Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI PUBLIK

Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam sebuah
organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Komunikasi publik
biasanya berlangsung lebih formal dan lebih dari sulit dari pada komunikasi antar pribadi atau
komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian
dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang.

Definisi Komunikasi Publik menurut para ahli :

Hennessy (1975:1)

“Komunikasi publik/opini publik merupakan suatu kompleksitas pilihan-pilihan yang dinyatakan oleh
banyak orang berkaitan dengan sesuatu isu yang dipandang penting oleh umum.”

Menurutnya, defenisi ini relatif lebih bersifat akademik dan berbeda dari definisi-definisi yang pada
umumnya yang digunakan oleh para politisi. Ia juga menambahkan bahwa opini publik itu selalu
melibatkan banyak orang yang tertarik untuk memikirkan sesuatu isu dalam waktu yang cukup panjang.
Meskipun demikian, istilah “publik” sendiri tidak selalu ditentukan oleh banyak jumlah orang yang
menganut opini tersebut. Istilah “Publik” justru diukur oleh apakah sesuatu opini itu menyangkut isu
publik atau tidak.

Hageman

“Komunikasi publik adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan
majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat”

De Vito dalam bukunya yang berjudul “Communicology: An Introduction to The Study of


Communication.”

“Komunikasi publik adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya
(termasuk kepada siswa) atau semua orang yang membaca dan menonton. Komunikasi publik adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual.”

Ciri-ciri komunikasi publik adalah :


terjadi di tempat umum (publik), misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah (masjid, gereja) atau
tempat lainnya yang di hadiri sejumlah besar orang

merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan alih-alih peristiwa relatif informal yang
tidak terstruktur

terdapat agenda

beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara,
dan sebagainya

acara-acara lain mungkin direncanakan sebelum atau sesudah ceramah disampaikan pembicara.

Tujuan Komunikasi Publik

Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk member informasi kepada
sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil
produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara
organisasi dengan masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik juga dapat digunakan untuk member
hiburan. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama lain dan sulit untuk dipisahkan. Di samping
adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang perlu ditetapkan. Tujuan-tujuan khusus ini
dinyatakan dalam bentuk pernyataan dalam kalimat yang lengkap.

Karakteristik Komunikasi Publik, yaitu :

Effendy mengungkapkan tentang karakteristik dari komunikasi publik adalah sebagai berikut:

Komunikasi publik berlangsung satu arah, ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada
komunikator.

Komunikator pada komunikasi publik bersifat umum, karena diperuntukan kepada umum mengenai
kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kelompok tertentu.

Media dalam komunikasi publik menimbulkan keserempakan, kemampuanya untuk menimbulkan


keserempakan kepada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

Komunikan publik bersifat heterogen. Dalam komunikasi publik, khalayak yang dituju adalah siapa saja
yang bersifat heterogen atau khalayak umum.

Unsur-unsur dalam Komunikasi Publik


Sumber/Komunikator adalah pembuat atau pengirim pesan informasi. Sumber ini bisa terdiri dari 1
orang ataupun bisa juga dalam kelompok misalnya dari Partai,Organisasi. Komunikator atau sumber
dalam komunikasi publik dapat diakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan oleh seorang komunikator
publik profesional. Mereka yang termasuk Komunikator Publik Profesional antara lain, manager dan staf
PR/Humas, wartawan, penyiar radio, presenter, penyaji ramalan cuaca, dan sebagainya.

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh sumber/komunikator kepada penerima/komunikan.


Penyampaian pesan dalam komunikasi publik ini berupa ide atau gagasan, informasi, ajakan, dan
sebagainya kepada orang banyak sebagai bentuk dari pencerahan,atau tindakan sosialisasi. Pesannya
berisi pesan yang penting diketahui publik –dikenal dengan Informasi Publik. Yang dikomunikasikan
menyangkut urusan publik (Public Affairs) atau yang diharapkan dapat menggugah orang banyak.

Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari kominikator kepada komunikan.
Sarana komunikasi publik yaitu segala saluran yang bisa menyampaikan pesan kepada publik melalui
media massa,orasi pada rapat umum ,aksi demonstrasi,blog,situs jejaring sosial,kolom komentar di
website/blog,e-mail, milis,sms,surat,surat pembaca,reklame ,spanduk,diskusi,dan musyawarah. Yang
pasti, komunikasi publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat
disampaikan secara efektif dan efisien.

Penerima/Komunikan adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator.
Komunikan/penerima pesan dalam komunikasi publik biasanya orang-orang dalam satu
organisasi,ataupun luar organisasi,dengan jumlah yang relatif besar dilakukan di sebuah tempat seperti
di auditorium,kelas/ruangan,dan tempat ibadah.

Efek/Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,dirasakan,dan dilakukan oleh komunikan
sebelum dan sesudah menerima pesan dari komunikator. Efek atau pengaruh yang di terima oleh
komunikan tentunya kearah yang lebih baik karena pesan disampaikan dalam komunikasi publik
biasanya mengenai pendidikan,tindakan sosialisasi,bahkan pencerahan.

Umpan balik/Feedback adalah suatu bentuk tanggapan balik dari komunikan/penerima setelah
memperoleh pesan dari komunikator. Umpan balik dalam komunikasi publik bisa seperti pertanyaan
yang diajukan ke komunikator yang memang terbatas,ataupun bisa berupa saran.

Tipe Komunikasi Publik dalam Organisasi

Bentuk persentasi komunikasi organisasi publik secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua
kategori, yaitu yang bersifat pemberian informasi ndan mencari komitmen (commitment). Persentasi
yang bersifat pemberian informasi dapat pula dibedakan sebagai berikut:

1. Persentasi Orientasi

Persentasi ini sengaja diberikan kepada karyawan-karyawan baru dalam organisasi untuk
memperkenalkan mereka dengan lingkungan kerja yang baru. Persentasi ini merupakan satu seri
komunikasi tertulis dan lisan yang menyangkut berbagai hal yang perlu diketahui oleh anggota
organisasi.

2. Persentasi untuk Latihan Pekerjaan Tertentu

Bila sejumlah anggota organisasi diberi jabatan baru, mereka mesti dilatih untuk pekerjaan itu oleh
pelatih, melalui beberapa bentuk komunikasi lisan. Memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu
merupakan topik yang paling umum dari persentasi jabatan. Disamping itu juga diberi kesematan untuk
berdialog antara pelatih dan yang dilatih.

3. Laporan Status

Tiap-tiap subunit organisasi haruslah menyampaikan informasi tentang apa yang mereka lakukan. Ini
dilakukan untuk memudahakan dalam pemberian laporan status subunit masing-masing. Laporan status
biasanya mengalir menurut garis komando dalam organisasi. Tiap-tiap supervisor melaporkan statusnya
masing-masing kepada atasanya namun kadang laporan itu mengalir horizontal kepada unit atau subunit
bila dirasa perlu. Laporan status kadang disertai memorandum dan laporan produksi. Laporan mungkin
diberikan secara teratur dan juga kadang-kadang dapat diberikan secara informal.

4. Laporan Kepada Dewan Pengurus

Anggota organisasi seringkali diminta untuk memberikan laporan kepada dewan pengurus atau yayasan
yang membina organisasi. Kadang-kadang dewan pengurus ini mempunyai otoritas terhadap karyawan
yang member persentasi dan kadang-kadang tidak.

5. Rapat-rapat Umum

Kadang-kadang pemimpin merasa perlu mengadakan rapat umum beserta seluruh karyawanya.
Salah satu kegiatan utama dalam rapat tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada karyawan
yang mungkin berkenaan dengan kebijaksanaan umum yang baru atau peraturan baru yang perlu
diketahui oleh karyawan, atau mengenai hal lainnya yang perlu diinformasikan secara cepat.

Pentingnya Komunikasi Publik dalam Organisasi

Organisai sebagai sistem terbuka dengan lingkungan luarnya terutama dengan badan-badan yang
berpengaruh kepada kehidupan organisasi itu sendiri. Sekarang kebanyakan organisasi merasa penting
untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam organisasinya yang menangani khusus masalah
promosi, penyiaran pers, kajian-kajian khusus, pertunjukan, dan darmawisata. Kebanyakan organisasi
telah menyadari pentingnya komunikasi public ini dan telah mempunyai program-program khusus untuk
itu. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya sekarang kita jumpai berbagai media yang digunakan
untuk itu seperti brosur, majalah, surat-surat edaran CCTV dan poster.
Penyampaian Komunikasi Publik

Persiapan persentasi yang baik hendaklah diikuti dengan cara penyampaian yang baik sehingga
memungkinkan komunikasi itu efektif. Kualitas penyampaian persentasi lisan ditentukan oleh pesan
yang sengaja dimaksudkan dan juga oleh pesan yang tidak sengaja disampaikan. Pembicara bertanggung
jawab memberikan persentasi yang berharga dank arena itu bertanggung jawab untuk menyampaikan
seefektef mungkin. Untuk menyampaikan persentasi lisan dengan baik perlulah diperhatikan beberapa
hal seperti bertkut:

1. Kontak Mata

Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu si pembicara dalam
menjelaskan idenya kepada pendengar. Di samping mempunyai kekuasaan yang membujuk, kontak
mata juga membantu untuk menjaga perhatian pendengar. Seorang pembicara yang berhasil haruslah
menjaga kontak mata dengan pendengarnya. Untuk mendapatkan hubungan dengan pendengar si
pembicara hendaklah menjaga kontak mata langsung dengan pendengar kira-kira 75% dari waktu
persentasinya. Kontak mata dengan pendengar membantu si pembicara mengetahui dan memonitor
pemdengar dan merupakan balikan bagi si pembicara mengenai pesan yang disampaikan.

2. Vokalik

Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekana pada kata-kata tertentu perlu
diperhatikan dalam penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang disampaikan dengan suara yang
jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi yang disampaikan
dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan membosankan para pendengarnya, sehingga
mengurangi perhatian pendengar.

3. Ketepatan

Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal atau dalam suasana pendengar
rileks, maka penyampaian persentasipun henhaknya disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu juga
sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya bersifat formal. Di
smping mempertimbangkan kondisi dan topic pembicaraan, juga dipertimbangkan apa yang diharapkan
si pendengar untuk didengar.

4. Perencanaan

Kunci strategi yang terbaik adalah perncanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian persentasi, si
pembicara terlebih dahulu telah membuat perencanaan yang matang. Pilihan topic pembicaraan yang
cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar. Persiapkanlah materi
yang diperlukan dan rencanakanlah bagaimana strategi penyampaian yang dikira cocok dengan
pendengar.
Sarana komunikasi publik yaitu segala saluran yang bisa menyampaikan pesan kepada publik:

Media Massa

Orasi pada rapat umum

Aksi demonstrasi

Blog

Situs Jejaring Sosial

Kolom komentar di website/blog

E-mail, milis

SMS

Surat

Surat Pembaca

Reklame

Spanduk

http://zalmaulan.blogspot.com/2016/04/komunikasi-publik-dan-komunikasi-masa.html?m=1

Menurut Dennis Dijkzeul dan Markus Moke (2005), komunikasi publik didefinisikan sebagai kegiatan dan
strategi komunikasi yang ditujukan kepada khalayak sasaran. Adapun tujuan komunikasi publik adalah
untuk menyediakan informasi kepada khalayak sasaran dan untuk meningkatkan kepedualian dan
mempengaruhi sikap atau perilaku khalayak sasaran.

Sementara itu, Judy Pearson dan Paul Nelson (2009) mendefinisikan komunikasi publik atau public
speaking sebagai proses menggunakan pesan untuk menimbulkan kesamaan makna dalam sebuah
situasi dimana seorang sumber mentransmisikan sebuah pesan ke sejumlah penerima pesan yang
memberikan umpan balik berupa pesan atau komunikasi nonverbal dan terkadang berupa tanya jawab.
Dalam komunikasi publik, sumber menyesuaikan pesan yang dikirimkan kepada penerima pesan dalam
rangka untuk mencapai pemahaman yang maksimal. Terkadang, secara virtual penerima pesan dapat
memahami pesan yang disampaikan oleh sumber pesan atau bahkan tidak mengerti sama sekali
(Pearson dkk, 2009 : 20).
Dari pengertian di atas, tampak bahwa komunikasi publik adalah salah satu dari konteks komunikasi
yang menekankan pada sumber pesan dimana seseorang bertanggung jawab dalam proses
penyampaian informasi kepada penerima pesan atau khalayak. Komunikasi publik merujuk pada
kampanye komunikasi yakni kegiatan yang menggunakan berbagai teori dan strategi komunikasi untuk
mempengaruhi khalayak luas dengan cara-cara yang dapat diukur. Komunikasi publik juga merujuk pada
public speaking berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan kita, misalnya dalam bidang
pendidikan, profesional, politik, dan lain sebagainya. Public speaking umumnya mengupas hal-hal yang
berkaitan dengan cara berbicara di depan umum seperti bagaimana cara menyusun pesan informatif
maupun pesan persuasif kepada khalayak.

Dengan demikian, yang termasuk dalam teori komunikasi publik menurut para ahli adalah sebagai
berikut :

Social Marketing (Pemasaran Sosial)

Pemasaran sosial adalah penggunaan teori pemasaran, keterampilan, dan praktek untuk mencapai
perubahan sosial. Pemasaran sosial berusaha untuk mengembangkan dan mengintegrasikan konsep
pemasaran dengan pendekatan lain guna mencapai perubahan sosial. Pemasaran sosial bertujuan untuk
mempengaruhi perilaku yang menguntungkan bagi individu dan masyarakat demi kebaikan sosial yang
lebih besar. Tujuannya adalah untuk memberikan program perubahan sosial yang lebih kompetitif dan
tersegmentasi secara efektif, efisien, adil dan berkelanjutan.

Communication-Persuasion Matrix

Model Communication-Persuasion Matrix adalah pendekatan persuasi yang digagas oleh William
McGuire. Model ini disebut juga dengan model input-output. Variabel komunikasi masukan meliputi
berbagai komponen-komponen komunikasi seperti sumber, pesan, saluran komunikasi, dan khalayak.
Berbagai unsur komunikasi tersebut merupakan elemen penting bagi sebagian besar model komunikasi.
Proses keluaran memposisikan tanggapan khalayak terhadap kampanye melalui berbagai tahapan dasar
terpaan dan pengolahan sebelum efek dapat dicapai pada tingkat pembelajaran.

Terpaan meliputi penerimaan pesan yang sederhana dan tingkat perhatian terhadap isinya. Pengolahan
mencakup pemahaman mental baik pro maupun kontra, persepsi interpretatif, koneksi kognitif, dan
reaksi emosional yang dihasilkan oleh pesan kampanye. Belajar terdiri dari perolehan informasi,
penciptaan kognisi terkait, pembentukan citra, dan perolehan keterampilan. Menghasilkan mencakup
akuisisi dan perubahan sikap, kepercayaan, dan nilai. Perilaku dalam konteks kampanye melibatkan
tindakan inti yang direkomendasikan dalam pesan.

Agenda Setting Theory (Teori Agenda Setting)

Teori yang digagas oleh Max McCombs dan Donald Shaw ini menekankan bahwa media tidak perlu
menginstruksikan apa yang orang pikirkan tetapi apa yang seharusnya dipikirkan. Media bertindak
sebagai penjaga gerbang informasi dan menentukan isu apa yang penting. Teori agenda setting
berpendapat bahwa informasi atau isu yang tampil lebih sering di media akan memiliki arti yang lebih
penting bagi publik dan menentukan prioritas politik dan sosial. Fenomena ini juga berlaku untuk
dampak kampanye terhadap pentingnya masalah sosial dan isu kebijakan.

Difussion of Innovations Theory (Teori Difusi Inovasi)

Teori difusi inovasi yang dicetuskan oleh Everett M. Rogers ini adalah teori yang menggambarkan
bagaimana ide atau produk baru, ataupun perilaku positif berkembang melalui sebuah komunitas atau
struktur sosial. Teori ini mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa cepat ide atau
perilaku diadopsi. Adopsi ide baru atau difusi sebuah inovasi bergantung pada karakteristik inovasi,
saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial. Teori difusi inovasi juga menyoroti ketidakpastian yang
terkait dengan perilaku baru dan membantu progam kampanye public mengimplementasikan cara-cara
untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.

Social Cognitive Theory (Teori Sosial Kognitif)

Teori sosial kognitif yang digagas oleh Albert Bandura ini menyarankan bahwa self-efficacy dan motivasi
untuk menampilkan perilaku tertentu diperlukan bagi perubahan perilaku. Dengan kata lain, seseorang
harus yakin bahwa dirinya dapat menampilkan perilaku dalam berbagai macam situasi dan memiliki
insentif positif maupun negatif.

Self-Efficacy (Teori Self-efficacy)

Self-efficacy adalah salah satu konsep penting dalam teori sosial kognitif yang dikemukakan oleh Albert
Bandura (1997). Self-efficacy merujuk pada keyakinan individu terhadap kapasitas dirinya untuk
menjalankan perilaku yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian kinerja yang spesifik. Self-
efficacy mencerminkan kepercayaan diri pada kemampuan untuk mengerahkan kendali atas motivasi,
perilaku, dan lingkungan sosial seseorang. Evaluasi diri kognitif ini mempengaruhi semua jenis
pengalaman manusia, termasuk tujuan yang diupayakan orang, jumlah orang yang dikeluarkan menuju
pencapaian tujuan, dan kemungkinan mencapai tingkat kinerja perilaku tertentu. Keyakinan self-efficacy
dihipotesiskan bervariasi tergantung pada domain fungsi dan keadaan seputar terjadinya perilaku.

Uses and Gratifications Theory (Teori Uses and Gratifications)

Teori yang ditemukan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch ini adalah salah satu teori
komunikasi yang menjelaskan hubungan antara manusia dan media. Teori ini menawarkan konsep yang
beguna dalam memahami motivasi khalayak untuk memilih media tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya. Terdapat lima macam kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh media yaitu kebutuhan
kognitif, kebutuhan afektif, integrasi pribadi, integrasi sosial, dan kebutuhan bebas dari ketegangan.

Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior (Teori Tindakan Beralasan dan Teori Perilaku
Terencana)

Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior yang digagas oleh Icek Ajzen merumuskan
kombinasi antara sikap pribadi, norma yang dirasakan orang lain yang berpengaruh, dan motivasi untuk
mematuhi segala prediktor perilaku yang dituju. Mekanisme ini didasarkan pada nilai harapan yang
mendalilkan bahwa sikap diprediksi oleh keyakinan tentang kemungkinan bahwa perilaku yang diberikan
menyebabkan konsekuensi tertentu, dikalikan dengan evaluasi seseorang terhadap konsekuensi
tersebut.

Dual-Process Theories

Dual-process theories adalah dua teori yang menjadi satu pendekatan. Kedua teori tersebut adalah
Elaboration Likelihood Model yang digagas oleh Richard Petty dan John Cacioppo dan Heuristic
Systematic Model yang digagas oleh Alice Eagly dan Shelly Chaiken. Kedua model ini berpendapat bahwa
orang memproses pesan persuasif melalui dua cara. Cara pertama, orang hanya melakukan sedikit usaha
mental ketika memproses pesan persuasi. Sebaliknya, mereka sedikit terbujuk secara otomatis
bergantung pada isyarat atau heuristik perifer seperti kredibilitas dan daya tarik.

Contoh beberapa teori komunikasi menurut para ahli yang menggambarkan proses usaha yang rendah
adalah teori konsistensi, teori pengkondisian, teori penilaian sosial, dan teori atribusi. Cara kedua, orang
menggunakan banyak energi mental saat memproses pesan, menganalisis secara sistematis bukti dan
meneliti isi pesan. Pendekatan pesan belajar dan teori tindakan beralasan menggambarkan proses yang
mendekati cara ini. Kedua model ini menyarankan agar orang bisa dibujuk melalui cara yang lebih
mudah, seseorang harus memiliki motivasi dan kemampuan untuk mengerahkan usaha yang
dibutuhkan.

Extended Parallel Process Model

Extended Parallel Process Model adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh Kim Witte yang
menggambarkan berbagai kondisi ketika fear appeals akan atau tidak akan efektif sebagai sebuah pesan
kampanye. Fear appeals adalah pesan persuasif yang dirancang untuk menakuti orang dengan
menggambarkan hal-hal buruk yang akan terjadi jika mereka tidak melakukan apa yang disarankan oleh
pesan. Fear appeals umumnya digunakan untuk dalam komunikasi politik terutama kampanye politik
dan kesehatan. Efektivitas fear appeals ditingkatkan dengan memahami proses kognitif yang
mengendalikan bahaya versus proses emosional yang mengendalikan ketakutan melalui penyangkalan
atau penanganan. Efikasi yang dirasakan mempengaruhi jenis tanggapan yang diberikan.

Health Belief Model

Health Belief Model adalah model psikologis yang mencoba menjelaskan dan memprediksi perilaku
kesehatan. Hal ini dilakukan dengan memusatkan perhatian pada sikap dan kepercayaan individu. Model
ini pertama kali dikembangkan oleh para ahli psikologi sosial diantaranya Irwin M. Rosenstock, S.
Stephen Kegeles, Godfrey M. Hochbaum, dan Howard Leventhal pada tahun 1950an. Dan dikembangkan
lebih lanjut oleh Becker (1974). Model ini dapat digunakan sebagai sebuah pola untuk mengevaluasi
atau mempengaruhi perubahan perilaku individu dan umum diterapkan dalam komunikasi kesehatan
atau komunikasi kesehatan publik.

Instrumental Learning

Selain teori operant conditioning dan teori classical conditioning, yang termasuk teori belajar adalah
instrumental learning. Instrumental learning adalah salah teori belajar yang digagas oleh Carl I. Hovland,
I.L Kelley, dan H.H Kelley (1953). Instrumental learning adalah model klasik persuasi yang
mengkombinasikan karakteristik sumber (daya tarik dan kredibilitas), insentif daya tarik pesan (takut,
penerimaan sosial, pengetahuan yang tepat), dan pengulangan serta penempatan pesan untuk
memprediksi perubahan yang terjadi dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Integrative Theory of Behavior Change

Model multifaset yang dikemukakan oleh J. Cappella, M. Fishbein, R. Hornik, R.K Ahern, dan S. Sayeed
mengintegrasikan Health Believe Model, teori sosial kognitif, dan teori tindakan beralasan ini diterapkan
untuk menentukan bagaimana variabel eksternal, perbedaan individu, dan kepercayaan menjadi dasar
untuk berkonstribusi pada jalur pengaruh diferensial untuk perilaku hasil, niat, sikap, norma, dan self-
efficacy.

Message frames

Kerangka kerja ini menekankan bagaimana pesan yang menarik dikemas sedemikian rupa dalam
kerangka promosi perilaku positif versus pencegahan perilaku negatif terutama bagi khalayak yang
cenderung menampilkan reaktansi.

Transtheoretical Model

Menurut James Prochaska dan Carlo DiClemente, transtheoretical model didasarkan pada gagasan
bahwa individu berada pada tahap kesiapan yang berbeda untuk terlibat dalam perilaku yang
direkomendasikan, yang memberikan informasi yang berguna untuk memprioritaskan segmen khalayak
dan mengidentifikasi siapa yang paling mungkin terpengaruh. Adapun tahap kesiapan yang dimaksud
mencakup tahap pra-kontemplasi, kontemplasi, persiapan, tindakan, atau perawatan.

Manfaat Mempelajari Teori Komunikasi Publik

Mempelajari teori komunikasi publik dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :

Kita mengetahui dan memahami pengertian komunikasi publik

Kita mengetahui dan memahami berbagai teori yang melandasi komunikasi publik yang diadopsi dari
teori komunikasi massa, teori efek media massa, serta teori komunikasi persuasif dan dapat
menerapkannya dalam mengkaji hal-hal yang terkait dengan kampanye komunikasi atau public speaking

Demikianlah ulasan singkat tentang teori komunikasi publik. Semoga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang komunikasi publik dan teori serta konsep yang mendasarinya.

https://www.google.com/amp/s/pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-publik/amp

Anda mungkin juga menyukai