Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN PROMOSI


KESEHATAN

Dosen Pengampu : Ibu Tuti Karwati,S.ST., M.Kes

Oleh :
Astri Lestari
Siti Rohmah

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI
SUKABUMI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat allah yang maha esa,karena atas
berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah kami telah mampu menyelesaikan
makalah ini dengan judul “LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN
PROMOSI KESEHATAN”.
Makalah yang tersusun ini adalah hasil maksimal yang dapat kami sajikan.
Kami yakin makalah ini masih jauh dari sempurna,karena kami menyadari bahwa
kami masih kurang berpengetahuan dalam menyajikan makalah baik dari segi
penyusunan,pengolahan maupun Bahasa. Untuk menyempurnakan makalah ini
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca kepada kami
agar dalam penulisan makalah selanjutnya bias lebih baik.
Dalam rangka menyusun makalah ini diucapkan kepada kelompok yang
telah ikut serta bekerjasama demi tersusunnya makalah ini,dengan semangat yang
tinggi serta keinginan yang keras akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Walaupun kecil makalah ini semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin……..

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Sejarah promosi kesehatan........................................................................................................3
2.2 Langkah-langkah promosi kesehatan........................................................................................6
2.3 Penetapan prioritas masalah kesehatan......................................................................................8
2.4 Mengembangkan komponen promosi kesehatan.......................................................................8
1. Teknik Pembuatan SAP.......................................................................................................8
2. Alat bantu peraga/media promosi kesehatan.....................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan


kesehatan Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa promosi kesehatan merupakan
salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010
melalui peningkatan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
melalui terciptanya masyarakat ,bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta
dalam lingkungan yang sehat. Memiliki kemampuan untuk menjangksu
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik
Indonesia.

Dalam perkembangannya pusat promosi kesehatan melihat ada


beberapa hal yang perlu dilihat kembali sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
promosi kesehatan dan kebijakan promosi kesehatan baik dipusat maupun
didaerah ,sera masalah-masalah yang menyangkut kesehatan yang sering
terjadi pada saat ini yang sangat terkait dengan promosi kesehatan.Masalah
yang penting dan perlu disikapi adalah 1) Kurang fokus dan konsistennya
program promosi kesehatan dalam pencapaian indicator PHBS 65% pada
tahun 2010 yang tertuang dalam kegiatan pertahunnya. 2) Lemahnya
dalam koordinasi ,sinergisme dalam penyusunan perencanaan antar program
dan daerah. 3) Sukarnya merubah “mind-set” paradigma sakit ke paradigm
sehat yang sudah tidak sesuai lagi dalam pembangunan kesehatan. 4)
Lemahnya kemauan dan kemampuan dalam menyusun rencana promosi
kesehatan dan strateginya yang bersifat makro dan berjangka panjang. Dan. 5)
Kurang kuatnya memahami konsep promosi kesehatan dan berbagai metode
promosi kesehatan. 6) Koordinasi antar pusat dan provinsi serta antar provinsi

1
yang masih kurang. 7) Terbatasnya sumber daya yang dapat menunjang upaya
promosi kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan sejarah dari promosi kesehatan?

2. Jelaskan langkah-langkah promosi kesehatan?

3. Apa yang dimaksud penetapan prioritas masalah kesehatan?

4. Bagaimana teknik pembuatan SAP?

5. Alat bantu apa saja yang diperlukan untuk promosi kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan

2. Menjelaskan tentang langkah-langkah promosi kesehatan

3. Menjelaskan Maksud dari penetapan prioritas masalah kesehatan

4. Menjelaskan bagaimana teknik pembuatan SAP

5. Menjelaskan alat bantu yang digunakann untuk promosi kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah promosi kesehatan

Jika kita 'flashback' sejenak, perkembangan Promosi Kesehatan tidak


terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia dan
dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi Kesehatan International yaitu
dimulainya program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada
tahun 1975 dan tingkat Internasional tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang
Primary Health Care tersebut sebagai tonggak sejarah cikal bakal Promosi
Kesehatan (Departemen Kesehatan, 1994). Istilah Health Promotion (Promosi
Kesehatan) sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada tahun 1986,
ketika diselenggarakannya Konferensi Internasional pertama tentang Health
Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1986. Pada waktu itu dicanangkan ”the
Ottawa Charter”, yang didalamnya memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar
Promosi kesehatan. Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia belum
terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal
hanyalah Penyuluhan Kesehatan, selain itu muncul pula istilahistilah populer lain
seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social Marketing (Pemasaran
Sosial) dan Mobilisasi Sosial. Selanjutnya perkembangan Promosi Kesehatan di
Indonesia adalah seperti uraian berikut ini:

1. Sebelum Tahun 1965 Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan.
Dalam program-program kesehatan, Pendidikan Kesehatan hanya sebagai
pelengkap pelayanan kesehatan, terutama pada saat terjadi keadaan kritis
seperti wabah penyakit, bencana, dsb. Sasarannya perseorangan (individu),
supaya sasaran program lebih kepada perubahan pengetahuan seseorang.
2. Periode Tahun 1965-1975 Pada periode ini sasaran program mulai perhatian
kepada masyarakat. Saat itu juga dimulainya peningkatan tenaga profesional
melalui program Health Educational Service (HES). Tetapi intervensi

3
program masih banyak yang bersifat individual walau sudah mulai aktif ke
masyarakat. Sasaran program adalah perubahan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.
3. Periode Tahun 1975-1985. Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluhan
Kesehatan. Di tingkat Departemen Kesehatan ada Direktorat PKM. PKMD
menjadi andalan program sebagai pendekatan Community Development. Saat
itu mulai diperkenalkannya Dokter Kecil pada program UKS di SD.
Departemen Kesehatan sudah mulai aktif membina dan memberdayakan
masyarakat. Saat itulah Posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan
mobilisasi masyarakat. Sasaran program adalah perubahan perilaku
masyarakat tentang kesehatan. Pendidikan kesehatan pada era tahun 80-an
menekankan pada pemberian informasi kesehatan melalui media dan
teknologi pendidikan kepada masyarakat dengan harapan masyarakat mau
melakukan perilaku hidup sehat. Namun kenyataannya, perubahan tersebut
sangat lamban sehingga dampaknya terhadap perbaikan kesehatan sangat
kecil. Dengan kata lain, peningkatan pengetahuan yang tinggi tidak diikuti
dengan perubahan perilaku. Seperti yang diungkap hasil penelitian, 80%
masyarakat tahu cara mencegah demam berdarah dengan melakukan 3M
(menguras, menutup dan mengubur) tetapi hanya 35% dari masyarakat yang
benar-benar melakukan 3M tersebut. Oleh sebab itu, agar pendidikan
kesehatan tidak terkesan ‘tanpa arti’, maka para ahli pendidikan kesehatan
global yang dimotori oleh WHO, pada tahun 1984 merevitalisasi pendidikan
kesehatan tersebut dengan menggunakan istilah promosi kesehatan. Promosi
kesehatan tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja tetapi juga
perubahan lingkungan yang menfasilitasi perubahan perilaku tersebut.
Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan pada peningkatan
kemampuan hidup sehat bukan sekedar berperilaku sehat
4. Periode Tahun 1985-1995. Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat
(PSM), yang diberi tugas memberdayakan masyarakat. Direktoral PKM
berubah menjadi Pusat PKM, yang tugasnya penyebaran informasi,
komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang kesehatan. Saat itu pula

4
PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan PSM saat itu adalah
perubahan perilaku. Pandangan (visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa
Charter’ tentang Promosi Kesehatan.
5. Periode Tahun 1995-Sekarang Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan.
Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi massa yang menjadi tujuan,
tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan (termasuk advokasi). Sehingga
sasaran Promosi Kesehatan tidak hanya perubahan perilaku tetapi perubahan
kebijakan atau perubahan menuju perubahan sistem atau faktor lingkungan
kesehatan. Pada Tahun 1997 diadakan konvensi Internasional Promosi
Kesehatan dengan tema ”Health Promotion Towards The 21’st Century,
Indonesian Policy for The Future” dengan melahirkan ‘The Jakarta
Declaration’. Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986) sebagai
hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan Di Ottawa-
Canada, menyatakan bahwa Promosi Kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini
mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan. Sehingga tujuan dari
Promosi Kesehatan itu sendiri adalah memampukan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka dan menciptakan suatu
keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dengan demikian penggunaan istilah Promosi Kesehatan di Indonesia
tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health
Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO India,
juga sudah berubah menjadi unit Health Promotion. Nama organisasi profesi
Internasional juga mengalami perubahan menjadi International Union For
Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah Promosi Kesehatan
tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan
di Indonesia sendiri yang mengacu pada paradigma sehat. Salah satu tonggak
promosi kesehatan ialah Deklarasi Jakarta, yang lahir dari Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan ke IV.

5
Deklarasi Jakarta Merumuskan bahwa :

a. Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak pada


determinan kesehatan, dan juga memberikan kesehatan terbesar pada
masyarakat.
b. Promosi kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda dibandingkan
upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan.
c. Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi tanggung jawab
lintas sektor. Deklarasi juga merumuskan prioritas-prioritas promosi
kesehatan di abad 21 yaitu: meningkatkan tanggung jawab dalam kesehatan,
meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, meningkatkan
kemampuan masyarakat dan pemberdayaan individu serta menjamin
infrastruktur promosi kesehatan.

2.2 Langkah-langkah promosi kesehatan

1. Menentukan Tujuan Promosi Kesehatan Pada dasarnya tujuan utama


promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :

 Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat

 Peningkatan perilaku masyarakat

 Peningkatan status kesehatan masyarakat

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3


tingkatan, yaitu :

6
a. Tujuan Program Merupakan pernyataan tentang apa yang akan
dicapai dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan
status kesehatan

b. Tujuan Pendidikan Merupakan deskripsi perilaku yang akan


dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada

c. Tujuan Perilaku Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang


harus tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan
perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.

2. Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan Di dalam promosi kesehatan


yang dimaksud dengan sasaran adalah kelompok sasaran, yaitu
individu, kelompok maupun keduanya.

3. Menentukan Isi/Materi Promosi Kesehatan Isi promosi kesehatan


harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh
sasaran. Bila perlu buat menggunakan gambar dan bahasa setempat
sehingga sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut.

4. Menentukan Metode

 Pengetahuan : penyuluhan langsung, pemasangan poster,


spanduk, penyebaran leaflet, dll

 Sikap : memberikan contoh konkrit yang dapat menggugah


emosi, perasaan dan sikap sasaran, misalnya dengan
memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran film/video

 Keterampilan : sasaran harus diberi kesempatan untuk


mencoba keterampilan tersebut

 Pertimbangkan sumber dana & sumber daya

5. Menetapkan Media

7
 Teori pendidikan : belajar yang paling mudah adalah dengan
menggunakan media.

Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tk


pendidikan, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan
sumber daya yang ada

6. Menyusun Rencana Evaluasi Harus dijabarkan tentang kapan evaluasi


akan dilaksanakan, dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang
mana akan dievaluasi & siapa yang akan melaksanakan evaluasi
tersebut

7. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Merupakan penjabaran dari


waktu,tempat & pelaksanaan yang biasanya disajikan dalam bentuk
gan chart

2.3 Penetapan prioritas masalah kesehatan

Penetapan Prioritas dalam masalah kesehatan penduduk dan penentuan


prioritas dalam program intervensi yang dilaksanakan merupakan sesuatu
yang penting mengingat adanya keterbatasan sumberdaya SDM dan dana.
Untuk itn dijelaskan dalam artikel ada 4 metoda dalam penetapanprioritas
masalah kesehatan penduduk yaitu Matematik, Delbeque, Beban Kerugian
Kesehatan dan perbandingan capaian program dengan target yang ditetapkan.
Dalam penentuan prioritas program intervensi yang dilakukan ada 2 metoda
masing-masing metoda analisis biaya dan metoda Hanlon. Diharapkan
penulisan artikel ini bermanfaat bagi petugas kesehatan dilapangan dan para
mahasiswa dibidang kesehatan.

8
2.4 Mengembangkan komponen promosi kesehatan
1. Teknik Pembuatan SAP

SAP adalah seperangkat acara penyuluhan yang akan


diselenggarakan termasuk topik,tempat,sasaran,pemateri,dan konsep acara.

Tahapan SAP :

 Tahap pendahuluan (introduction)

 Tahap penyajian (presentasion)

 Tahap penutup (test and follow up)

a. Tahap-tahap penyusunan SAP

Kegiatan penyuluhan adalah tahap yang dilakukan penyuluh atau


pemateri dan peserta penyuluhan atau masyarakat untuk mengetahui
perkembangan kesehatan dilingkungan mereka. Materi penyuluhan
tersebut dibatasi oleh pokok bahasan dan subpokok bahasan yang ada
pada suatu SAP.

TAHAPAN SAP
Pendahuluan 5% Penyajian 80% Penutup 15%
Tahap persiapan Uraian (explanation) : Tes hasil penyuluhan
awal dalam bentuk
verbal/non verbal.
Berisi tentang materi Latihan : Praktik bagi Umpan balik : berupa
yang akan masyarakat untuk informasi atau hasil test
disampaikan menerapkan konsep
,manfaat,hub materi yang dipelajari dalam

9
dengan pengetahuan bentuk kegiatan fisik.
dan tujuan
pertemuan
Rencana tindak lanjut :
petunjuk tentang apa
yang wajib
dilakukan,dipelajari
peserta.

b. Komponen SAP
Terdiri dari:
1) Topik : pokok bahasan maupun sub pokok bahasan
2) Hari/tanggal
3) Waktu
4) Tempat
5) Sasaran
6) Metode
7) Materi
8) Penyuluh/penyaji
c. Isi SAP
1) Latar belakang
2) Tujuan umum
3) Tujuan khusus
4) Setting tempat :pengaturan posisi

d. Pelaksanaan

No Tahap Materi Penyaji Waktu Keterangan


Kegiatan
1. Pencairan Pengantar Moderator 5 Diskusi
suasana materi,tujuan Menit terbuka
dll
2. Isi kegiatan Pengertian Sdr.Laksmon 7 Ceramah
para peserta ASI o Menit
mendengarkan eksklusif

10
e. Penyajian materi
 Materi yang diberikan sesuai dengan topik
 Terdiri dari pemeparan sub topik
f. Penutup

Pemberian kesimpulan secara menyeluruh dengan dibuka


sebelumnya ssi Tanya jawab atau diskusi peserta.

2. Alat bantu peraga/media promosi kesehatan

Alat bantu promosi kesehatan adalah alat-alat yang digunakan


penyuluh dalam penyampaian informasi. Alat bantu ini disusun
berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia
diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera
yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Alat bantu
akan sangat membantu di dalam melakukan penyuluhan agar pesan-pesan
kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Ada beberapa macam
alat bantu antara lain:
a. Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain
b. Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain.
c. Alat bantu lihat-dengar misalnya, televisi, video cassette.

Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat


dikelompokkan menjadi:

a. Alat bantu yang rumit (complicated)seperti film, film strip,


slide yang memerlukan alat untuk mengoperasikannya.

11
b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar,
bendabenda yang nyata, poster, spanduk, flanel graph, dan
sebagainya
1) Metode promosi kesehatan pada penyuluhan

Untuk memilih metode yang efektif dalam berkomunikasi dan


penyuluhan, dapat didasarkan pada tiga cara pendekatan, yaitu:

1. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan di mana dapat


dibedakan atas:
a) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui
percakapan, tatap muka) maupun tidak langsung (lewat radio,
telefon).
b) Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran, poster,
dan lainlain, yang dibagikan atau dipasang pada tempat-tempat
strategis seperti di jalan dan pasar.
c) Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide,
pertunjukan film, dan lain-lain.
2. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya,
dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu:
a) Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka atau
telefon yang mana komuniasi dapat secara langsung dalam waktu
relatif singkat.
b) Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantaraan orang
lain, di mana komunikasi tidak dapat dalam waktu singkat.
3. Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya,
dibedakan dalam 3 (tiga) hal, yaitu:
a) Pendekatan perorangan di mana penyuluh berkomunikasi secara
orang perorang, seperti melalui kunjungan rumah ataupun
kunjungan di tempat kegiatan sasaran.
b) Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi
dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama.

12
c) Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak
langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat
banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya, seperti
penyuluhan lewat televisi.

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan
secaraefektif dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis
yaitu strategipromosi kesehatan.Secara umum strategi promosi kesehatan ini
terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi(Advocacy), Bina Suasana, dan Gerakan
Masyarakat.

Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan ada sendiri agar masyarakat


lebihmudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Dalampemilihan strategi promosi kesehatanpun ada aturan-aturan
tersendiri, intinyaadalah agar srategi promosi kesehatan program-programnya
semakin berkembangdan tidak salah sasaran

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita
sebagaicalon tenaga kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi
kesehatan dalamrangka memajukan kesehatan masyarakat serta
meningkatkan derajat kesehatanmasyaraka, dan dengan promosi kesehatan
yaitu melalui penyuluhan kesehatan ataupendidikan kesehatan kita sebagai
analis kesehatan dapat mencegah berbagaipenyakit.

14
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo Soekidjo Prof. Dr. S.K.M, M.Com. 2010. Promosi kesehatan; teori


dan aplikasi. Jakarta PT Rineka Cipta
Notoatmodjo Soekidjo Prof. Dr. S.K.M, M.Com. H. 2012. Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta
Machfoedz Ircham Drg. M.S. 2008. Pendidikan Kesehatan bagian dari promosi
kesehatan. Yogyakarta, Fitramaya
Notoatmodjo Soekidjo Prof. Dr. S.K.M, M.Com.H. 2007 promosi kesehatan dan
ilmu perilaku. Jakarta. PT Rineka Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai