Menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah dengan 1.000.000; melakukan operasi aritmetika pada
bilangan cacah sampai 100.000; membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan, melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan, serta melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan asli; membandingkan dan mengurutkan bilangan desimal
dan mengubah pecahan menjadi desimal; mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan operasi
aritmetika pada bilangan cacah sampai 1000; menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB dan masalah yang berkaitan dengan
uang; mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar yang melibatkan perkalian dan pembagian; bernalar secara
proporsional dan menggunakan operasi perkalian dan pembagian dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dengan rasio dan atau yang terkait
dengan proporsi.
Menentukan keliling dan luas beberapa bentuk bangun datar dan gabungannya; mengonstruksi dan mengurai beberapa bangun ruang dan
gabungannya, dan mengenali visualisasi spasial; membandingkan karakteristik antar bangun datar dan antar bangun ruang; menentukan lokasi
pada peta yang menggunakan sistem berpetak.
Mengurutkan, membandingkan, menyajikan, dan menganalisis data banyak benda dan data hasil pengukuran dalam bentuk beberapa visualisasi
dan dalam tabel frekuensi untuk mendapatkan informasi; menentukan kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar dalam suatu percobaan
acak.
Penyusunan alur dan tujuan pembelajaran pada Fase C dilakukan dengan cara menurunkan Capaian Pembelajaran dari masing-masing elemen
menjadi Tujuan Pembelajaran (TP). Tujuan Pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang perlu dicapai oleh peserta didik agar mencapai
Capaian Pembelajaran pada akhir fase C yaitu dalam kurun waktu 2 tahun.
Pembelajaran Matematika dilaksanakan dengan memulai kegiatan pembelajaran matematika secara kontekstual dan realistik yaitu mengaitkannya
dengan situasi dunia nyata di sekitar siswa atau keadaan kehidupan sehari-hari. Adapun domain dari ATP Fase C ini dimulai dari bilangan, aljabar,
pengukuran, geometri dan analisis data dan peluang. Kegiatan pada ATP ini berangkat dari asumsi bahwa peserta didik sudah tuntas pada fase
sebelumnya.
Alur Tujuan Pembelajaran disusun berdasarkan hasil asesmen diagnostik dan karakteristik peserta didik di SD Islam Bunga Bangsa. ATP dapat
disesuaikan dengan kemampuan kognitif peserta didik di sekolah masing-masing. Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengganti kompetensi dan
atau konten (lingkup materi) pada Tujuan Pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik di sekolah masing-masing untuk memenuhi
ketercapaian Capaian Pembelajaran.
Pembagian waktu setiap elemen Fase dapat disesuaikan dengan kebutuhan di sekolah masing-masing.
No Elemen Capaian Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Kelas Catatan, referensi, dan/atau
Pembelajaran alasan penurunan Tujuan
Pembelajaran
1. Bilangan Pada akhir fase C, peserta 1. Peserta didik dapat memahami 100.000 5 Materi prasyarat pada Fase
didik dapat menunjukkan sebagai kumpulan dari 10 puluh ribuan dan B: peserta didik telah
pemahaman dan intuisi disebut “ratusan ribu” memahami bahwa 10.000
bilangan (number sense) sebagai kumpulan 10 ribuan
pada bilangan cacah dan disebut puuh ribuan
sampai 1.000.000.
2. Peserta didik dapat membuat komposisi dan 5 Peserta didik dapat
Mereka dapat membaca, dekomposisi bilangan cacah berdasarkan menggunakan place value
menulis, menentukan nilai nilai tempat puluh ribuan, ribuan, ratusan, grid untuk membuat
tempat, membandingkan, puluhan dan satuan komposisi dan dekomposisi
mengurutkan, melakukan bilangan
komposisi dan dekomposisi
bilangan tersebut. Contoh Place Value grid
Contoh penjumlahan
Mereka dapat melakukan
berdasarkan Place Value
operasi penjumlahan,
Grid:
pengurangan, perkalian,
1. 20.000+3.000+100+90+7
dan pembagian bilangan
= 23.197
cacah sampai 100.000.
2. 43.829 =
40.000+3.000+800+20+9
Mereka juga dapat
menyelesaikan masalah
Atau dengan menggunakan
yang berkaitan dengan KPK
garis bilangan:
dan FPB.
Contoh:
Mengalikan bilangan dengan
10, 50, 100.
6. Peserta didik dapat memahami bahwa faktor 5 Pada Fase B, peserta didik
persekutuan adalah faktor-faktor yang sama telah memahami faktor dan
yang dapat membagi habis dua bilangan kelipatan bilangan.
atau lebih
7. Peserta didik dapat memahami bahwa
kelipatan persekutuan adalah kelipatan dari
suatu bilangan yang sama dengan kelipatan
bilangan lainnya
Contoh:
3 75
1. = =0,75
4 100
3 3 6
2. 2 =2+ =2+
5 5 10
¿ 2+0,6=2,6
Fraction chart
Untuk penjumlahan/
pengurangan pecahan
dengan penyebut sama
dapat menggunakan gambar
atau garis bilangan sebagai
media. Untuk penjumlahan/
pengurangan pecahan
dengan penyebut berbeda,
dapat mengaitkannya dengan
pecahan senilai.
Contoh:
= ….
9 4 13
= + =
24 24 24
3. Pengukuran Pada akhir fase C, peserta 1. Peserta didik dapat memahami bahwa 5 Kegiatan realistik yang dapat
didik dapat menentukan keliling dapat dikatakan sebagai jarak dilakukan antara lain:
keliling dan luas berbagai minimal yang diperlukan untuk mengelilingi/ 1. Dengan berjalan atau
bentuk bangun datar mengitari bangun datar tersebut sebanyak berlari mengelilingi atau
(segitiga, segiempat, dan satu putaran mengitari lapangan
segibanyak) serta kemudian mengukur jarak
gabungannya. yang ditempuh dalam
Mereka dapat menghitung mengelilingi tepi suatu
durasi waktu dan mengukur lapangan sebanyak satu
besar sudut putaran
Jenis-jenis sudut:
Sudut lancip, sudut siku-siku,
sudut tumpul, sudut refleks
4. Geometri Pada akhir fase C, peserta 1. Peserta didik dapat menunjukkan bahwa Materi prasyarat pada fase B
didik dapat mengonstruksi bangun ruang merupakan bangun tiga adalah peserta didik telah
dan mengurai bangun ruang dimensi yang mempunyai ruang/isi/volume memahami garis dan sudut
(kubus, balok, dan dan juga sisi-sisi yang membatasinya. pada bangun datar
gabungannya) dan
mengenali visualisasi Kegiatan pembelajaran yang
spasial (bagian depan, atas, dapat dilakukan adalah
dan samping). Mereka dapat membawa benda-benda di
membandingkan rumah yang merupakan
karakteristik antar bangun bangun ruang dan
datar dan antar bangun menunjukkan ciri-ciri atau
ruang. Mereka dapat karakteristik dari bangun
menentukan lokasi pada ruang tersebut.
peta yang menggunakan Kemudian peserta didik
sistem berpetak mengamati dan
menyimpulkan karakteristik
dari masing-masing bangun
ruang yang dibawanya.
Contoh:
Diberikan sebuah square grid
atau denah lokasi seperti
pada gambar, siswa dapat
menentukan denah suatu
tempat
untuk menuju stasiun kereta
api, kita harus berjalan ke
arah:
1. Selatan sejauh 1 kotak
2. Barat sejauh 3 kotak
3. Selatan sejauh 3 kotak
4. Timur sejauh 2 kotak
5. Selatan sejauh 1 kotak
8. Analisis data dan Pada akhir fase C, peserta 1. Peserta didik dapat mengumpulkan data 5
peluang didik dapat mengurutkan, hasil pengukuran
membandingkan,
menyajikan, dan 2. Peserta didik dapat mengurutkan 5
menganalisis data banyak sekumpulan data
benda dan data hasil
3. Peserta didik dapat membandingkan data 5
pengukuran dalam bentuk
hasil pengukuran
gambar, piktogram, diagram
batang, dan tabel frekuensi 4. Peserta didik dapat menyajikan data hasil 5
untuk mendapatkan pengukuran ke dalam bentuk tabel
informasi. Mereka dapat frekuensi, diagram batang, diagram garis,
menentukan kejadian diagram gambar
dengan kemungkinan yang
lebih besar dalam suatu
percobaan acak.
No Elemen Capaian Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Kelas Catatan, referensi, dan/atau
Pembelajaran alasan penurunan Tujuan
Pembelajaran
1. Bilangan Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat memahami 100.000 6 Materi prasyarat pada Fase C
6 peserta didik dapat sebagai kumpulan dari 10 puluhan ribu dan awal: peserta didik telah
menunjukkan disebut “ratusan ribu” memahami bahwa 10.000
pemahaman dan intuisi sebagai kumpulan 10 ribuan
bilangan (number sense) dan disebut puluhan ribu
pada bilangan cacah
sampai 1.000.000. 2. Peserta didik dapat membuat komposisi dan 6 Peserta didik dapat
Mereka dapat membaca, dekomposisi bilangan cacah berdasarkan nilai menggunakan place value
menulis, menentukan tempat ratusan ribu, puluhan ribu, ribuan, grid untuk membuat
nilai tempat, ratusan, puluhan dan satuan komposisi dan dekomposisi
membandingkan, bilangan
mengurutkan, melakukan
komposisi dan Contoh Place Value grid
dekomposisi bilangan
tersebut. Mereka juga
dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan
dengan uang. Mereka
dapat melakukan operasi
Contoh penjumlahan
penjumlahan,
berdasarkan Place Value
pengurangan, perkalian,
Grid:
dan pembagian bilangan
1. 100.000+20.000+3.000+
cacah sampai 100.000.
100+90+7 = 123.197
Mereka juga dapat
2. 243.829 =
menyelesaikan masalah
200.000+40.000+3.000+
yang berkaitan dengan
800+20+9
KPK dan FPB.
Peserta didik dapat
membandingkan dan 3. Peserta didik dapat melakukan menggunakan 6 Contoh:
mengurutkan berbagai strategi pembulatan ke puluhan terdekat untuk Penjumlahan
pecahan termasuk menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan 1. 378 + 43 = 380 + 41
pecahan campuran, 2. 234 + 147 = 230 + 140 +
melakukan operasi 4 + 7 = 370 + 11 = 381
penjumlahan dan 3. 545 + 29 + 15 = 560 + 29
pengurangan pecahan, = 589
serta melakukan operasi
perkalian dan pembagian Pengurangan
pecahan dengan 1. 102 - 46 = 100 - 44
bilangan asli. Mereka 2. 252 - 79 = 250 - 77
dapat mengubah 3. 442 - 174 = 438 - 170
pecahan menjadi
desimal, serta 4. Peserta didik dapat melakukan perkalian dan 6 Materi prasyarat pada fase B:
membandingkan dan pembagian (3-digit dengan 2-digit) Peserta didik memahami
mengurutkan bilangan bahwa perkalian adalah
desimal (satu angka di operasi penjumlahan
belakang koma) berulang dengan bilangan
yang sama dan pembagian
adalah pengurangan
berulang
Contoh:
Mengalikan bilangan dengan
10, 50, 100.
6. Peserta didik dapat memahami bahwa faktor 6 Materi prasyarat pada fase C
persekutuan terbesar adalah faktor yang paling awal, peserta didik telah
besar yang dapat membagi habis dua bilangan memahami faktor dan
atau lebih kelipatan persekutuan
7. Peserta didik dapat memahami bahwa kelipatan
persekutuan terbesar adalah kelipatan yang
sama dari dua bilangan atau lebih yang nilainya
paling kecil.
8. Peserta didik dapat memaknai pecahan 6 Contoh:
campuran adalah gabungan dari bilangan bulat 2 2
8 =8+
dan pecahan biasa 5 5
Contoh:
3 75
1. = =0,75
4 100
3 3 6
2. 2 =2+ =2+
5 5 10
¿ 2+0,6=2,6
Untuk penjumlahan/
pengurangan pecahan
dengan penyebut sama dapat
menggunakan gambar atau
garis bilangan sebagai
media. Untuk penjumlahan/
pengurangan pecahan
dengan penyebut berbeda,
dapat mengaitkannya dengan
pecahan senilai.
Contoh:
= ….
9 4 13
= + =
24 24 24
Contoh:
2. Aljabar Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat menggunakan strategi 6 Contoh:
peserta didik dapat perkalian dan pembagian dalam 10, 20, 40, 80, 160
mengisi nilai yang belum mengembangkan pola bilangan (menggunakan pola bilangan
diketahui dalam sebuah dikali 2/ double the number)
kalimat matematika yang Atau: 200, 100, 50, 25
berkaitan dengan (menggunakan pola bilangan
penjumlahan, dibagi 2)
pengurangan, perkalian,
dan pembagian pada 2. Peserta didik dapat memahami rasio sebagai 6 Contoh:
bilangan cacah sampai sebuah cara yang dapat menunjukkan
1000 (contoh: 10 x … = perbandingan sederhana dua nilai atau lebih
900, dan 900: … = 10) dari besaran yang memiliki satuan yang sama
Peserta didik dapat atau sejenis
Perbandingan telur yang
mengidentifikasi, meniru, berwarna putih dengan telur
dan mengembangkan keseluruhan adalah
pola bilangan membesar 6 : 16 atau 3 : 8
dan mengecil yang 3. Peserta didik dapat memahami bahwa proporsi 6 Materi prasyarat pada fase B
melibatkan perkalian dan adalah suatu kalimat yang menyatakan bahwa atau fase C awal, peserta
pembagian. Mereka dua perbandingan/rasio bernilai sama. didik memahami pecahan-
dapat bernalar secara pecahan yang senilai.
proporsional untuk
menyelesaikan masalah Proporsi digunakan untuk
sehari-hari dengan rasio mengetahui kesamaan dua
satuan. Mereka dapat buah rasio/perbandingan.
menggunakan operasi
perkalian dan pembagian Contoh:
dalam menyelesaikan Dian merupakan seorang
masalah sehari-hari yang koki profesional di sebuah
terkait dengan proporsi. hotel bintang lima. Ia tahu
bagaimana cara membuat
kue agar-agar yang enak.
Resep yang ia buat
sebelumnya adalah 2 sachet
tepung agar-agar dapat
dibuat 3 mangkok kue agar-
agar. Jika ia menggunakan
12 sachet tepung agar-agar,
berapa mangkok kue agar-
agar yang ia dapat
dibuatnya?
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut dapat
dilakukan dengan cara
mencari pecahan
senilai antara rasio tepung
dengan rasio kue.
Jadi, kue agar-agar yang ia
dapat dibuatnya jika ia
menggunakan 12 sachet
tepung agar-agar adalah 18
mangkok kue agar-agar.
3. Pengukuran Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat memahami bahwa keliling 6 Pada fase C awal, peserta
peserta didik dapat dapat dikatakan sebagai jarak minimal yang didik memahami konsep
menentukan keliling dan diperlukan untuk mengelilingi/ mengitari keliling.
luas berbagai bentuk bangun datar tersebut sebanyak satu putaran Untuk tahun kedua pada fase
bangun datar (segitiga, C, peserta didik dapat
segiempat, dan mengaplikasikan
segibanyak) serta pemahamannya untuk
gabungannya. Mereka menentukan keliling bangun
dapat menghitung durasi datar (segitiga, segiempat,
waktu dan mengukur segi banyak) dan gabungan
besar sudut bangun datar tersebut.
2. Peserta didik dapat memahami bahwa luas 6 Pada fase C awal, peserta
adalah banyaknya persegi satuan yang didik memahami konsep luas.
menutupi daerah bangun datar yang Untuk tahun kedua pada fase
ditunjukkan C, peserta didik dapat
mengaplikasikan
pemahamannya untuk
menentukan keliling bangun
datar (segitiga, segiempat,
segi banyak) dan gabungan
bangun datar tersebut.
3. Peserta didik dapat menghitung durasi waktu 6 Pada awal fase C, peserta
dari sebuah kegiatan didik memahami istilah-istilah
pada satuan waktu:
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
1
1 detik = menit
60
1
1 menit = jam
60
Contoh:
Hujan turun sejak pukul 07.15
pagi dan berhenti pukul
09.10, berapa lama hujan
turun?
4. Geometri Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat membandingkan 6 Materi prasyarat pada fase B,
peserta didik dapat karateristik bangun datar dan bangun ruang peserta didik memahami
mengonstruksi dan melalui kegiatan pengamatan karakteristik bangun datar.
mengurai bangun ruang Pada awal fase C, peserta
(kubus, balok, dan didik memahami karakteristik
gabungannya) dan bangun ruang
mengenali visualisasi
spasial (bagian depan,
atas, dan samping). 2. Peserta didik dapat menentukan denah suatu 6 Materi prasyarat, pada awal
Mereka dapat tempat pada sistem berpetak Fase C, peserta didik
membandingkan memahami petunjuk arah
karakteristik antar yang ditunjukkan pada peta.
bangun datar dan antar
bangun ruang. Mereka
dapat menentukan lokasi Contoh:
pada peta yang Diberikan sebuah square grid
menggunakan sistem atau denah lokasi seperti
berpetak pada gambar, siswa dapat
menentukan denah suatu
tempat
untuk menuju stasiun kereta
api, kita harus berjalan ke
arah:
6. Selatan sejauh 1 kotak
7. Barat sejauh 3 kotak
8. Selatan sejauh 3 kotak
9. Timur sejauh 2 kotak
10. Selatan sejauh 1 kotak
5. Analisis data dan Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat mendeskripsikan peristiwa yang 6 Contoh Kegiatan:
peluang peserta didik dapat mungkin akan terjadi melalui sebuah percobaan acak Berikan dadu yang bernomor
mengurutkan, 1 -6 kepada peserta didik,
membandingkan, lalu mereka menentukan
menyajikan, dan kemungkinan munculnya
menganalisis data kejadian acak.
banyak benda dan data
hasil pengukuran dalam
bentuk gambar,
piktogram, diagram
batang, dan tabel
Kemungkinan yang sesuai
frekuensi untuk
dengan kejadian yang akan
mendapatkan informasi.
terjadi jika dadu dilempar
Mereka dapat
sekali adalah:
menentukan kejadian
a. Muncul angka 7: mustahil
dengan kemungkinan
b. Muncul angka ganjil:
yang lebih besar dalam
mungkin sekali
suatu percobaan acak.
c. Muncul angka 1: mungkin