Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Dasar Kesehatan Lingkungan

yang dibina oleh Ibu Nurnaningsih Herya Ulfa, S.KM, M. Kes

oleh

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Agustus 2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas limpahan hidayah dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar
Epidemiologi” dengan baik.

Adapun makalah Konsep Dasar Epidemiologiini telah kami usahakan


semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kemudian makalah yang kita buat ini juga bertujuan untuk memberikan
suatu modul ataupun pembahasan yang berhubungan dengan Konsep Dasar
Epidemiologi untuk mahasiswa baru jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat agar
mereka dapat memahami Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Manusia.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Konsep


Dasar Epidemiologi ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Malang, 9 Agustus 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................
1.4 Manfaat..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

2.1 Definisi dan Tujuan ........................................................................


2.1.1 Sejarah Epidemiologi ...........................................................
2.1.2 Definisi Menurut Para Ahli ..................................................
2.1.3 Tujuan Epidemiologi ............................................................
2.2 Ruang Lingkup ...............................................................................
2.2.1 Elemen Penting dari Epidemiologi ......................................
2.2.2 Bidang Kajian Epidemiologi ................................................
2.2.3 Pengukuran Epidemiologi ....................................................
2.3 Konsep Sehat Sakit.........................................................................
2.3.1 Konsep Sehat ........................................................................
2.3.2 Konsep sakit .........................................................................
2.3.3
2.4 Metode Epidemiologi .....................................................................
2.4.1 Epidemiologi Deskriptif .......................................................
2.4.2 Epidemiologi Analitik ..........................................................
2.4.3 Epidemiologi Eksperimen ....................................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan tujuan Epidemiologi?
2. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup Epidemiologi?
3. Bagaimana konsep sehat dan sakit?
4. Bagaimana metode-metode dalam Epidemiologi?

1.3 Tujuan
Agar pembaca mengetahui tantang definisi epidemiologi, apa saja tujuan
epidemiologi, bagaimana konsep sehat dan sakit, serta bagaimana metode
metode dalam epidemiologi.

1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Tujuan
2.1.1 Sejarah Epidemiologi
Secara epistemiologi, epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, terdiri dari
tiga kata yaitu epi yang berarti pada atau tentang, demos yang berarti penduduk,
dan logos yang berarti ilmu. Dengan kata lain, bahwa epidemiologi adalah ilmu
mengenai kejadian yang menimpa penduduk atau masyarakat. Hal ini berkaitan
dengan sejarah bahwa pada awal kelahirannya epidemiologi memberikan
perhatian tentang kejadian penyakit yang menimpa penduduk (epidemi). Seperti
halnya ilmu kedokteran, ilmu epidemiologipun lahir dan asusmsi bahwa penyakit
pada populasi manusia tidk terjadi dan tersebar begitu saja secara acak, namun ada
faktor penyebab dan upaya preventif yang dapat dilakukan. Oleh karena itu
perkembangan epidemiologi tidk terlepas dari tokoh-tokoh yang berjasa besar
dalam perkembangan ilmu kedokteran. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:
1. Hipokrates (abad ke-5 sebelum masehi)
Hipokrates yang dinobatkan sebagai Bapak Kedokteran modern,
mengemukakan tentang teori penyakit yang dimuat dalam bukunya yang berjudul
“on air, waters and places” yaitu bahwa penyakit terjadi karena adanya kontak
dengan jasad hidup serta berhubungan dengan lingkungan eksternal dan internal
seseorang.
2. Veronese Fracastoro (1483-1553) dan Thomas Sydenham (1624-1689)
Kedua tokoh ini melahirkan teori bahwa kontak dengan makhluk hidup
menjadi penyebab terjadinya penyakit menular. Hal ini didasari oleh fenomena
yang terjadi di Eropa pada saat itu, adanya epidemi sampar, cacar, dan demam
tifus pada abad ke 14-15 dan pada abad tersebut karantina dan kegiatan-kegiatan
anti epidemi lainnya mulai diterapkan, setelah efektifitasnya dikonfirmasikan
melalui pengalaman praktik.
3. Edward Jenner (1749-1823)
Menemukan metode pencegahan cacar melalui vaksinasi cowpox
4. Lous Pasteur (1822-1815), Rober Koch (1845-1910), Ilya Mechniko
(1845-1916)
Adanya penemuan dibidang mikrobiologi dan parasitologi, dimana para
ilmuwan tersebut berhasil membuktikan mikroba sebagai etiologi penyakit
infeksi.
5. Graunt (1939)
Perkembangan epidemiologi dalam aspek analisis kuantitatif morbiditas
dan mortalitas, karyanya diterbitkan dalam buku berjudul “polical observations
made upon the bills of monday”. Analisis yang dilakukan dari laporan mingguan
kelahiran dan kematian di London, dan untuk pertama kalinya mengkuantifikasi
pol penyakit pada populasi.
6. William Far (1839)
Mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan
penyebab kematian, sekaligus penerapan data statistik vital untuk mengevaluasi
problem-problem kesehatan masyarakat. Dengan teori miasma (udara buruk)
beliau mengemukakan bahwa didataran rendah insisen kolera tinggi karena
adanya polusi udara. Dalam perkembangan pengetahuan selanjutnya, kematian
kolera yang tinggi di dataran rendah bukan disebabkan polusi udara, tetapi karena
penyediaan air minum yang terpolusi dijumpai di dataran rendah. Ide-ide kreatif
tersebutlah yang mengangkat beliau menjadi “Bapak Surveilens Modern”.
7. John Snow (1849)
Melanjutkan analisis William Far, John Snow membuat postulat bahwa
kolera ditularkan oleh air yang terkontaminasi. Ia mengamati kenaikan angka
kematian di daerah London yang mendapat pasokan air minum dari perusahaan
Lambert Company dan Southwark Company. Kedua perusahaan tersebut
menggunakan sumber air dari sungai Thames bgian hilir yang sudh mengalami
pencemaran limbah yang berat. Antara tahun 1834-1854 Lambert Company
mengganti sumber airnya dari hulu sungai Thames yang bebas pencemaran, dan
hasilnya terdapat penurunan kematian karena kolera pada masyarakat yang
mendapat pasokan air dari Lambert Company. Dari berbagai kajian yang
dilakukan akhirnya John Snow dinobatkan sebagai “Bapak Epidemiologi”.
8. Framingham (1949)
Tokoh ini mengembangkan epidemiologi secara sistematik untuk
keperluan desain, pelaksanaan dan analisis kematian epidemiologi, hasil
penelitian yang terkenal tentang faktor resiko penyakit kardiovaskuler, telah
merangsang berkembangnya analisis multivarian dengan analisis regresi logistik,
untuk mengetahui faktor resiko yang paling dominan.
9. Doll and Hill (1950)
Doll and Hill berkontribusi dalam riset-riset epidemiologi dan
pendemonstrasian efektifitas dan efisiensi studi dengan desain kasus kontrol.
Hasil yang diperoleh dari keilmuan epidemiologi dapat digunakan untuk
menentunkan pengobatan suatu penyakit, melakukan pencegahan atau
meramalkan hasil pengobatan. Perbedaan antara ilmu kedokteran dan ilmu
epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran
lebih menekankan pelayanan kasus demi kasus, sedangkan ilmu epidemiologi
lebih menekankan pada kelompok individu. Oleh karena itu pada epidemiologi,
selain membutukan ilmu kedokteran juga membutuhkan disiplin ilmu lain, seperti
Demografi, Sosiologi, Antropologi, Geologi, Lingkungan Fisik, Ekonomi,
Budaya, dan Statistik.

2.1.2 Definisi Menurut Para Ahli

1. Hirsch (1883)
Epidemiologi adalah suatu gmbaran kejadian, penyebaran dari jenis-
jenis penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitannya
dengan kondisi eksternaal.
2. Frost (1927)
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang fenomena massal
penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah penyakit menular.
3. Greenwood (1934)
Epidemiologi mempelajari tentng penyakit dan segala macam kejadian
penyakit yang mengenai kelompok penduduk.
4. Moris dan Tailor (1967)
Epidemiologi adalah studi atau pengetahuan tentang sehat dan penyakit
dari suatu populasi penduduk.
5. Mac Mahon (1970)
Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian
penyakit pada manusia dan megapa terjadi distribusi semacam itu.
6. Omran (1974)
Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi
keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga
determinannya serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7. Last (1988)
Epidemiologi adalah studi dari distribusi dan faktor determinan dari
keadaan atau peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan pada
popilasi penduduk yang spesifik, serta aplikasinya untuk
mengendalikan masalah kesehatan.
2.1.2 Tujuan Epidemiologi
1. Menggambarkan status kesehatan populasi
2. Menentukan “sebab” masalah kesehatan
3. Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengevaluasi suatu tindakan intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
6. Menggambarkan upaya tindakan pencegahan dan pengobatan yang
dilakukan
7. Penelitian sejarah
8. Diagnosis komunitas
9. Kinerja pelayanan kesehatan
10. Risiko individu dan peluang
11. Melengkapi gambaran klinik dan pola penyebaran penyakit
12. Identifikasi sindrom
13. Mencari penyebab
14. Mengevaluasi gejala dan tanda-tanda
15. Analisa keputusan klinis
2.4 Metode Epidemiologi

2.4.1 Epidemiologi Deskriptif

Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi


penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri
dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

a. Orang (person)

Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial,


pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, dan paritas.

(1) Umur

Umur adalah variabel yang selalu deperhatikan di dalam penyelidikan-


penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di
dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.

Dengan cara ini dapat membaca dengan mudah dan melihat pola
kesakitan atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang
dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjangnya
interval di dalam pengelompokkan cukup untuk tidak menyembunyikan
peranan umur pada pola kesakitanatau kematian, dan apakah
pengelompokkan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokkan
umur oada penelitian orang lain.

Di dalam mendapatkan laporan umur yang tepat pada masyarakat


perdesaan yang kebanyakan masih buta huruf hendaknya memanfaatkan
sumber informasi seperti catatan petugas agama, guru, lurah, dan
sebagainya. Hal ini tentunya tidak menjadi soal yang berat di kala
mengumpulkan keterangan umur bagi mereka yang teah bersekolah.

Untuk keperluan perbandingan maka WHO manganjurkan pembagian-


pembagian umur sebagai berikut:
(a) menurut tingkat kedewasaan, yaitu :

0-14 tahun : bayi dan anak-anak

15-49 tahun : orang muda dan dewasa

50 tahun : orang tua

(b) interval 5 tahun:

Kurang dari 1 tahun,

1-4,

5-9,

10-14, dan sebagainya.

(c) untuk mempelajari penyakit anak :

0-4 bulan

5-10 bulan

11-23 bulan

2-4 tahun

5-9tahun

9-14 tahun

(2) Jenis Kelamin

Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan


lebih tinggi di kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi
di kalangan pria pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih
perlu dipelajari lebih lanjut. Perbedaan angka kematian ini, dapat
disebabkan oleh faktor-faktor intrinsik.
Yang pertama diduga meliputi faktor ketuunan yang terkait dengan
jenis kelamin, atau perbedaan hormonal, sedangkan yang kedua
diduga karena berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak
oria merokok, minum-minuman keras, candu, bekerja berat,
berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).

Sebab-sebab adanya angka kematian yang lebih tinggi di kalangan


wanita,di Amerika Serikat dihubungkan dengan kemungkinan bahwa
wanita lebih bebas mencari perawatan. Di Indonesia tersebut belum
diketahui.

Terdapat indikasi bahwa kecuali untuk beberapa penyakit alat


kelamin, angka kematian untuk berbagai penyakit tinggi pada
kalangan pria.

(3) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah variabel yang sering dilihat hubungannya dengan


angka kesakitana atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat
kehidupan seseorang. Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur
seperti pendidikan, pekerjaan, penghasialan, dan banyak contoh
ditentukan pula tempat tinggal. Karena hal-hal ini fapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan
kesehatan maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat
perbedaan-perbedaan dalam angka kesakitan atau kematian antara
berbagai kelas sosial.

Masalah yang dihadapi di lapangan ialah bagaimana mendapatkan


indikator tunggal bagi kelas sosial. Di Inggris, penggolongan krlas
sosial itu didasarkan atas dasar jenis pekerjaan seseorang, yakni a)
profesional, b) menengah, c) tenaga terampil, d) tenaga setengah
terampil, dan V tidak mempunyai keterampilan. Di Indonesia,
penggolongan seperti ini sulit oleh jenis pekerjaan tidak memberi
jaminan perbedaan dalam penghasilan. Hubungan antara kelas sosial
dan angka kesakitan atau kematian kita dapat mempelajari dalam
hubungan denagan umur dan kelamin.

Anda mungkin juga menyukai