SEKILAS TENTANG
RANDOMIZED CONTROLLED TRIAL (RCT)
dr. Siswanto, MHP, DTM
Sebagaimana diketahui bersama bahwa Penelitian uji klinik, yang ingin membuktikan
Randomized Controlled Trials (RCT) adalah golden efek terapi tertentu terhadap suatu outcome klinik
standard (baku emas) untuk penelitian eksperimental tertentu, pada akhirnya mengadop prinsip-prinsip
guna pembuktian kausal (causation). Apabila kita disain eksperimental Fisher. Bahkan, karena unit
ingin membuktikan apakah suatu “intervensi eksperimennya adalah manusia, maka pada uji klinik
tertentu” akan menghasilkan/menyebabkan “outcome harus tersamar ganda (RCT double blind). Double
tertentu”, maka kita harus menggunakan disain blind, artinya baik subyek penelitian maupun peneliti
penelitian RCT. Bahkan, tidak cukup hanya RCT saja, harus tidak tahu (ignorance) terhadap perlakukan /
tetapi harus double blind (tersamar ganda). Dengan intervensi yang diberikan.
kata lain, baku emas penelitian eksperimental secara Kualitas penelitian uji klinik pada prinsipnya
prinsip adalah RCT double blind. menyangkut dua hal, yakni kualitas ilmiah dan
Sejarah penelitian eksperimental bukannya kualitas etik. Terkait kualitas ilmiah, maka terdapat
diawali dari uji klinis pada manusia tetapi diawali dua hal penting, yakni validitas internal dan
dari penelitian pertanian. Adalah Sir Ronald Aylmer validitas eksternal. Dalam penelitian uji klinik,
Fisher (1890-1962) yang menemukan disain validitas internal menyangkut dua isu penting.
Randomized Controlled Trial (RCT).1 Fisher, yang Pertama, isu terkait seberapa jauh instrumen
bekerja di stasiun penelitian pertanian, mengamati penelitian mengukur apa yang seharusnya terukur
bahwa eksperimen membandingkan dua jenis benih (dalam hal ini identifikasi variabel outcome menjadi
pada dua petak kebun banyak mengandung bias. sangat penting). Kedua, adalah isu terkait apakah
Katakanlah, hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian variabel outcome (parameter klinik) benar-
petak A menghasilkan panen lebih baik dari petak B; benar diakibatkan oleh intervensi secara murni (bukan
maka tidak bisa disimpulkan benih A lebih baik dari oleh variabel pengganggu, misalnya, efek placebo, bias
benih B. Di dalamnya terkandung banyak variabel perlakuan, tingkat keparahan penyakit, dan
pengganggu, misalnya perbedaan kesuburan tanah, sebagainya). Validitas eksternal adalah terkait dengan
perbedaan perawatan, perbedaan cara memanen, dan seberapa jauh kesimpulan hasil suatu penelitian
sebagainya. Fisher akhirnya menciptakan dasar-dasar (termasuk uji klinik) dapat ditarik generalisasi
RCT dengan cara membuat sejumlah petak-petak (digeneralisasikan) ke dalam populasi.
kecil sebagai unit sampel, kemudian melakukan Dalam penelitian uji klinik, validitas internal
alokasi random terhadap petak-petak kecil tersebut dalam konteks apakah variabel outcome benar-benar
pada kelompok uji (test) dan kelompok pembanding. “hanya” akibat suatu intervensi (tindakan pengobatan)
Dengan melakukan hal tersebut, semua variabel merupakan isu penting, agar hasil uji klinik dapat
pengganggu yang berada pada unit sampel akan meyakinkan klinisi (pengguna) untuk pengambilan
terdistribusi secara acak (random) pada kelompok uji keputusan klinis. Itulah sebabnya, “randomized
(test) maupun kelompok pembanding. controlled trial double blind” merupakan baku
emas penelitian uji klinik.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 02
Juga, dalam hirarki butki ilmiah (level of evidence) probability sampling, namun dianggap cukup
hasil penelitian RCT double blind dikategorikan mendekati probability, dengan asumsi “n” subyek yang
sebagai level satu (first level), dalam rentangan direkrut dapat merefleksikan populasi sasaran yang
pembagian level satu sampai dengan empat. diwakilinya.3
Katakanlah, karena observer tahu mana yang jamu Rxp). Karenanya, kita harus menyingkirkan pengaruh
ampuh dan mana yang captopril, setiap kali pasien NH, EF dan OE. Pengaruh NH disingkirkan dengan
datang, bisa saja observer tanya kepada subyek yang teknik “alokasi random”, sementara pengarug EF dan
menerima jamu ampuh, “badannya lebih enak ya bu/ OE dising kirkan dengan te knik “ do uble
pak setelah minum jamu ampuh?”. Pertanyaan yang blind” (ketersamaran ganda). Itulah sebabnya disain
demikian, tentunya akan memberi sugesti kepada uji klinik sebagaimana Gambar1, dinamai Randomized
subyek. Untuk menghindari EF dan OE ini, maka Controlled Trial, karena disain tersebut mampu
perlu dilakukan “ketersamaran ganda”, yakni baik “mengontrol” variabel pengganggu (confounding
subyek maupun observer tidak mengetahui siapa factors) di luar efek karena intervensi, yakni variabel
mendapat jamu ampuh dan siapa mendapat NH, EF dan OE. Dengan demikian, kalau ada
captopril. perbedaan penurunan tensi, kita dapat yakin karena
Untuk lebih memahami efek hanya “semata” “semata” efek terapi uji dan terapi pembanding.
karena intervensi pada RCT double blind dapat Dari penjelasan ini, dapat dimengerti bahwa RCT
dijelaskan pada model Gambar 2. by design adalah double blind (tersamar ganda). Maka
cara penulisan disain ini adalah: “randomized, double-
Kelompok test: Ou = Rxu + NHu + EFu + OEu blind, controlled clinical trial”.5 Mudah-mudahan tulisan
(jamu ampuh) ini bermanfaat.
Daftar Pustaka:
Kelompok kontrol: Op = Rxp +NHp + EFp + OEp
(captopril) 1. Sir Ro nald Ay l me r Fi she r. http:/ /
www.britannica.com/EBchecked/topic/208658/Sir-
Keterangan: u = uji, p = pembanding (kontrol)
Ronald-Aylmer-Fisher, Diakses 17 May 2012.
Gambar 2 2. Chow, S.C & Liu, J.P. Design and Analysis of
Model RCT double blind Clinical Trials, Concepts and Methodoloies. Wiley
Interscience. 2004.
Pada contoh uji klinik “jamu ampuh” vs “captopril”,
3. Dahlan, M.S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan
tujuan kita adalah menguji apakah jamu ampuh
Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan
lebih baik, atau setidaknya sama, dalam
Kesehatan. Salemba Medika. 2010.
memberikan efek terapi (turunnya tensi). Untuk itu,
kita harus dapat memastikan bahwa outcome klinik 4. Grobbee, D.E. & Hoes, A.W. Clinical Epidemiology,
(turunnya tensi) hanya benar-benar karena efek Principles, Methods, and Applications for Clinical
terapi, yakni jamu ampuh dan captopril (Rxu dan Research. Jones and Bartlett Publishers. 2009.
5. Website ClinicalTrials.gov
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 04
Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat Salah satu penyumbang konstribusi delayed in
di bidang kedokteran membutuhkan perhatian lebih transport akhir-akhir ini adalah adanya kemacetan di
dalam rangka untuk memberikan pelayanan pasien kota-kota besar dan sistem transportasi. Belum
yang lebih baik lagi. Kasus-kasus seperti stroke tersedianya sistem emergency transport dan emergency
jumlahnya makin meningkat di Indonesia. communication juga menjadi masalah.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Penyakit stroke sesungguhnya adalah masuk
tahun 2007 penyebab kematian utama di Indonesia dalam kelompok penyakit yang dapat dicegah, atau
adalah stroke (15.4%), tuberkulosis (7.5%), dan injury preventable disease. Banyak penelitian telah
(6.5%). Penanganan stroke yang masih dibawah dikerjakan oleh para ahli, baik penelitian epidemiologi
standar menjadikan stroke sebagai penyebab angka maupun penelitian klinis. Berbagai faktor risiko
kecacatan dan kematian nomor satu. Sebagian besar kejadian stroke telah diidentifikasi. Berbagai faktor
penderita tidak dapat hidup mandiri dalam aktivitas risiko penyakit stroke tersebut, misalnya, menjadi
sehari-hari, sehingga menghilangkan produktivitas manula (umur di atas 55 tahun), laki-laki lebih banyak
kerja yang menyebabkan bertambahnya beban di dari wanita, sejarah keluarga (keturunan), tekanan
masyarakat. Selain itu stroke juga membutuhkan darah tinggi, merokok, menderita diabetes mellitus,
biaya perawatan yang tinggi. Hal ini juga kegemukan (obesity), hipercholesterolemia, penyakit
menunjukkan bahwa, pengendalian faktor-faktor jantung, adanya warning sebelumnya Transient
risiko kejadian stroke di Indonesia, misalnya Ischemic Attack (TIA), penggunaan terapi hormon,
pengendalian hipertensi, hiperkolesterolemia, kencing minum alkohol, kurang aktivitas fisik, masalah diet
manis, dan sebagainya, masih belum optimal. Bila (kurang makan sayur dan buah), stress, dan lain-lain.
dibandingkan dengan negara maju, Amerika Serikat Dengan melihat faktor risiko yang telah disebutkan
misalnya, penyebab kematian utama di Amerika tadi, maka pencegahan penyakit stroke pada
Serikat adalah penyakit jantung, kanker, stroke, prinsipnya adalah “merubah perilaku”, yang meliputi
penyakit paru khronis, dan kecelakaan (accidents). pola makan sehat, aktivitas fisik (olah raga), tidak
Sampai saat ini masalah penyakit stroke merokok, tidak minum alkohol, tidak stress, dan
masih banyak yang meliputi problema pre hospital seterusnya, yang kesemuanya merupakan faktor-
antara lain, kultur budaya, tingkat ekonomi, geografis faktor yang dapat dicegah dan dikendalikan
Indonesia yang heterogen, minimnya tingkat (preventable).
pendidikan dan pengetahuan masyarakat, tingkat Data penelitian Riskesdas tahun 2007
ekonomi, jarak antara penderita dan rumah sakit menunjukkan bahwa untuk penduduk umur di atas 15
terdekat. Masih minimnya pengetahuan masyarakat tahun, prevalensi hipertensi 29.8%, Diabetes Mellitus
tentang stroke yang apabila ditangani dengan tepat 5.7%, Gangguan Toleransi Glukosa 10.2%, pada umur
dan cepat akan mengurangi disabilitas dan mortalitas 10 tahun ke atas prevalensi merokok setiap hari 23.7%,
yang akan terjadi. Hal ini akan memberikan prevalensi kurang aktivitas fisik 48.2%, prevalensi
kontribusi pada lamanya waktu kedatangan ke pusat kurang makan buah dan sayur (sesuai anjuran WHO)
kesehatan (delayed in transport). 93.6%, dan prevalensi minum alkohol 4.6%.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 05
Bila data prevalensi faktor risiko terjadinya Oleh karenanya pada hari Jumat tanggal 23
stroke hasil Riskesdas dikaitkan dengan penanganan November 2012, bersamaan dengan pembukaan
faktor risiko terdekat, misalnya penanganan Pertemuan Ilmiah Nasional Stroke 2012 di Kota
hipertensi dan diabetes mellitus, maka kita mengenal Semarang, Bapak Direktur Jenderal Bina Upaya
adanya fenomena 1:4, atau 1:5. Artinya dari Kesehatan atas nama Menteri Kesehatan
prevalensi hiptertensi 30%, misalnya, maka yang mencanangkan Stroke Registry. Dimana mulai tahun
ditangani oleh petugas kesehatan baru 2013, seluruh kasus stroke di RS pemerintah ataupun
seperempatnya (7.5%), dari prevalensi diabetes swasta di Indonesia akan didata.
mellitus 5.7%, baru hanya sekitar 1.1 % penderita Tahap pertama pengembangan stroke registry
yang ditangani oleh petugas kesehatan. Gap antara kerjasama Badan Litbangkes dengan PP-PERDOSSI
prevalensi yang sakit dan prevalensi yang ditangani, adalah pengembangan stroke registry berbasis rumah
tentunya akan menambah tingkat risiko untuk sakit. Dengan pengembangan stroke registry berbasis
jatuh menjadi serangan stroke. rumah sakit, maka diharapkan data yang terkumpul
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. akan dapat digunakan untuk meningkatkan outcome
39/1995 tentang Penelitian dan Pengembangan pengobatan penyakit stroke. Melalui stroke registry
Kesehatan dan juga PerMenkes 1144/2010 tentang berbasis rumah sakit, data yang dikumpulkan akan
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian dapat diolah lebih lanjut, untuk berbagi tujuan
Kesehatan, maka Badan Litbangkes, selain misalnya, mendeskripsikan perjalanan alamiah
mempunyai fungsi melaksanakan penelitian dan penyakit (NHD), menentukan cost-effectiveness
pengembangan kesehatan, Badan Litbangkes juga intervensi klinis, memonitor manfaat dan keamanan
mempunyai fungsi memfasilitasi dan mengkoordinir intervensi klinis, serta meningkatkan mutu pelayanan
penelitian dan pengembangan kesehatan di pasien stroke.
Indonesia. Tentunya, kalau stroke registry berbasis rumah
Untuk itulah, Badan Litbangkes, dalam hal sakit ini sudah berjalan dengan baik, maka bisa saja
ini Pusat TTKEK, melakukan kerjasama dengan PP- dikembangkan menjadi population based registry,
PERDOSSI, untuk mengembangkan disease regitry dengan melibatkan puskesmas dan dokter keluarga,
berbasis rumah sakit, khususnya “stroke registry”. sehingga akan dapat diidentifikasi prevalensi penyakit
Menurut tujuannya, disease registry bisa population stroke yang lebih akurat, dan juga survival dari pasien
based registry, atau hospital based registry. paska stroke.
Population based registry biasanya bertujuan lebih Saat ini, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan
kepada mengidentifikasi prevalensi, faktor risiko, dan Epidemiologi Klinik telah membuat web portal
dan survival; sementara hospital based registry terkait registri. Kedepan pelaksanaan registri ini akan
lebih kepada upaya perbaikan manajemen dilakukan secara online dan real time. Alamat website
kasus dan peningkatan kualitas pelayanan http://www,ina-registry.org.
klinik. Ini adalah Disease Registry yang pertama di
Indonesia dalam skala Nasional. Hal ini
menunjukkan keseriusan kita bersama dalam
memerangi penyakit stroke. Karena untuk
memberikan pelayanan pasien yang lebih baik,
diperlukan manajemen dan pencatatan kasus yang
baik pula. Melalui pengembangan sistem registri
yang sedang dibangun ini, harapan itu dapat
tercapai.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 06
Terlaksananya penelitian jamu berbasis Untuk menjamin keamanan, khasiat dan mutu
pelayanan perlu didukung keterpaduan komitmen jamu, merupakan kegiatan yang dijalankan oleh
dan keterlibatan unit kerja lintas sektor, berbagai apoteker di sisi hulu, artinya dari menjamin mutu
disiplin ilmu, organisasi seminat dan industri. Tujuan mulai budidaya tanaman obat hingga pasca panen,
dari Saintifikasi Jamu adalah a) Memberikan sampai produk ramuan dapat diberikan kepada pasien.
landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu Bagaimanakah peran Apoteker dari sisi hilir ?. Sisi
secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan hilir pada kegiatan Saintifikasi Jamu merupakan
kesehatan. b) Mendorong terbentuknya jejaring tahap dimana dokter memberikan pelayanan sekaligus
dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya sebagai pelaku penelitian, pasien menerima jamu yang
sebagai peneliti dalam rangka upaya preventif, telah dijamin mutu dan kemanfaatannya secara
promotif, rehabilitative dan paliatif melalui empiris.
penggunaan jamu. c) Meningkatkan kegiatan
Klinik yang diatur dalam Permenkes no. 003/
penelitian kualitatif terhadap pasien dengan
Menkes/I/2010, merupakan Klinik Jamu sebagai
penggunaan jamu dan d) Meningkatkan penyediaan
tempat penelitian pelayanan. Selayaknya Klinik,
jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji
tentunya terdapat ketenagaan, sarana dan prasarana
secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik
yang menjadi kriteria pada Klinik Jamu. Dalam
untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas
struktur Klinik Jamu, terdapat tugas Apoteker yang
pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkannya
menjalankan profesinya berdasarkan Peraturan
diperlukan kesadaran dari masing-masing pelaku
Menteri Kesehatan No. 1027/Menkes/SK/IX/2004
untuk secara terbuka menerima konsep dan
tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek,
mendukung implementasinya untuk semata-mata
yang mengatur tentang pelayanan resep, promosi dan
pada peningkatan derajat kesehatan dan
edukasi serta home care.
kesejahteraan masyarakat. Salah satu disiplin ilmu
Apotik Klinik Jamu, adalah suatu unit yang
yang diperlukan untuk berhasilnya program
berada dibawah Klinik Jamu yang bertugas menyiap-
Saintifikasi Jamu adalah ilmu kefarmasian (profesi
kan dan menyajikan jamu sesuai dengan resep dokter
apoteker). Apoteker adalah profesi kesehatan yang
kepada pasien, yang terdiri dari jamu dan/ obat
menghubungkan ilmu kesehatan dengan kimia
konvensional. Menurut PP No. 51 tahun 2009,
medisinal, farmasetikal, patologi dan farmakologi
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk
klinik dan berkewajiban menjaga keamanan dan
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
keefektivan obat.
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
Karena konsep dari Saintifikasi Jamu adalah
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
Penelitian berbasis pelayanan, maka modalitas dari
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
kegiatan tersebut adalah dokter dan jamu. Jamu yang
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
digunakan harus memenuhi kriteria aman,
mempunyai khasiat dibuktikan berdasarkan data
empiris yang ada dan memenuhi persyaratan mutu.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 07
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah dapat diartikan sebagai perilaku pasien yang mentaati
bergeser dan mengalami perubahan pelayanan dari semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh
paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru dokter Saintifikasi Jamu dan Apoteker Saintifikasi
dengan filosofi Pharmaceutical care (asuhan Jamu. Mengenai segala sesuatu yang harus dilakukan
kefarmasian), berorientasi kepada pasien. Peran untuk mencapai tujuan pengobatan, salah satu
yang menonjol pada asuhan kefarmasian adalah diantaranya adalah kepatuhan dalam minum jamu.
komunikasi dengan pasien, dan inilah yang disebut Pelatihan Dokter Saintifikasi Jamu telah
trend baru dalam pelayanan kefarmasian. Kontribusi diselenggarakan sebanyak 6 kali. Dari pelatihan ini
dari seorang praktisi asuhan kefarmasian diukur telah meluluskan 178 dokter yang mempunyai
oleh kemampuannya untuk menerapkan Sertifikasi Penelitian Saintifikasi Jamu. Selain itu,
pengetahuan dan keterampilan untuk menyelesaikan dokter Saintifikasi Jamu juga berasal dari dokter
masalah terapi obat untuk pasien. Komunikasi peserta pasca sarjana herbal UI dan dari diklat SJ
merupakan suatu aspek penting yang mutlak mandiri. Perkembangan ke depan, semakin banyak
dikuasai oleh seorang apoteker dalam melakukan masyarakat yang menggunakan jamu. Jika permintaan
praktek kefarmasian khususnya di masyarakat. pengobatan dengan jamu meningkat maka kebutuhan
Apoteker yang handal berkomunikasi akan mampu penyediaan jamu tidak dapat ditangani sendiri oleh
memberikan penjelasan mengenai pekerjaannya, dokter yang melakukan praktek Saintifikasi Jamu.
kepada pengguna jasa, baik pasien, tenaga kesehatan Untuk mendukung implementasi program Saintifikasi
atau pihak lain yang terkait. Kegiatan tersebut Jamu di masyarakat, di pandang perlu untuk
merupakan kesatuan sebagai fungsi Komunikasi, memberikan pelatihan, tidak hanya kepada tenaga
Informasi, Edukasi (KIE). Salah satu implementasi dokter namun juga kepada apoteker.
dari KIE adalah kegiatan konseling. Tujuan
Kompetensi yang diharapkan dari Apoteker Saintifikasi
dilakukannya konseling yaitu untuk memberikan
Jamu:
pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan
1 Melakukan praktik kefarmasian secara profesional
tenaga kesehatan, diantaranya mengenai nama obat,
dan etik
tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara
menggunakan obat, lama penggunaan obat, 2. Memformulasi dan memproduksi jamu
efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara 3. Melakukan dispensing jamu
penyimpanan obat, dan penggunaan obat-obat lain. 4. Menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaan
Penelitian pelayanan jamu memanfaatkan jamu
pasien yang memilih jamu untuk mengatasi keluhan/ 5. Memberikan informasi jamu
penyakitnya, sebagai respoden. Kerjasama tim
6. Mengelola penyediaan jamu
dokter, apoteker dan pasien sangatlah erat, untuk
7. Melaksanakan upaya preventif dan promotif
menghasilkan penelitian pelayanan yang memenuhi
metodologi yang ditentukan. Apoteker sangat kesehatan masyarakat terkait jamu
berperan dalam menjaga atau memelihara Pelatihan Apoteker Saintifikasi Jamu angkatan
kepatuhan pasien untuk minum jamu. Kepatuhan pertama telah diselenggarakan terhadap 15 apoteker,
dalam minum jamu dalam penelitian pelayanan di Surakarta dan B2P2TO2T Tawangmangu, tanggal
5 – 10 November 2012.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 08
Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah 2. Training Pemeriksaan retinol dalam minyak
suatu lembaga non struktural yang mempunyai tugas Pada tanggal 13 sampai 15 juni 2012 labdu
pokok untuk menetapkan akreditasi dan mangadakan training analisa retinol (vitamin A) dalam
memberikan pertimbangan dan saran kepada Badan minyak. Training ini berhubungan dengan studi fortifi-
Standardisasi Nasional (BSN) dalam menetapkan kasi minyak dengan vitamin A yang dilaksanakan di
sistem akreditasi dan sertifikasi. Untuk dapat Ciamis dan Tasikmalaya dengan ketua peneliti DR.
diakreditasi sebagai laboratorium yang kompeten, Sanjaya, MPH. Fortifikasi minyak goreng dengan
laboratorium tersebut harus menerapkan standar vitamin A yaitu penambahan vitamin A dalam minyak
ISO/IEC 17025:2008 – Persyaratan Umum Kompe- goreng. Tujuan training ini adalah memberikan
tensi Laboratorium Penguji. penguatan sumber daya manusia khususnya dalam
Persiapan mendapatkan akreditasi sudah melakukan analisis vitamin A sehingga hasil uji
dimulai sejak pertengahan tahun 2011. Pada tahun analisis vitamin A antar laboratorium tidak berbeda.
2011 telah dilakukan diseminasi dengan materi Nara sumber adalah Sherry Tanumihardjo, PhD,
Pengenalan dan Interpretasi ISO/IEC 17025:2008 beliau adalah pakar vitamin A dari University of
(Persyaratan Manajemen) dan Pengenalan dan Inter- Wisconsin – USA. Peserta training adalah pelaksana
pretasi ISO/IEC 17025: 2008 (Persyaratan Teknis) teknis dari beberapa laboratorium pemerintah seperti
diikuti oleh peneliti yang banyak menggunggunakan BBIA (Balai Besar Industri Agro), SEAMEO, Seafast
hasil laboratorium dan litkayasa. Dilanjutkan pada Center IPB dan BPOM.
tahun 2012 dengan mengadakan seminar tentang
bagaimana menyiapkan dokumentasi Mutu
Laboratorium, bagaimana melakukan Audit Internal
Laboratorium, penyusunan dokumentasi Sistem
Manajemen Laboratorium, dan melakukan
Pelaksanaan audit internal. Alhamdulillah dengan
rahmat Tuhan Yang Maha kuasa Tim manajemen
Labdu pada pertengahan November 2012 sudah me-
nyerahkan dokumen permohonan akreditasi kepada
KAN.
Seperti telah disampaikan dr. Siswanto, MHP, TOT GCP dilaksanakan guna memperoleh
DTM pada Newsletter edisi sebelumnya, GCP peneliti yang mempunyai kemampuan untuk
merupakan suatu “standar” kualitas etik dan ilmiah mengajarkan tentang GCP. Kegiatan pelatihan
internasional untuk mendisain, melaksanakan, dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 3 - 5 Otober
mencatat dan melaporkan uji klinik yang 2012, di Yogyakarta. Peserta berjumlah 30 orang yang
melibatkan subyek manusia atau merupakan berasal dari 1) Peneliti Pusat TTK dan EK, 2) RS
perangkat untuk standarisasi uji klinik. Dalam Marzuki Mahdi Bogor, 3) RS Sardjito, 4) Universitas
bahasa baku, GCP sering disebut Cara Uji Klinik Ahmad Dahlan dan 5) Balai Penelitian dan
yang Baik (CUKB). Pedoman tentang bagaimana Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
melaksanakan CUKB, juga telah diterbitkan oleh Fasilitator berasal dari WHO TDR India dan
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Universitas Gadjah Mada.
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Kegiatan dibagi menjadi dua, berupa Workshop
Epidemiologi Klinik (Pusat TTK dan EK) sebagai GCP pada hari pertama dan kedua dengan mekanisme
implementor tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan pelaksanaan berupa paparan, tanya jawab, dan diskusi
Menteri Kesehatan Nomor 1144/2010, bertugas kelompok. Materi meliputi:
melaksanakan penelitian dan pengembangan serta History and Principles of GCP
penapisan teknologi dibidang teknologi terapan Quality System in Clinical Research
kesehatan dan epidemiologi klinik, sangat
Principles of Ethic Research
berkewajiban untuk menstandarisasi penelitian
Essential Documents
klinis. Penelitian klinis yang dimaksud dalam GCP
Stake Holders Responsibility
adalah uji klinik. Peneliti harus mempunyai
GCP in Trial Procedures
kemampuan yang „kaffah‟ tentang GCP. Workshop
GCP sendiri sudah pernah dilaksanakan oleh Pusat Informed consent process
TTK dan EK bekerjasama dengan Komisi Nasional Safety management
Etik Penelitian Kesehatan. Peserta adalah semua Investigational product management
peneliti Pusat TTK dan EK. Data management
Era sekarang, penekanan peran Pusat lebih Pada hari ketiga, dilaksanakan Training Of the
sebagai regulator dan fasilitator. Sebagai fasilitator, Trainer (TOT). Dari peserta TOT tersebut terpilih 10
Pusat TTK dan EK harus dapat membina semua orang sebagai peserta terbaik, yaitu : dr. Siswanto,
institusi pelaksana penelitian uji klinik, termasuk MHP, DTM; Dr. Ir. Basuki Budiman, M.Kes; drh. Endi
mengajarkan bagaimana melaksanakan uji klinik Ridwan, M.Sc; Ully Adhie Mulyani, Apt, M.Si; Dyah
yang terstandar. Berangkat dari tugas tersebut, Pusat Santi Puspitasari, SKM, M.Kes; Mutiara Prihatini,
TTK dan EK bekerjasama dengan World Health SGz, M.Si; dr. Retna Mustika Indah; dr. Heny
Organization Tropical Diseases Research (WHO TDR) Kismayati; Syachroni, S.Si; dan Dyah, PhD
telah melaksanakan Training Of the Trainer Good
Clinical Practice (TOT GCP).
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 12
Satu lagi peneliti dari Badan Medicine and Hygiene (DTM&H) dan Tropical
Litbang Kesehatan dikukuhkan Medicine (MSc) didapat pada tahun 1984 dan 1985 di
sebagai Profesor Riset bidang Faculty of Tropical Medicine and Hygiene, Mahidol
Parasitologi dan Mikrobiologi University, Bangkok, Thailand. Beasiswa untuk
dengan orasi yang berjudul Philosophy of Doctor (PhD) di Menzies School of Health
"Perkembangan Pengobatan Research (MSHR), Darwin, Australia pada tahun 1997.
Malaria di Indonesia: Pengobatan Menjadi peneliti di Badan Litbang Kesehatan
Radikal dengan Obat Kombinasi". sejak tahun 1986. Dengan jabatan fungsional pertama
Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra memaparkan orasi adalah Asisten Peneliti Madya pada tahun 1988, Ajun
tersebut di ruang J. Leimena Kementerian Kesehatan Peneliti Madya tahun 1990, Peneliti Muda tahun 1992,
(19-12-2012). Prof. dr. Emiliana Tjitra merupakan Peneliti Madya tahun 1994, Ahli Peneliti Madya tahun
profesor wanita pertama yang dimiliki oleh Badan 1996, Ahli Peneliti Utama tahun 2003 pada bidang
Litbang Kesehatan. Parasitologi dan Mikrobiologi.
Jabatan profesor riset mempunyai implikasi Sampai dengan tahun 2012, telah
terhadap tugas dan tanggung jawab yang tinggi menghasilkan lebih dari 140 karya tulis ilmiah yang
dalam melaksanakan penelitian, pengembangan dan ditulis sendiri atau bersama penulis lain dalam jurnal
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Gelar ilmiah, buku atau prosiding pertemuan ilmiah dalam
profesor riset merupakan insentif non material bagi bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, di dalam
peneliti yang berprestasi dan merupakan pengakuan dan di luar negeri.
resmi pemerintah dan negara. Oleh karena itu,
Melalui orasinya tersebut menunjukkan
profesor riset diharapkan dapat lebih memacu
pengobatan merupakan komponen penting upaya
peningkatan kualitas riset dan sekaligus dapat
pengendalian malaria dan bagian kegiatan rutin di
memberikan bimbingan kepada para peneliti yang
semua jenjang pelayanan kesehatan. Pengobatan
lebih muda.
berhasil baik apabila ditunjang fasilitas pemeriksaan
Prof. dr. Emiliana Tjitra dilahirkan di Jakarta darah untuk kepastian diagnosis malaria; ketersediaan
pada tanggal 27 April 1952. Pendidikan formal dan kemudahan mendapat obat antimalaria; cara
diawali dari Sekolah Rakyat sampai Sekolah minum obat mudah, sederhana dan singkat waktu
Menengah Atas di Jakarta. Sarjana Kedokteran pengobatan; aman, cepat responnya dan sangat efektif
diperoleh dari Fakultas Kedokteran Universitas sehingga dapat mencegah penyakit menjadi berat dan
Katolik Atma Jaya pada tahun 1976, dokter tahun komplikasi akibat kegagalan pengobatan, mencegah
1981. Beasiswa SEAMEO untuk Diploma of Tropical penularan infeksi dan resistensi.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 13
Regimen kombinasi derivat artemisinin pengobatan malaria untuk wanita hamil trimester
merupakan obat antimalaria praktis untuk semua pertama,
jenis dan stadia malaria, dan membantu kekurangan pengobatan radikal malaria berat dan dengan
keterampilan mikroskopis dalam mengidentifikasi komplikasi.
jenis parasit. Kombinasi artemisinin fixed dose yang
aman, sangat potent dengan efikasi >95%, dosis
Pengobatan malaria berkembang dan
harian tunggal dan waktu pengobatan sesingkat
mengalami perubahan paradigma dari monoterapi
mungkin dapat memperbaiki kepatuhan minum obat.
menjadi komboterapi. Kombinasi yang ideal adalah
D i h id ro a r te mi s i n in - p i p e r a k u in , a r te s u na t -
antara derivat artemisinin dan obat antimalaria yang
pironaridin dan artemisinin-naftokuin merupakan
mempunyai waktu paruh panjang yang dapat
ACT potensial untuk kebijakan multi first line
membunuh sisa parasit yang belum terbunuh oleh
therapy sehingga perkembangan parasit resisten
derivat artemisinin, membunuh parasit yang relaps,
dapat dicegah dan cakupan pengobatan ditingkatkan.
dan mencegah infeksi baru didaerah endemis atau
Petunjuk pengobatan malaria dapat dipertajam
dikenal post treatment prophylaxis.
menjadi:
Pengobatan radikal dengan primakuin adalah
pengobatan radikal baku malaria tanpa
mutlak walaupun di daerah endemis malaria dan
komplikasi untuk semua kelompok umur dan
menggunakan ACT yang efektif untuk dapat
semua jenis malaria,
memutuskan penularan dan menuju eliminasi malaria.
pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi
dengan gagal pengobatan,
REFORMASI BIROKRASI
DR. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes
4. Penguatan Pengawasan Tentunya hal ini dapat kita mulai dari hal-hal yang
5. Penataan Organisasi kecil seperti absensi, kepatuhan untuk hadir tepat
waktu kemudian berkembang pada hal-hal lain.
6. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Pelaksanaan perubahan tidak mengenal kata berhenti
7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
te tapi dilaksanakan te rus menerus dan
8. Manajemen Perubahan Pola Pikir dan Budaya berkesinambungan. Mari kita mulai merubah mind set,
Kerja berpikir kearah positif, merubah budaya kerja, datang
Proses reformasi birokrasi diharapkan akan kekantor tidak hanya sekedar mengisi absen.
membawa perubahan antara lain pada peningkatan Di lingkungan Pusat Teknologi Terapan
disiplin kerja, pegawai datang melaksanakan tugas Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, sosialisasi pada
tepat waktu, mengisi waktu di kantor dengan seluruh peneliti oleh “Agent of Change” dilakukan
melaksanakan tugas yang menjadi secara bertahap pada peneliti di kantor Jakarta
tanggungjawabnya sesuai dengan tugas dan fungsi maupun di Bogor, para litkayasa dan juga seluruh
dan mengikuti aturan yang berlaku serta tepat pejabat struktural serta pelaksana administrasi
sasaran Bekerja dengan hati yang tulus dan lainnya. Sosialisasi juga disampaikan oleh nara
berupaya meningkatkan pelayanan maupun sumber Assesor dari Badan Penelitian Pengembangan
meningkatkan keahlian. Semua Pegawai Negeri Sipil Kesehatan, Bapak Dede Anwar Musadad, SKM, M.Kes
mempunyai produktivitas yang tinggi karena dan Ibu Dra. Rahmaniar Brahim, Apt., M.Kes dari Itjen
mempunyai kinerja yang jelas. Kemenkes RI
Agar semua itu cepat terlaksana, maka Mari kita bersama mulai melaksanakan
perubahan harus dimulai dari sekarang, mulailah Reformasi Birokrasi di lingkungan sendiri, sesuai
dari diri sendiri yang kemudian ditularkan kepada dengan pesan Kepala Badan Litbangkes “mari kita
lingkungannya, sehingga menyebar dan pada BERTASBIH.”
akhirnya semua berubah kearah yang lebih baik.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 16
KAUSASI
DR. Ir. Basuki Budiman, MScPH
UNICEF pernah mengenalkan sebab 4. Temporaly merujuk pada keharusan faktor sebab
langsung, sebab antara dan akar masalah. Istilah ini mendahului akibat (efek) dalam satu waktu dan
diterapkan dalam analisis penyebab kurang gizi. tidak bertentangan dengan body of knowledge.
Green dalam menganalisis motif seseorang 5. Biological gradient. Yang dimaksudkan adalah
bertindak, membedakan sebab dalam faktor dose-response effect. Semakin besar paparan
predisposisi, faktor pendorong dan faktor (exposure) semakin parah akibat yang ditimbulkan.
penghambat. Keparahan akibat bergantung pada dosis sebab.
6. Plausibility lengkapnya adalah biologically
Kausasi menurut Hill. plausible mechanism yaitu peran dari faktor sebab
Hill memberi 9 (sembilan) bahan sehingga akibat terjadi. Ringkasnya dalam ilmu
pertimbangan dalam menentukan suatu faktor kedokteran adalah patologi atau mekanisme
sebagai sebab, yaitu: kejadian penyakit dari fakor sebab itu. Sebagai
contoh adalah pengaruh anemia terhadap kognisi.
1. Strength atau besaran kekuatan asosiasi/
Anemia berpengaruh terhadap saraf pusat yang
hubungan antara faktor sebab dan faktor akibat.
berkaitan dengan pendengaran. Mielinasi
Besaran dinyatakan dengan rasio relatif atau
terganggu karena defisiensi zat gizi besi sehingga
rasio odd atau dalam analisis statistik regresi
transmisi informasi dari auditori ke sistem saraf
sebagai koefisien. Semakin besar besaran
pusat memerlukan waktu yang lebih lama.
kekuatan asosiasi semakin besar peluang
menyingkirkan atau mengabaikan komponen lain 7. Coherence adalah hubungan sebab-akibat tidak
(confounder). Misalnya rasio odd merokok sebagai bertentangan dengan pengetahuan yang ada
penyebab kanker paru sebesar 10 kali. Definisi mengenai riwayat alamiah dan biologi penyakit.
merokok adalah menghisap rokok putih, tidak 8. Experimental evidence merujuk pada hasil
berfilter, 20 batang per hari selama 10 tahun penelitian double blind randomized controlled trial
atau lebih. Dalam hal ini faktor merokok dapat yang membuktikan bahwa pemberian intervesi
disimpulkan sebagai sebab. Jika besaran sangat faktor yang “diduga sebab” memperbaiki atau
kecil, misalnya rasio odd 1,10, maka bias tidak memulihkan keadaan atau menetralisasikan „faktor
terdeteksi. Peran faktor lain, yang mungkin tidak akibat‟.
diketahui, tidak terdeteksi. 9. Analogy menjelaskan kesepadanan hasil observasi
2. Consistency adalah seri hasil pengamatan/ penelitian lain. Misalnya jika suatu obat dapat
penelitian yang hampir sama walaupun menyebabkan cacat lahir, bukan tidak mungkin
dilaksankan pada populasi dan mungkin metode obat lain juga mempunyai pengaruh yang sama.
penelitian yang berbeda. Hal ini jarang terjadi.
Biasanya berbeda metode berbeda hasil.
Pada akhir urainnya Hill mengakui bahwa sem-
3. Specificity membutuhkan single efek, bukan bilan butir aspek yang disarankan tidak mutlak benar
multi efek. Misalnya kuman tuberkolosis dan harus semuanya ada.
menyebabkan sakit tuberkolosis (TB) paru atau
None of my nine viewpoints can bring indisputable
defisiensi iodium menyebabkan pembesaran
evidence for or against the cause-and-effect hypothesis
kelenjar tiroid (gondok, goiter). Jika kuman
and none can be required as a sine qua non
tuberkolosis dihilangkan tidak terjadi sakit TB
atau jika iodium diberikan (profilaksis) maka
goiter sembuh. Kuman TB dan iodium adalah
necessary cause.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 18
orang yang terlatih untuk meminimalkan atau 3. Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan. Komisi
bahkan meniadakan penderitaan hewan. Nasional Etik Penelitian Kesehatan Jakarta 2005.
4. Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan. Suplemen
Ketakutan dan stress jangka panjang, dengan
II Etik Penggunaan Hewan Percobaan. Komisi Nasional
membuat kondisi lingkungan yang dapat
Etik Penelitian Kesehatan Jakarta 2006.
mencegah stress, misalnya memberikan masa
5. Dondin Sajuthi. Etika Penelitian Menggunakan Hewan
adaptasi/aklimatisasi, latihan bagi hewan
Percobaan. Handout Pelatihan Dasar Etika Penelitian
terhadap prosedur penelitian. Semua prosedur
Kesehatan. Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan
dilakukan oleh tenaga yang qualified, dan 2011.
terlatih untuk meminimalkan stress, dan juga
care terhadap hewan percobaan.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 22
Rahasia di balik
COKELAT
Mutiara Prihatini S.Gz, M.Si Nindira Aryudhani, M.Si
Cokelat merupakan bahan makanan yang Flavonoid merupakan salah satu jenis senyawa
enak dan banyak kegunaannya. Bentuk produk coklat polifenol. Jenis flavonoid yang terkandung pada
antara lain bubuk cokelat (cocoa powder) sebagai cokelat bernama flavonol. Konsumsi cokelat dengan
bahan pembuat kue, permen cokelat (cocoa candy) kandungan kakao yang tinggi berkorelasi dengan
sebagai makanan kecil atau sebagai bahan untuk manfaat positif bagi kesehatan yang diperoleh dari
buah tangan bagi anak-anak, dan cokelat pengoles daya antioksidan flavonol sebagai hasil derivatisasi biji
roti. Disamping itu, produk antara cokelat , misalnya kakao (T. cacao) yang ditimbun di tanah dan
lemak cokelat (cocoa butter) dapat dipakai sebagai difermentasi. Dalam hal ini, dark chocolate dapat
bahan pembuat kosmetika. Lemak cokelat biasa membantu resistensi DNA terhadap stres oksidatif
digunakan untuk membuat lipstick (Roesmanto 1991). karena kandungan flavonoidnya (Anonim 2010b).
Organ tanaman kakao (T. cacao) yang paling Dark chocolate bermanfaat untuk jantung.
sering diteliti adalah kelopak bunganya. Kelopak Sebatang kecil dark chocolate setiap hari dapat
bunga tanaman kakao memiliki warna dasar yang membantu menjaga jantung dan memperlancar sistem
berasal dari pigmen antosianin. Demikian halnya kardiovaskuler. Dua manfaat dark chocolate terhadap
dengan organ yang lain, didominasi oleh pigmen kesehatan jantung adalah menurunkan tekanan darah
antosianin, antara lain ligula, filamen benang sari dan dan menurunkan kolesterol. Studi telah menunjukkan
buah (Bartley 2005). Senyawa aktif lain yang terdapat bahwa konsumsi sebatang kecil dark chocolate setiap
pada cokelat adalah theobromine, yang merupakan hari dapat menurunkan tekanan darah pada tiap
komponen yang mirip dengan kafein (Anonim 2010a). individu yang memiliki tekanan darah tinggi. Dark
Cokelat (chocolate) dibuat dari tanaman chocolate juga dapat mengurangi kolesterol LDL
kakao. Hal ini menunjukkan bahwa cokelat hingga 10% (Chocolate Manufacturers Association
mangandung banyak manfaat kesehatan. Manfaat ini 2010).
berasal dari flavonoid, yang berperan sebagai Cokelat juga memiliki manfaat yang lain selain
antioksidan, yang melindungi tubuh dari penuaan untuk bagi jantung, antara lain rasanya yang enak,
yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas cokelat menstimulasi produksi hormon endorfin yang
juga dapat menyebabkan kerusakan yang akan berperan memberikan perasaan senang, cokelat
mengawali penyakit jantung (Chocolate mengandung serotonin yang berperan sebagai
Manufacturers Association 2010). antidepresan serta mengandung theobromin dan
Cokelat gelap (dark chocolate) mengandung kafein yang berperan sebagai zat stimulan. Dalam hal
banyak antioksidan, yang setidaknya ditemukan ini, penting juga untuk diketahui bahwa sejumlah
delapan kali lebih banyak dibandingkan pada buah lemak pada cokelat tidak meningkatkan jumlah
stroberi. Flavonoid juga membantu relaksasi tekanan kolesterol. Lemak pada cokelat terdiri atas sepertiga
darah melalui produksi nitrit oksida serta asam oleat, sepertiga asam stearat dan sepertiga asam
menyeimbangkan hormon tertentu di dalam tubuh palmitat.
(Chocolate Manufacturers Association 2010).
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 23
Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh Konsumsi cokelat tetap harus memperhatikan
tunggal (monounsaturated fatty acid) yang memiliki konsumsi terhadap makanan yang lain. Pada faktanya,
manfaat bagi kesehatan. Asam oleat juga terkandung sebagian besar cokelat yang biasa dikonsumsi adalah
di dalam minyak zaitun (olive oil). Asam stearat cokelat sebagai permen yang mengandung banyak gula.
merupakan asam lemak jenuh (saturated fatty acid), Gula tersebut membuat kandungan kalori pada produk
akan tetapi terdapat penelitian yang menunjukkan cokelat menjadi semakin tinggi. Hal ini menjadi tidak
bahwa asam stearat memiliki efek yang netral baik jika produk cokelat dikonsumsi dalam jumlah
terhadap kolesterol. Asam palmitat juga merupakan berlebihan, karena akan mengambil tempat bagi
asam lemak jenuh, yang dapat meningkatkan makanan bergizi yang lain yang seharusnya juga
kolesterol dan resiko penyakit jantung. Hal ini dikonsumsi. Disamping itu, jika cokelat dikonsumsi
menunjukkan bahwa hanya sepertiga bagian dari secara berlebihan, maka sangat memungkinkan buah
lemak pada cokelat yang tidak baik untuk kesehatan. dan sayur tidak dikonsumsi lagi. Hal ini mengingat
Sebuah penelitian pada tahun 2008 bahwa buah dan sayur juga merupakan bahan pangan
menyatakan bahwa konsumsi sekitar 6,7 g dark yang penting untuk kesehatan jantung dan pencegahan
chocolate dapat menurunkan jumlah protein yang penyakit (Rettner 2010).
berasosiasi dengan inflamasi di dalam aliran darah.
Hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa pada Kepustakaan
para pengkonsumsi cokelat, kondisi trombosit [Anonim]. 2010a. Theobroma cacao. http://
darahnya menggumpal lebih lambat. Penggumpalan en.wikipedia.org/wiki/ Theobroma_cacao
trombosit dapat mengawali pembentukan darah beku [Diakses tanggal 23 April 2010].
yang menyebabkan serangan jantung. Konsumsi
[Anonim]. 2010b. Types of Chocolate. http://
cokelat dapat menurunkan tekanan darah dan
en.wikipedia.org/wiki/ Types_of_chocolate
mencegah pembentukan plak pada pembuluh arteri,
[Diakses tanggal 14 April 2010].
serta memperbaiki aliran darah, terutama ke otak.
Bartley BGD. 2005. The Genetic Diversity of Cacao and
Perbaikan aliran darah ke otak tersebut dibantu oleh
Its Utilization. UK: King‟s Lynn, Biddles Ltd.
flavonoid, sehingga seseorang dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan lebih baik. Cokelat juga Chocolate Manufacturers Association. 2010. Health
memiliki manfaat antikanker, karena flavonoid dapat Benefits of Chocolate.
membantu mengurangi kerusakan sel yang dapat http://longevity.about.com/od/lifelongnutrition/p/
memacu pertumbuhan tumor (Rettner 2010). chocolate.htm [Diakses tanggal 17 Maret 2010].
Rettner R. 2010. Sweet! Chocolate May Lower Stroke
Flavonoid merupakan senyawa yang terdapat
Risk. http://www.msnbc.msn.com/id/35354279/
pada biji kakao, yang berperan sebagai antioksidan
[Diakses tanggal 17 Maret 2010].
untuk membantu melindungi sel dalam melawan
kerusakan yang datang dari toksin di lingkungan Roesmanto J. 1991. Kakao: Kajian Sosial Ekonomi.
maupun yang berasal dari zat sisa metabolisme Yogyakarta: PT Aditya Media.
tubuh. Konsumsi flavonoid dapat terkait dengan
manfaat bagi kesehatan jantung. Akan tetapi,
flavonoid memiliki rasa pahit, sehingga membuat
para produsen cokelat menghilangkan senyawa ini
pada saat pengolahan cokelat. Produk cokelat yang
masih memiliki kandungan flavonoid adalah dark
chocolate, karena tidak banyak mengalami tahap
proses pengolahan (Rettner 2010).
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1(3), Desember 2012 | 24
Endi Ridwan
&EK
a i P us at TTK
egaw
Pojok P
Pimpinan & Segenap Pegawai Pusat TTK&EK Mengucapkan Selamat Tahun Baru 2013