Anda di halaman 1dari 13

Tugas Epidemiologi Kerja

STUDI LITERATUR JURNAL DENGAN METODE


PENELITIAN KOHORT

Kelompok 5

Fauzan Nurdianto 2012-31-083


Firly Andini 2014-31-050
Bob Nugroho M 2014-31-154
Laurensius Yuda P 2014-31-198
Daniel Ronyfaldo 2014-31-216

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karuniaNya
yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penelitian bagi yang
membacanya sehingga dapat memberikan kemudahan apabila melakukan sebuah penelitian.

Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing kami dan teman-teman yang telah membantu dan memberikan kami motifasi
sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan saran-saran dari teman-teman yang
bersifat membangun sehingga makalah ini dapat mendekati kesempurnaan.

Jakarta, Juni 2017

Penyusun

Kelompok 5
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Penelitian kesehatan dan penelitian epidemiologi dapat dilakukan dengan
mengikuti proses perjalanan penyakit secara prospektif atau secara retrospektif
untuk mencari hubungan sebab akibat.

Disamping itu, penelitian kesehatan juga dapat dilakukan tanpa mengikuti


perjalanan penyakit, tetapi dilakukan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode
tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama
penelitian.

Dalam Epidemiologi, istilah kohort lebih mengacu kepada sekelompok orang


yang diteliti dan lahir dalam tahun yang sama, atau dalam periode yang sama.
Kemudian, kelompok tersebut akan bergerak melalui serangkaian kehidupan yang
berbeda, ketika kelompok bertambah usianya, perubahan dapat dilihat dalam data
statistik kesehatan dan data vital kelompok tersebut. Dengan demikian, berbagai
faktor kesehatan dan kematian dapat dilaak melalui kohort. Studi kohort akan
melihat berbagai hubungan antara faktor risiko dan efek dengan memilih kelompok
studi berdasarkan perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti sepanjang periode
waktu tertentu untuk melihat seberapa banyak subjek dalam masing masing
kelompok yang mengalami efek. Faktor risiko penelitian tersebut dapat diukur pada
awal penelitian (prospektif), ataupun pada penyakit sudah terjadi terlebih dahulu
sebelum dimulainya penelitian (retrospektif).

1.2 Ruang Lingkup


Penelitian kohort ini mengikuti paradigma dari sebab akibat. Ruang lingkupnya
terdiri dari kelompok terpajan maupun kelompok yang tidak terpajan belum
menampakkan gejala penyakit yang diteliti. Kedua kelompok ini diikuti
perkembangannya ke depan berdasarkan konsekuensi waktu. Setelah itu dilakukan
pengamatan untuk mencari insiden penyakit pada kedua kelompok. Insiden penyakit
pada kedua kelompok dibandingkan menggunakan perhitungan statistik untuk
menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara pajanan dan insiden penyakit.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis merumuskan masalah dalam makalah


ini adalah:
1. Apakah definisi dari studi kohort prospektif dan studi kohort retrospektif?
2. Apa saja kekuatan dan kelemahan studi kohort?
3. Apa karakteristik penelitian kohort?
4. Bagaimana langkah langkah dalam penelitian kohort?
5. Bagaimana aplikasi penelitian kohort?
6. Apa saja kegunaan rancangan penelitian kohort?

1.4 Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan Umum


Tujuan dari penulisan makala ini adalah untuk mengetahui tentang studi
kohort prospektif dan studi kohort retrospektif.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi studi kohort prospektif dan studi kohort retrospektif.
2. Mengetahui kekuatan dan kelemahan studi kohort prospektif dan studi kohort
retrospektif.
3. Menjelaskan karakteristik penelitian kohort.
4. Menjelaskan langkah langkah dalam penelitian kohort.
5. Memberikan aplikasi penelitian kohort.
6. Menjelaskan kegunaan rancangan penelitian kohort.
.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Studi Kohort

Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan
efek (penyakit atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan
perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk
melihat berapa banyak subjek dalam masing-masing kelompok yang mengalami efek
penyakit atau masalah kesehatan.
Studi kohort dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Studi kohort prospektif
Studi kohort disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian
diukur pada awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian
penyakit dimasa yang akan datang. Lamanya follow up dapat ditentukan berdasarkan
lamanya waktu terjadinya penyakit.
Pada studi kohort prospektif, dapat dibedakan menjadi studi kohor prospektif
dengan pembanding internaldan eksterna. Studi kohort prospektif dengan pembanding
interna, kohort yang terpilih sama sekali belum terpapar oleh faktor risiko dan belum
mengalami efek, kemudian sebagian terpapar secara alamiah lalu dilakukan deteksi
kejadian efek pada kedua kelompok tersebut
Studi kohort prospektif dengan pembanding eksternal, ada kelompok yang
terpapar faktor risiko namun belum memberikan efek dan kelompok lain tanpa
paparan dan efek
2. Studi kohort retrospektif
Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah
terjadi dimasa lampau sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel
tersebut diukur melalui catatan historis.
Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun
pada studi ini,pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi. Yang
terpenting dalam studi retrospektif adalah populasi yang diamati tetap memenuhi
syarat populasi kohort, dan yang diamati adalah faktor risiko masa lalu yang
diperoleh melalui pencatatan data yang lengkap. Dengan demikian, bentuk
penelitian kohort retrospektif hanya dapat dilakukan, apabila data tentang faktor risiko
tercatat dengan baik sejak terjadinya paparan pada populasi yang sama dengan
efek yang ditemukan pada awal pengamatan.

2.2 Kekuatan dan Kelemahan Studi Kohort

Kekuatan studi kohort, meliputi:


1. Pada awal penelitian, sudah ditetapkan bahwa subjek harus bebas dari penyakit,
kemudian diikuti sepanjang periode waktu tertentu sampai timbulnya penyakit
yang diteliti, sehingga sekuens waktu antara faktor risiko dan penyakit atau efek
dapat diketahui secara pasti.
2. Dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi.
3. Dapat menghitung laju insidensi atau kecepatan terjadinya penyakit, karena
penelitian dimulai dari faktor risiko sampai terjadinya penyakit.
4. Dapat meneliti paparan yang langka.
5. Memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek atau penyakit secara serentak
sebuah paparan. Misalnya, apabila kita telah mengidentifikasi kohort berdasarkan
pemakaian kontrasepsi oral (pil KB), maka dengan studi kohort dapat diketahui
sejumlah kemungkinan efek kontrasepsi oral pada sejumlah penyakit, seperti
infark miokardium, kanker payudara, dan kanker ovarium.
6. Dapat memeriksa dan mendiagnosa dengan teliti penyakit yang terjadi.
7. Bias dalam menyeleksi subjek dan menentukan status paparan kecil
8. Hubungan sebab akibat lebih jelas dan lebih meyakinkan.

Kelemahan studi kohort, meliputi:


1. Tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka
2. Pada studi prospektif, akan memerlukan biaya banyak (mahal), dan
membutuhkan banyak waktu.
3. Pada studi retrospektif, membutuhkan ketersediaan catatan yang lengkap dan
akurat.
4. Validitas hasil penelitian dapat terancam, karena adanya subjek subjek yang
hilang pada saat follow-up.
5. Dapat menimbulkan masalah etika, karena peneliti membiarkan subjek terkena
pajanan yang merugik
2.3 Karakteristik studi kohort

Pada studi kohort, pemilihan subjek dilakukan berdasarkan status paparannya,


kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome
yang diamati atau tidak. Studi kohort memiliki karakteristik:
1. Studi kohort bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Studi kohort sering disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder

2.4 Langkah-langkah dalam studi kohort

Dalam melakukan studi kohort, peneliti sebaiknya melakukan tahapan sebagai


berikut:

1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis


Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah merumuskan
masalah atau pertanyaan penelitian, menentukan apa yang menjadi variabel
dalam penelitian, baik variabel dependen, maupun variabel independen, dan
yang selanjutnya peneliti akan merumuskan hipotesa penelitian.
2. Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar
Pada studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok yang
akan mendapat paparan dengan kelompok yang tidak akan mendapat
paparan. Pemilihan kelompok terpapar yang berasal dari populasi umum
memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat
dari subjek penelitian. Populasi umum merupakan pilihan yang tepat pada
beberapa keadaan, seperti:
a. Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
b. Batas geografik jelas, dan secara demografik stabil
c. Ketersediaan catatan demografi yang lengkap dan up to date
Selain populasi umum, kita dapat menggunakan populasi khusus.
Populasi khusus merupakan alternatif pada keadaan apabila prevalensi
paparan dan kejadian penyakit pada populasi umum rendah, dan adanya
kemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat.
Kelompok tidak terpapar atau kelompok kontrol dalam penelitian
kohort adalah kumpulan subjek yang tidak mengalami pemaparan, atau
pemaparannya berbeda dengan kelompok target. Penentuan kelompok tidak
terpapar dapat dipilih dari populasi yang sama dengan populasi kelompok
terpapar, dan dapat dipilih dari populasi yang bukan asal kelompok
terpapar, tetapi harus dipastikan kedua populasi harus sama dalam hal
faktor faktor yang merancukan penilaian hubungan antara paparan dan
penyakit yang sedang diteliti.
Kelemahan dalam menggunakan populasi umum adalah derajat
kesehatan berbeda, data kependudukan, kesehatan, dan catatan medik pada
populasi umum tidak seakurat pada populasi khusus.
3. Menentukan Sampel
Langkah selanjutnya dalam studi kohort adalah menetapkan besarnya
sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
4. Pengambilan data dan pencatatan
Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan
kelompok tidak terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya
peneliti melakukan pencatatan semua keterangan yang telah diperoleh sesuai
tujuan penelitian.
5. Pengolahan dan analisi data hasil penelitian
Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit
yang dialami oleh kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan
pengolahan data agar dapat ditangani dengan mudah, meliputi
kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning. Selanjutnya data yang
diperoleh disajikan dalam tabel.
Tabel 2. 1
Tabel kontingensi 2 x 2
Penyakit
Faktor risiko Total
Ya Tidak
Terpapar A b a+b
Tidak terpapar C d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d = N
Setelah data diolah, dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, atau
multivariat. Untuk menilai apakah paparan (faktor risiko) yang dialami subjek
sebagai penyebab timbulnya penyakit, dilakukan uji kemaknaan dengan uji statistik
yang sesuai. Keputusan uji statistik dapat dicari dengan pendekatan klasik ataupun
probabilistik.
Pada penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko yang dihadapi
kelompok terpapar untuk terkena penyakit menggunakan perhitungan Relative risk/
RR (risiko relatif) dan Atribute risk/ AR (risiko atribut). RR adalah perbandingan
antara insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok terpapar dan insidensi
penyakit yang muncul dalam kelompok tidak terpapar.
RR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan yang dikehendaki,
misalnya 95%. Interpretasi hasil RR adalah:
1. Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada
pengaruh dalam terjadinya efek.
2. Jika nilai RR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1,
berarti variabel tersebut faktor risiko dari penyakit.
3. Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak mencakup angka
1, berarti faktor risiko yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk
terjadinya efek.
4. Jika nilai interval kepercayaan RR mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai RR =
1 sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang kita teliti sebagai faktor
risiko atau faktor protektif.

2.5 Aplikasi Penelitian Kohort


Dalam merencanakan penelitian prospektif, harus dibuat rancangan
analisisnya agar orang dapat mengetahui analisis yang dilakukan oleh peneliti
sehingga mudah dilakukan evaluasi terhadap hasil penelitian. Secara skematis,
analisis dan perhitungan yang akan dilakukan sebagai berikut.

Insiden Penyakit
Sakit Tak Sakit Jumlah
Positif + (a) - (b) a+b
Pemajanan Negatif + (c) - (d) c+d
Jumlah a+c b+d N
Risiko kelompok terpajan : a/(a + b) = m
Risiko tidak terpajan : c/(c + d) = n
Perhitungan Risiko Relatif = m / n Risiko Atribut = m - n
Contohnya : Penelitian untuk menentukan adanya hubungan antara peminum
alkohol dengan terjadinya stroke
Dalam penelitian ini dikumpulkan sebanyak 4.952 orangn peminum alkohol dan
2.916 orang bukan peminum alkohol. Dilakukan pengamatan pada kedua
kelompok selama 12 tahun dan diperoleh hasil berikut.
Dari 4.952 peminum ditemukan 197 orang menderita stroke dan dari 2.916 bukan
peminum terdapat 93 orang menderita stroke. Temuan tersebut dapat disajikan
dalam bentuk tabel kontingensi 2 x 2 sebagai berikut.
STROKE
+ - Jumlah Resiko
+ 193 2.723 2.916 0,066
Peminum - 93 4.859 4.952 0,018
Jumlah 286 7.582 7.868

Resiko Relatif (RR) = 0,006/0,018 = 3.67


Resiko Atribut (RA) = 0,066 0,018 = 0,048
Dari hasil Penelit tersebut dapat disimpulkan bahwa peminum alkohol mempunyai
resiko 3.67 kali lebih besar jika dibandingkan dengan bukan peminum dan besar
resiko yang dapat dihindarkan dengan tidak menjadi peminum adalah 4,8%.

2.6 Kegunaan Rancangan Penelitian Kohort


Secara garis besar rancangan analisis diperlukan agar orang dapat mengetahui
analisis yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga mudah dilakukan evaluasi
terhadap hasil penelitian
Kegunaan yang diperoleh dengan penelitian kohort sebagai berikut.
1. Penelitian kohort dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan normal
(ontogenik) yang terjadi dengan berjalannya waktu karena intervensi yang
dilakukan oleh alam berupa waktu. Misalnya, mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan anak selama 5 tahun sejak dilahirkan.
2. Penelitian ini dapat pula digunakan untuk mempelajari timbulnya penyakit secara
alamiah akibat pemajanan (patogenik) yang dilakukan oleh orang yang
bersangkutan secara sengaja, misalkan merokok atau tidak sengaja memakan
makanan atau minuman yang tercemari bakteri patogen. Misalnya mempelajari
hubungan antara rokok dan penyakit jantung koroner atau mempelajari terjadinya
kejadian luar biasa pada keracunan makanan.
3. Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari perjalanan klinis suatu
penyakit (patogresif), misalnya perkembangan penyakit karsinoma payudara.
4. Rancangan penelitian ini dapat digunakan untuk mempelajari hubungan sebab-
akibat.
5. Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari insidensi penyakit yang
diteliti.
6. Penelitian kohort tidak memiliki hambatan masalah etis.
7. Besarnya risiko relatif dan risiko atribut dapat dihitung secara langsung.
8. Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji
hipotesis.
9. Pada penelitian kohort dapat diketahui lebih dari satu out come terhadap satu
pemaparan, misalnya penelitian tentang hubungan antara rokok dan karsinoma
paru-paru ternyata mempunyai hubungan juga dengan penyakit jantung, gastritis,
karsinoma kandung kemih, dan lain-lain.
BAB III

Penutup

3.1 Simpulan

Studi kohort prospektif adalah apabila faktor risiko, atau faktor penelitian
diukur pada awal penelitian, kemudian dilakukanfollow up untuk melihat
kejadian penyakit dimasa yang akan datang. Studi kohort retrospektif, adalah
apabila faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau.
Kekuatan dari studi kohort adalah dapat menetapkan urutan waktu kejadian,
dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi.
Kelemahannya adalah tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus
yang langka, mahal, dan membutuhkan banyak waktu.
Studi kohort memiliki karakteristik, bersifat observasional, pengamatan
dilakukan dari sebab ke akibat, terdapat kelompok kontrol, terdapat hipotesis
spesifik , sumber datanya menggunakan data sekunder pada studi
retrospektif.
Tahapan melakukan studi kohort, yaitu merumuskan pertanyaan penelitian
dan hipotesis, menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar,
menentukan sampel, melakukan pengambilan data dan pencatatan, mengolah
dan menganalis data hasil penelitian.

3.2 Saran

Memperbanyak latihan dan membaca berbagai sumber akan


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita dalam memahami brbagai
studi penelitian yang nantinya akan mempermudah kita dalam penuisan karya
ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta


Kunthi, Dyan N. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: EGC
Morton, Richard. 2009. Panduan Studi Epidemiologi dan Biostatistik. Jakarta: EGC
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:Rineka Cipta
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
Konsentrasi Mangan Dalam Udara Ambient Dengan Kejadian Iritasi Saluran Pernafasan Pada
Anak Usia 6-12 Tahun Di Desa Satar Punda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai