إِ َّن اللّهَ ا ْشَتَرى م َن الْ ُم ْؤمن‬
ْ‫استَْب ِشُروا‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ‫َويُ ْقَتلُو َن َو ْعداً َعلَْيه َح ّقاً يِف الت َّْوَراة َوا ِإلجن ِيل َوالْ ُق ْرآن َوَم ْن أ َْوىَف بِ َع ْهده م َن اللّه ف‬
ِ ِ
‫يم‬ ِ
ُ ‫ك ُه َو الْ َف ْوُز الْ َعظ‬ َ ‫بَِبْيعِ ُك ُم الَّذي بَ َاي ْعتُم بِِه َو َذل‬
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang
besar.” (QS At-Taubah [9]: 111)

‫اه ْم ِسّراً َو َعاَل نِيَةً َي ْر ُجو َن جِت َ َارًة لَّن َتبُ َور‬ ‫مِم‬ ِ ِ ِ َّ ِ
ُ َ‫اب اللَّه َوأَقَ ُاموا الصَّاَل َة َوأَن َف ُقوا َّا َرَزْقن‬ َ ‫إ َّن الذ‬
َ َ‫ين َيْتلُو َن كت‬
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.”
(QS Faathir [35]: 29)

Jadi setiap orang yang sudah baligh (mencapai usia kesempurnaan akal) adalah pebisnis
yang bertransaksi dengan Allah.

Semua modal bisnisnya (kehidupannya, kesempurnaan tubuhnya, kesempurnaan akalnya,


kesehatannya, kepandaiannya, perasaannya, intuisinya, dan lain-lain) berasal dari Allah. Dia
tinggal memutar roda usahanya dengan modal tersebut.

Transaksi bisnisnya adalah semua perbuatan dirinya sejak dia baligh sampai malaikat maut
datang menjemputnya. Dan semua transaksi itu tercatat rapi serta detil. Tak ada secuil pun,
bahkan tak ada sebesar dzarrah (atom) pun yang terluput oleh malaikat sang juru catat.

ُّ ‫َوُك ُّل َش ْي ٍء َف َعلُوهُ يِف‬


‫الزبُِر‬
‫صغِ ٍري َوَكبِ ٍري ُم ْستَطٌَر‬
َ ‫َوُك ُّل‬
ٍ ‫إِ َّن الْمت َِّقني يِف جن‬
‫َّات َوَن َه ٍر‬ َ َ ُ
“Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. Dan
segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.” (QS Al-Qamar [54]: 52-53)

Hadirin yang dirahmati Allah…


Begitu detilnya buku catatan itu, sehingga kelak para pendosa terperanjat kaget ketika
menerima rapor mereka yang kebakaran itu.

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan
terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab
apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia
mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan
Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun”. (Al-Kahfi [18]:49)

Setelah itu seluruh manusia dikumpulkan pada sebuah forum pengadilan yang dipimpin
oleh Sang Pemilik Modal sendiri selaku Ahkamil Hakimin (Sang Hakim Yang Maha Adil) di
suatu hari yang dinamakan Yaumul Hisab (Hari Penghitungan rugi/laba).

‫ال َحبَّ ٍة ِّم ْن َخ ْرَد ٍل‬


َ ‫س َشْيئاً َوإِن َكا َن ِم ْث َق‬ ‫ف‬
ْ ‫ن‬
َ ‫م‬ ‫ل‬
َ ‫ظ‬
ْ ُ‫ت‬ ‫اَل‬َ‫ف‬ ِ ‫ط لِيوِم الْ ِقيام‬
‫ة‬ َ ‫س‬ ِ ْ‫ونَضع الْموا ِزين ال‬
‫ق‬
ٌ ُ َ َ ْ َ ْ َ ََ ُ َ َ
ِ ‫هِب‬
َ ِ‫أََتْينَا َا َوَك َفى بِنَا َحاسب‬
‫ني‬
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)-nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (QS Al-
Anbiya [21]: 47)

Duduk dan berdoa

Khutbah 2nd

Hadirin sidang jumat yang dimuliakan Allah…


Berapa banyak manusia yang berhasil membukukan laba? Lebih dari 1400 tahun yang lalu,
Sang Pemilik Modal Yang Maha Kaya—sekaligus Sang Hakim Maha Adil—itu telah
menyebarkan bocoran informasi bahwa hampir semua “mitra bisnisnya” gagal
membukukan laba. Hasil auditing terhadap terhadap neraca keuangannya menunjukkan
hasil bahwa bisnis mereka membukukan kerugian.

Tapi ada juga yang membukukan keuntungan dalam berbisnis dengan Allah. Siapa
mereka? Simak saja bocoran di bawah ini:

‫ص ِر‬
ْ ‫َوالْ َع‬
‫نسا َن لَِفي ُخ ْس ٍر‬ ِ ِ
َ ‫إ َّن اإْل‬
َّ ِ‫اص ْوا ب‬ ِ ‫إِاَّل الَّ ِذين آمنُوا وع ِملُوا َّ حِل‬
ِ‫الصرْب‬ َ ‫اص ْوا بِاحْلَ ِّق َوَت َو‬
َ ‫الصا َات َوَت َو‬ ََ َ َ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (gagal
membukukan laba dalam bertransaksi dengan Allah), kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat
menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-‘Ashr [103]: 1-3).

Mari kita berdoa kepada Allah agar senantiasa menjaga kita selalu berada dalam ketaatan
dan memiliki kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Semoga semua urusan kita
dipermudah oleh Allah dan doa-doa yang telah kita panjatkan kepada-Nya dikabulkan dan
diijabah.
Allahumma shalli wa sallim a’la Muhammad…
ِ ‫ات األَحي ِاء ِمْنهم واْألَمو‬ ِ ‫ات والْمسلِ ِم والْمسلِم‬ ِ ِ ِِ ِ ِ
‫ك‬َ َّ‫ات إِن‬ َ ْ َ ْ ُ َْ َ ْ ُ َ َ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْؤمننْي َ َوالْ ُم ْؤمنَ َ ُ ْ نْي‬
ِ ‫مَسِ يع قَ ِريب جُمِ يب الدَّعو‬
‫ات‬ ََ ُ ْ ٌ ْ ٌ ْ
ِِ ِ َ‫ربَّنَا ا ْغ ِفر لَنَا وإِلِ خوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاإْلِ مْي‬
َ َّ‫ان َواَل جَتْ َع ْل يِف ْ ُقلُ ْوبِنَا ِغاًّل للَّذيْ َن َآمنُوا َربَّنَا إِن‬
‫ك‬ ْ ََ َ ْ َْ َ ْ َ
‫يم‬ ِ ٌ ‫رء‬
ٌ ‫وف َرح‬ َُ
‫َصلِ ْح‬ ِ ِ
ْ ‫اي الَّيِت ف َيها َم َعاشي َوأ‬ َ َ‫َصل ْح يِل ُد ْني‬
ِ ‫اللَّه َّم أَصلِح يِل ِدييِن الَّ ِذي هو ِعصمةُ أَم ِري وأ‬
ْ َ ْ َ ْ َُ ْ ْ ُ
‫احةً يِل ِم ْن‬ ِ ِ ِ
َ ‫ت َر‬ ْ ‫اج َع ْل احْلَيَا َة ِزيَ َاد ًة يِل يِف ُك ِّل خَرْيٍ َو‬
َ ‫اج َع ْل الْ َم ْو‬ ْ ‫يِل آخَريِت الَّيِت ف َيها َم َعادي َو‬
‫ُك ِّل َشٍّر‬
َّ َ‫ك َو ْاه ِد ِه ْم َس َواء‬
،‫السبِْي ِل‬ َ ِ‫اعت‬ ِ
َ َ‫ اَللَّ ُه َّم أَعْن ُه ْم َعلَى ط‬،ُ‫ضاه‬
ِ ِ
َ ‫اَللَّ ُه َّم َوفِّ ْق ُواَل َة أ ُُم ْوِرنَا ل َما حُت بُّهُ َوَت ْر‬
‫ك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير‬ ِ
َ َّ‫ إِن‬،‫اَللَّ ُه َّم َجنِّْب ُه ْم الْفنَتَ َماظَ َهَر ِمْن َها َوَمابَطَ َن‬
‫اج َع ْلنَا لِْل ُمت َِّقنْي َ إِ َم ًاما‬ ِ ِ ِ
ْ ‫ب لَنَا م ْن أ َْزَواجنَا َوذُِّريَّاتنَا ُقَّرَة أ َْعنُي ٍ َو‬ ْ ‫َربَّنَا َه‬
ِ ِ ُّ ‫َربَّنَا آتِنَا يِف‬
‫اب النَّا ِر‬ َ ‫الد ْنيَا َح َسنَةً َويِف اآْل خَرِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ‬
Closing

Anda mungkin juga menyukai