BAHAN AJAR
PERENCANAAN DAN
PROGRAM EVALUASI
PROMOSI KESEHATAN
[Ketik subtitle dokumen]
BAHAN AJAR
PERENCANAAN
DAN EVALUASI Kata Pengantar
Bahan ajar ini
PROGRAM bagi
program mahasiswa
masyarakat yang
mengambil Peminatan
pemahaman tentang
proses pembuatan,
program.
memberikan banyak
Penulis
1
Machine Translated by Google
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................... ................ 1 DAFTAR
ISI ........................................ ........................................ 2
2
Machine Translated by Google
1
PROMOSI PROGRAM PERENCANAAN
KESEHATAN
banyak yang tidak menyadari bahwa perencanaan adalah salah satu fungsi
dirinya sendiri. Setiap orang membuat rencana setiap hari, setiap jam dan
integral dari manajemen yang merupakan “ilmu dan juga seni”. Maka
yang sama maupun berbeda oleh orang yang berbeda, dengan hasil yang sama
“ilmu” perencanaan ini akan melakukan dengan gayanya sendiri yang sangat
dihadapinya.
Daur manajemen yang standar terdiri dari (1) perencanaan (2) implementasi
(3) penilaian. Daur ini berlaku disemua aplikasi manajemen. Hanya didalam
setiap unsur intergral manajemen itu, seperti perencanaan juga memiliki
daur ulang (siklus) itu sendiri.
Perencanaan
Perencanaan
evaluasi Implementasi
Daur perencanaan itu sendiri terdiri dari (1) Analisis situasi (2) lokasi
masalah prioritas (3) pemilihan alternatif solusi (4) penyusunan rencana (5)
rencana komunikasi.
Analisis Situasi !
Masalah
1. Analisa situasi
Berikut contoh indikator masalah kesehatan dan hal terkait lainnya , indikator perilaku serta
kesehatan.
spesifik ada pula yang umum. Indikator adalah bahasa universal untuk
kelahiran hidup, atau Persentase ibu yang mengidap anemia di suatu wilayah
adalah 60%.
Machine Translated by Google
menggambarkan berbagai masalah. Kematian ibu dapat disebabkan oleh berbagai, seperti perdarahan
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap masalah kesehatan memiliki setidaknya
perilaku Non-perilaku
Pada prinsipnya indikator perilaku terdiri dari beberapa kelompok saja yaitu:
sebuah. menciptakan suatu sehat (yang baru), misalnya perilaku memulai dan memulai berolah raga
b. mengubah perilaku (yang sudah ada) agar lebih baik dari segi
kesehatan, misalnya makan buah-buahan dan sayuran
setiap hari
c. menghilangkan perilaku (lama) yang tidak baik untuk kesehatan,
misalnya berhenti dari kebiasaan merokok
d. mencegah berkembangnya perilaku (baru atau akan datang) yang
tidak baik untuk kesehatan misalnya melindungi diri dari perilaku
penggunaan obat–obatan secara salah termasuk NAPZA.
Memilih indikator harus sesuai dengan masalah yang dihadapi dan akan dihadapi. Oleh
karena itu kegiatan ini merupakan latihan mengumpulkan
data dan informasi, mengkaji dan membahasnya serta menentukan masalah
tersebut. Semakin banyak orang yang terlibat, semakin kaya proses pemikiran dan
pengkajian yang terjadi. Karena suatu keadaan atau masalah yang
ditunjukkan oleh sebuah indikator yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Cara yang banyak dilakukan orang ketika membahas dan mengkaji masalah
ini adalah dengan mengetahui curah pendapat (brain storming). Melaui pendekatan ini
semua masalah yang diidentifikasikan dari berbagai sudut
pandang, terungkap dan terdokumentasikan serta dibahas dan dikaji
bersama
Untuk sampai pada kesimpulan masalah apa yang dihadapi atau yang
prioritas, konvensi, yang dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara. Diantaranya dengan:
Langkah berikutnya adalah memilih solusi. Ini juga dilakukan dengan cara
pendapat, sebagai masalah sebelumnya.
Dimungkinkan terdapat beberapa alternatif solusi yang harus dipilih. semua
alternatif tadi dibahas dan dikaji, dilihat keterkaitan satu sama lain. Dengan
cara ini jumlah alternatif dapat dikurangi. Setelah jumlah alternatif solusi
berkurang sehingga masing-masing berbeda (mutually exclusive), dilakukian
pemilihan. Pemilihan juga dilakukan dengan cara yang sama, yaitu bisa
bertanya pimpinan/konsultan, bisa melakukan musyawarah, bisa juga
dengan metode Delphi atau dengan cara skoring. Kriteria untuk solusi
berbeda untuk menentukan masalah. Misalnya dapat digunakan
kriteria berikut.
4. Penyusunan Rencana
14
Machine Translated by Google
ecara Hakikat evaluasi berasal dari kata untuk mengevaluasi (Inggeris), yang
15
Machine Translated by Google
batasan
A. Proses Evaluasi
Dari gambar daur evaluasi diatas tampak bahwa evaluasi secara umum
termasuk langkah-langkah berikut.
1. Menentukan apa yang akan ditetapkan. Ini karena apa saja dapat
ini. Apakah pelaksanaannya, sumberdaya, proses,
keluaran, efek atau bahkan dampak suatu kegiatan, serta pengaruh
terhadap lingkungan yang luas.
2. kerangka kerja dan batasan. Di tahap ini dilakukan
asumsi-asumsi mengenai evaluasi serta evaluasi ruang
evaluasi serta batasan-batasan yang dipakai agar objektif dan fokus
3. Merancang desain (metode). Karena biasanya evaluasi terfokus pada
16
satu atau beberapa aspek, maka dilakukan perancangan desain, yang
mengikuti rancangan desain penelitian walaupun tidak harus kaku
Machine Translated by Google
masukan (input), (b) proses (process), (c) keluaran (outpu)t, (d) efek
(hasil), (e) dampak (dampak), (f) umpan balik (feed back) serta
lingkungan
Hasil Dampak
Perencanaan
Implementasi
evaluasi
Umpan balik
Gambar 5. Penenuan fokus evaluasi menggunakan pendekatan
sistem
c. Membuat suatu proses yang runtut. Cara ini dipakai oleh Carol
18
Machine Translated by Google
Apakah Apakah
menyebabkan menyebabkan
RE-AIM Model dan Precede Proceed Model merupakan 2 model yang sering
digunakan dalam program promosi kesehatan. Kerangka kerja
dan model membantu para peneliti yang mencoba untuk mengukur
efektivitas program promosi kesehatan dan juga untuk praktisi yang
merancang intervensi.
Precede Proceed Model (PPM) adalah model perencanaan yang berasal dari
Johns Hopkins University dan dirancang sebagai cara untuk mengajarkan
siswa tentang promosi kesehatan. Model ini juga dibuat untuk perencanaan,
intervensi, dan kerangka evaluasi. PPM didasarkan pada asumsi bahwa intervensi akan
efektif jika mereka (1) berasal dari masyarakat, (2)
direncanakan secara menyeluruh, (3) berdasarkan data, (4) termasuk
intervensi masyarakat melihat sebagai layak, (5) meliputi beberapa strategi
yang disusun menjadi sebuah program kohesif, dan (6) mengandalkan
umpan balik dan kemajuan evaluasi. Green dan Kreuter (1992), dalam
mengembangkan PPM, menyarankan bahwa program yang dikemas akan sulit untuk
beradaptasi di lapangan, karena setiap masyarakat harus
menilai kebutuhan dan prioritas itu sendiri.
22
Machine Translated by Google
Sumber: Glanz, Rimer, & Lewis. (2002). Perilaku Kesehatan dan Kesehatan
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Praktik, edisi ke-3. San Fransisco, CA:
Jossey-Bass. Direproduksi dengan izin dari John Wiley & Sons, Inc.
yang tidak diinginkan. Adopsi berfokus pada tingkat partisipasi (jumlah orang
yang terlibat dalam perilaku promosi kesehatan) dan apakah merupakan
perwakilan dari populasi yang lebih besar. Implementasi fokus pada Target
pelaksanaan program promosi kesehatan bekerja sebagai karya atau
tidak. Pemeliharaan fokus pada pemanfaatan jangka panjang perilaku
kesehatan yang diberikan. Hal ini juga mengacu pada apakah program promosi
kesehatan berkelanjutan bahkan walaupun ada perubahan dalam sumber
daya yang tersedia (Glanz, Rimer, & Lewis, 2002).
25
Machine Translated by Google
Model LOGIKA
1. Situasi
pengalaman masa lalu yang dimiliki?; Pelajaran apa yang dapat dipetik
darinya? . Penjelasan atas pertanyaan tersebut merupakan landasan untuk
menyusun model logika.
2. Prioritas
3. Masukan
Masukan merupakan semua sumber daya yang dikuasai organisasi dan masih
perlu sehingga dapat bermanfaat dalam menghasilkan keluaran
dan hasil.
4. Keluaran
5. Hasil
kemajuan atau justru kemunduran terhadap visi dan tujuan dari program.
Adapun dimensi dari hasil, antara lain:
6. Asumsi
7. Faktor eksternal
29
Machine Translated by Google
Indiaktor perilaku tidak ada yang bersifat baku, semua bergantung pada apa,
kapan, dimana dan dalam konteks apa yang digunakan. Oleh karena itu indikator perilaku
sering digambarkan sebagai sebuah buku, dimana lembarannya
merupakan dimensi, sedangkan jumlah baris tuisan perilaku dianggap
sebagai tingkat atau derajat perilakunya (gambar 7). Indikator Promosi
Kesehatan, dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif. Baik dan kualitatif
maupun yang kuantitatif dapat pula bersifat statik maupun dinamik. Sebagai
contoh apa yang tergambar di bawah ini (gambar 7
kebiasaan C
sikap B
Tulisan dalam halaman ini
mengambarkan berapa banyak
ruang yang terpakai yang dapat
mencerminkan volumen ata u
pengetahuan isi atau tingkat dimensi SEBUAH
ini
Caranya dengan mengolah Karena data sekunder jarang Caranya dengan mengolah
data sekunder yang berasal tersedia, selalu diperlukan data data sekunder yang berasal
dari laporan atau pengawasan dari penelitian (asesmen) khusus. dari aspek hukum, kebijakan,
atau penelitian khusus. alokasi sumber daya dan
potensi dukungan infrastruktur
pemerintah maupun
masyarakat, atau dengan
melakukan penelitian khusus.
33
Machine Translated by Google
Contoh:
perusahaan yang bekerja di giliran malam hari (di suatu hari tertentu),
royong.
34
Machine Translated by Google
lokasi lain maka akan selalu berbeda. Ini karena perilaku memang sangat
Status kebijakan kesehatan Hanya 10% masyarakat 100% pekerja sudah menjadi
pekerja yang mengetahui peserta Jamsostek sukarela
mengenai undang-undang
Jamsostek
36
Machine Translated by Google
Jadi jelas bahwa dari contoh diatas, tampak bahwa indikator perilaku yang
digunakan untuk promosi kesehatan sangat dipengaruhi oleh situasi dan
perkembangan sasaran dan kegiatan itu sendiri. Oleh karena itu evaluator harus
selalu melakukan penilaian dan pengembangan sendiri (bersama sasaran)
indikator yang dipakai setelah menetapkan bersama apa yang akan
ini. Bahkan sebelum melakukan diagnosis epidemiologik seorang
evaluator pula melakukan apa yang disebut sebagai diagnosis sosial, yaitu
suatu diagnosis untuk mengenali masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan tersebut.
Jadi Evaluasi promosi kesehatan adalah suatu yang harus dilakukan di setiap
upaya promosi kesehatan, karena di samping bagian integral upaya itu sendiri
juga perlu untuk kesinambungan upaya tersebut. Berbeda dengan berbagai
indikator yang bersifat non-perilaku yang dapat dibuat standarnya, maka
untuk promosi kesehatan, indikator dan parameternya dapat berubah
pada kegiatan yang kegiatan (apa, dimana, oleh siapa,
bilamana) dan evaluasinya. Juga tergantung pada pengaruh lingkungan (budaya). Oleh
karena itu menentukan apa yang akan di evaluasi
serta kemampuan mengembangkan indikator serta desain evaluasinya sangat
penting. Hal terakhir yang juga perlu diperhatikan adalah untuk mengetahui evaluasi
itu dilaksanakan, dalam rangka membuat penyajian pelaporannya.
38
Machine Translated by Google
Daftar Pustaka
39