RESEARCH DESIGN
Maret 2012
dr.H. Bambang Edi S.,SpA.Mkes
Holaaaaaa . . ketemu lagi sama mira tamtam di blok 17 “Metodologi Penelitian” :DD Jangan bosen
lohh yaa .__. Harus SEMANGATT! ^^9 Semangat biar KTI kita cepet rampungnya :D Lebih
cepat..lebih baik! ^^9 *bukan kampanye loh yaa~ -__-“ Oke dah kita langsung aja siipp.. * :*
PENELITIAN LONGITUDINAL
Apa itu PENELITIAN LONGITUDINAL ??? :O
Longitudinal itu berasal dari kata LONG, yang artinya panjang. Jadi penelitian Longitudinal ituuuu....
Pengukuran variabel pada subjek yang sama, yang dilakukan secara serial selama periode waktu
yang lama, dimana setiap subjek diukur beberapa kali.
Berbeda dengan penelitian Cross-Sectional yang setiap subjeknya diukur HANYA SATU
KALI SAJA!
Research Design 40
PENJELASAN (tambahan) PENTING!! >.<
Jadiiii... Penelitian Observasional kohort merupakan penelitian
a thn Block—Research
e p i d e m i o l o g i s 17 1stChapter
Methodology|yang
a l i t i s noneksperimental Mira tamtam
didasarkan pada pengamatan
sekelompok
` penduduk tertentu dalamsatu jangka waktu tertentu. Kelompok
kohort adalah sekelompok penduduk yang memiliki persamaan dalam hal tertentu dan
merupakan kelompok yang diamati sampai batas waktutertentu. Dalam epidemiologi, subjek
dalam studi kohort dipilih berdasarkan beberapakarakteristik tertentu yang dianggap sebagai
faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan tertentu. Pada dasarnya studi kohort
didasarkan pada pertanyaan “apa yang akan terjadi ?” sehingga dengan demikian penelitian
ini (kohort) bersifat prospektif. ^^
Sesuai dengan sifat pengamatannya, studi kohort disebut juga sebagai follow up study,
atau longitudinal prospective study. Dalam merancang studi kohort analitis, peneliti
harusmenetapkan hipotesis penelitian serta menentukan faktor-faktor risiko yang akan
diamati, hasilkejadian atau hasil luaran (penyakit atau gangguan kesehatan) yang diharapkan
terjadi, sertalamanya waktu pengamatan.
1. Kohort prospektif
Bentuk pengamatan ini merupakan bentuk studi kohor yang murni sesuai dengan sifatnya.
Pengamatan dimulai pada saat populasi kohor belum mengalami akibat yang diteliti dan
hanya diketahui kelompok yang terpapar (berisiko) dan yang tidak terpapar. Bentuk
ini adadua macam yaitu:
a. Kohor prospektif dengan pembanding internal, di mana kelompok yang terpapar
dan yang tidak terpapar (sebagai kelompok pembanding atau kontrol) berasal dari satu
populasi yang sama;
b. Kohor prospektif dengan pembanding eksternal di mana kelompok terpapar dan
kelompok pembanding tidak berasal dari satu populasi yang sama.
Pada bentuk pertama (kohort prospektif dengan pembanding internal), populasi kohor
dibagi dalam dua kelompok yakni yang terpapar dan yang tidak terpapar sebagai kelompok
pembanding. Kedua kelompok tersebut diikutisecara prospektif sampai batas waktu
penelitian, di mana akan muncul dari kelompok terpapar dua subkelompok yakni sub
kelompok yang mengalami akibat/efek (a) dan yang tidakmengalami akibat (b).
Sedangkan dari kelompok yang tidak terpapar akan muncul juga dua sub kelompok
yakni yang mengalami akibat (c) dan yang tidak mengalami akibat (d).Dari hasil pengamatan
kohor tersebut, peneliti dapat menghitung insiden kejadian darikelompok yang terpapar dan
insiden kejadian dari kelompok yang tidak terpapar dankemudian dapat dihitung; angka
resiko relatif hasil pengamatan
Pada bentuk kedua dari kohor prospektif (dengan pembanding eksternal) adalah
populasi kohor terdiri dari dua populasi yang berbeda, dengan satu populasi mengalami
keterpaparan (ada faktor risiko) dan populasi lainnyatanpa faktor risiko.
Bentuk studi kohor dengan pembanding eksternal ini harus memperhatikan sifat kedua
Research Design
populasi awal (populasi yang terpapar dan pembanding) yakni sifat-sifat populasi di luar 41
faktor keterpaparan atau faktor risiko yang diteliti. Hasil luaran terjadinya efek yang diamati
padakedua populasi ini, memberikan nilai rate insiden populasi yang terpapar dan rate insiden
populasi yang tidak terpapar.
17th Block—Research Methodology| 1stChapter Mira tamtam
`
Pada paham kan yahh ??? :D Bisa kan ngebedainnyaa ?? :D kalo masih belum paham juga, coba deh
diulang lagi bacanya ^^ Kalo masih belum paham jugaa atau masih bingung.. ya udah deh mira kasih
contohnya lah yaa ^^ *kurang baek gimana coba miraa ^^ Pelajari bener2 lohh yaa contohnyaa biar ntar
kita gampang ngebedainnya antara desain penelitian yang satu dengan yang lainnya ^^ Okey ?? Siippp! :*
Pembahasan:
1. Studi Cohort (Prospektif)
Jadi intinyaa... studi prospektif (kohort) ini ingin meneliti apakah orang yang sehat tetapi
memiliki resiko atau paparan positif akan menderita sakit atau tidak pada waktu mendatang.
Dengan kata lain, ingin melihat dan membuktikan ada atau tidaknya hubungan atau asosiasi
antara factor resiko dan penyakit.
Desain Studi Prospektif
Research Design 42
17th Block—Research Methodology| 1stChapter Mira tamtam
`
Research Design 43
17th Block—Research Methodology| 1stChapter Mira tamtam
`
adalah meneliti suatu populasi referen yang dilakukan sewaktu-waktu atau periode waktu tertentu
untuk mengetahui masalah kesehatan atau factor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya
masalah kesehatan pada masyarakat. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang mengukur
prevalensi penyakit.
Oleh karena itu seringkali disebut sebagai penelitian prevalensi. Bertujuan untuk
mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status paparan dan
penyakit secara serentak pada individu dan populasi tunggal pada satu saat atau periode
tertentu.
Desain studi Cross-Sectional
Research Design 44
17th Block—Research Methodology| 1stChapter Mira tamtam
`
Research Design 45
17th Block—Research Methodology| 1stChapter Mira tamtam
`
Masalah etika lebih sedikit kesehatan yang diteliti. dapat menyebabkan
daripada studi eksperimental. Hanya memerlukan waktu kesakitan pada
Dapat secara langsung yang singkat dan biaya yang masyarakat.
menghitung angka insidensi lebih murah dibandingkan Dapat dipakai untuk
penyakit dan resiko relative, dengan studi kohort. mengetahui stadium dini
serta dapat mengetahui factor atau kasus subklinis
resiko yang sedang diteliti. suatu penyakit
Informasi mengenai studi
mudah dimengerti oleh orang
selain ahli epidemiologi.
KEKURANGAN
Memerlukan ukuran sampel Tidak dapat dipakai untuk Tidak dapat dipakai
yang besar, terutama untuk menentukan angka insidensi untuk meneliti penyakit
jenis penyakit yang jarang (incidence rate) penyakit. yang terjadi secara akut
dijumpai di masyarakat. Data factor resiko dan cepat sembuh (durasi
Memerlukan waktu follow up disimpulkan setelah penyakit penyakit pendek)
yang cukup lama. terjadi sehingga data tidak Tidak dapat menjelaskan
Biaya yang diperlukan selama lengkap dan sering terjadi apah penyakit aatau
melaksanakan studi cukup penyimpangan. factor resiko (pajanan )
besar. Odds Ratio tidak dapat yang terjadi lebih dulu.
Follow up kadang sulit digunakan untuk Sering terjadi
dilakukan dan sampel yang mengestimasi resiko relative penyimpangan berupa
loss overload dapat jika masalah kesehatan yang bias observasi dan bias
mempengaruhi hasil studi. sedang diteliti terdapat di respon.
masyarakat lebih dari 5%. hasil yang diperoleh
Sulit untuk menghindari bias lebih lemah dibanding
seleksi karena populasi cohort atau case control.
berasal dari dua populasi
yang berbeda.
Okee siipp udah semakin ngerti kan yaahh ??? :D Udah pada bisa ngebedain juga kan yang kaya
gimana penelitian kohort, mana case control, mana cross-sectional ?? :DD MANTAAPP JAYA!! ^^9
Ya udah.. kalo gituu kita balik lagi yukk ahh ke pembahasan penelitian eksperimental #fufufuuu~
SEMANGAATT! ^^
Research Design 46
17th Block—Research Methodology| 1stChapter Mira tamtam
`
Pilihan desain:
Penelitian prognosis
Eksperimental / Kohort / Kohort retrospektif
Penelitian Terapi
RCT / Eksperimen tanpa kontrol atau tanpa binding/ semi-eksperimental
Catatan: Adanya randomisasi dan pembutaan harus disebutkan secara eksplisit dan rinci dalam
proposal maupun laporan penelitian
Research Design 47
17th Block—Research Methodology| 1stChapter Mira tamtam
`
Keuntungan RCT:
Mengendalikan bias dalam proses seleksi
Menyeimbangkan potensi variabel confounding
Pembakuan terhadap kriteria seleksi, paparan dan penilaian keluaran.
Secara statistik efisien
Secara teoritis affractive
Pengaruh intervensi luar terhadap hasil kemungkinan kecil.
Kelemahan RCT:
Desain & implementasi kompleks & mahal
Kesulitan mendapat subyek penelitian
Pertimbangan etis
Kadang-kadang tidak praktis.
Kalo yang dibawah ini gambar/diagram singkat tentang cohort sama case control (cohort
retrospektife).. Buat penjelasannya udah di atas yaa mira jelasin ^^ Coba dibaca lagii biar semakin
paham ^^ hihihihii~ :* :*
Research Design 48
17th Block—Research Methodology| 1stChapter Mira tamtam
`
Okeee.. akhirnya selese juga editan miraa tentang desain penelitian ini *\(^__^)/* Mohon maap kalo
editan mira ini banyak kurangnya Kalo ada yg mengganjal, bisa langsung konfirmasi ke mira
yaa :* Sukses yaa temen2 buat KTI nya Semoga slalu diberikan kelancaran dan kemudahan oleh
Alloh SWT :’) Aminn O:)
SEMANGATT IWAK PEYEK!! ^^9
HALA MADRID!! #LADECIMA ^^9
Research Design 49