Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI

DISUSUN OLEH:

AMRINA DESYANI

ARTHY ADELIA UTAMA

FITRI ERYANI

MARIZA AGISTA PUTRI

SEPTY WULANDARI

SITI LILI SUHARTI KHOTIMAH

TINGKAT II REGULER

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2011/2012
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kami ucapkan kepada tuhan


Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami semua kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami dalam keadaan sehat walafiat.

Kami penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Selain itu juga kami meminta
maaf, apabila dalam penulisan terdapat banyak kesalahan, sehingga menjadi
kekurangan dalam makalah kami. Dan semua kekurangan itu datangnya dari
kami, sebagai mahkluk- Nya yang tidak sempurna.

Kami penulis berharap makalah kami ini dapat menjadi sarana informasi
bagi para pembaca, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kita. Dan dengan
meningkatnya pengetahuan kita tersebut, insyaallah meningkat pula derajat kita di
mata Sang Pencipta, amin.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Bandar Lampung, Maret 2012

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 2

2.1 Sejarah Epidemiologi ................................................................................. 2

2.2 Pengertian Epidemiologi ........................................................................... 4

2.3 Tujuan dan manfaat Epidemiologi ............................................................ 7

2.4 Macam-macam Epidemiologi .................................................................... 9

2.5 Ruang Lingkup ........................................................................................... 9

2.6 Terjadinya Penyakit/Masalah Kesehatan .................................................. 10

2.7 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Kesehatan ....... 11

2.8 Pencegahan Penyakit .................................................................................. 13

2.9 Ukuran ukuran Epidemiologi ................................................................. 15

2.10 Prosedur Kerja .......................................................................................... 23

BAB III KESIMPULAN ................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kita dapat lihat perkembangan epidemiologi sebagai suatu bidang
ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat karakteristik suatu kelompok penduduk
tertentu,dengan memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi pada penduduk
tersebut yang mempengaruhi derajat kesehatan dan kehidupan sosialnya.Berbagai
definisi dan pengertian telah dikemukakan oleh para ahli epidemiologi yang pada
dasarnya memeliki kesamaan pengertian yakni epidemiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari,menganalisis,serta berusaha memecahkan berbagai masalah
kesehatan maupun masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan pada suatu
kelompok penduduk tertentu.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran


mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit
termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian
penderitaan dan kematian akibat penyakit.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian epidemiologi
Untuk mengetahui tujuan dan manfaat epidemiologi
Untuk mengetahui macam-macam epidemiologi
Untuk mengetahui ruang lingkup epidemiologi
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Epidemiologi.

Dalam sejarah epidemiologi akan digambarkan tentang perkembangan


epidemiologi yang diawali sejak abad ke 5 sebelum masehi yaitu sejak era
Hipocrates sampai akhir abad 20. Adapun tujuan mempelajari sejarah
epidemiologi adalah memberikan gambaran tentang bagaimana hubungan dan
aplikasi epidemiologi dengan berbagai masalah kesehatan masyarakat, bagaimana
perkembangan cara berfikir epidemiologi pada berbagai jaman dan bagaimana
tokoh- tokoh epidemiologi memperoleh suatu teori- teori studi epidemiologi.
Perkembangan sejarah epidemiologi dapat dikelompokkan dalam 3 tahap
yaitu pengamatan, perhitungan, pengkajian dan uji coba.
1. Tahap Pengamatan:
Merupakan tahap awal untuk mengetahui frekuensi dan
penyebaran suatu masalah kesehatan, serta faktor- faktor yang
berhubungan dengan cara pengamatan( observasasi).
Contoh: Hippocrates( 2400 tahun yang lalu).
Ada hubungan antara timbulnya penyakit dengan lingkungan.
Dalam penyelidikan kedokteran harus memperhatikan musim, angin
dan cuaca.
Ada hubungan antara angin, matahari, dan air yang digunakan
penduduk serta adat istiadat kebiasan penduduk dengan kejadian
penyakit.
2. Tahap perhitungan:
Merupakan suatu upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran
suatu masalah kesehatan dengan bantuan ilmu hitung.
Contoh: John Graunt( 1662) pencatatan dan perhitungan angka kematian
di London.
Frekuensi dan penyebaran angka kematian lebih tinggi pada bayi serta
berbeda antara penduduk pria dan wanita.
Bapak statistic kehidupan.
3. Tahap Pengkajian:
Pada tahap ini sudah dilakukan tahap pengkajian dan pembuktian
adanya hubungan statistic antara kehidupan dengan keadaan kesehatan
masyarakat.
Contoh: Willian Farr( 1839): ada hubungan statistic antara peristiwa
kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat.
Misal:
Ada hubungan kematian dengan status perkawinan.
Ada hubungan status ekonomi dengan tingkat kematian.
Bapak Epidemiologi.

John Snow( 1894):

Mempelajari tentang terjadinya wabah kolera di kota London.


Ada hubungan antara timbulnya wabah kolera dengan sumber air
minum.
Penduduk
4. Tahap Uji Coba( Tahap Eksperimen Modern)
Dasar eksperimen modern adalah membandingkan akibat dari
suatu paparan yang diberikan kepada suatu kelompok baik manusia atau
hewan dibandingkan dengan sekelompok manusia atau hewan lain yang
tidak diberi paparan tersebut.

Tokoh Eksperimen Modern:


James Lind( 1716- 1794):
Pada tahun 1753, Lind mengamati bahwa kejadian scurvy
berhubungan dengan kondisi lingkungan dan kebiasaan makan para awak
kapal yang berlayar. Kenudian dia melakukan uji coba memberikan
berbagai jenis suplemen gizi termasuk cuka dan jeruk citrus pada penderita
scurvy. Hasilnya scurvy dapat dicegah dan diobati dengan memberikan
buah jeruk. Penemuan ascorbid acid dapat mencegah scurvy baru
diidentifikasi pada tahun 1928.
Edward Jenner( 1974- 1823):
Tahun 1798, Jenner mengamati bahwa seorang yang terinfeksi oleh
cow- pox aman dari infeksi small pox. Virus orthopox baru dapat
diidentifikasi pada tahun 1958.

Joseph Golbelger( 1874- 1927):

Pellagra tidak disebabkan penyakit menular tetapi karena


kekurangan gizi dan dapat dicegah dengan meningkatkan konsumsi
protein hewani dan protein kacang- kacangan. Vitamin B6( Niasin) baru
dapat diidentifikasi tahun 1924.

Doll dan Hill( 1950):

Studi merokok dan kaitannya dengan kanker paru dan studi


penyakit kardiovaskular pada penduduk Framingham, Massachusetts.

Dawber, Kannel, dan Lyell( 1963): Gordon, Castelli, Hjortland, Kannel(


1977):

Riset epidemiologi pada penyakit kronik.

Freedman, Chear, srinivasan, Webber, dan Berenson(1985):

Bogalusa Heart Study.

2.2 Pengertian Epidemiologi

Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada,


Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat atau penduduk.

Epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan determinan


penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi, serta penerapannya untuk
pengendalian masalah-masalah kesehatan.

Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis


sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu
serta mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut
untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya.

Selain definisi asal kata ,banyak definisi epidemiologi yang dibuat oleh
ahli kesehatan. Definisi yang dibuat tersebut terkait dengan keadaan dan waktu,
dikenal ada dua definisi yaitu:

1. Definisi lama (sebelum tahun 1960): epidemiologi adalah ilmu yang


mempelajari penyebaran dan perluasan suatu penularan penyakit dalam
suatu kelompok penduduk atau masyarakat. Dasarnya adalah sebelum
1960 penyakit menular merupakan penyakit yang paling banyak dialami
penduduk dunia.
2. Definisi baru (setelah 1960) : Beberapa tokoh yang terkenal dalam ilmu
penyakit memberi definisi mengenai epidemiologi sebagai berikut:
a. W.H. Welch

Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan


penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah
yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga
penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan
lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih
berkembang.

b. Mausner dan Kramer

Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada
populasi manusia.

c. Last

Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang
berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh

Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran


penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

e. Omran

Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan


kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya
dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

f. W.H. Frost

Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan


jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

g. Azrul Azwar

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran


masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan.

Dari beberapa definisi baru tersebut dapat kita asumsikan bahwa penyakit
pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak dan
penhyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor
pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui penelitian secara sistematik pada
populasi,tempat dan waktu.

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi,determinan,frekuensi


penyakit dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi ini mengisyaratkat bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu
empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran
sistematik tentang penyakit dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit.

Distribusi adalah penyebaran masalah kesehatan pada populasi. Determinan


adalah faktor penyebab suatu masalah kesehatan. Frekuensi adalah besarnya
masalah kesehatan yang ada pada sekelompok manusia,
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting
yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut :

1) Frekuensi masalah kesehatan

2) Penyebaran masalah kesehatan

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.

2.3 Tujuan dan manfaat epidemiologi

Tujuan dan manfaat dari epidemiologi adalah sebagai berikut:

Mempelajari Riwayat Alamiah Penyakit

Pengetahuan tentang riwayat alamiah suatu penyakit penting untuk


menggambarkan perjalanan penyakit, terutama yang berkaitan dengan orang
(man), waktu(time), dan tempat (place). Dengan mengetahui riwayat alamiah
penyakit tersebut dapat diupayakan tindakan pencegahan atau penghentian
perjalanan penyakit tersebut. Epidemiologi dapat digunakan untuk memahami
kecenderungan dan prediksi kejadian penyakit. Misalnya, penyakit demam
berdarah yang terjadinya antara peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Disini petugas kesehatan sudah dapat memahami siklus alamiah penyakitnya
dan dapat memotong rantai terjadinya penyakit tersebut.

Selain itu, epidemiologi sangat bermanfaat untuk perencanaan dan pelayanan


kesehatan.

Menentukan Masalah Komunitas

Kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan diantaranya


penyakit, kondisi, kecelakaan, gangguan, kelainan atau kecatatan apapun yang
menyebabkan kesakitan, kematian dan masalah kesehatan yang terjadi pada
komunitas atau wilayah tertentu. Harus ditelusuri mengapa masalah tersebut
terjadi sehingga masalah dapat dicegah di lain waktu.
Melihat resiko dan pengaruhnya

Dengan menjelaskan masalah kesehatan yang terjadi, dapat pula diketahui


factor risiko yang dapat mengetahui individu dan pengaruhnya pada populasi
yang ada. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan penilaian kesehatan,
skrining kesehatan, pemeriksaan medis, dan lain sebagainya.

Menilai dan meneliti

Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan dan melihat


perkembangan masalah tersebut melalui penilaian/evaluasi dan penelitian.
Dengan demikian tenaga kesehatan mengetahui seberapa baiknya kesehatan
masyarakat termasuk pelayanan kesehatannya mengelola masalah kesehatan
yang ada di masyarakat. Selain itu dapat diketahui kebutuhan masyarakat serta
dapat mempelajari efektivitas, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, dan
ketersediaan pelayanan untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Menyempurnakan gambaran penyakit

Epidemiologi dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan/penyakit,


terutama yang berkaitan dengan man, time dan place. Salah satu kegiatannya
adalah identifikasi dan proses diagnostic untuk meyakinkan bahwa seseorang
menderita penyakit tertentu, misalnya penyakit infeksi saluran napas atas
(ISPA) oleh kuman streptokokus yang sering menyebabkan demam reumatik.

Identifikasi sindrom

Salah satu kegiatan epidemiologi juga dapat membantu memantapkan dan


menyusun criteria untuk mendefinisikan sindrom tertentu. Misalnya, AIDS,
SARS, flu burung, dan lain-lain.

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Pekerjaan epidemiologi dapat menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan


itu terjadi. Temuan-temuan epidemiologi memungkinkan untuk digunakan
dalam pengendalian, pencegahan, dan eliminasi penyakit, kecelakaan,
kecacatan, dan kematian.
2.4 Macan-macam epidemiologi

Epidemiologi terbagi menjadi dua macam yaitu epidemiologi deskriptif


dan analitik

1. Epidemiologi deskriptif

Studi epidemiologi deskriptif adalah studi epidemiologi yang bertujuan


menggambarkan pola distribusi, frekuensi penyakit, dan determinan penyakit
menurut orang, tempat, dan waktu tanpa perlu mencari jawaban mengapa faktor-
faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan itu terjadi.

Epidemiologi deskriptif menjawab pertanyaan tentang siapa (who) kelompok


masyarakat mana yang terkena masalah kesehatan, dimana (where) kejadian
tersebut terjadi, dan kapan (when) kejadian serangan tersebut. Disimpulkan bahwa
variabel epidemiologi dalam studi deskriptif adalah orang, tempat, dan waktu.

2. Epidemiologi analitik

Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada


pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinan),
besarnya masalah/kejadian(frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah
kesehatan (distribusi) dengan tujuan menentukan hubungan sebab-akibat antara
factor dan penyakit.

2.5 Ruang Lingkup Epidemiologi

Kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat,


baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun di luar bidang
kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling
berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga tidak jarang dijumpai bentuk
kegiatan yang tumpang tindih. Ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai
berikut:

Subjek dan objeknya adalah masalah kesehatan. Awalnya subjek dan


objek masalah kesehatan hanya penyakit infeksi dan menular. Sesuai
perkembangan zaman, penyakit degeneratif mulai marak dipelajari dan
sekarang banyak digunakan pada masalah-masalah kesehatan yang bukan
penyakit, sehingga dikenal dengan epidemiologi penyakit menular dan
epidemiologi penyakit tidak menular.
Masalah kesehatan yang dimaksud adalah masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok populasi/manusia, sehingga terbagi menjadi
epidemiiologi komunitas(kependudukan, lingkungan, gizi masyarakat, dll)
Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan
dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah tersebut.

2.6 Terjadinya Penyakit/Masalah Kesehatan

Beberapa konsep epidemiologi tentang penularan penyakit yang


berhubungan atau mempengaruhi segitiga epidemiologi antara lain :

1. Benda tak hidup (fomite) adalah benda yang mempunyai peran dalam
penularan penyakit. Fomite dapat berupa pensil, pulpen, gelas, gagang pintu,
pakaian, dan benda mati lainnya yang menghantarkan infeksi akibat
terkontaminasi organisme penyebab penyakit yang kemudian disentuh orang lain.

2. Vektor adalah serangga misalnya lalat, kutu, nyamuk, hewan kecil seperti
mencit, tikus tau hewan pengerat lainnya. Vektor adalah setiap makhluk hidup
selain manusia yang membawa penyakit yang menyebar dan menjalani proses
penularan penyakit.

3. Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat organik (seperti
tinja dan makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak organisme
infeksius.

4. Carier adalah tempat persinggahan organisme penyebab infeksi.

Cara penularan penyakit

Beberapa cara penularan penyakit telah diidentifikasikan, ada dua cara umum
penularan penyakit, Yaitu :
1. Penularan Langsung

Atau dikenal sebagai penularan dari orang ke orang adalah perpindahan


patogen atau agens secara langsung dan segera dari pejamu/reservoir ke
pejamu yang rentan. Contohnya seperti sentuhan kulit degan kulit, berciuman,
atau hubungan seksual.

2. Penularan tidak langsung

Terjadi ketika patogen atau agens berpindah atau terbawa melalui beberapa
item, organisme, benda atau proses perantara menuju pejamu yang rentan
sehingga menimbulkan penyakit. Penularan tidak langsung melalui beberapa
penularan berikut :

a) Penularan airborne (melalui droplet atau partikel debu)

Terjadi ketika seseorang bersin, batuk atau berbicara, memercikkan


patogen mikroskopik yang terbawa dalam droplet ke udara dan dihirup
oeh seseorang yanmg rentan yang berada di dekatnya.

b) Penularan penyakit Vektorborne

Memiliki proses mekanisme yang sederhana seperti ketika patogen


menggunakan pejamu (lalat, nyamuk, kutu, tikus) sebagai mekanisme
untuk menumpang, untuk memperoleh makanan, atau sebagai proses
perpindahan fisik untuk menyebar.

2.7 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Kesehatan

1. Pejamu (host)

Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya,
antara lain :
a.Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan
seperti penyakit alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan
darah.
b. Mekanisme pertahanan tubuh
Jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas batas tertentu beberapa
jenis menyakit akan dapat diatasi.
c. Umur
Pada saat ini banyak dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang
golongan umur tertentu misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang
banyak ditemukan pada anak anak.
d. Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu
saja misalnya tumor leher rahim ditemukan pada wanita.
e. Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit
tertentu misalnya penyakit hemofili yanglebih banyak ditemukan pada
orang barat.
f. Status perkawinan
g. Pekerjaan
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita
penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan.
h. kebiasaan hidup
Seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih mudah terkena
penyakit infeksi.

2. Bibit Penyakit

Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak hadiran
dapatmenimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.

3.Lingkungan (environment)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh pengaruhluar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme.

2.8 Pencegahan Penyakit

Dalam kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit


menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit
dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit.

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)

b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air


bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.

c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan


menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.

d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.

e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan


sosial.

f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general


and specific protection)

a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah


penyakit

b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu


burung.

c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat


kerja.

d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-


bahan racun maupun alergi.
e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)

a. Mencari kasus sedini mungkin.

b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan .


Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.

c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita


penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya
timbul dapat segera diberikan pengobatan.

d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.

e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)

a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan


tak terjadi komplikasi.

b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan


pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan


mengikutsertakan masyarakat.

b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan


memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan.

c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap


penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

2.9 Ukuran ukuran Epidemiologi

Sebelum membahas mengenai ukuran frekuensi penyakit, sebaiknya perlu


memahami mengenai ukuran dasar dari epidemiologi yaitu sebagai berikut:

Proporsi
Adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Ciri dari proporsi yaitu biasanya dinyatakan dalam persen,tidak
mempunyai satuan.
Rasio
Adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari
penyebutnya.
Rate
Adalah perbandingan suatu peristiwa dibagi dengan jumlah penduduk
yang mungkin terkena peristiwa yang dimaksud dalam waktu yang sama
yang dinyatakan dalam persen,permil, atau per 100.000

Di dalam uraian ini akan diuraikan berbagai ukuran kesakitan dan


kematian yang lazim dipakai dalam survei atau penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Ukuran dasar yang akan dibicarakan disini adalah rate. Sebelum
membahas masing-asing ukuran perlu dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk penyusunan rate dibutuhkan tiga elemen ,yakni jumlah orang yang
terserang penyakit atau yang meninggal . jumlah penduduk dari mana
penderita berasal , dan waktu atau periode di mana orang-orang terserang
penyakit.
b. Apabila pembilang terbatas pada umur atau golongan tertentu maka
penyebut juga harus terbatas pada umur atau golongan yang sama.
c. Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit
penyakit, maka penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai
resiko.
1. Incidence Rate
Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang
terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Di dalam
mempelajari incidence diperlukan penentuan waktu atau saat timbulnya
penyakit. Selain itu incidence selalu dinyatakan dalam hubungan dengan
periode waktu tertentu seperti bulan,tahun dan seterusnya.

2. Attack Rate
AR (Attack Rate)
Attack rate adalah andala angaka sinsiden yang terjadi dalam waktu yang singkat
atau dengan kata lain jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu
pada periode tertentu
Attack rate penting pada epidemiologi progresif yang terjadi pada unit epidemi
yaitu kelompok penduduk yang terdapat pada ruang lingkup terbatas, seperti
asrama, barak, atau keluarga.

3. Prevalence Rate
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan untuk:
Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit
Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan. Misalnya,
penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan ruangan
Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosa
Digunakan untuk keperluan administratif lainnya
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit.
Lamanya sakit adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu
penyakit hingga berakhirnya penyakit teresebut yaitu sembuh, kronis, atau
mati

4. PePR (Periode Prevalence Rate)


PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan
jumlah penduduk selama 1 periode
Rumus:
PePR =(P/R)k
P = jumlah semua kasus yang dicatat
R = jumlah penduduk
k = pada saat tertentu

5. PoPR (Point Prevalene Rate)


Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat pengamatan yaitu
perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah
penduduk pada saat tetentu
Rumus:
PoPR =(Po/R)k
Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat
R =jumlah penduduk
k = selama 1 perode

Point prevalensi meningkat pada :


1. Imigrasi penderita
2. Emigrasi orang sehat
3. Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk
menderita
4. Meningkatnya masa sakit
5. Meningkatnya jumlah penderita baru

Point prevalensi menurun pada :


1. Imigrasi orang sehat
2. Emigrasi penderita
3. Meningkatnya angka kesembuhan
4. Meningkatnya angka kematian
5. Menurunnya jumlah penderita baru
6. Masa sakit jadi pendek

6. Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar

Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun
per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
Rumus:

CBR = (B/P)k

B = semua kealhiaran hidup yang dicata

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.

k = konstanta(1000)

Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat


fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk

Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah

Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat

kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk

7. Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut golongan umur

Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada
golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000
penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda tahun yang sama

Rumus:

ASFR = (F/R)k

F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicata

R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama

Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi


kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada
setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran kelahiran menjadi
lebih teliti

8. Total Fertility Rate ( TFR) Angka fertilitas total

Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang
dicatat sealma 1 tahun
Rumus: TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur X k

9. Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus

CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit


tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang
menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama

Rumus: CFR = (P/T)k

P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu

T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang


sama

Perhitungan ini dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat penyakit


dengan tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi
menurut goklongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain

10. Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar

Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1 tahun
per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar
karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa memperhatikan
kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian
yang berbeda-beda.

Rumus: CDR= (D/P)k

D= jumlah keamtian yang dicata selama 1 tahun

P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama

Manfaat CDR

a) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat

b) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat

c) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi


d) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis

e) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

11. Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan
umur

Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara


jumlah kematian yang diacata selama 1 tahun padas penduduk golongan
umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada pertengaha n
tahun

Rumus: ASDR= (dx/px)k

dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x

px = jumlah penduduk pada golonga umur x pada pertengahan tahun yang


sama

k = Konstanta

Manfaat ASDR sebagai berikut:

1. untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat


dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur

2. untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah

3. untuk menghitung rata-rata harapan hidup

12. Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita

Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi


dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita
yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang
sama

Rumus: UFMR = (M/R)k

M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun

R = Penduduk balita pada tahun yang sama


Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan
masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk
sataus keseahtan bayi dan anak

13. Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal

Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian
Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama

Rumus: NMR = (d1/ B)k

di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari

B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama

Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;

1. untuk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal

2. Untuk mengetahui program Imuninsasi

3. Untuk pertolongan persalina

4. untuk mengetahui penyakit infeksi

14. Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal

Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan


pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian
bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000
kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.

Rumus: PMR = (P+M/R)k

P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur


28 minggu

M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har


R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.

Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan


keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi

Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:

Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah

Status gizi ibu dan bayi

Keadaan sosial ekonomi

Penyakit infeksi terutama ISPA

Pertolongan persalinan

15. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang


berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Rumus: IMR = (d0 /B)k

d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun

B = Jumlah lahir hidup pada thun yang sama

Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikit:

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan


masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi

2. Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal

3. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil

4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan


Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB)

5. untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi


16. Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi


kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Rumus: MMR = (I/T)k

I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan,


dan masa nifas

T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada:

Sosial ekonomi

Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas

Pelayanan terhadap ibu hamil

Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

2.10 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari epidemiologi adalah:

1. Merumuskan hipotesa

Adapun yang dimaksudkan hipotesa disini adalah suatu formulasi konsep


yangmengandung uraian tentang faktor-faktor yang diperkirakan berperan sebagai
penyebab ditemukannya frekuensi,penyebaran ataupun masalah kesehatan.
Rumusan hipotesa ini dapat dilakukan dengan mengkaji berbagai data ataupun
fakta tentang masalah kesehatan yang tersedia. Jika keterangan tersebut dimiliki,
maka perumusan hipotesa tidak sulit dilakukan.

2. Menguji Hipotesa

Pengujian ini dilakukan dalam bentuk melakukan penelitian epidemiologi


analitik.
3. Menari kesimpulan

Pada dasarnya kesimpulan yang dirumuskan menyangkut hubungan sebab-


akibat. Adapun yang dimaksud sebab disini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi sedangkan akibat ialah keadaan tentang masalah kesehatan yang
sedang dipelajari.
BAB III KESIMPULAN

Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada,


Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat atau penduduk.

Epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan determinan


penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi, serta penerapannya untuk
pengendalian masalah-masalah kesehatan. (CDC, 2002; Last 2001, Gordis 2000).

Tujuan dan manfaat dari epidemiologi adalah sebagai berikut:

Mempelajari Riwayat Alamiah Penyakit


Menentukan masalah komunitas
Melihat resiko dan pengaruhnya
Menilai dan meneliti
Menyempurnakan gambaran penyakit
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai berikut:

Subjek dan objeknya adalah masalah kesehatan. Awalnya subjek dan


objek masalah kesehatan hanya penyakit infeksi dan menular. Sesuai
perkembangan zaman, penyakit degeneratif mulai marak dipelajari dan
sekarang banyak digunakan pada masalah-masalah kesehatan yang bukan
penyakit, sehingga dikenal dengan epidemiologi penyakit menular dan
epidemiologi penyakit tidak menular.
Masalah kesehatan yang dimaksud adalah masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok populasi/manusia, sehingga terbagi menjadi
epidemiiologi komunitas(kependudukan, lingkungan, gizi masyarakat, dll)
Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan
dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo,Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:

Rineka Cipta

Emy Rianti,dkk.2009.Epidemiologi dalam Kebidanan.Jakarta: Trans Info Media

Rajab,Wahyudin.2009.Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.Jakarta:

Kedokteran EGC.

http://ekaakbidbup.blogspot.com/2009/08/makalah-tentang-epidemiologi.html

Budiarto, Eko. 2003.Pengantar Epidemiologi.Jakarta: penerbit buku kedokteran

EGC.

Bustan Mn. 2002. Pengantar epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

http://ridwanamiruddin.com/2011/03/15/pendekatan-epidemiologi-genetik-dalam-
penanggulangan-bblr-bayi-berat-lahir-rendah-di-indonesia/

http://astyimoet.blogspot.com/2011/06/pendekatan-epidemiologi.html

http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/peranan-dan-manfaat-epidemiologi/

https://sites.google.com/site/kesbidmasy/epidemiologi

Azwar,Azrul.2003.Pengantar epidemiologi.Jakarta:binarupa aksara.

http://ilmu-asuhan-kebidanan.blogspot.com/2009/07/epidemiologi-dalam-pelayanan-
kebidanan.html

Situs : http://www.geocities.com/klinikikm/epidemiologi/metode.htm

http://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/24/ukuran-ukuran-epidemiologi/

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2269162-
ukuran-ukuran-epidemiologi/

Anda mungkin juga menyukai