Anda di halaman 1dari 7

COHORT DESIGN BY AMELIA ROSITA & HANA QONITA

WARNING!! INI ADALAH TENTIR STUDI KOHORT, SEBELUM BACA AYO KITA MULAI DENGAN BASMALAH HER = LIBUR BERKURANG/TELAT PULANG TIDAK HER = LIBUR PANJANG/CEPAT PULANG

Flashback dulu yuk, rancangan penelitian atau metode penelitian itu terbagi menjadi 2 tipe kawan. Yaitu : 1. Observasional 2. dan Experimental Nah, dari Observasional itu bercabang jadi 2. Yaitu Deskriptif dan Analitik. Si Analitik ini punya 3 cabang lagi, siapa aja itu? 1. Case control 2. Cross sectional 3. Kohort Berasal dari bahasa romawi kuno, artinya kelompok tentara yang maju ke medan perang

LOOK!!

*karena experimental gaada kaitannya sama Kohort jadi ga kita bahas ya teman*
Studi Kohort adalah studi epidemiologis yang non-eksperimental,

*iya dong yah, kan dia itu keturunan dari metode penelitian Observasional, coba deh liat skema lagi*
Studi Kohort sering di sebut pula dengan istilah Studi Insidens. Nah!! dari skema itu kita bisa tau nih asal muasal dari metode penelitian, metode studi kohort tuh keturunannya siapa. Biasanya studi Kohort ini di gunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor resiko (independent) sama efek (dependent) yang di lakukan pada sekelompok subjek tertentu, yang bersifat Analitik. Page 1

By Amelia Rosita dan Hana Qonita

*analitik itu mempelajari hubungan variabel bebas/faktor resiko/independent dengan variabel tergantung/efek/dependent*
Dan, kalau studi Kohortnya itu hanya untuk mempelajari suatu kejadian tertentu saja, itu hasil datanya bersifat Deskriptif. Tetapi yang sering di gunakan itu metode Kohort yang sifatnya Analitik loh. Metode studi Kohort ini dilakukan :

Udah paham sama skema di atas belum teman-teman? Alhamdulillah kalo udah , wah ada yang belum paham ya ..Ayo kita bantu jelasin skema yang tadi, lanjutttt. Jadi........, Subjek yang di ambil itu masih sehat dalam arti mereka tidak melakukan hal hal yang akan memicu penyakit (faktor resiko) yang akan di teliti serta terbebas atau bersih dari penyakit (efek) yang mau kita teliti, itu di sebut dengan subjek tanpa faktor resiko dan tanpa efek. Terus penelitiannya diikuti prospektif jadi diidentifikasi dulu terus diikutin sampai waktu tertentu buat lihat efek atau penyakitnya. Nah, dari sebagian subjek atau subjek kelompok 1 tadi kita lakukan perlakuan yang memicu faktor resiko penyakit yang kita akan teliti faktor resiko + Dari pemberian faktor resiko tersebut, kita bisa sesuai dengan penyakit yang kita teliti namun bisa juga tidak sesuai (efek). Lalu, sebagian subjek sisa yang tidak di beri perlakuan faktor resiko bisa saja mengalami efek yang sesuai dengan penyakit yang kita teliti atau juga tidak. Contoh : Grup mawar (10 orang) dan grup melati (10 orang) adalah subjek dari suatu populasi akan melakukan penelitian tentang pengaruh minuman berkarbonisasi dengan penyakit tungkak lambung.

Gambar 1. Skema dasar penelitian kohort prospektif dengan kelompok kontrol internal. By Amelia Rosita dan Hana Qonita

Grup mawar di beri perlakuan meminum minuman berkarbonisasi, dan grup melati tidak di beri perlakuan tersebut karena menjadi grup kontrol. Page 2

Hasil yang di dapatkan dari grup mawar : Mengalami tungkak lambung Tidak mengalami tungkak lambung sudah diberi perlakuan) : 9 orang : 1 orang (walaupun

Pada saat kita melakukan penelitian tidak mungkin bila tidak diganggu dengan faktor perancu didalamnya. Faktor perancu ini bisa mempengaruhi hasil dari penelitian loh! Faktor perancu ini bisa dibasmi : a. Kriteria inkulsi (sesuai target) dan eksklusi (tidak sesuai target) yang relevan b. Dengan matching Atau bisa juga pada annalisis dilakukan : a. Stratifikasi b. Analisis multivariat hayo inget tabel ini engga? HER = LIBUR BERKURANG/TELAT PULANG TIDAK HER = LIBUR PANJANG/CEPAT PULANG Hoammm .. Ngantuk .. -.zz

Dan pada grup melati mendapatkan hasil : Tidak mengalami tungkak lambung : 8 orang Mengalami tungkak lambung : 2 orang (padahal di grup melati tidak di beri perlakuan minum minuman berkarbonisasi)

Lalu dari hasil penelitian kita bandingkan antara insidens efek pada subjek dengan resiko dan insidens efek pada subjek tanpa resiko. Hal itu di sebut dengan Rasio Risk.

EFEK
YA YA TIDAK JUMLAH A C a+c TIDAK b d b+d JUMLAH a+b c+d a+b+c+d

Ciri khas yang terdapat pada metode penelitian Kohort : Memiliki kelompok kontrol pada saat melakukan penelitian Dilakukan dengan jangka waktu tertentu (Longitudinal)

RR = a/(a+b) : c/(c+d)
Nah, kalo udah dapet hasil penelitian antara yang faktor resiko sama efek kita bisa memperoleh inciden ratenya teman-teman. By Amelia Rosita dan Hana Qonita

Page 3

*inget engga, kalo yang termasuk Longitudinal itu adalah cohort dan case control. Dan yang termasuk Transversal adalah cross sectional*
Hey hey, kita Review yuk! Coba sebutin kohort itu turunan dari metode penelitian apa? Hayoooo .. yap benar turunan dari metode Observasional Coba lagi ya, sebutkan ciri khas dari metode Kohort? Mmm, tuh intip di atas kan baru di kasih tau Oh iya hampir lupa dari penjelasan tadi bisa disimpulin langkahlangkah studi kohort itu ada: 1. Merumuskan pertanyaan penilitian dan hipotesis 2. Memilih kelompok terpapar 3. Menetapkan kohort 4. Memilih kelompok kontrol 5. Mengidentifikasi variable penelitian 6. Mengamati timbulnya efek 7. Menganalisis hasil. Masih inget gak kuliahnya dr.Risah ? ayo dinget-inget lagi :D Eits, studi Kohort itu ada beberapa jenis loh, yuk liat :

Studi Kohort prosopektif dengan kelompok pembanding internal Studi Kohort dengan kelopmpok pembanding eksternal Studi Kohort retrospektif Case-cohort study Nested case-control study

*nah yang ini akan di tentirkan oleh patner saya* Oke teman teman, tadi kan udah dijelasin panjang lebar tentang pengertian studi kohort, nah kita lanjut ke modifikasi studi kohort yaa.. tarik napas dalam-dalam, inget kalo HER = LIBURAN BERKURANG, jadiii tetep semangaat ! Kita bahas satu persatu jenis modifikasinya yang udah disebutin tadi yaa, berhubung pas kuliah gak terlalu dibahas, dan buat kalian yang males baca bukunya, wajib disimak. Okay here we go~ 1. Penelitian kohort retrospektif (historical retrospektif) sama aja kayak studi kohort prospektif, bedanya di studi kohort retrospektif ini faktor risiko dan efek udah terjadi di masa lalu. Jadi skemanya begini teman-teman:

By Amelia Rosita dan Hana Qonita

Page 4

Desain ini lebih sering dipake karena lebih gampang buat milih subyek pada dua kelompok ( yang terpajan dan tidak terpajan) dibanding milih subyek yang belum terpajan terus ditungguin sampai terjadi pajanan pada sebagian subyek. Penelitian ini bisa dilaksanain dengan cara prospektif maupun retrospektif.Nah dia rada mirip sama case-control, bedanya titik tolak penelitian kohort ini didasarkan pada perbedaan ada atau tidaknya faktor risiko, sedangkan case control pemilahan kelompok subyek berdasarkan pada ada atau tidaknya efek. Jadi skemanya begini :

Gambar 2. Skema studi kohort retrospektif. Jadi otomatis penelitian ini Cuma ngandelin data sekunder yang ada dari rekam medis yang mungkin banyak kekurangannya. Nah itu dia kelemahan dari penelitian kohort retrospektif ini yaitu waktu nentuin subyek terpajan faktor risiko yang diteliti, terus si peneliti ini juga gak bisa ngontrol keadaan dan kualitas pengukuran yang udah dilakuin oleh orang lain di masa lalu. Gak susah kan ? okee lanjut ke jenis penelitian studi kohort yang lain .. 2. Studi kohort dengan kelompok pembanding eksternal (double cohort study) Jadi penelitian ini kelompok subyeknya dari dua kelompok, satu kelompok dengan faktor risiko terus kelompok yang tanpa faktor risiko. By Amelia Rosita dan Hana Qonita Gambar 3. Skema studi kohort ganda atau studi kohort dengan kontrol eksternal dengan cara retrospektif. Page 5

Kelemahan dari penelitian ini karena populasi subyeknya berbeda bisa mengandung variable perancu, selain itu pemakaian data kelompok kontrol sering tidak lengkap atau gak sesuai sama kebutuhan penelitian. 3. Case-cohort study dan nested case-control study Dikenal desain hidbrid, yaitu desain yang menggabungkan dua atau lebih desain dasar. Keduanya menggabungkan studi kohort dan studi kasus-kontrol, dan pada dasarnya merupakan studi kasus-kontrol yang dilakukan dalam studi kohort. Data yang dipake adalah data yang diperoleh dari studi kohort. Saat merancang studi kohort diduga ada variable sebagai faktor risiko timbunya penyakit atau efek, tapi karena biaya pemeriksaan faktor risiko mahal jadi ditunda sampe studi kohort selesai. Setelah penelitian kohort selesai maka diperoleh sejumlah subyek dengan efek yang positif dari kelompok yang terpanjan dan kelompok kontrol. Nah subyek yang positif tadi dijadiin kasus studi case-control. Pemilihan kontrol dilakukan random pada kelompok awal kohort ( yang tidak mengalami efek). Pemeriksaan terdapatnya faktor risiko dilakukan pada kedua kelompok, dan perhitungan selanjutnya sama seperti studi kasus-kontrol. Nah tadi itu tentang case-cohort, kalo desain nested case-control study itu Cuma variasi dari case-cohort aja, jadi bedanya Cuma pas pemilihan subyek untuk kontrol. Jadi kalo efeknya udah diketahui, setiap subyek yang mengalami efek dicariin pasangannya (match) satu atau lebih dari sissa kohort yang gak By Amelia Rosita dan Hana Qonita

ngalamin efek dan masih dalam pengamatan. Jadi buat mereka yang loss to follow-up gak bisa jadi kontrol. Kelebihan : Lebih efisien Subyek yang mengalami efek berasal dari populasi yang sama dengan kohort Dapat digunakan untuk meneliti beberapa penyakit sekaligus.

Kelemahan : Kesalahan pengukuran Keterbatasan penggunaan Masalah perancu

Rada membingungkan yaa modifikasi kohort ini, dibaca berulang-ulang baru bisa paham. Terakhir nih yaa, tahan dulu fokusnyaa.. Kelebihan studi kohort: 1. Desain tebaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti, 2. Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor risiko dengan efek secara temporal, 3. Pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif, 4. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu,

Page 6

5. Memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat. Kekurangan studi kohort: 1. 2. 3. 4. Memerlukan waktu yang lama Sarana dan biaya mahal Rumit Kurang efisien dari segi waku dan biaya untuk meneliti kasus jarang. 5. Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor risiko dapat mengganggu analisishasil 6. Dapat menimbulkan masalah etika. Alhamdulillah. Akhirnya selesai juga pembahasan cohort design nya, maaf kalau kurang lengkap isi tentirnya, buat lebih lengkap dan detailnya bisa dibaca di buku Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis dan slide kuliah Metodologi penelitian Cohort (dr.Risah). Semoga ujian praktikum dan sumtif kita lancar. Amin.

By Amelia Rosita dan Hana Qonita

Page 7

Anda mungkin juga menyukai