Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

( PENGKAJIAN, ANALISA DATA, DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI )


PADA LANSIA DENGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL

MENARIK DIRI

OLEH :
KELOMPOK 5

1. PUTRI SEPRIANI NAATONIS


2. RICHARD ORTEGA ADU
3. SELSIA NINI SOARES FEREIRA
4. TEOFILO BASILIO PINTO
5. MAURO BOSA
6. FERNILIA I. CONCEICAO SOARES

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur tuhan yang maha esa atas berkat danrahmat-Nya, sehinga kami dapat
menelesaikan tugas “ASUHAN KEPERAWATAN ( PENGKAJIAN, ANALISA DATA,
DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI ) PADA LANSIA DENGAN
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL MENARIK DIRI” ini selesaikan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari
teman-teman semua kelompok yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan

2
DAFTAR ISI :

COVER................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI :......................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Definisi..................................................................................................................................6
2.2 Etiologi..................................................................................................................................6
2.3 Faktor Predisposisi..............................................................................................................6
2.4 Faktor Presifitasi.................................................................................................................7
2.5 Tanda dan Gejala................................................................................................................7
2.6 Karakteristik Perilaku........................................................................................................8
2.7 Permasalahan.......................................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................................11
3.1 Pengkajian..........................................................................................................................11
3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................................13
3.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................................13
3.4 Evaluasi Keperawatan.......................................................................................................15
BAB IV...............................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16
4.2 Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan
jiwa secara khusus pada lansia. Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam
masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang
merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan
masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-
lain. Timbulnya perhatian pada orang-orang usia lanjut dikarenakan adanya sifat-sifat
atau faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kehidupan pada usia lanjut.
Lansia merupakan salah satu fase kehidupan yang dialami oleh individu yang berumur
panjang. Lansia tidak hanya meliputi aspek biologis, tetapi juga psikologis dan sosial.
Perubahan yang terjadi pada lansia dapat disebut sebagai perubahan `senesens` dan
perubahan ’senilitas’. Perubahan `senesens’ adalah perubahan-perubahan normal dan
fisiologik akibat usia lanjut. Perubalian ’senilitas’ adalah perubahan¬-perubahan
patologik permanent dan disertai dengan makin memburuknya kondisi badan pada usia
lanjut. Sementara itu, perubahan yang dihadapi lansia pada amumnya adalah pada bidang
klinik, kesehatan jiwa dan problema bidang sosio ekonomi. Oleh karma itu lansia adalah
kelompok dengan resiko tinggi terhadap problema fisik dan mental.
Proses menua pada manusia merupakan fenomena yang tidak dapat
dihindarkan.Seinakin baik pelayanan kesehatan sebuah bangsa makin tinggi pula harapan
hidupmasyarakatnya dan padan gilirannya makin tinggi pula jumlah penduduknya yang
berusialanjut. Demikian pula di Indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari psoses menua ?
2. Pergertian dari menarik diri ?
3. Pergertian faktor predisposis dan faktor presipitasi ?
4. Pengetahuan dalam tanda dan gejala, rentang respon dan karakteristik perilaku ?

1.3 Tujuan
Mahasiswa/i dapat menjelaskan mengenai Asuhan keperawatan pada lansia dengan
perubahan psikososial Menarik Diri.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Menarik diri adalah penilaian yang salah tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri pencapaian ideal diri /cita-cita /harapan
langsung menghasilkan perasaan berharga .Harga diri dapat diperoleh melalui
penghargaan diri sendiri maupun dari orang lain.Perkembangan harga diri juga
ditentukan oleh perasaan diterima,dicintai,dihormati oleh orang lain,serta keberhasilan
yang pernah dicapai individu dalam hidupnya. Isolasi adalah keadaan dimana individu
atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk
meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak.
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam. Seseorang dengan perilaku
menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia
kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan,
pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara
spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak
ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain.

2.2 Etiologi
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, yang ditandai dengan
adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan
hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang, dan juga dapat mencederai
diri.

2.3 Faktor Predisposisi


Perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang dapat mengakibatkan
individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap
hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan
keinginan dan merasa tertekan. Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan

6
gangguan alam perasaan yang parah. Teori ini menunjukkan rentang faktor-faktor
penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam kombinasi.
a) Faktor genetik, dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan efektif melalui
riwayat keluarga atau keturunan.
b) Teori agresi menyerang kedalam menunjukkan bahwa depresi terjadi karena
perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri.
c) Teori kehilangan objek, merujuk kepada perpisahan traumatik individu dengan
benda atau yang sangat berarti.
d) Teori organisasi kepribadian, menguraikan bagaimana konsep diri yang negatif
dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang
terhadap sesuatu
e) Model kognitif menyatakan bahwa defresi, merupakan masalah kognitif yang
didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri seseorang, dunia
seseorang, dan masa depan seseorang.

2.4 Faktor Presifitasi


Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas
keluarga dan berpisah karena meninggal dan faktor psikologis seperti berpisah dengan
orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti
dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri
dari lingkungan.

2.5 Tanda dan Gejala


a) Apatis, ekspresi, afek tumpul.
b) Menghindar dari orang lain (menyendiri) klien tampak memisahkan diri dari orang
lain.
c) Komunikasi kurang atau tidak ada.
d) Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
e) Berdiam diri di kamar/tempat berpisah – klien kurang mobilitasnya.
f) Menolak hubungan dengan orang lain – klien memutuskan percakapan atau pergi
jika diajak bercakap-cakap.
g) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah
tangga sehari-hari tidak dilakukan.

7
2.1 Rentang Respon
a) Menyendiri (solitude) merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya.
b) Otonomi merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide-ide pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
c) Bekerjasama (mutualisme) adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal
dimana individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
d) Saling tergantung (interdependen) adalah suatu kondisi saling tergantung antara
individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
e) Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseoramg menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
f) Tergantung (dependen) terjadi bila seseorang gagal mengambangkan rasa percaya
diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
g) Manipulasi merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang
menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina
hubungan sosial secara mendalam.
h) Curiga terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya dengan orang lain.
Kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan tanda-tanda cembru, iri hati,
dan berhati-hati. Perasaan induvidu ditandai dengan humor yang kurang, dan
individu merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa emosi.

2.6 Karakteristik Perilaku


 Gangguan pola makan : tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
 Berat badan menurun atau meningkat secara drastis.
 Kemunduran secara fisik.
 Tidur berlebihan.
 Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
 Banyak tidur siang.
 Kurang bergairah.
 Tidak memperdulikan lingkungan.
 Kegiatan menurun.
 Immobilisasai.

8
 Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang).
 Keinginan seksual menurun.

2.7 Permasalahan
Berbagai permasalahan sosial yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan Lanjut
Usia, antara lain sebagai berikut:
1. Permasalahan Umum
 Masih besarnya jumlah Lajut Usia yang berada dibawah garis kemiskinan.
 Makin melemahnya nilai kekerabatan, sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dan dihormati, berhubung terjadi
perkembangan pola kehidupan keluarga yang secara fisik lebih mengarah pada
bentuk kelurga kecil.
 Lahirnya kelompok masyarakat industri, yang memiliki ciri kehidupan yang lebih
bertumpu kepada individu dan menjalankan kehidupan berdasarkan perhitungan
untung rugi, lugas dan efisien, yang secara tidak langsung merugikan
kesejahteraan lanjut usia.
 Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia
dan masih terbatasnnya sarana pelayanan dan fasilitas khusus bagi lanjut usia
dengan berbagai bidang pelayanan pembinaan kesejahteraan lanjut usia.
 Belum membudaya dam melembaganya kegiatan pembinaan kesejateraan lanjut
usia.
2. Permasalahan Khusus
Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1998), berbagai permasalahan
khusus yang berkaitan dengan kesejahteraan lanjut usia adalah sebagai berikut:
 Berlangsungnya proses menjadi tua, yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,
mental maupun sosial. Mundurnya keadaan fisik yang menyebabkan penuaan
peran sosialnya dan dapat menjadikan mereka lebih tergantung kepada pihak lain.
 Berkurangnya integrasi sosial Lanjut Usia, akibat produktivitas dan kegiatan
Lanjut Usia menurun. Hal ini berpengaruh negatif pada kondisi sosial psikologis
mereka yang merasa sudah tidak diperlukan lagi oleh masyarakat lingkungan
sekitarnya.

9
 Rendahnya produktivitas kerja lanjut usia dibandingkan dengan tenaga kerja
muda dan tingkat pendidikan serta ketrampilan yang rendah, menyebabkan
mereka tidak dapat mengisi lowongan kerja yang ada, dan terpaksa menganggur.
 Banyaknya lanjut usia yang miskin, terlantar dan cacat, sehingga diperlukan
bantuan dari berbagai pihak agar mereka tetap mandiri serta mempunyai
penghasilan cukup.
 Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah kepada tatanan masyarakat
individualistik, sehingga Lanjut Usia kurang dihargai dan dihormati serta mereka
tersisih dari kehidupan masyarakat dan bisa menjadi terlantar. Di samping itu
terjadi pergeseran nilai budaya tradisional, dimana norma yang dianut bahwa
orang tua merupakan bagian dari kehidupan keluarga yang tidak dapat dipisahkan
dan didasarkan kepada suatu ikatan kekerabatan yang kuat, dimana orang tua
dihormati serta dihargai, sehingga seseorang anak mempunyai kewajiban untuk
mengurus orang tuanya. Di pihak lain, dapat terjadi sebagian generasi muda
beranggapan bahwa para lanjut usia tidak perlu lagi aktif dalam urusan hidup
sehari-hari. Hal ini akan memperburuk integrasi sosial para lanjut usia dengan
masyrakat lingkungannya, sehingga dapat terjadi kesenjangan antara-generasi tua
dan muda.

10
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama, tangggal
MRS, informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.
2. Orang-orang terdekat
Status perkawinan, kebiasaan pasien di dalam tugas-tugas keluarga dan fungsi-
fungsinya, pengaruh orang terdekat, proses interaksi dalam keluarga.
3. Kultural
Latar belakang etnis, tingkah laku mengusahakan kesehatan (sistem rujukan
penyakit), nilai-nilai yang berhubungan dengan kesehatan dan keperawatan, faktor-
faktor kultural yang dihubungkan dengan penyakit secara umum dan respons terhadap
rasa sakit, kepercayaan mengenai perawatan dan pengobatan.
4. Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi kurang
atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain, tidak
melakukan kegiatan sehari – hari , dependen.
5. Faktor predisposisi
Kehilangan, perpisahan ,harapan orang tua yang tidak realistis ,kegagalan /frustasi
berulang, tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma
yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami ,putus
sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan ,dituduh
KKN, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/
perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
6. Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan keluhafisik
yang dialami oleh klien.
7. Aspek Psikososial
a) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b) Konsep diri

11
 Citra tubuh : Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahantubuh , persepsi negatip tentang tubuh.
Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang ,mengungkapkan keputus asaan,
mengungkapkan ketakutan.
 Identitas diri : Ketidakpastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan
dan tidak mampumengambil keputusan
 Peran : Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua , putussekolah, PHK
 Ideal : Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yangterlalu tinggi.
 Harga Diri : Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri , gangguanhubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri,
dan kurang percaya diri
c) Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga sosialdengan
orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
d) Kenyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)
 Status Mental : Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak
mata , kurang dapatmemulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang
mampu berhubungan dengaorang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan
kurang berharga dalam hidup.
 Kebutuhan Persiapan Pulang :
1. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
2. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,
membersikandan merapikan pakaian.
3. Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi  
4. Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan
diluar rumah
5. Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar
 Mekanisme kopingm : Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang oranglain ( lebih sering menggunakan koping
menarik diri)
 Askep Medik

12
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons baik aktual
maupun potensial (Stuart and Sundeen, 1995).
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari pengkajian
adalahs ebagai berikut  :
• Isolasi sosial : menarik diri
• Gangguan konsep diri: harga diri rendah
• Resiko perubahan sensori persepsi
• Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada orang lain
• Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
• Intoleransi aktifitas.
• Kekerasan resiko tinggi

1. Harga diri rendah berhubungan dengan merasakan/mengantisipasi kegagalan


pada peristiwa-peristiwa kehidupan.
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan sistem
saraf;kehilangan memori; ketidakseimbangan tingkah laku adaptif dan
kemampuanmemecahkan masalah.
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional/maturasional.
4. Ketidakpatuhan berhubungan dengan sistem penghargaan pasien;
keyakinankesehatan,nilai spiritual, pengaruh kultural.

3.3 Intervensi Keperawatan


1. Intervensi Diagnosa 1:
a. Dorong pengungkapan perasaan, menerima apa yang dikatakannya.
Rasionalnya: membantu pasien/orang terdekat untuk memulai menerima
perubahan dan mengurangi ansietas mengenai perubahan fungsi/gaya hidup.
b. Bantu pasien dengan menjelaskan hal-hal yang diharapkan dan hal-hal tersebut
mungkin di perlukan untuk dilepaskan atau dirubah.

Rasionalnya: memberi kesempatan untuk mengidentifikasi kesalahan konsep


dan mulai melihat pilihan-pilihan; meningkatkan orientasi realita.
c. Berikan informasi dan penyerahan ke sumber-sumber komunitas.

13
Rasionalnya: memungkinkan pasien untuk berhubungan dengan grup yang
diminati dengan cara yang membantu dan perlengkapan pendukung, pelayanan
dan konseling.
2. Intervensi Diagnosa 2:
a. Kaji munculnya kemampuan koping positif, misalnya penggunaan teknik
relaksasi keinginan untuk mengekspresikan perasaan.
Rasionalnya: jika individu memiliki kemampuan koping yang berhasil
dilakukan dimasa lampau, mungkin dapat digunakan sekarang untuk mengatasi
tegangan dan memelihara rasa kontrol individu.
b. Perbaiki kesalahan konsep yang mungkin dimiliki pasien
Rasionalnya: membantu mengidentifikasi dan membenarkan persepsi realita dan
memungkinkan dimulainya usaha pemecahan masalah.
3. Intervensi diagnosa 3:
a. Pahami rasa takut/ansietas
Rasionalnya: perasaan adalah nyata dan membantu pasien untuk terbuka
sehingga dapat mendiskusikan dan menghadapinya.
b. Kaji tingkat realita bahaya bagi pasien dan tingkat ansietas.
Rasionalnya: respon individu dapat bervariasi tergantung pada pola kultural
yang dipelajari. Persepsi yang menyimpang dari situasi mungkin dapat
memperbesar perasaan.
c. Dorong pasien untuk berbicara mengenai apa yang terjadi saat ini dan apa yang
telah terjadi untuk mengantisipasi perasaan tidak tertolong dan ansietas.
Rasionalnya: menyediakan petunjuk untuk membantu pasien dalam
mengembangkan kemampuan koping dan memperbaiki ekuilibrium.
4. Intervensi diagnosa 4:
a. Tentukan kepercayaan kultural, spiritual dan kesehatan.
Rasionalnya: memberikan wawasan mengenai pemikiran/faktor-faktor yang
berhubungan dengan situasi individu. Kepercayaan akan meningkatkan persepsi
pasien tentang situasi dan partisipasi dalam regimen keperawatan.
b. Kaji sistem pendukung yang tersedia bagi pasien.

Rasionalnya: adanya keluarga/orang terdekat yang memperhatikan/peduli dapat


membantu pasien dalam proses penyembuhan.

14
3.4 Evaluasi Keperawatan
1. Pasien mampu mengindetifikasi adanya kekuatan dan pandangan diri sebagai orang
yang mampu mengatasi masalahnya.
2. Pasien mampu menunjukkan kewaspadaan dari koping pribadi/kemampuan
memecahkan masalahnya.
3. Pasien mampu melakukan relaksasi dan melaporkan berkurangnya ansietas ke
tingkat tinggi yang dapat diatasi.
4. Pasien dapat menunjukkan pengetahuan yang akurat akan penyakit dan pemahaman
regimen pengobatan.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Menarik diri adalah penilaian yang salah tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri pencapaian ideal diri
/cita-cita /harapan langsung menghasilkan perasaan berharga .Harga diri dapat
diperoleh melalui penghargaan diri sendiri maupun dari orang lain.Perkembangan
harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima,dicintai,dihormati oleh orang
lain,serta keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya.

4.2 Saran
1. Mengingat kondisi psikososial lansia yang tidak berbeda di antara lokasi
pemukiman, maka lansia dapat tinggal di mana saja asalkan tetap mendapatkan
perhatian atau dukungan, baik dari keluarga, masyarakat maupun pemerintah.
2. Dapat dibentuk wadah tempat lansia bersosialisasi bersama peer groupnya. Untuk
meningkatkan aktifitas fisik dan perilaku kesehatan, hendaknya difasilitasi dengan
memberi kesejahteraan berupa dukungan moril dan sprituil kepada kelompok lansia
berupa perbaikan ekonomi, kesehatan, transportasi, dan perumahan serta
memberikan gizi yang baik dan obat-obatan untuk mencegah terjadinya penyakit
yang bisa mempercepat proses penuaa.
3. Menghindari sikap menarik diri sebagai lansia.
4. Mengembangkan perspektif yang lebih jelas mengenai hidup lansia.
5. Menggantikan kepuasan-kepuasan yang hilang.
6. Mengembangkan hubungan yang bermakna.

16
DAFTAR PUSTAKA

Setiabudhi, Tony dan Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi: Tinjauan dari


Berbagai Aspek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

E. Doenges, Marilyon. dkk. 1919. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai