Anda di halaman 1dari 14

Brikolase is licensed under:

Creative Commons Attribution 4.0 International License

RAGAM HIAS TRADISIONAL JAWA


Studi Rekonstruksi Visual Untuk Desain Kriya Kayu

Rahayu Adi Prabowo


Program Studi Kriya Seni FSRD - ISI Surakarta
adiaetnika7@gmail.com

ABSTRACT
Javanese traditional ornaments are one of the richness of the archipelago's culture. A variety of
craft works in the form of decorative motifs from various ethnic Archipelago has given rise to a
style with its own characteristics and uniqueness. The focus of this study is to explain the
traditional Javanese decorative motifs. The study of motif reconstruction as a method of
developing and preserving traditional Javanese decorative motifs, as an alternative design of
wood craft products.
Qualitative methods and explorative experimental methods are used as a basis for analyzing and
translating experimental reconstruction designs for the visual development of wood crafts in
Indonesia that are Indonesian, unique and varied. The development of alternative designs with
various reconstructions of traditional ornamental motifs will enrich the repertoire of traditional fine
arts culture in Indonesia.

Keywords: Reconstruction, Ornamental Variety, Wood Craft

ABSTRAK
Ornamen tradisional Jawa adalah salah satu kekayaan rupa budaya Nusantara. Berbagai karya
kriya berwujud motif ragam hias dari berbagai etnis Nusantara telah memunculkan gaya dengan
ciri khas dan keunikan tersendiri. Fokus kajian ini adalah menjelaskan tentang motif ragam hias
tradisional Jawa. Studi rekonstruksi motif sebagai salah satu metode pengembangan dan
pelestarian motif ragam hias tradisional Jawa, sebagai alternatif desain produk kriya kayu.
Metode kualitatif dan metode eksperimen eksploratif digunakan sebagai dasar dalam
menganalisis dan menerjemahkan eksperimentasi rekonstruksi desain untuk perkembangan
visual kriya kayu di Indonesia yang berkarakter ke-Indonesiaan, unik dan variatif. Pengembangan
alternatif desain dengan beragam rekonstruksi motif ragam hias tradisi akan memperkaya
khasanah budaya seni rupa tradisi di Indonesia.

Kata Kunci : Rekonstruksi, Ragam Hias, Kriya Kayu

PENDAHULUAN berkarya, termasuk fungsi pada ragam


Latar Belakang hias kesenirupaannya. Hal itu dapat
Sejak lama masyarakat Jawa te- ditemukan pada peninggalan kuno be-
lah mengenal dan juga memahami kon- rupa karya sastra dan karya produk.1
sep keindahan yang dijadikan landasan Ragam hias tradisional Jawa memiliki

1Soegeng Toekio, Anggitan Perlambang Jawa Pascasarjana ITB,1992):22


Pada Nekaukir Kayu (Bandung:Thesis,

Vol. 11, No. 1, Juli 2019 1


banyak wujud dan jenis yang tersebar di pembelajaran maka dipandang sangat
berbagai daerah di Jawa. Wujud ragam penting untuk dilakukan penyusunan
hias yang dikenal di Jawa terdiri dari struktur motif ragam hias tradisional yang
ornamen tradisional yaitu ragam hias berangkat dari sebuah penelusuran dan
yang berkembang ditengah-tengah ma- penelitian yaitu bersumber dari kajian
syarakat secara turun-temurun, dan pengayaan literatur pustaka dan studi
tetap digemari dan dilestarikan sebagai lapangan.
sesuatu yang dapat memberi manfaat Salah satu ragam hias yang
keindahan dari masa ke masa. banyak dijumpai adalah yang diterapkan
Ragam hias tradisional mungkin pada produk kriya kayu (ukir kayu). Motif
berasal dari seni klasik atau seni primitif, ukiran yang ada di Indonesia memiliki
namun setelah mendapat pengolahan- kekayaan corak dan beraneka ragam.
pengolahan tertentu, dilestarikan keman Bentuk-bentuk motif ukiran yang ber-
faatannya demi memenuhi kebutuhan, aneka ragam tersebut masing-masing
khususnya dalam hal kebutuhan estetis. memiliki ciri khas tersendiri sesuai de-
Oleh sebab itu corak seni ragam hias ngan daerahnya. Untuk mengenal atau
tradisional merupakan pembauran dari mempelajari ciri dan penerapannya pada
seni klasik dan primitif. Hasil atau wujud ukir kayu maka perlu adanya identifikasi
dari pembauran tersebut tergantung dari visual yang matang dan terstruktur
sumber mana yang lebih kuat yang akan sehingga mampu menyajikan informasi
memberi kesan/ corak yang lebih do yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan
minan. Nama-nama motif ragam hias adanya perbedaan ciri dari masing-
khas tradisional Jawa erat hubungannya masing motif ragam hias di tiap daerah
dengan pemberian nama-nama kerajaan yang banyak juga dipengaruhi oleh pola
yang pernah ada. Dapat diduga bahwa laku kehidupan masyarakatnya.
motif ukiran tersebut merupakan pening - Penciptaan karya kriya kayu
galan raja-raja atau kerajaan yang mem- merupakan sebuah hasil pemikiran serta
punyai kemajuan kebudayaan pada ide kreatif seseorang untuk memenuhi
jaman itu2. Kekayaan ragam hias sebuah kepuasan batin. Selain itu men-
tradisional ini sangat perlu untuk di- ciptakan sebuah karya juga dalam rang-
kembangankan dan dijelaskan kepada ka untuk memenuhi kebutuhan pribadi,
setiap generasi sehingga terjadi kelan- sebagai contoh adalah kebutuhan eko-
jutan mata rantai pemahaman tentang nomi. Mencipta atau membuat sebuah
kebudayaan, dan untuk mempermudah karya ada beberapa hal yang harus

2Soeprapto, Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa 2 (Semarang : Effhar Offset, 2007):4

2 Vol. 11, No. 1, Juli 2019


Brikolase is licensed under:
Creative Commons Attribution 4.0 International License

dipahami terlebih dahulu yaitu sebuah kayu dalam membuat perencanaan


landasan penciptaan di dalam sebuah produk.
karya tersebut. Proses penciptaan karya
dapat dilakukan secara intuitif tetapi juga Metodologi
dapat ditempuh melalui metode ilmiah Sajian tulisan tentang studi ra-
yang direncanakan secara seksama, gam hias tradisional Jawa ini meng-
analitis, dan sistematis.3 Proses pem- gunakan 2 (dua) metode yang digabung
buatan karya akan diawali dalam sebuah untuk didapatkan keselarasan dalam
pola kerja desain yang dirangkai se- hasil akhir yang baik dan terpercaya.
demikian rupa dalam bingkai masing- Kedua metode tersebut yaitu metode
masing fungsi desainnya. kualitatif untuk mengupas tentang kajian
Pembuatan rangkaian kerja kriya, motif ragam hias tradisional Jawa yang
dalam hal ini kriya kayu akan melekat memfokuskan pada interpretasi serta
sebuah alur pemahaman tentang ragam penafsiran terhadap objek data analisis
hias beserta segala aspek pendukung- yang diperoleh di lapangan dan metode
nya. Rangkaian analisa di atas merupa- eksperimen ekploratif4 yang digunakan
kan alasan mendasar pentingnya penge- untuk merumuskan dan membuat
nalan dan pemahaman proses kerja de- eksperimen rekonstruksi desain ragam
sain pada kekaryaan kriya kayu, se- hias. Data diperoleh melalui teknik
hingga akan didapatkan sebuah kajian pengumpulan data di lapangan dan
dasar tentang kronologi kerja kekriyaan sumber pustaka. Sumber data yang
yang mampu menjawab tantangan bi- diperoleh dari lapangan berupa motif
dang industri kreatif. ragam hias Jawa yang selama ini
dipergunakan sebagai acuan membuat
Tujuan Kajian desain para pengrajin kriya kayu, yang
1. Menjelaskan ragam hias tradisional diamati dan dibuat sketsa dasar sebagai
Jawa, sehingga diperoleh pemaham- rancangan awal dalam membuat re-
an dan pengetahuan untuk konsep konstruksi motif.
pelestarian dan pengembangannya. Sumber data lapangan akan
2. Menemukan alternatif rancangan de- dielaborasikan dengan cermatan dari
sain ragam hias kriya kayu, sehingga sumber pustaka yang relevan. Data yang
membantu para pelaku industri kriya terkumpul digolongkan sesuai unsur-

3SP.Gustami, Butir-Butir Mutiara Estetika Timur, tentang hubungan sebab akibat antara dua
Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia variabel atau lebih yang menimbulkan hal-hal
(Yogyakarta : Prasista , 2007):329 baru berangkat dari pengkayaan substansi objek
4Metode eksperimen eksploratif bermaksud untuk sebelumnya. Lihat : Zulnaidi, Metode Penelitian.
mempertajam masalah dan perumusan hipotesa (Medan : Universitas Sumatera Utara, 2007):17

Vol. 11, No. 1, Juli 2019 3


unsur dan pemaknaannya. Penggolong- kayu.
an setiap unsur motif diperlukan sebagai Sumber pustaka yang dapat di-
sumber dalam menganalisa secara vi- jadikan sumber kajian dalam pembahas-
sual yang akan diwujudkan dalam an ini antara lain adalah karangan Aryo
sebuah rancangan baru yaitu rekonstruk- Sunaryo berjudul Ornamen Nusantara,
si motif ragam hias sebagai bahan acuan 2011. Buku ini membahas tentang ragam
dalam pengembangan pola desain. hias ornamen nusantara, meliputi ma-
Tahap analisis visual dilakukan secara cam-macam motif hias geometrik dan
mendalam sehingga pola baru yang ter- organik yang juga memuat teknik
cipta tetap berapa dalam ranah tradisi menggambar ornamen. Mengenal Ra-
Jawa. Hasil pengolahan dan peng- gam Hias Indonesia, disusun Soegeng
golongan tiap unsur motif akan dikem- Toekio, 1987. Buku ini menjelaskan ten-
bangkan secara maksimal dalam bingkai tang beberapa jenis ragam hias di
segi empat yang terdiri dari beberapa antaranya ragam hias geometris dan non
gatra5 motif. geometris. Ulasan yang berada di da-
lamnya membantu penulis dalam men-
Kajian Pustaka dan Analisis Teori jelaskan tentang ragam hias dan fungsi
simbol ragam hias dalam sebuah benda
Sajian tentang ragam hias tra-
yang memiliki unsur kebudayaan yang
disional Jawa ini merupakan kajian
kuat.
analisis visual dengan hasil akhir sebuah
Kebudayaan sangat berkaitan de-
eksperimentasi rekonstruksi desain un-
ngan sistem simbol, yaitu merupakan
tuk kriya kayu. Dengan demikian akan
acuan dan pedoman bagi kehidupan
diperoleh rincian gambar visual dengan
masyarakat dan sebagai simbol, pem-
materi utama motif ragam hias tradisi
berian makna, model ditransmisikan me-
Jawa yang salah satu tujuannya adalah
lalui kode-kode simbolik. Jika suatu ke-
untuk pengembangan desain kriya kayu
budayaan berkaitan dengan sistem sim-
sebagai acuan dasar dalam studi
bol, maka masyarakat yang ada di
eksperimentasi agar dapat digunakan
dalamnya merupakan masyarakat yang
sebagai acuan para pengrajin dan juga
memiliki hubungan erat dengan kebuda-
para akademisi dalam meningkatkan
yaan tersebut, karena tidak ada anggota
kualitas kekaryaan dan potensi untuk
masyarakat yang tidak memiliki kebuda-
dikembangan dalam produk-produk kriya

5Satuan pola motif ragam hias tradisi Jawa yang berdiri sendiri tanpa isian pendukung tidak bisa
terdiri dari lung/ukel/pilin pokok dan beberapa disebut gatra. (disarikan dari beberapa sumber
isian pendukungnya. Jika sebuah lung/ukel/pilin lisan/para pengrajin ukir kayu).

4 Vol. 11, No. 1, Juli 2019


Brikolase is licensed under:
Creative Commons Attribution 4.0 International License

yaan.6 Ragam hias tradisi sebagai mentasi kekaryaan desain pola ragam
produk budaya seni merupakan refleksi hias tradisional. Rumusan tersebut me-
dari kumpulan ide, nilai, dan norma yang liputi kajian teoritik tentang keberadaan
secara obyektif berinteraksi dalam ragam hias dewasa ini serta kajian
bentuk-bentuk wujud seni. J.J. Honing- ekplorasi desain motif ragam hias tra-
man membedakan adanya tiga “gejala disional Jawa yang belum banyak diulas.
kebudayaan” yaitu wujud sebagai suatu
kompleksitas dari ideas, activities dan PEMBAHASAN
artifact manusia yang berfikir memiliki Pengertian Ragam Hias
Tradisional Jawa
gagasan atau ide, di mana gagasan itu
terwujud melalui suatu tindakan aktivitas Ragam hias merupakan hasil
untuk memenuhi kebutuhan dalam budaya sejak masa pra sejarah dan
bentuk hasil benda (artefacts).7 berlanjut sampai masa kini. Ragam hias
Dharsono Sony Kartika mem- memiliki pengertian secara umum, yaitu
bahas tentang ide penciptaan karya seni keinginan manusia untuk menghias
melalui buku Kreasi Artistik, Perjumpaan benda-benda di sekelilingnya, kekayaan
Tradisi Modern Dalam Paradigma Ke- bentuk yang menjadi sumber ornamen
karyaan Seni, 2016. Tulisan yang dimuat dari masa lampau yang berkembang di
dalam buku ini dipelajari dalam konteks Istana Raja – Raja dan Bangsawan, baik
penciptaan rekonstruksi motif ragam hias yang ada di Bangsa Barat maupun
yang disesuaikan dengan metode artistik Bangsa Timur. Istilah yang lain berkaitan
menurut Dharsono. Sumber-sumber ter- dengan ragam hias adalah ragam.
tulis lainnya yaitu, Desain dan Dunia Ragam menurut Kamus Besar Bahasa
Kesenirupaan Indonesia Dalam Wacana Indonesia, berarti “pola” atau “corak”,
Transformasi Budaya, karangan Agus sedangkan corak berarti bunga atau
Sachari dan Yan Yan Sunarya, 2000. gambar-gambar.8 Pengertian yang
Buku ini dipakai dalam menganalisa hampir serupa dengan ragam hias
desain dengan membaca pola budaya adalah ragam hiasan dan ornamen.
dalam masyarakat. Dengan demikian ragam hias dapat
Penelitian tentang ragam hias disimpulkan adalah suatu pola atau
tradisional ini membahas kajian visual corak hiasan yang terungkap sebagai
yang bermuara pada sebuah eksperi- ungkapan ekspresi jiwa manusia

6Dharsono Sony Kartika, Budaya Nusantara : 7Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi,


Kajian Konsep Mandala Dan Konsep Tri-Loka (Jakarta: PT Rinekacipta, 1990):186
Terhadap Pohon Hayat Pada Batik Klasik 8Hasan Shadly, Ensiklopedi Indonesia (Jakarta :

(Bandung : rekayasa sains, 2007):24-25 PT Ichtiar Baru, Van Hoeve,1980):593

Vol. 11, No. 1, Juli 2019 5


terhadap keindahan atau pemenuhan berdiri sebagai hiasan objek pokok atau
kebutuhan lain yang bersifat budaya. sebagai pengisi. Hiasan pada sebuah
Ensiklopedi Indonesia memuat produk sangat beragam jenisnya, oleh
penjelasan bahwa hiasan adalah or- karena itu menilik khasanah perkem-
namen, dibidang seni bangunan dikenal bangan seni ragam hias di Indonesia
beberapa jenis hiasan, antara lain hiasan yang begitu beragam, maka dianggap
aktif, yaitu hiasan yang keberadaannya penting adanya sebuah pengelolaan
tidak dapat dipisahkan dari bangunan atau pengorganisasian ragam hias se-
utama, karena kalau hiasan itu dipisah- hingga selain makin memiliki ide-ide
kan akan merusak konstruksi bangunan kreasi yang baru juga berpengaruh pada
tersebut. Sedangkan hiasan pasif adalah nilai keekonomian.
hiasan yang lepas dari bangunan utama, Motif ragam hias yang ada di
yang dapat dihilangkan tanpa mempeng- Indonesia khususnya di Jawa memiliki
aruhi konstruksi bangunan.9 Adapun hi- kekayaan corak yang beraneka ragam.
asan teknis adalah hiasan yang fung- Bentuk-bentuk motif ragam hias yang
sinya sebagai hiasan dan juga punya beraneka ragam tersebut masing-masing
fungsi lain. memiliki ciri khas tersendiri sesuai
Ragam hias tidak terlepas dari dengan daerahnya. Untuk mengenal dan
kehidupan masyarakat sebagai media mengetahui motif ragam hias tradisional
ungkap perasaan yang diwujudkan daerah tersebut harus melihat bentuk-
dalam bentuk visual yang proses bentuk dan ciri pada setiap jenis ragam
penciptaanya tidak terlepas dari penga- hias. Nama-nama motif ragam hias khas
ruh lingkungan. Ragam hias untuk suatu tradisional Jawa erat hubungannya
benda pada dasarnya merupakan dengan pemberian nama-nama kerajaan
sebuah pelengkap untuk mendapatkan yang pernah ada di Jawa dapat diduga
nilai lebih dari sebelumnya yaitu barang bahwa motif ukiran tersebut merupakan
tersebut menjadi lebih bagus dan peninggalan raja-raja atau kerajaan yang
menarik. Ketertarikan masyarakat pada mempunyai kemajuan kebudayaan pada
seni ragam hias terus berkembang jamannya.10 Selain itu motif ragam hias
sesuai dengan kebutuhan bendawi. tradisional tercipta sebagai salah satu
Sekecil apapun produk bendawi yang bentuk ekspresi seniman dalam meng-
digunakan masyarakat tentu memiliki ungkapkan karakteristik kedaerahan. Un-
nilai hias atau hiasan (berhias) yang tuk mengetahui setiap motif ragam hias,

9Mulia
Tse, Hidding KAH, Ensiklopedia Indonesia 10Soeprapto, (2007):14
(Bandung : S. Gravenhage, 1982):1250

6 Vol. 11, No. 1, Juli 2019


Brikolase is licensed under:
Creative Commons Attribution 4.0 International License

maka harus mengenal nama bentuk ukir kayu. Suatu jenis kegiatan seni ukir
bagian dan ciri motif tersebut. Nama dan tradisi yang telah berkembang menjadi
bentuk bagian motif itu perlu diperhatikan salah satu unit usaha industri yang
dengan sebaik-baiknya karena penge- handal. Hasil produksinya telah me-
tahuan ini merupakan dasar dalam masuki daerah pemasaran yan gluas
pengenalan ragam hias tradisional. baik tingkat lokal, nasional, regional,
Pembahasan tentang ragam hias maupun internasional. Jepara adalah
kriya kayu mewakili bidang elemen seni sebuah kota kecil yang terletak di
rupa yang disajikan dalam berbagai kawasan pantai utara Jawa, akan tetapi
bentuk dan gaya. Kriya kayu dapat di- Jepara memiliki sejarah yang amat
katakan sebuah bentuk ideal dari ranah panjang. Pada abad ke-16 sampai ke-19,
kesenirupaan tradisi karena mengako- kota Jepara dan Demak adalah ‘dwikota’
modasi keterwakilan dari semua elemen yang berkuasa atas ekonomi dan
seni rupa yang pada dasarnya me- peradaban budayanya. H.J. de Graaf
rupakan kesatuan organis antara gagas- menyatakan, mungkin Jepara adalah
an (isi) dan teknik (bentuk). kota tua yang lebih tua daripada Demak.
Dua kota itu sangat penting bagi pe-
Mengenal Sentra Industri Kayu merintah, baik pada masa pemerintahan
Sebagai Strategi Perancangan Desain
Kerajaan Demak, Pajang, Mataram
Ragam Hias
maupun pada masa pemerintahan
Pembahasan pada sub bab ini
kolonial. Pada akhir abad ini, produksi
adalah menampilkan analisis penerapan
mebel ukir Jepara dengan penerapan
ragam hias tradisi di sentra industri kriya
ragam hias tradisi dipasarkan oleh
kayu, yaitu Jepara dan Serenan sebagai
pedagang lokal kepada masyarakat di
salah satu strategi perancangan desain
kota-kota besar di Indonesia dalam ben-
ragam hias. Kedua daerah ini terdapat di
tuk setengah jadi. Kota besar itu antara
Jawa Tengah yang memiliki potensi
lain; Semarang, Surakarta, Yogyakarta,
masing-masing sebagai sentra industri
Jakarta, Surabaya, Bandung, Denpasar,
kerajinan kriya/ ukir kayu.
Medan, dan Makasar.11
Pada saat ini industri kerajinan
Sentra Industri Kayu Jepara
ukir Jepara telah jauh berkembang dan
Dewasa ini, Jepara dikenal se- minggalkan industri serupa di daerah
bagai pusat industri seni kerajinan mebel lain. Wilayah kegiatan kerajinan ukir ini

11Gustami,“Industri Seni Kerajinan Meberl Ukir Guru Besar ISI Yogyakarta, 1997):3;16
Jepara” (Naskah Pidato Pengukuhan Jabatan

Vol. 11, No. 1, Juli 2019 7


mencakup sembilan dari dua belas an dan sistem sub kontrak yang lentur
kecamatan di Kabupaten Jepara. Ke- dan kompleks. Oleh karena itu produksi
hidupan masyarakat Jepara dapat di- ditata dan dihubungkan dengan berbagai
katakan unik, karakteristik, dan dinamis. segmen pasar, termasuk sumber bahan
Mereka tidak hanya terdiri dari ma- baku kayu.
syarakat petani yang menggarap sawah Aktivitas mebel di Jepara dengan
ladangnya dengan penuh ketekunan, menggunakan motif ragam hias tradisi
atau sebagai nelayan yang melakukan masih dijumpai pada hampir semua
profesinya dengan penuh gairah, tetapi produk, artinya motif ukir ragam hias
juga perajin dan pengusaha yang me- tradisi masih dibuat di Jepara selain
miliki dedikasi tinggi terhadap profesinya. motif-motif lainya yang lebih mendomi-
Tampaknya masyarakat Jepara dapat nasi yaitu berupa motif kontemporer
menjadi model terpeliharanya semangat, yang lebih bersifat pop dan minimalis.
etos, dan disiplin kerja yang tinggi yang Diakui bahwa pemakaian motif ragam
dilambari oleh pemahaman serius ter- hias tradisi masih terdapat penggabung-
hadap nilai-nilai agama. an-penggabungan motif ragam hias
Industri-industri perkayuan di tradisi dan motif-motif pengembangan
Kabupaten Jepara tidak tersebar merata, yang merupakan bentuk baru. Hal ini
melainkan berkelompok di berbagai lo- terjadi adalah karena menjawab ke-
kasi dengan kepadatan yang berbeda, butuhan pasar baik di dalam negeri
yang perlu dicirikan dan dikuantifikasi- maupun pasar eksport yang sebagian
kan. Pada awalnya, posisi seluruh per- tidak menggunakan ragam hias tradisi.
usahaan dan bengkel industri atau ko- Para pengrajin juga tidak bisa me-
mersial yang menggunakan, mengolah, maksakan menggunakan motif-motif
memamerkan atau menimbun bahan tradisi karena mereka berkarya menye-
kayu. Setiap unit dikategorikan dengan suaikan dengan kondisi pasar dan per-
tipologi sederhana berdasarkan kegiatan kembangan persaingan mebel-mebel
ekonomi utamanya (bengkel, ruang modern yang banyak menggunakan mo-
pamer, tempat penimbunan kayu, unit tif-motif sederhana yang merupakan
penggergajian, gudang, dan toko per- motif pengembangan.
lengkapan mebel), serta ukurannya Dengan kondisi yang demikian,
(kecil, menengah, besar). Dengan de- maka banyak diantara pengrajin yang
mikian dihasilkan kategori-kategori ber- kini sudah tidak bisa menguasai desain
dasarkan ukuran dan kegiatan. Industri di motif tradisi yang memang terdapat
Jepara terdiri dari suatu jaringan hubung- aturan dan pola-pola tertentu yang mesti

8 Vol. 11, No. 1, Juli 2019


Brikolase is licensed under:
Creative Commons Attribution 4.0 International License

ditaati unutk menjawab kebenaran pola menggunakan bahan baku dari kayu jati
standar ragam hias tradisi. Namun de- dengan produksi sangat sederhana,
mikian seandainya mendapatkan order seperti: meja, kursi, dan mebelair lainnya
untuk mengerjakan motif tradisi mereka yang masih sangat sederhana. Alat-alat
masih mampu untuk membuat desain yang digunakan semuanya serba manual
sampai dengan pengerjaan pengukiran- tradisional seperti: pasah, gergaji do-
nya. Dari permasalahan tersebut perlu rong, gergaji sentheng, gobel, gergaji
dibuat sebuah desain alternatif yang baru puter, pasah undhuk panjang dan
sehingga pengenalan dan pemakaian pendek, pahat, bor. Produksi dari alat-
ragam hias tradisi masih berlanjut. alat sederhana tersebutpun hanya mam-
pu memasok bagi kebutuhan lokal untuk
Sentra Industri Kayu Serenan kepentingan masyarakat desa sekitar
Desa Serenan kecamatan Juwi- dan kota terdekatnya seperti Delanggu,
ring kabupaten Klaten secara geografis Klaten dan Solo. Baru mulai pada awal
terletak di daerah Klaten timur atau ber- tahun 1980an produk-produk kerajinan
ada di perbatasan Klaten dan Sukoharjo. Desa Serenan mulai dikenal oleh ma-
Di daerah tersebut terkenal sebgai syarakat secara luas di kota-kota besar
industri mebel dari meja, kursi, almari, seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya
hiasan dinding dan sebagainya. Daerah melalui orang-orang asal Solo dan
Serenan yang terletak di wilayah Ka- sekitar Klaten dengan cara pemanggilan
bupaten Klaten, merupakan salah satu para pemahat dan pengrajin kayu asal
dari sekian banyak pelaku usaha di Desa Serenan ke kota tersebut untuk
bidang permebelan. Dari survey yang membuat alat-alat rumah tangga. Dari
dilakukan diketahui rata-rata usaha situlah maka produk-produk kerajinan
mebel yang dilakukan oleh penduduk kayu Serenan dikenal dari rumah ke
Serenan dan sekitarnya lebih dari 200 rumah di kota-kota tersebut.
pelaku usaha industri rumah tangga Pada sekitar tahun 1998 seiring
permebelan. Kondisi tersebut merupa- dengan meningkatnya permintaan me-
kan sebuah potensi aset yang perlu di- bel, pengrajin mebel di Desa Serenan
pertahankan serta dikembangkan kebera mulai menggunakan alat produksi yang
-daannya, untuk tetap mempertahankan modern dan memperbanyak mengguna-
keberadaan industri permebelan Indone- kan ragam hias tradisi dalam setiap
sia. produknya. Dengan adanya peralatan
Hingga tahun 1970an kerajinan yang modern dalam suatu usaha atau
kriya kayu mebel di desa Serenan masih kegiatan akan mempengaruhi kualitas

Vol. 11, No. 1, Juli 2019 9


maupun kuantitas produksi. Dalam nilai kekaryaan dan juga nilai pelesta-
penggunaan ragam hias tradisi para riannya.
pengrajin merasa belum terdapat pening-
katan pada penjualan produknya, se- Konsep dan Teori Desain Ragam Hias
hingga banyak pengrajin tidak me- Pekerjaan kriya kayu atau ke-
neruskan mengunakan motif ragam hias rajinan kayu membutuhkan proses
tradisi walaupun sekali waktu tetap sebelumnya yang juga sangat penting,
membuat jika terdapat pesanan yang yaitu desain. Aspek desain ini sangat
mengharuskan mengunakan ragam hias mempengaruhi seluruh proses kerja ukir
tradisi. kayu mulai dari persiapan bahan sampai
Para pengrajin di Serenan ba- dengan tahap akhir ukir kayu (finishing).
nyak yang sudah tidak menguasai desain Desain akan menghasiIkan bentuk-ben-
motif tradisi, dan hanya berpaku pada tuk obyek yang bernilai dan dibutuhkan
pola-pola motif garapan baru yang lebih oleh masyarakat, nilai tersebut tidak saja
menjanjikan secara finansial, padahal semata-mata terletak pada bentuk vi-
sangat dimungkinkan jika mencoba sualnya saja, tetapi terjadi karena ada-
kembali mengunakan motif tradisi akan nya hubungan struktur dengan fungsio-
menaikkan harga jual produk sekaligus nal sebagai sistem yang terpadu. Desain
dapat melestarikan motif-motif tradisi. merupakan rencana atau rancangan
Tidak dipungkiri bahwa peran serta karya yang menghasilkan daya guna,
perguruan tinggi sangat membantu daya tarik, dan daya jual yang dapat
dalam rangka mengembalikan kejayaan dipertanggung jawabkan. Desain akan
motif tradisi sehingga selain dapat mencari jawaban permasalahan serta
menaikkan nilai tambah juga akan lebih untuk apa dan bagaimana membuatnya
bersain di pasar global. dengan proyeksi yang luas.12 Analisis
Dapat disimpul-kan disini bahwa pada karya seni rupa didasarkan pada
keahlian para pengrajin tentang pem- peranan elemen-elemen bentuknya, di-
buatan ragam hias tradisi masih perlu gugah melalui substansi lain, yaitu idea
ditingkatkan dengan adanya pola-pola dan subject matter. Elemen-elemen seni
baru yang lebih variatif. Adanya fakta rupa tersebut berupa garis, bentuk,
tersebut, maka sangat diperlukan ada- volume, gelap terang, tekstur, dan war-
nya alternatif pola desain ragam hias na. Implementasi figur unsur ini disesuai-
tradisi yang mengarah pada peningkatan kan dengan persepsi, konsepsi, eks-

12Kasjanto dan Sapardi Djoko Damono. Tifa Pembangunan Nasional-LEPPENAS, 1991):98


Budaya. (Jakarta : Lembaga Penunjang

10 Vol. 11, No. 1, Juli 2019


Brikolase is licensed under:
Creative Commons Attribution 4.0 International License

presi, interaksi dan daya kreasi pen- tif, dan ada pula “distilasi” atau digayakan
ciptanya. Daya kreasi merupakan hasil yang akan memunculkan dasar konsep
tanggapan saat itu oleh indera yang estetika dari tampilnya sebuah bentuk
kemudian terjadi interaksi antara per- visual motif ragam hias tradisi.
sepsi luar dan persepsi dalam. Hasil Konsep estetika tercipta dengan
interaksi tersebut disebut hasil interpre- terpenuhinya asas tertentu mengenai
tasi yang kemudian terkumpul sebagai bentuk pada sesuatu benda (khususnya
13
nilai hayati (isi atau makna). karya seni yang diciptakan oleh seorang
Proses desain ragam hias diawali manusia). Hal ini harus kita sadari bahwa
dari pengolahan daya kreasi yang se- seni bukanlah sekedar perwujudan yang
lanjutnya mengarah pada pengenalan berasal dari ide tertentu, melainkan
dasar-dasar objek yang akan dikreasi- adanya ekspresi atau ungkapan dari
kan. Dasar dari pembuatan ragam hias segala macam ide yang bisa diwujudkan
pengalan motif-motif yang mendasari- oleh sang seniman dalam bentuk yang
nya. Ragam hias atau ornamen terdiri konkrit. Penghayat yang sedang me-
dari berbagai jenis motif, dan motif-motif mahami karya sajian, maka sebenarnya
itulah yang digunakan sebagai penghias. ia harus terlebih dahulu mengenali
Sedangkan pola hias merupakan unsur struktur organisasi atau dasar-dasar dari
dasar yang dapat dipakai sebagai susunan dasar seni rupa, mengenal
pedoman untuk menyusun suatu hiasan. tentang garis, shape, warna, tekstur,
Pola hias mengandung suatu pengertian volume, ruang dan waktu. Penghayat
sebagai hasil susunan dari motif hias harus mengetahui secara pasti asas-
tertentu dalam bentuk dan komposisi asas pengorganisasian yang meliputi
14
yang tertentu pula. Susunan pola hias harmonis, kontras, gradasi, repetisi, ser-
yang menggunakan suatu motif dengan ta hukum keseimbangan, unity dan va-
kaidah-kaidah tertentu pada suatu bi- riaty.15
dang atau ruang, akan menghasilkan
suatu hiasan yang lebih indah dan Rekonstruksi Motif Ragam Hias
Tradisional Jawa
disebut dengan ornamen atau ragam
hias. Penggunaan ornamen tersebut ber- Penciptaan sebuah karya me-
variasi yaitu satu motif, dua motif atau rupakan sebuah hasil pemikiran serta ide
lebih, pengulangan motif, kombinasi mo- kreatif seseorang untuk memenuhi se-

13Dharsono Sony Kartika, Kreasi Artistik Offset, 2004);12


Perjumpaan tradisi modern dalam paradigma 15Dharsono Sony Kartika dan Nanang Ganda
kekaryaan Seni, (Citra Sain : LPKBN, 2016);15 Prawira. 2004. Pengantar Estetika. Bandung:
14Soeprapto, Ornamen Ukir Kayu Rekayasa Sains, 2004):20
Tradisional Jawa 1. (Semarang: Effhar

Vol. 11, No. 1, Juli 2019 11


buah kepuasan batin. Mencipta atau dimaksud adalah mengubah gaya
membuat sebuah karya ada beberapa ornamentik dari motif tradisional Jawa,
hal yang harus dipahami terlebih dahulu yang sering dipakai para pengrajin dan
yaitu sebuah landasan penciptaan di para desainer. Gambar rekonstruksi
dalam sebuah karya tersebut. Proses motif ini bertujuan untuk memberikan
penciptaan karya dapat dilakukan secara alternatif pola gambar motif tradisional
intuitif tetapi juga dapat ditempuh melalui Jawa, karena biasanya para pengrajin
metode ilmiah yang direncanakan secara dan mahasiswa sering hanya menguna-
seksama, analitis, dan sistematis. 16 kan acuan pola gambar yang sudah
Proses pembuatan karya akan diawali tersedia dari sumber internet dan buku
dalam sebuah pola kerja desain yang referensi gambar ragam hias. Sebenar-
dirangkai sedemikian rupa dalam bingkai nya telah terdapat usaha dalam mengu-
masing-masing fungsi desainnya. Pem- bah tampilan ragam hias tradisi, namun
buatan rangkaian kerja kriya, dalam hal gubahan-gubahan yang dilakukan sela-
ini kriya kayu akan melekat sebuah alur ma ini hanya merujuk pada ukuran dan
pemahaman tentang ragam hias beserta penempatan isian, dan sangat jarang
segala aspek pendukungnya. memberikan gubahan pada bentuk
Karya seni lahir dari kecen- pokoknya. Berikut hasil rekonstruksi
derungan manusia dalam mengungkap ragam hias tradisional Jawa:
rasa keindahan. Dalam hal ini manusia
selalu berusaha melatih sensitivitas
artistiknya untuk menghasilkan suatu
karya seni yang mempuyai konsep dan
visual yang berkualitas untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan kepuasan rasa
keindahan. Pencapaian akan hasil karya
seni, tentunya memulai serangkaian
proses hingga mencapai suatu karya
seni yang mempunyai konsep dan visual
yang berkualitas. Pada sub bahasan ini
Gambar 1 : ragam hias Jepara
akan disajikan hasil rekonstruksi motif Sumber:http://www.damaruta.com/2015/03/motif-
ukir-tumbuhan-hal-24.html
yang dibuat berdasarkan struktur motif Diunduh oleh : R. Adi Prabowo, pada 10 Januari
tradisional Jawa. Rekonstruksi yang 2019, 13.00 WIB

16SP.Gustami,Butir-Butir
Mutiara Estetika Timur, (Yogyakarta:Prasista , 2007):329
Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia

12 Vol. 11, No. 1, Juli 2019


Brikolase is licensed under:
Creative Commons Attribution 4.0 International License

Kajian mengenai eksperimentasi


dan rekontruksi desain pola motif ragam
hias tradisi yang dilakukan ini di-
dukungan analisis lapangan dan metode
yang tepat telah menghasilkan sebuah
alternatif tawaran yang baik dan diper-
lukan oleh para pelaku industri kriya
kayu. Langkah pelestarian diolah se-
demikian rupa pada ranah penelitian
yang menemukan berbagai langkah un-
tuk menjaga kelestarian motif ragam hias
tradisi. Seperti halnya sajian penelitian ini
Gambar 2 :
ragam hias Jepara hasil rekonstruksi,
mengungkapkan sisi eksplorasi bentuk
oleh ; R. Adi Prabowo motif tradisi sehingga diharapkan para
seniman dan pengrajin mempunyai
alternatif bentuk dari ragam hias tradisi.
SIMPULAN
Motif ragam hias tradisional da-
lam perjalanan perkembangannya meng-
alami pasang surut yang mengakibatkan
banyak perubahan motif diluar pola baku Daftar Pustaka
yang semestinya. Hal ini dikarenakan Dharsono Sony Kartika dan Nanang
kurangnya pemahaman dari para seni- Ganda Prawira, 2004.
Pengantar Estetika. Bandung
man dan pengrajin tentang pentingnya : Rekayasa Sains.
pelestarian tradisi budaya rupa yang
Dharsono Sony Kartika, 2007. Budaya
merupakan kekayaan bangsa yang Nusantara : Kajian Konsep
sangat tinggi nilainya. Disamping me- Mandala Dan Konsep Tri-
Loka Terhadap Pohon Hayat
mang permintaan pasar yang semakin Pada Batik Klasik, Bandung :
bergeser pada pola-pola minimalis dan Rekayasa Sains.
cenderung benbentuk seni pop-kontem- --- ,2016. Kreasi Artistik Perjum-
porer. Untuk mengantisipasi hal ini se- paan tradisi modern dalam
paradigma kekaryaan Seni,
mestinya dilakukan langkah-langkah Citra Sain : LPKBN.
konkrit dalam pemajuan budaya tradisi,
Gustami. SP, 1997. “Industri Seni Ke-
sehingga bisa tetap eksis dan mem- rajinan Meberl Ukir Jepara”,
punyai daya ungkit untuk perkembangan Naskah Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar ISI
selanjutnya.

Vol. 11, No. 1, Juli 2019 13


Yogyakarta.

--- ,2007. Butir-Butir Mutiara Es-


tetika Timur, Ide Dasar Pen-
ciptaan Seni Kriya Indonesia,
Yogyakarta : Prasista.

Hasan Shadly, 1980. Ensiklopedi Indo-


nesia (Jakarta: PT Ichtiar Ba-
ru, Van Hoeve.

Kasjanto dan Sapardi Djoko Damono,


1991. Tifa Budaya, Jakarta :
Lembaga Penunjang Pem-
bangunan Nasional-LEPPE
NAS.

Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu


Antropologi, Jakarta: PT Ri-
nekacipta

Mulia Tse, Hidding KAH, 1982. Ensi-


klopedia Indonesia (Bandung
: S. Gravenhage.

Soegeng Toekio, 1992. Anggitan Per-


lambang Jawa Pada Neka-
ukir Kayu. Bandung : Thesis,
Pascasarjana ITB

Soeprapto, 2004. Ornamen Ukir Kayu


Tradisional Jawa 1, Sema-
rang : Effhar Offset.

--- ,2007. Ornamen Ukir Kayu Tra


-disional Jawa 2, Semarang:
Effhar Offset.

Zulnaidi, 2007. Metode Penelitian, Medan


: Universitas Sumatera Utara.

14 Vol. 11, No. 1, Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai