Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah komunitas yang di berikan oleh
Dosen pengajar. penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi
Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN .......................................................................................
1. Definisi .......................................................................................... 5
1. Demensia ...................................................................................... 7
2. Ansietas ........................................................................................ 8
3. Depresi .......................................................................................... 9
4. Insomnia....................................................................................... . 9
5. Paranoid ........................................................................................ 10
7. Lonelynes .................................................................................... 13
C. PENUTUP
Saran ...................................................................................................... .. 16
DAFTAR PUSTAK..........................................................................................
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan
mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat
mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang
menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung
secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan
dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui
kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam
menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak
mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439).
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan di alami oleh semua orang
karunianya usia panjang, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat
kejadiannya (Arya, 2008).
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun
kesehatan jiwa secara khusus pada lansia
Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh.
Pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat lansia berusaha
menuntun generasi berikut (anak dan cucunya) berdasarkan sudut pandangnya.
3
Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali
masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna (Anonim, 2006).
Perubahan psikososial lansia adalah perubahan yang meliputi pencapaian
keintiman, generatif dan integritas yang utuh.
TUJUAN
1. Tujuan umum
Mengetahui dan mempelajari tentang perubahan psikososial dan soial kultural
pada lansia.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang konsep teori lansia
b. Mengetahui tentang teori perubahan psikososial pada lansia
c. Mengetahui tentang masalah Dimensia, Ansietas, Depresi, Insomnia,
Paranoid, post power syndrome pada lansia.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep lansia
1. Definisi usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia ( Budi Anna Kaliat, 1999)
2. Klasifikasikan Lansia
Klasifikasikan berikut ini adalah lima klasifikasikan pada lansia
a) Pralansia ( prasinilis)
Seseorang yang berusia antar 45-59 tahun
b) Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c) Lansia resiko tinggi
Seorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dengan masalh kesehatan
d) Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang/jasa
e) Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung
pada bantuan orang lain.
3. Karakteristik lansia
Menurut Budi Anna Kaliat (1999) ,lansia memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a) Berusia lebih dari 60 tahun ( sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan)
b) Kebutuhan dan masalah yang barvariasi dari rentang sehat sampai sakit,
dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaftif
hingga kondisi maladaptif.
c) Lingkunagn tempat tinggal yang bervaliasi.
5
4. Tipe lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya( Nugroho,2000)
Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikaan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sedarhana,
darmawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b) Tipe mandiri
Mengaganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan
c) Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menetang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut
d) Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan
melakukan pekerjaan apa saja
e) Tipe bingung
Kaget, kehilangan keperibadian, mengasingkan diri, minder, menyesal
pasif, dan acuh tak acuh
6
B. Konsep perubahan psikososial dan sosial kultural pada lansia
Perubahan psikososial dan sosial kultural pada lansia
1. Demensia
Demiensia senilis merupakan gangguan mental yang berlangsung progresif,
lambat, dan serius yang disebabkan oleh kerusakan organik jaringan otak.
Berdasarkan penyebabnya, demensia dibagi menjadi tiga jenis
Demensia Alzheimer yang menyebabkan adalah kerusakan otak yaang
tidak di ketahui
Demensia veskuler yang penyebabnya adalah kerusakaan otak karena
stroke yang multipel
Demensia lain yang penyebabnyan adalah kekurangan vitamain B12 dan
tumor otak.
Tindakan yang dapat dilakukan pada lansia dengan demensia adalah sebagaai
berikut:
7
Upayakan lansia tersebut dapat mempertahankan kegiatan sehari-hari
secara optimal
Bantu daya perkenalan terhadap wa ktu, tmepat , dan orang dengan sering
mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan kejadian dan hal
yang pernah terjadi.
2. Ansietas ( kecemasan)
Gejala-gejala kecemasan yang dialami oleh lansia adalah sebagai berikut:
Perasaan khawatir atau takuta yang tidak rasional akan kejadian yang
akan terjadi
Sulit tidur sepanjaang malam
Rasa tegang dan cepat marah
Sering mengeluah akan gejala ringan ataau takut/ khawatir terhadap
penyakit yang berat, misalnya kanker dan penyakit jantung yang
sebebarnya tidak dideritanya.
Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan
Rasa panik terhada masalah yang ringgan
Tindakan yang mengatasi kecamasan pada lansia adalah sebagai berikut:
Cobalah untuk mendapatkan dukungan keluaraga denagn rasa kasih
sayaang
Bicarakan tentang rasa khawatir lansia dan cobalah untuk menentuakan
penyebab yang mendasar ( dengan memandang lansia secara holistik)
Cobalah untuk mangalihkan penyebab dan berikan rasa aman dengan
penuh emapati
Bila penyebabnya tidak jelas dan mendasar, berikan alasan-alaasan yang
dapat di terima olehnya.
Konsultasi dengan dokter bila penyebabnya tidak dengan ditentukan
atau bila telah dicoba denagn berbagai cara tetapi gejala menetap.
8
3. Depresi
Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling sering di dapatkan
pada lansia.
Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:
Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun sangat pagi yang
bukan merupakan kebiasaannya sehari-hari
Sering kelelahan,lemas, dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari-hari
Kebersihan dan kerapihan diri sering diabaikan
Cepat sekali menjadi marah atau tersinggung
Daya konsentrasi berkurang pada pembicaraan sering disertai topik yang
berhubungan dengan rasa pesimis atau perasaan putus asa
Berkurang atau hilangnya nafsu makan sehingga berat badan menurun
secara cepat
Kadang-kadang dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk bunuh
diri
Cacat fisik atau mental seperti stroke atau demensia, sehingga menjadi
sangat bergantung pada orang lain
Suasana duka cita
Meninggalnya pasangan hidup
4. Insomnia
Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah, yang terkadang dapat
mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain yang tinggal serumah.
Perubahan pola tidur dapat berupa tidak bisa tidur sepanjang malam dan sering
terbangun pada malam hari, sehingga lansia melakukan kegiatan pada malam
hari. Bila halini terjadi, carilah penyebab dan jalan keluarga sebaik-baiknya
Penyebab insomnia pada lansia adalah sebagai berikut:
Kurangnya kegaitan fisik dan mental sepanjang hari sehingga mereka masih
samangat sepnjang malam
9
Tidur sebentar-sebentar sepanjang hari
Gangguan cemas dan depresi
Tempat tidur dan suasana kamar kurang nyaman
Sering berkemih pada waktu malam karena banyak minum pada malam hari
Infeksi saluran kemih
5. Paranoid
Lansia terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam mereka,
membicarakan, serta berkomplot ingin melukai atau mencuri barang miliknya
Bla kondisi ini berlangsung lama dan tidak ada dasarnya, hal ini merupakan
kondisi yang di sebut paranoid.
Gejala-gejalanya antara lain:
Perasaan curiga dan memusushi anggota keluarga, teman-teman, atau orang-
orang disekelilingnya
Lupa akan barang-barang yang disampingnya kemudian menuduh orang-
orang di sekelilingnya mencuri atau menyembunyikan barang miliknya.
Paranoid dapat merupakan manifestasi dari masalah lain, seperti depreesi
dan rasa marah yang ditahan.
10
orang pada usia mendekati pensiun. Selalu ingin mengungkapkan betapa begitu
bangga akan masa lalunya yang dilaluinya dengan jerih payah yang luar biasa.
a. Gejala fisik: tampak kuyu, terlihat lebih tua, tubuh lebih lemah dan sakit-
sakitan.
b. Gejala emosi mudah tersinggunng, pemurung, senang menarik diri dari
pergaulan, atau sebaliknya cepat marah untuk hal-hal kecil, tak suka disaingi
dan tak suka dibantah.
c. Gejala perilaku: pendiam, pemalu, atau justru senang berbicara mengenai
kehebatan dirinya di masa lalu, mencela, mengkritik, tak mau kalah, dan
menunjukkan kemarahan baik di rumah maupun di tempat umum.
11
Pada beberapa kasus, post-power syndromeyang berat diikuti oleh gangguan
jiwa seperti tidak bisa berpikir rasional dalam jangka waktu tertentu, depresi
yang berat, atau pada karakter kepribadian introvert.
Langkah pencegahan
Menurut para ahli psikologi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya post-power syndromepada diri individu, yaitu:
7. Lonelyness ( kesepian)
a. Definisi Kesepian
Kesepian sebagai suatu reaksi emosional dan kognitif karena memiliki
hubungan sosial yang lebih sedikit dan kurang memuaskan dibandingkan
yang diinginkannya.
Menurut Bruno (dalam Dayakisni, 2003), kesepian dapat berarti suatu
keadaan mental dan emosional yang terutama dicirikan oleh adanya
perasaan-perasaan terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna
dengan orang lain.
Definisi yang hampir sama juga diberikan oleh Peplau & Perlman (dalam
Brehm, 2002) yang mengatakan bahwa kesepian itu merupakan perasaan
kekurangan dan ketidakpuasan karena adanya kesenjangan antara hubungan
sosial yang kita inginkan dengan hubungan sosial yang kita miliki. Menurut
Taylor, Peplau & Sears (2000) kekurangan ini dapat bersifat kuantitatif,
misalnya seseorang tidak memiliki seorang temanpun ataupun sedikit teman
dibandingkan yang diinginkannya. Atau kekurangan tersebut dapat bersifat
kualitatif misalnya seseorang yang merasa bahwa hubungan sosial yang
dibinanya hanya bersifat seadanya saja (superficial) atau dirasakan kurang
memuaskan dibandingkan yang diinginkannya.
13
b. Tipe-tipe Kesepian
Menurut Weiss (dalam Weiten & Llyod, 2006) ada dua tipe kesepian,
yaitu:
1) Kesepian sosial
Dalam kesepian sosial, seseorang merasa tidak puas dan kesepian karena
mereka tidak memiliki hubungan pertemanan ataupun kenalan.
2) Kesepian emosional
Dalam kesepian emosional, seseorang merasa tidak puas dan kesepian
karena mereka tidak memiliki suatu hubungan yang mendalam dengan
orang lain, atau karena tidak adanya partner intim.
Berdasarkan sifat kemenetapannya, Shaver dkk. (dalam Deaux, Dane,
Wrightsman, 1993) membedakan 2 tipe kesepian, yaitu:
1) Trait loneliness, yaitu kesepian yang cenderung menetap (stable
pattern), sedikit berubah, dan biasanya dialami oleh orang-orang yang
memiliki self-esteem yang rendah dan memiliki sedikit interaksi sosial
yang berarti.
2) State loneliness, yaitu kesepian yang bersifat temporer (sementara),
biasanya disebabkan oleh pengalaman-pengalaman dramatis dalam
kehidupan seseorang.
14
3. Chronic loneliness (kesepian menahun), merupakan suatu kondisi yang
menyerang orang-orang yang tidak bisa puas terhadap jaringan
interpersonalnya selama bertahun-tahun.
Pada seorang janda yang ditinggal mati pasangannya, yang terjadi adalah
kesepian emosional karena suami yang menjadi partner intimnya tidak ada lagi,
dimana kesepian tersebut bersifat temporer dan berdasarkan durasinya maka
kesepian yang dialaminya adalah kesepian transisi. Sears et al. (1999)
mengatakan bahwa kesepian akibat berpisah dengan orang yang kita cintai
dapat membangun suatu reaksi emosional seperti kesedihan, kekecewaan,
bahkan rasa geram yang membuat seseorang marah pada lingkungan dan juga
pada dirinya sendiri.
c. Penyebab Kesepian
Ada beberapa alasan mengapa kita merasa tidak puas atas hubungan yang
kita miliki. Rubenstein dan Shaver (dalam Brehm, 2002) menyimpulkan
beberapa alasan yang banyak dikemukakan oleh orang-orang yang
merasakan kesepian, yaitu:
a) Tidak terikat: tidak memiliki pasangan (suami atau istri); tidak memiliki
partner seksual; berpisah dengan pasangan (suami atau istri) atau
kekasih.
b) Terasing: merasa berbeda; tidak dimengerti; tidak dibutuhkan; tidak
memiliki teman dekat.
c) Sendirian: pulang ke rumah tanpa ada orang di rumah; selalu sendirian
d) Isolasi yang dipaksakan: dikurung di rumah; dirawat inap di rumah
sakit; tidak adanya transportasi.
e) Dislocation: jauh dari rumah; memulai pekerjaan atau sekolah baru;
terlalu sering pindah; sering bepergian.
15
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Dikebudayaan dewasa ini, dimana efisiensi, kekuatan, kecepatan dan kemenarikan
bentuk fisik sangat dihargai, mengakibatkan orang lansia yang sering dianggap
tidak ada gunanya lagi. Karena mereka tidak dapat bersaing dengan orang-orang
yang lebih muda dalam berbagai bidang tertentu dimana kriteria nilai sangat
diperlukan, dan sikap sosial terhadap merrka tidak mrenyenangkan.
D. SARAN
Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa dalam mempelajari tentang gerontik khususnya perubahan psikososial
dan sosial kultural pada lansia.
16