Hand Out 1
Muntohari, S.Pd.,M.Kes.
1
6. Hirsch (1883)
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dan
jenis-jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai
tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal.
7. Judith S. Mausner, Anita K. Bahn (Epidemiology; An
Introductory Text)
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness
and injuries in groups of people and with the factors which
influence their distribution.
8. Last (1988)
Epidemiology is the study of the distribution and determinants
of health-related states or events in specified populations, and
the application of this study the control of problems
(epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan-
determinan dari keadaan atau kejadian yang berhubungan
dengan kesehatan didalam populasi tertentu, serta penerapan
dari ilmu guna mengendalikan masalah-masalah kesehatan.
9. Lewis H. Rohf, Beatric J. Selwyn (principles of epidemiology)
Epidemiology is the description and explanation of the
defferences is accurance of events of medical concern in
subgroup of population, where the population has been
subdivided according to some characteristic believed of the
event.
10. Lilienfeld (1977)
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit
yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari
pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
11. Macmohan, Pugh (1970, Epidemiology; Principles and
Methods)
Epidemiology is the study of the distribution and determinants
of disease frequency in man (Epidemiologi adalah studi tentang
penyebaran dan penyebab frekuensi penya kit pada manusia dan
mengapa terjadi distribusi semacam itu).
12. Moris (1964)
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit
dari suatu penduduk.
2
13. Ricard F., Morton, J. Richard Hebel
Epidemiology is the study of the distribution and determinants
of disease. We try tio find out who gets the disease anf why.
14. Robert H. Flecher !1991, Sari Epidemiologi Klinik)
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
15. Wade Hamton Frost(1972)
Epidemiologi adalah pengetahuan tentang berbagai fenomena
(mass phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah
(natural history/penyakit menular).
3
karsinoma vagina pada gadis remaja atau AIDS yang awalnya
ditemukan secara klinis.
4. Aspek Administratif
Epidemiologi secara administrative berarti suatu usaha untuk
mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah atau
negara agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif
dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat meliputi
pengalaman petugas, populasi, data sarana dan prasarana yang
digunakan oleh masyarakat.
4
SEJARAH EPIDEMIOLOGI
Hand out 2
Muntohari, S.Pd.,M.Kes.
5
demam dan pembengkakan kelenjar getah bening (bubo), bercak-
bercak dikulit yang diawali warna merah kemudian berubah jadi
hitam. Masa sejak infeksi hingga kematian sekitar 37-38 hari, periode
laten 10-12 hari, periode infeksi asomtomatis 20-22 hari. Para dokter
mengambil tindakan pengendalian yang diikuti seluruh dunia yaitu
mengkarantina selama 40 hari (40 dalam bahasa Perancis = Quarante
= karantina)
Oktober 1347 sejumlah kapal dagang Italia berlayar dari laut hitam
(penghubung Asia dengan Eropa) awak kapal banyak yang meninggal
terserang penyakit ini. Dalam kurun 3-5 tahun (1347-1352) menjalar
ke arah utara hingga mencapai Norwegia, Inggris, Skotlandia,
Irlandia, Eslandia dan Greenland merenggut korban tidak kurang dari
25 juta orang.
6
5. Menghindari cara berfikir mekanintis dan merevisi b erapa
konjektur berdasarkan data
6. Tidak tahu menggunakan kemaknaan statistik melainkan
interval keyakinan dan nilai p dalam melaporkan dan
menafsirkan data (desain epidemiologi meta-analisis)
7. Unimportance of credentalis, artinya keilmuan sebuah karya
hendaknya berdasarkan kaya itu sendiri, bukan siapa penulisnya
(karena John Graunt adalah seorang pedagang)
7
rutin tentang penyebab kematian dalam melakukan studinya, Farr
menggunakan sejumlah metodologi yang relevan dengan penelitian
epidemiologi modern, seperti membuat batasan yang jelas tentang
populasi yang beresiko (population at risk), memilih kelompok
pembanding yang tepat, memperhitungkan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hasil, misalnya umur, lamanya paparan
dengan faktor itu ataupun keadaan kesehatan umum.
Tentang kausa epidemi kolera, Farr mengemukakan teori miasma.
Menurut teori ini bahwa penyakit ditularkan melalui udara
buruk/polusi sehingga penduduk yang bermukim di tempat rendah
menghadapi resiko lebih besar untuk terkena kolera.
John Snow (1813-1958) pada tahun 1854 melakukan eksperimen
alamiah di London yang mengkonsumsi air minum dari perusahaan
swasta (Southwark-Vauxhall Co) bersumber dari sungai Thames yang
tercemar sedangkan perusahaan lainnya (Lambeth Company)
mengalihkan sumber air bagian hulu yang tidak terlalu tercemar. Dari
kedua sumber air, Snow membuat hipotesis bahwa kematian
karena kolera akan lebih rendah pada penduduk yang mendapat
air dari Lambeth Co dari pada Southwark-Vauxhall Co. Untuk
membuktikan hipotesisnya, Snow melakukan jalan kaki dari rumah ke
rumah (epidemiologi sepatu kulit) untuk menanyakan dan mencatat
setiap penduduk yang meninggal karena kolera dan dari mana sumber
air diperoleh. Berikut tabel kematian karena kolera per 10.000 rumah
menurut suplai perusahaan air minum di London tahun 1854:
8
figur-figur yang mengibarkan teori Kuman (germ Theory) bahwa
kuman adalah etiologi penyakit didukung oleh bukti-bukti empiris
yang diperoleh dari keahlian mengintip mikroskop.
Tahun 1950-an muncul teori kausasi yang menyatakan bahwa sebuah
penyakit atau akibat dapat memiliki lebih dari sebuah kausa, disebut
etiologi multifaktoral atau kausasi multiple (Last, 2001; dubos, 1965)
Emile Durkheim (1858-1917) awal epidemiologi sosial yang
mengungkap kematian karena bunuh diri dihubungkan dengan
keadaan psikopatologis (kegilaan), ras, hereditas, iklim, musim,
perilaku imitatif , factor egoistic (agama), altruisma (lebih
memprioritaskan kebutuhan dan perasaan orang lain ketimbang
dirinya sendiri), anomie (instabilitas social) dan fenomena lainnya.
Lebih detail epidemiologi sosial diperkenalkan oleh Alfred
Yankauer pertengahan abad 20, yaitu model holistic tentang
kesehatan yang berkembang antara perang Dunia I dan II dan
kedokteran social tahun 1940-an. Sumbangan epidemiologi social
secara teoritis adalah :
1. Psikososial
2. Produksi sosial penyakit dan ekonomi politik kesehatan
3. Teori ekosopsial dalam rangka multilevel
James Lind (1716-1794)melakukan eksperimen bahwa scurvy dapat
diobati dan dicegah dengan buah jeruk, sementara asam askorbat baru
ditemukan 175 tahun kemudian. Pada tahun 1914, Joseph
Goldberker (1874-1929) menemukan pellagra bukan disebabkan
karena menular, melainkan kekurangan gizi dan dapat dicegah dengan
meningkatkan diet produk hewani dan protein kacang-kacangan.
EPIDEMIOLOGI MODERN
Prinsip dan metodologi riset epidemiologi mengalami kemajuan pesat
pasca Perang Dunia II ketika pola penyakit di negara maju bergeser
dari penyakit infeksi ke arah penyakit kronis untuk memaksa
praktisi epidemiologi mendesain penelitiannya yang lebih canggih.
Doll dan Hill (1950) penulis riset termashur meneliti hubungan
kanker paru dengan merokok adalah kontribusi besar bagikehidupan
manusia sekaligus mengenalkan studi kasus kontrol dan kohor (oleh
John Show).
9
Jonas Salk (1050-an) penyumbang eksperimen terbesar pada manusia
waktu itu tentang vaksin poliomyelitis merandon sejuta anak sekolah
menerima vaksin eksperimen (plasebo inert) untuk mengetahui efikasi
dan keamanan vaksin.
Susan Scott dan Christopher Duncan adalah peneliti biologi dari
Universitas Liverpool, menunjukan bahwa dengan konsep
epidemiologi modern, biologi dan modeling dengan komputer dalam
menganalisis catatan sejarah, agen penyebab wabah sampar bukan
suatu bakteri melaikan sebuah virus yang memiliki karakteristik
epidemiologi tak lazim yang disebut filovirus. Filovirus memiliki
pertalian dengan virus ebola yang melanda beberapa negara Afrika
sebelum abad ke 20 (The University of Liverpool, 2001). Wabah ini
menurut Scott dan Duncan disebut wabah hemoragis (Haemmorhagic
plague) yang berbeda dengan Bubonic Plague (aspek kelenjar limfe
lebih besar).
Scott dan Duncan memperingatkan kemungkinan eksodus wabah
hemoragis di Asia tidak di Eropa, sebab mutasi gen di Eropa telah
berlangsung dengan intensitas tinggi selama pandemi The Black
Death.
10
Kanada dan Amerika serikat memperkenalkan konsep EBM dengan
menyediakan metode-metode untuk memilah-milah informasi yang
bernilai tinggi untuk mengoptimalisasi intervensi yang diberikan
klinisi kepada pasien.
EPEDEMIOLOGI MOLEKULER
Akhir decade 70-an ditandai dengan pendekatan baru epidemiologi
yang disebut epedemiologi molekuler. Epidemiologi molekuler yaitu
epidemiologi yang mempelajari kontribusi factor resiko potensial
generic dan lingkungan pada level molekul terhadap etiologi,
distribusi dan pengendalian penyakit dalam kelompok keluarga
dan lintas populasi (Molecular Epidemiology Homepage, 2002;
Susser, 1999; Hunter, 1999). Epidemiologi molekuler merupakan
lompatan peningkatan kemampuan riset epidemiologi dalam
mengukur factor-factor penelitian dan penyakit secara lebih mikro.
Epidemiologi molekuler menggunakan teknik-teknik molekuler
seperti penjenisan DNA (DNA typing), biomarker genetika untuk
mendeteksi, mengidentifikasi dan mengukur berbagai struktur
molekuler yang mungkin normal, varian atau rusak karena
penyakit atau paparan lingkungan (Slattery, 2002; Last,2001;
Foxman dan Rilley, 2001). Epidemiologi molekuler bukan sekedar
taksonomi molekuler, filogeni ataupun genetika populasi tetapi
penerapan teknik seperti kanker atau polimerasi genetic yang relevan
11
dengan kerentanan metabolic gen-gen keluarga kanker (Last, 2001).
Konkritnya tidak setiap manusia yang memiliki abnormalitas
genetikakan menderita akibat yang tidak diinginkan.
12
PERANAN EPIDEMIOLOGI
Hand Out 4
Muntohari, S.Pd.,M.Kes.
A. Peranan Epidemiologi
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui ditribusi dan
faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan
intervensi yang diperlukan, maka epidemiologi diharap
mempunyai peranan dalam bidang kesehatan seperti :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan masyarakat.
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan
kesehatan dan pengambilan keputusan.
3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan
yang sedang atau telah dilakukan.
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan
suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau
penanggulangannya.
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi
masalah yang perlu dipecahkan.
13
dapat memberikan gambaran/diagnosis berkaitan dengan masalah
kemiskinan (povorty) berupa malnutrisi, overpopulasi, kesakitan
ibu, rendahnya kesehatan infant, alcoholism, anemia, penyakit-
penyakit parasit dan kesehatan mental.
14
Dengan demikian nampak bahwa epidemiologi tidak dapat
melepaskan diri dengan bidang ilmu lainnya. Dalam bidang
kedokteran, epidemiologi berhubungan erat dengan ilmu-ilmu
mikrobiologi, parasitologi, patologi, virologi dan ilmu-ilmu
laboratorium/preklinik lainnya. Dan tidak kecuali dengan ilmu
penyakit dalam ilmu bedah dan lain sebagainya.
Epidemiologi sebagai suatu metoda ilmiah berperan dalam
penelitian sehingga tidak dapat melepaskan diri dalam kaitannya
dengan statistis metematika. Untuk menganalisis masalah yang
berkaitan dengan penerapan strategi pencegahan dan
pemberantasan penyakit, epidemiologi memerlukan masukan dari
ilmu-ilmu sosial, antropologi dan ilmu ekonomi. Akibatnya
epidemiologi dapat bergandengan tangan dengan berbagai
disiplin ilmu lainnya bahkan dalam aplikasinya agar nampak
lebih sangat sempurna.
15