Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PERAN GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN TEAM QUIZ KELAS V DI MI TARBIYATUL
ULUM PENGAMPON

PROPOSAL

Diajukan Kepada STAI AL-Azhar Menganti Gresik untuk Memenuhi Tugas


UAS Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif dan Studi Pustaka

Dosen Pengampu:

Muhammad Arif, M.Pd.

Oleh:

Dikkrullohuakbar (20182600186)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR

MENGANTI GRESIK

2021
ANALISIS PERAN GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN TEAM QUIZ KELAS V DI MI TARBIYATUL
ULUM PENGAMPON

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan adalah proses atau cara yang dilakukan manusia untuk
menjadi pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif,
serta dapat bergaul dengan lingkungan sekitar. Dengan adanya pendidikan
diharapkan mampu memiliki kemampuan baik dalam bidang ketrampilan
maupun akademis agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya sehingga dapat mampu bersaing secara global. Sebagaimana
tercantum dalam dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3,
tentang tujuan pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan
manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. 1
Peran guru sangat penting dalam mengajar dan mendidik siswa
serta dalam memajukan dunia pendidikan. Mutu siswa dan pendidikan
bergantung pada mutu guru. Guru kelas adalah adalah guru yang
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
dalam proses pembelajaran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di TK /
RA/TKLB dan SD/MI/SDLB dan satuan formal yang sederajat, kecuali
guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan serta guru
pendidikan agama. Guru kelas tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan
1
Khairulnisah, “ Analisis Model Pembelajaran Tipe Quiz Team Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa,” Skripsi ( Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara Medan, 2020)
1.
1
bahan pelajaran yang ditetapkan, tetapi guru kelas mempunyai peranan
penting, terutama dalam hal mengatasi berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan motivasi belajar siswa, dituntut untuk bisa menjadi guru
yang serba bisa baik dalam hal pembelajaran ataupun dalam hal yang
lainnya seperti memotivasi siswa untuk semangat dalam belajar.
Motivasi adalah suatu dorongan yang terjadi pada diri manusia,
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Muhammad asrori motivasi ialah usaha – usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai.2 Kemudian
menurut Clayton Alderfer motivasi belajar merupakan suatu aktivitas
yang muncul karena mendapatkan dorongan faktor internal dan eksternal
yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bersikap, bertindak atau
berbuat untuk mencapai tujuan, sehingga dapat terjadi perubahan tingkah
laku pada diri siswa tersebut.
Adapun menurut Dimyati dan Mudjiono ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar,yaitu: cita cita atau aspirasi siswa,
kemampuan belajar, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan
kelas, unsur- unsur dinamis kelas, dan upaya guru membelajarkan siswa. 3
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara
yang dilakukan pada kelas V tahun pelajaran 2019 - 2020 di MI
Tarbiyatul Ulum Pengampon dengan narasumber guru kelas ibu Nurotul
Faidah, S.Pd.i bahwa motivasi belajar siswa masih rendah.
Kurangnya motivasi belajar siswa disebabkan karena berbagai faktor.
Faktor – faktor tersebut antara lain kurang semangat mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar, kurang bimbingan dari keluarga, kurang
2
Sumiati, “ Peranan Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,” Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol 3 , No.2 ( 2018): 158

3
Setyowati, “ Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP
N 13 Semarang, ” Skripsi (Universitas Negeri Semarang, 2007), 13 – 15.

2
konsentrasi saat dikelas dan kurang percaya diri terhadap kemampuan
yang dimiliki. Dengan adanya permasalahan diatas, maka dari itu peneliti
memilih model pembelajaran team quiz dalam pemecahan masalah
tersebut dan kelebihannya yang menunjang dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.

Malvin L.Silberman didalam bukunya yang berjudul Active


Learning mengelompokkan strategi pembelajaran aktif diantaranya strategi
Team Quiz. Team Quiz adalah salah satu tipe dalam pembelajaran strategi
Active Learning yang berfungsi untuk menghidupkan suasana belajar,
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari
melalui cara yang menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak
membuat mereka takut dan bosan.

Dari pembahasan mengenai strategi pembelajaran aktif diatas,


dapat ditemukan banyak kelebihan dari konsep pembelajaran aktif itu
sendiri yang merujuk pada kelebihan pembelajaran Team Quiz,
diantaranya sebagai berikut: Dapat meningkatkan keseriusan, Dapat
menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar, Mengajak siswa
untuk terlibat penuh, Meningkatkan proses belajar, Membangun
kreaktifitas diri, Meraih makna belajar melalui pengalaman dan
Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar dan menambah semangat dan
minat siswa.4

Berdasarkan pertimbangan pemikiran di atas maka peneliti


mengambil judul “ANALISIS PERAN GURU KELAS DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI

4
Cintya Kusumawardhani, “ Pengaruh Strategi Pembelajaran Team Quiz Terhadap Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V MIN 10 Bandar Lampung , “ Skripsi ( Institut
Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018), 13 – 16.

3
MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ KELAS V DI MI
TARBIYATUL ULUM PENGAMPON”.

B. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka terdapat
berbagai penerapan model pembelajaran team quiz yang diterapkan
di dunia pendidikan, yaitu.
a. Team Quiz adalah salah satu tipe dalam pembelajaran
strategi Active Learning yang berfungsi untuk
menghidupkan suasana belajar, meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari
melalui cara yang menyenangkan dan tidak mengancam
atau tidak membuat mereka takut dan bosan.
b. Team quiz adalah model pembelajaran yang mana siswa
dibagi kedalam 3 kelompok besar yang setiap kelompoknya
terdiri dari kurang lebih 4 – 6 siswa. Semua siswa bersama
– sama mempelajari materi. Mendiskusikan materi, saling
memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan
jawaban, setelah materi disampaikan terjadi sesi tanya
jawab, setelah salah satu kelompok selesai siswa dapat
memaparkan materi.
2. Batasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah diatas, agar lebih terarah
dan dapat tercapai tujuan dalam penelitian ini, perlu adanya
pembatasan masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini hanya mengarah pada penerapan model


pembelajaran team quiz dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.
b. Penelitian dilakukan di MI Tarbiyatul Ulum Pengampon.
4
C. FOKUS MASALAH
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka fokus
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana analisis peran guru kelas dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran team quiz
kelas V di MI Tarbiyatul Ulum Pengampon ?

2. Apa faktor pendukung guru kelas dalam meningkatkan motivasi


belajar siswa melalui model pembelajaran team quiz kelas V di
MI Tarbiyatul Ulum Pengampon ?

3. Apa faktor penghambat guru kelas dalam meningkatkan motivasi


belajar siswa melalui model pembelajaran team quiz kelas V di
MI Tarbiyatul Ulum Pengampon ?

D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan fokus masalah diatas, maka tujuan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui analisis peran guru kelas dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model
pembelajaran team quiz kelas V di MI Tarbiyatul Ulum
Pengampon
2. Untuk mengetahui faktor pendukung guru kelas dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model
pembelajaran team quiz kelas V di MI Tarbiyatul Ulum
Pengampon

3. Untuk mengetahui faktor penghambat guru kelas dalam


meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model
pembelajaran team quiz kelas V di MI Tarbiyatul Ulum
Pengampon

5
E. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Secara teoritis
a. Menjelaskan pengunaan model pembelajaran team quiz
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Sebagai salah satu bahan acuan bagi penelitian lain
dalam bidang pendidikan.
2. Secara praktis
a. Bagi peserta didik
1) Memberikan variasi suasana belajar dalam
rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.
2) Memberikan tambahan pengetahuan tentang
adanya penggunaan model pembelajaran team
quiz yang diharapkan dapat membantu siswa
dalam aktivitas belajar sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Bagi guru
1) Memberikan informasi tentang adanya
penggunaan model pembelajaran team quiz
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada pembelajaran di sekolah.
2) Memberikan alternatif pembelajaran yang
efektif dan efisien serta diharapkan mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran di sekolah.

c. Bagi sekolah
1) Memberikan referensi dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru

6
2) Menjadi masukkan untuk kegiatan belajar
mengajar di MI Tarbiyatul ulum Pengampon
menjadi lebih baik dan tidak hanya peran guru,
tetapi pada kreativitas siswa dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas.
d. Bagi peneliti
1) Menambah pengalaman dan menambah
pengetahuan dalam melakukan suatu penelitian
secara langsung tentang pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas.
2) Memberikan bekal untuk menjadi guru yang
profesional dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang ada di dalam kelas.

F. KERANGKA TEORITIK

1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rangkaian dari
pendekatan, strategi, metode, teknik, serta taktik
pembelajaran. Bahwasanya model adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan khas oleh guru.5
Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran. Menurut Joyce, membagi model
pembelajaran menjadi 4. Adapun model pembelajaran
tersebut adalah model pembelajaran memproses informasi,

5
Nurfadillah,” Analisis Model Pembelajaran Quiz Team Berbantu Media Pembelajaran
Socrative Terhadap Hasil Belajar,” Skripsi ( Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
2020), 9
7
model pengajaran sosial, model pembelajaran personal dan
model pembelajaran sistem perilaku.6

b. Model Pembelajaran Team Quiz


Model pembelajaran team quiz ini dikembangkan
oleh Mel Silberman. Model pembelajaran ini akan dapat
membantu peserta didik mengenai pemahaman terhadap
materi pelajaran. Dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran ini siswa bersama-sama
dengan timnya mempelajari materi yang terdapat dalam
lembaran kerja, mendiskusikan materi, saling memberikan
arahan,saling memberi pertanyaan serta jawaban, siswa
tidak hanya sekedar mendengarkan informasi dari guru,
akan tetapi juga melihat apa yang dijelaskan oleh guru dan
melakukan uji coba secara langsung, sehingga siswa tidak
mudah lupa dan memahami materi tersebut. Pembelajaran
aktif tipe Team Quiz ini dapat membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran yang akan disampaikan oleh
guru.7

Hal serupa juga diungkapkan oleh Hisyam Zaini


bahwa strategi Team Quiz adalah strategi yang dapat
meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam
suasana yang menyenangkan dan tidak mengancam dan
membuat bosan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa strategi Team Quiz ini sangat membantu siswa
dalam proses belajar dengan meningkatkan rasa tanggung

6
Ibid, 10.

7
Cintya Kusumawardhani, Loc. Cit, 13.
8
jawab terhadap apa yang dipelajarinya dengan cara yang
menyenangkan dan tidak membosankan.

2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Team Quiz


Menurut Agus suprijono bahwasanya prosedur
pembelajaran dengan menggunakan Team Quiz adalah sebagai
berikut.
a. Memilih topik yang dapat disampaikan ke dalam
tiga bagian.
b. Membagi peserta didik menjadi tiga kelompok
besar yaitu , A, B, dan C
c. Menyampaikan kepada peserta didik mengenai
format penyampaian pelajaran dan penyampaian
materi serta membatasi presentasi maksimal 10
menit.
d. Setelah presentasi, minta kelompok A untuk
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan materi yang baru saja disampaikan.
Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk
melihat lagi catatan mereka.8
e. Meminta siswa yang kelompok A untuk memberi
pertanyaan kepada siswa yang kelompok B. jika
siswa yang kelompok B tidak dapat menjawab
pertanyaan, maka pertanyaan tersebut akan dilempar
kepada siswa yang kelompok C.
f. Siswa yang kelompok A memberi pertanyaan
kepada siswa yang kelompok C, jika siswa yang
kelompok C tidak bisa menjawab, maka akan
dilembar kepada siswa yang kelompok B.

8
Cintya Kusumawardhani, Loc. Cit, 13-14.

9
g. Jika tanya jawab ini sudah dilakukan, maka di
lanjutkan dengan menyampaikan materi pelajaran
kedua, dan menunjuk siswa yang kelompok B
untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti
proses untuk siswa yang kelompok A.
h. Setelah siswa yang kelompok B sudah selesai
dengan pertanyaannya maka akan dilanjutkan
dengan penyampaian materi pelajaran ketiga, dan
kemudian menunjuk siswa yang kelompok C
sebagai kelompok penanya.
i. Mengakhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya
jawab dan menjelaskan apabila ada pemahaman
peserta didik yang keliru.9

3. Kelebihan Model Pembelajaran Team Quiz


Adapun kelebihan dari model pembelajaran Team
Quiz, adalah sebagai berikut.
a. Dapat meningkatkan keseriusan.
b. Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan
belajar.
c. Mengajak siswa untuk terlibat penuh.
d. Meningkatkan proses belajar.
e. Membangun kreaktifitas diri.
f. Meraih makna belajar melalui pengalaman.
g. Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar dan
9
Cintya Kusumawardhani, Loc. Cit, 14-15.

10
menambah semangat dan minat siswa.
4. Kelemahan Model Pembelajaran Team Quiz
Adapun kelemahan dari model pembelajaran Team
Quiz, adalah sebagai berikut.
a. Memerlukan kendali dalam mengkondisikan kelas saat
keributan terjadi, hanya siswa tertentu yang dianggap
pintar dalam kelompok tersebut, yakni yang bisa
menjawab soal (quiz). Karena permainan yang dituntut
cepat dan memberikan kesempatan diskusi yang
singkat.
b. Waktu yang diberikan sangat terbatas jika kuis
dilaksanakan oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.10.

2. Motivasi belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah salah satu aspek psikis yang


memiliki pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.
Salah satu pendapat mengatakan bahwasanya motivasi
adalah suatu perubahan energy dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya perasaan dan reaksi dalam
mencapai tujuan. Sedangkan menurut pendapat lain
mengatakan bahwasanya motivasi adalah usaha memenuhi
keinginan, hasrat atau kebutuhan terhadap objek atau pada
kondisi tertentu.

10
Cintya Kusumawardhani, Loc. Cit, 16-17.

11
Kemudian ada pendapat lain yang mengatakan
bahwasanya motivasi adalah suatu dorongan yang terdapat
pada diri seseorang untuk berusaha mengadakan
perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya. Motivasi belajar adalah suatu dorongan
dan perhatian guru terhadap siswa dengan maksud untuk
membangkitkan aktivitas dalam belajar. Dengan besarnya
motivasi belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar
menjadi lebih baik lagi.

b. Macam – Macam Motivasi Belajar


Dalam kegiatan pembelajaran motivasi sangat
diperlukan. 11

Dengan adanya motivasi dapat meningkatkan ketekunan


siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga
dapat memperoleh hasil yang optimal. Adapun macam –
macam motivasi belajar sebagai berikut.

1. Motivasi Instrinsik adalah suatu motif yang


menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu misalnya
keinginan untuk mendapatkan keterampilan
tertentu, memperoleh informasi dan pengertian,
mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi
kehidupan, menyadari sumbangan terhadap
kelompok, keinginan diterima kelompok lain.

11
Muhammad Azam Munasir, “ Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SD Negeri 03 Metro Barat Kota Metro,”
Skripsi ( IAIN Metro, 2017), 8 - 9.

12
2. Motivasi Ekstrinsik adalah suatu motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar
situasi belajar. Misalnya seperti hadiah, pemberian
angka, memberi ulangan, ujian, hukuman, hasrat
untuk belajar dan minat.
c. Fungsi Motivasi Belajar
Adapun beberapa fungsi dari motivasi belajar adalah
sebagai berikut.
1. Dorongan murid untuk timbul beraktivitas
dalam mencapai tujuan.
2. Untuk menentukan arah perbuatan kearah yang
hendak dicapai.12

3. Penseleksi perbuatan, sehingga perbuatan orang


yang mempunyai motivasi senantiasa selektif
dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin
dicapai.
4. Untuk Menyadarkan kedudukan pada awal
belajar, proses, dan hasil akhir.
5. Untuk Mengajarkan mengenai adanya
perjalanan belajar kemudian bekerja.

d. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Adapun motivasi belajar terbagi menjadi dua yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Adapun Faktor
yang mempengaruhi motivasi intrinsik terdapat pada
kesadaran siswa akan kebutuhan yang mendorong tingkah
laku/ perbuatannya dan kesadaran terhadap tujuan belajar
yang ingin dicapai. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
12
Muhammad Azzam Munasir, Op.Cit, 9 -11.

13
motivasi ekstrinsik yaitu: Sikap guru terhadap kelas, guru
yang mempunyai sikap bijak dan selalu mengarahkan
siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan yang jelas dan
bermakna bagi kelas. Pengaruh kelompok siswa, apabila
pengaruh kelompok terlalu kuat motivasinya akan lebih
cenderung bersifat ekstrinsik dan suasana kelas juga
memiliki pengaruh besar terhadap munculnya sifat tertentu
pada motivasi belajar siswa.13

Menurut Slameto, motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga


komponen, yaitu:

a. Dorongan kognitif, adalah suatu kebutuhan untuk


mengetahuhi, mengerti, serta memecahkan masalah.
Dorongan ini timbul dan muncul di dalam sebuah
proses interaksi antara siswa dengan tugas atau
masalah.
b. Harga diri, adalah ada beberapa siswa tertentu yang
tekun belajar serta melaksanakan tugas-tugas bukan
untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan,
akan tetapi untuk memperoleh sebuah status dan
harga diri.
c. Kebutuhan berafiliasi, adalah sebuah kebutuhan
dimana untuk menguasai bahan pelajaran atau
belajar dengan niat untuk mendapatkan sebuah
pembenaran dari orang lain dan teman-temannya.

13
Muhammad Azzam Munasir, Op.Cit, 10 - 16.

14
Kebutuhan ini sangat sukar dipisahkan dengan harga
diri. 14

G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga
yang menjadi instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti
itu sendiri.15
Menurut sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada sebuah objek yang
alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dapat dilakukan secara gabungan, analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
pada makna generalisasi. Adapun tujuan dari penelitian kualitatif
adalah bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia
serta menganalisis kualitas – kualitasnya, alih – alih mengubahnya
menjadi entitas – entitas kuantitatif.16
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian dan merupakan tempat untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan di MI Tarbiyatul Ulum Pengampon.
3. Data dan sumber data
Dalam penelitian ini data yang akan peneliti gunakan yaitu
data primer dan data sekunder.
14
Muhammad Azzam Munasir, Loc.Cit, 16 .

15
Sumiati, “ Peranan Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,” Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol 3 , No.2 ( 2018): 148

16
Ditha Prasanti,” Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan Dalam
Pencarian Informasi Kesehatan,”Jurnal Lontar, Vol.6, No.1 ( 2018): 16
15
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan
diperoleh sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau
objek penelitian. Data primer diperoleh peneliti dengan
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi
kepada kepala sekolah, waka kurikulum, guru, dan siswa
di MI Tarbiyatul Ulum Pengampon.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data penunjang selain dari
data primer, data ini digunakan sebagai bahan pendukung
dalam pembahasan penelitian ini, data ini biasanya
berbentuk dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi
dokumen struktur kurikulum dan dokumen yang berkaitan
dengan motivasi di MI Tarbiyatul Ulum Pengampon.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data akan
menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan data yang akan
dihimpun. Metode pengumpulan data yang utama adalah
wawancara sedangkan metode pengumpulan data penunjang adalah
observasi dan dokumentasi. Berikut ini adalah metode
pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti.
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan yang dilakukan
oleh pewawancara dengan narasumber untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak. Pihak pewawancara bertugas
mengajukan pertanyaan dan pihak narasumber bertugas
menjawab pertanyaan. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran tentang sejauh mana peran guru
kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

16
b. Observasi
Observasi adalah cara yang digunakan oleh seorang
peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam
penelitian dengan cara pengamatan serta pencatatan secara
sistematik terhadap fenomena – fenomena yang tampak
pada sebuah objek penelitian.17

Observasi yang dilakukan peneliti bersama guru


kelas bertujuan untuk mendapatkan data atau gambaran –
gambaran mengenai peran guru kelas dalam meningkatkan
motivasi belajar melalui model pembelajaran team quiz di
MI Tarbiyatul Ulum Pengampon.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah kumpulan fakta dan
data yang tersimpan dalam bentuk teks atau artefak serta
metode pengumpulan data yang digunakan dalam suatu
penelitian dengan cara mencatat beberapa permasalahan
yang sudah didokumentasikan oleh kepala sekolah, guru,
dan dokumentasi dari sekolah yang berupa profil
sekolah.18
5. Teknik Analisis Data
Analisis kualitatif adalah analisis yang muncul didasarkan
dengan adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang
diteliti. Tujuannya adalah supaya peneliti dapat mengetahui makna
hubungan variabel-variabel yang dapat digunakan untuk menjawab
mengenai permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian.
Pada penelitian kualitatif, peneliti tidak menggunakan
angka-angka seperti pada kuantitatif. Maka dari itu hubungan antar
17
Muhammad Azzam Munasir, Loc.Cit, 36-38 .

18
Muhammad Azzam Munasir, Loc.Cit, 39 .
17
semantis sangat penting dalam analisis kualitatif. Pada prosedur
analisis data terdapat lima langkah yaitu: mengorganisasi data,
membuat kategori, menentukan tema serta pola, menguji hipotesis
yang muncul dengan menggunakan data yang ada, mencari
eksplanasi alternatif data serta menulis laporan.19
Terdapat lima model untuk melakukan analisis data
kualitatif. Untuk pengaplikasikan teknik analisis, peneliti dapat
menggunakan contoh pada bidang ilmu desain komunikasi visual.
1. Analisis Domain
Analisis domain adalah analisis yang digunakan
untuk memperoleh dan mencari gambaran umum atau
pengertian yang sifatnya menyeluruh. Pada analisis domain
diharapkan hasil di tingkat permukaan harus mengenai
domain tertentu atau pada kategori-kategori konseptual.
2. Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi adalah analisis yang didasarkan
pada sebuh fokus terhadap salah satu domain serta didalam
pengumpulannya harus berada pada hal-hal atau elemen
yang sama.
3. Analisis Komponensial
Analisis komponensial adalah analisis yang harus
menekankan pada sebuah kontras antar elemen dalam
suatu domain dan hanya karateristik-karateristik yang
berbeda saja yang di cari pada analisis ini.
4. Analisis Tema Kultural
Analisis tema kultural adalah analisis yang
berpangkalkan pada sebuah pandangan bahwasannya
segala sesuatu yang diteliti oleh peneliti. Bahwasannya
19
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ( Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu ), 239

18
pada analisis ini analisis yang utuh dan tidak terpecah-
pecah, oleh sebab itu peneliti dalam menganalisis data
dianjurkan untuk menggunakan pendekatan yang utuh.20
5. Analisis Komparasi Konstan
Pada analisis ini terdapat beberapa jenis kegiatan.
Adapun jenis kegiatannya adalah: menulis catatan,
memulai dari data ke konsep, memodifikasi konsep dengan
cara membuat hal-hal yang spesifik menjadi hal-hal yang
abstrak, melakukan analisis bergelombang dari gelombang
yang sempit menjadi gelombang yang meluas dan
pengembangan tema inheren menjadi sebuah teori.21

6. Uji Keabsahan Data


Teknik pemeriksaan data adalah bagian dari sistematika
penelitian kualitatif yang tidak bisa dipisahkan , teknik
pemeriksaan data bisa dipakai untuk menyangkal dan menyanggah
bahwa penelitian kuantitatif yang dilakukan tidak bersifat ilmiah,
untuk melakukan uji keabsahan data diperlukannya teknik
pemeriksaan melaui kriteria – ktiteria tertentu. Seperti kriteria
berikut ini :22
1. Derajat kepercayaan (kredibility)
Fungsi kriteria ini adalah untuk mencapai tingkat
kepercayaan penemuan dengan melakukan inkuiri ,dengan
mempertujukan hasil derajat kepercayaan penemuan

20
Jonathan Sarwono, Loc. Cit, 240-243.

21
Jonathan Sarwono, Loc. Cit, 243-244.

22
Arnild Augine Mekarisce, “ Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian Kualitatif
di Bidang Kesehatan Masyarakat,” Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, Vol. 12, Edisi. 3
( 2020): 147
19
dengan cara pembuktian oleh peneliti berdasarkan pada
kenyataan ganda yang sedang diteliti.23
2. Pengujian transferbility
Dalam penelitian kualitatif kriteria ini termasuk
kedalam validitas eksternal ,fungsi dari validitas ini
menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkan nya
hasil penelitian kepada populasi dimana sampel tersebut
diperoleh .
3. Pengujian Depenability
Pengujian depenibility dalam penelitian kualitatif
disebut realibilitas, suatu penelitian dapat dikatakan reliabel
apabila orang lain dapat melakukan atau mereplikasi proses
penelitian yang telah dilakukan.
4. Pengujian Konfirmability
Dalam penelitian kualitatif pengujian konfirmability
disebut juga dengan uji objektivitas penelitian, sebuah
penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian
tersebut telah disepakati oleh banyak orang.
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik
pemeriksaan keabsahan data yang serupa yaitu :
1) Pepanjangan Pengamatan
Peneliti kembali ke lapangan untuk
melakukan wawancara dan pengamatan terhadap
sumber data yang sudah ditemui maupun sumber
data yang baru ,hal ini dilakukan untuk mempererat
hubungan antara narasumber dan peneliti agar tidak
ada informasi yang disembunyikan lagi.24
23
Sandi Hesti Sondak dkk, “ Faktor – Faktor Loyalitas Pegawai Di Dinas Pendidikan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara, “ Jurnal EMBA, Vol.7 No.1 ( 2019): 676

24
Sandi Hesti Sondak dkk , Op. Cit, 676.
20
2) Peningkatan Ketekunan
Peneliti berusaha mencari unsur dan ciri
yang relevan tergadap isu permasalahan kemudian
memusatkan diri terhadap hal tersebut secara rinci,
peneliti membuat penelitian yang terinci dan teliti
dan berhubungan dengan faktor – faktor yang
menonjol sampai semua faktor tersebut mudah
dipahami dengan cara yang biasa.
3) Triangulasi
Adalah sebuah teknik pemeriksaan
keabsahan data diluar data utama untuk pengecekan
atau pembanding dari data utama, dapat dikatakan
triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai
cara dan waktu, dalam triangulasi terdapat
triangulasi sumber dan triangulasi teknik
pengumpulan data dan waktu. Triangulasi sumber
dilakukan dengan mengecek data yang di dapat dari
berbagai sumber, triangulasi teknik dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda.
4) Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi adalah sebuah pendukung
yang ditemukan peneliti untuk membuktikan data
yang telah di temukan.25
5) Analisis kasus negatif
Kasus negatif disebut juga kasus yang
berbeda atau tidak sesuai dengan hasil penelitian.

25
Sandi Hesti Sondak dkk , Op. Cit, 676.

21
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti
berusaha mencari data yang tidak sesuai atau
berbeda dengan data yang telah ditemukan , bila
tidak terdapat data yang bertentangan maka data
yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
6) Memberchek
Suatu analisis pengecekan data yang didapat oleh
peneliti kepada informan , tujuan nya adalah
mengetahui seberapa jauh data yang didapat sesuai
dengan apa yang diperoleh dari informan , data
yang ditemukan akan kredibel atau dipercaya
apabila data tersebut disepakati oleh informan ,bisa
dikatakan memberchek adalah suatu pengecekan
data untuk mengetahui informasi yang didapat dan
apa yang digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang di maksud informan atau sumber
data.26
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penelitian ini tertulis dalam lima bab, dengan susunan sistematis
sebagai berikut.
 Bab Pertama, adalah bab pendahuluan yang didalamnya diuraikan
latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, fokus masalah,
tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.

 Bab kedua, adalah bab yang berisi landasan teori yang meliputi
pengertian, langkah - langkah, kelebihan, dan model
pembelajaran team quiz serta pengertian, macam – macam, fungsi
dan faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.
 Bab ketiga, dijelaskan tentang metode penelitian yang meliputi

26
Sandi Hesti Sondak dkk , Op. Cit, 677.

22
jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, data dan sumber
data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan uji
keabsahan data.
 Bab keempat, di paparkan hasil penelitian yang telah peneliti
lakukan di lapangan yang terdiri dari sub pokok bahasan, yaitu
latar belakang objek penelitian dan paparan data hasil penelitian.
Pada sub pokok bahasan pertama mengenai gambaran umum
obyek penelitian, yang terdiri atas profil Madrasah Ibtidaiyah
Tarbiyatul Ulum Pengampon, sejarah sekolah, letak geografis
sekolah, visi dan misi sekolah, struktur organisasi Madrasah
Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Pengampon, data guru Madrasah
Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Pengampon, dan data siswa Madrasah
Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Pengampon, serta sarana dan
prasarana Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Pengampon.
Sedangkan pada sub pokok bahasan yang kedua meliputi
gambaran Peran guru kelas dalam meningkatkan motivasi belajar
melalui model pembelajaran team quiz di Madrasah Ibtidayah
Tarbiyatul Ulum Pengampon, tujuan diterapkannya peningkatan
motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran team quiz,
keunggulan dan kelemahan dari penerapan model pembelajaran
team quiz dalam meningkatkan motivasi belajar siswa serta
pretasi yang dicapai Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum
Pengampon selama diterapkannya model pembelajaran team quiz.

 Bab kelima, merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan


dan saran. Dalam bab ini akan di paparkan kesimpulan-
kesimpulan penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah,
kemudian diakhiri dengan beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat dalam penerapan model pembelajaran team quiz
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah

23
Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Pengampon.

I. OUTLINE PENELITIAN
A. BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang masalah

b. Identifikasi dan batasan masalah

c. Fokus masalah

d. Tujuan penelitian

e. Kegunaan penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

a. Pengertian model pembelajaran

b. Pengertian model pembelajaran team quiz

c. Langkah – langkah model pembelajaran team quiz

d. Kelebihan model pembelajaran team quiz

e. Kelemahan model pembelajaran team quiz


f. Pengertian motivasi belajar
g. Macam – macam motivasi belajar
h. Fungsi motivasi belajar
i. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN

a. Jenis penelitian

b. Lokasi penelitian

c. Data dan sumber data

d. Teknik pengumpulan data

24
e. Teknik analisis data

f. Uji keabsahan data

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

a. Gambaran umum obyek penelitian

b. Hasil penelitian

c. Pembahasan

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran

J. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Khairulnisah. 2020 .Analisis Model Pembelajaran Tipe Quiz Team Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Medan : Skripsi Universitas
Muhammadiyah Sumatra Utara Medan.

Kusumawardhani, Cintya. 2018 . Pengaruh Strategi Pembelajaran Team


Quiz Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V

25
MIN 10 Bandar Lampung. Lampung: Skripsi Institut Agama Islam
Negeri Raden Intan Lampung.

Mekarisce, Amild Augine. 2020 .Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat . Jambi:
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat.

Munasir, Muhammad Azam. 2017 . Peranan Guru Pendidikan Agama


Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SD Negeri
03 Metro Barat Kota Metro. Metro: Skripsi IAIN Metro.

Nurfadillah. 2020 . Analisis Model Pembelajaran Quiz Team Berbantu


Media Pembelajaran Socrative Terhadap Hasil Belajar. Sumatra
Utara: Skripsi IAIN Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.

Prasanti, Ditha. 2018 . Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja


Perempuan Dalam Pencarian Informasi Kesehatan . Bandung:
Jurnal Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran.

Sarwono, Jonathan. 2006 .Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif .


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Setyowati. 2007 . Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar


Siswa Kelas VII SMP N 13 Semarang. Semarang: Skripsi
Universitas Negeri semarang.

Sumiati. 2018 . Peranan Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi


Belajar Siswa. Makassar : Jurnal Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Sondak, Sandi Hesti dkk. 2019 .Faktor – Faktor Loyalitas Pegawai Di


Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Sulawesi Utara
: Jurnal EMBA.

26
27

Anda mungkin juga menyukai