Anda di halaman 1dari 17

UPAYA PENYEMBUHAN PENDERITA GANGGUAN KESEHATAN JIWA PADA

USIA REMAJA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Psikologi Manajemen

Disusun oleh :

Rika Malia (2201400371)

Thiara Amalia Fadly (2201400374)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LABUHANBATU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala hidayah dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah berjudul “Upaya Penyembuhan
Penderita Gangguan Jiwa pada Usia Remaja”. Karya ilmiah ini adalah salah satu tugas
Psikologi Manajemen.
Adapun tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan tentang materi yang disajikan. Pada kesempatan ini, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam proses
pembuatan karya ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka
dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Semoga
dengan adanya karya ilmiah ini, dapat memberikan sedikit pemahaman tentang Mental
Illness atau gangguan kesehatan jiwa, agar memberi dampak positif serta bermanfaat bagi
banyak pihak.

Bagan Batu, April 2023

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... ii


Daftar Isi .............................................................................................. iii

BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........ ............................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mental Ilness .................................................................... 6
2.2 Penyebab Mental Ilness ................................................................. 6
2.3 Jenis-jenis Mental Ilnes.................................................................. 8
2.4 Gejala-gejala Mental Ilness............................................................ 13
2.5 Hasil Penelitian .............................................................................. 14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................... 16
3.2 Saran .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola perilaku yang secara klinis
terkait dengan distress (penderitaan) dan menimbulkan disabilitas pada satu atau lebih fungsi
kehidupan manusia. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual. Secara umum, gangguan fungsi jiwa yang dialami seorang individu dapat
terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi, dan aktifitasnya sehari-hari.
Saat ini, lebih dari sepertiga orang dari sebagian besar negara di dunia melaporkan masalah
pada satu waktu dalam kehidupan mereka yang memenuhi kriteria pada salah satu tipe umum
dari gangguan jiwa.
Namun, makna gangguan jiwa disini bukan berarti penyakit orang gila, seperti
kebanyakan orang pikir. Gangguan kesehatan jiwa juga bisa terjadi pada siapa saja. Pada
umumnya, mayoritas penderita gangguan jiwa adalah orang dewasa, karena pada masa
tersebut, manusia mengalami masa yang sulit. Namun, ternyata, anak-anak pada usia remaja
juga memiliki kemungkinan mengalami gangguan jiwa.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan adanya upaya penyembuhan bagi para
penderita gangguan jiwa. Oleh karena itu, kami membuat karya ilmiah dengan judul “Upaya
Penyembuhan Penderita Gangguan Jiwa pada Usia Remaja”. Mengacu pada hukum tentang
kesehatan jiwa, yaitu UUD No. 3, Tahun 1966 Bab 2 Pasal tentang Pemeliharaan Kesehatan
Jiwa sebagai berikut:

Dalam bidang kesehatan jiwa usaha-usaha Pemerintah meliputi:

1.Memelihara kesehatan jiwa dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.


2.Menggunakan keseimbangan jiwa dengan menyesuaikan penempatan tenaga selaras
dengan bakat dan kemampuannya.
3.Perbaikan tempat kerja dan suasana kerja dalam perusahaan dan sebagainya sesuai dengan
ilmu kesehatan jiwa.

4
4.Mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat.
5.Usaha-usaha lain yang dianggap perlu oleh Menteri Kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis
membahas beberapa pokok pemasalahan perihal upaya penyembuhan penderita gangguan
jiwa pada usia dini dalam pengajuan usulan penelitian sebagai berikut:
1. Mengapa anak usia remaja juga memiliki kemungkinan mengalamigangguan jiwa?
2. Bagaimana menghadapi remaja yang mengalami gangguan jiwa?
3. Bagaimana upaya mengatasi gangguan jiwa pada usia remaja?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan tentang gangguan jiwa pada
usia remaja.
2. Untuk mengetahui upaya mengatasi gangguan jiwa pada usia remaja.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan diperoleh hasil yang mampu
memberikan banyak manfaat bagi pembaca. Adapun manfaatnya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi di bidang
yang berkaitan.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi keluarga dapat dijadikan sebagai solusi tentang bagaimana menghadapi
penderita dan memecahkan permasalahan akibat dari gangguan jiwa.
b. Bagi penderita dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengatasi gangguan
jiwa yang dialami.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mental Ilness
Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola perilaku yang secara klinis terkait
dengan distress (penderitaan) dan menimbulkan disabilitas pada satu atau lebih fungsi
kehidupan manusia. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual.
Secara umum, gangguan fungsi jiwa yang dialami seorang individu dapat terlihat dari
penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi, dan aktifitasnya sehari-hari. Gangguan
jiwa ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan
panca indera).
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa
yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran
sosial.
Seseorang bisa dikatakan jiwanya sehat jika ia mampu menikmati hidup, punya
keseimbangan antara aktivitas kehidupannya, mampu menangani masalah secara sehat, serta
berperilaku normal dan wajar, sesuai dengan tempat atau budaya dimana dia berada. Orang
yang jiwanya sehat juga mampu mengekspresikan emosinya dengan baik dan mampu
beradaptasi dengan lingkungannya.

2.2 Penyebab Mental Ilness


Gangguan jiwa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
organobiologi, seperti faktor genetik, ketidakseimbangan neurokimia dalam otak. Faktor
psikologis, seperti mood yang labil, cemas berlebihan, dan gangguan persepsi yang ditangkap
panca indera kita (halusinasi). Faktor lingkungan atau sosial, baik di lingkungan rumah
maupun sekolah.

6
Faktor Organobiologi terdiri dari :

1.Nerokimia.
2.Nerofisiologi.
3.Neroanatomi.
4.Tingkat kematangan dan perkembangan organik.
5.Faktor-faktor prenatal dan perinatal.

Faktor Psikologis terdiri dari :

1.Interaksi ibu-anak.
2.Interaksi ayah-anak : peranan ayah.
3.Sibling rivalry ( persaingan antara saudara).
4.Hubungan dalam keluarga, teman, dan masyarakat.
5.Kehilangan objek yang dicintai.
6.Konsep diri : pengertian identitas diri dan peran diri yang tidak menentu.
7.Tingkat perkembangan emosi.
8.Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya : mekanisme pertahanan diri
yang tidak efektif.
9.Adanya trauma pada suatu kejadian.
10.Pola asuh patogenik (sumber gangguan penyesuaian diri pada anak), antara lain:
 Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannya.
 Melindungi anak secara berlebihan karena sikap berkuasa.
 Rejected child (penolakan).
 Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi.
 Disiplin yang terlalu keras.
 Disiplin yang bertentangan.
 Perselisihan antara ayah dan ibu.
 Perceraian.
 Nilai-nilai yang buruk (tidak bermoral).
 Perfeksionisme.

7
 Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik atau non-psikotik).

Faktor Lingkungan (Sosial) terdiri dari :

1.Tingkat ekonomi.
2.Lingkungan tempat tinggal.
3.Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, pendidikan,
dan kesejahteraan yang tidak memadai.
4.Pengaruh rasial dan keagamaan.
5.Nilai-nilai moral.

2.3 Jenis-jenis Mental Iiness


Jenis-jenis gangguan jiwa yang berpotensi diderita oleh remaja antara lain, depresi,
kecemasan (Anxiety Disorder), gangguan pemusatan perhatian (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder), anak pemberontak (Oppositional Defiant Disorder), gangguan
mood (Bipolar Disorder).

1. Depresi
Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa
bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri,
pesimis, putus asa, ketidakberdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan
takut pada bahaya yang akan datang. Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk
gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan,
ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari,
1997). Individu yang menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan
kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah
lelah dan berkurangnya aktifitas (Depkes, 1993). Depresi dianggap normal terhadap banyak
stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa penyebabnya
dan terus berlangsung sampai titikdimana sebagian besar orang mulai pulih (Atkinson, 2000).
Depresi akan lebih mudah disembuhkan jika lebih cepat ditangani. Penanganan pada
penderita.

8
depresi mencakup psikoterapi, obat-obatan, dan pencegahan pada saat gejala- gejala mulai
timbul.

2. Kecemasan (Anxiety Disorder)


Kecemasan adalah suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk
reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins 1993). Penyebab adanya gangguan ini
belum diketahui secara pasti namun, para peneliti menduga bahwa gangguan ini disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu :
 Adanya aktivitas berlebihan dari bagian otak yang mengendalikan emosi dan tingkah
laku.
 Senyawa serotonin dan noradrenalin yang tidak seimbang dalamotak.
 Pernah mengalami trauma, misalnya kekerasan dalam rumah tangga serta
perundungan.
 Menggunakan obat terlarang dan mengonsumsi minum minumanberalkohol.

Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan ke dalam empat


tingkatan yang meliputi, kecemasan ringan, sedang, berat dan kecemasan panik. Penanganan
pada penderita gangguan kecemasan adalah melalui obat-obatan dan terapi psikologis seperti
CBT (Cognitive BehavioralTherapy).

3. Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)


ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-
anak dan remaja hingga menyebabkan aktivitas mereka yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. ADHD diperkirakan mempengaruhi sekitar 6-7% orang berusia kurang dari atau
sama dengan 18 tahun.
Berbagai keluhan dialami penderita ADHD seperti, berperilaku tampak canggung,
sering mengalami kecelakaan, perilaku berubah-ubah, gerakan konstan atau monoton, lebih
ribut dibandingkan anak-anak lainnya, kurang konsentrasi, tidak bisa diam, mudah marah,
nafsu makan buruk, koordinasi mata dan tangan.

9
tidak baik, suka menyakiti diri sendiri, dan gangguan tidur. Penyebabnya belum diketahui,
namun diyakini ada keterkaitannya dengan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan.
Diantaranya adalah :
 Lingkungan/psikososial.
 Konflik keluarga.
 Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
 Jumlah keluarga yang terlalu banyak.
 Orang tua terkena kasus kriminal.
 Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).
 Anak yang diasuh di penitipan anak.
 Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi
lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.

Tiga gejala utama yang tampak pada perilaku seorang anak yaitu inatensi, hiperaktif,
dan impulsif.
Inatensi : Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian misalnya jarang
menyelesaikan perintah sampai tuntas, mainan sering tertinggal, sering membuat kesalahan,
mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).

Hiperaktif : Perilaku yang tidak bisa diam, seperti banyak bicara, tidak dapat tenang/diam
(mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak), sering membuat gaduh suasana, selalu
memegang apa yang dilihat, sulit untuk duduk diam, lebih gelisah dan impulsif dibandingkan
dengan mereka yang seusia, suka teriak-teriak.

Impulsif : Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu


yang tidak sabar) seperti sering mengambil mainan teman dengan paksa, tidak sabaran,
reaktif, sering bertindak tanpa dipikir dahulu.

Gejala-gejala lainnya yaitu sikap menentang, cemas, dan memiliki masalah sosial.
Penanganan penderita gangguan kecemasan adalah melalui konseling, terapi perilaku, dan
obat-obatan.

10
4. Anak Pemberontak (Oppositional Defiant Disorder)
ODD (Oppositional Defiant Disorder) adalah perilaku anak suka melawan ditandai
dengan anak yang memiliki kecenderungan untuk terus- menerus marah-marah atau berdebat.
Merupakan hal wajar jika anak menunjukkan perilaku melawan di tiap perkembangannya.
Tetapi, pada ODD tampak gejala konsisten seperti:
 Gigih.
 Berlangsung selama sekurang-kurangnya enam bulan.
 Jelas mengganggu keluarga dan lingkungan rumah atau sekolah.

Berikut ini adalah perilaku yang terkait dengan ODD:


 Negatif.
 Ketidaktaatan.
 Permusuhan diarahkan kepada figur otoritas.

Perilaku ODD menunjukkan gejala-gejala yang konsisten seperti berikut:


 Sering marah-marah.
 Argumentatif pada orang dewasa.
 Penolakan untuk mematuhi permintaan atau peraturan.
 Secara sengaja membuat jengkel orang lain.
 Menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kenakalan.
 Bertindak sensitif dan mudah jengkel.
 Kemarahan dan kebencian.
 Pendendam.
 Agresif terhadap teman sebaya.
 Kesulitan mempertahankan persahabatan.
 Masalah akademik.

11
Pengobatan gangguan pemberontak oposisi dan kemungkinan melibatkan terapi obat
untuk mengobati kondisi kesehatan mental yang terkait. Orang tua, tidak perlu melakukannya
sendiri dalam mencoba untuk mengelola anak dengan gangguan pemberontak oposisi.
Dokter, konselor dan ahli perkembangan anak dapat membantu mempelajari strategi
khusus untuk mengatasi ODD (medlineplusdan mayoclinic).

5. Gangguan Mood (Bipolar Disorder)


Bipolar disorder atau yang juga dikenal sebagai gangguan bipolar adalah suatu
kondisi mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood yang ekstrem. Hal ini
membuat orang yang memiliki gangguan ini dapat berubah perasaan secara tiba-tiba dari
sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi). Sering kali, di antara perubahan
keduanya, pasien tetap mengalami kondisi mood yang normal. Saat pasien merasa sedih, ia
akan merasa tertekan, kehilangan harapan, dan bahkan dapat kehilangan keinginan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari. Tetapi saat merasa senang, pasien akan merasa sangat
bersemangat dan penuh gairah. Perubahan mood tersebut dapat terjadi beberapa kali dalam
setahun.
Kondisi jiwa ini dapat menyebabkan rusaknya hubungan pribadi, rendahnya motivasi
dan produktivitas di tempat kerja, dan yang lebih buruk lagi dapat menyebabkan perasaan
ingin melakukan bunuh diri. Oleh karena itu, orang- orang dengan bipolar disorder sangat
disarankan untuk menghubungi bantuan medis saat mengalami perubahan mood yang
signifikan.
Berikut merupakan ciri-ciri orang yang mengalami bipolar:
 Merasa terlalu bahagia dan bersemangat.
 Sangat sensitif.
 Mudah tersinggung.
 Banyak makan.
 Tidak terasa mengantuk karena merasa sangat berenergi.
 Bersikap gegabah dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko.
 Berbicara dengan sangat cepat dan mengubah topik pembicaraan dari satu topik ke
yang lainnya.

12
 Mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan penilaian atau pembuatan
suatu keputusan.
 Anda bisa juga dapat melihat hal-hal aneh dan mendengar suara-suara misterius.

Sedangkan, dalam fase depresi ada beberapa tanda dan gejala gangguan mental ini
adalah:
 Merasa sangat bersedih dan kehilangan harapan pada jangka waktu yang panjang.
 Kehilangan ketertarikan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
 Nafsu makan menurun.
 Merasa ngantuk dan malas.
 Merasa terlalu sadar diri dan minder.
 Sulit berkonsentrasi.
 Memiliki pemikiran untuk bunuh diri.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan seseorang menderita gangguanbipolar, yaitu:


 Faktor biologis.
 Faktor genetic.
 Faktor psikososial.
Penanganan bagi penderita gangguan bipolar yaitu dengan melakukan psikoterapi
intensif, mengikuti terapi kognitif perilakuan (CBT), melakukan terapi keluarga, berkumpul
dengan teman-teman dengan rutin atau ikut terapi kelompok.

2.4 Gejala-gejala Mental Iness


 Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn). Tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).
 Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada
upaya/usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apadan serba malas
dan selalu terlihat sedih.
 Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam.
 Sulit dalam berpikir abstrak.
 Merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi secara terus-menerus.

13
 Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan
tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun.
 Cemas pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti atau
dicemaskan.
 Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
 Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
 Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.
 Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya
bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.
 Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat
dan gembira berlebihan.

2.5 Hasil Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis menyajikan tiga pembahasan, yaitu alasan mengapa
anak usia remaja juga memiliki kemungkinan mengalami gangguan jiwa. Kedua, bagaimana
menghadapi remaja yang mengalami gangguan jiwa. Dan yang terakhir, bagaimana upaya
mengatasi gangguan jiwa pada usia remaja. Dengan demikian, dalam rangka meningkatkan
dan mengembangkan pengetahuan tentang gangguan jiwa pada usia remaja dan mengetahui
upaya mengatasi gangguan jiwa pada usia remaja.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa mayoritas orang-orang berpendapat
bahwa gangguan jiwa pada remaja disebabkan oleh banyaknya masalah dari beberapa faktor,
seperti faktor psikologis, faktor biologis, faktor genetik, dan faktor lingkungan. Masalah-
masalah dari beberapa faktor tersebut menimbulkan tekanan pada jiwa seseorang, dan
berakhir menjadi gangguan jiwa.
Dalam menghadapi remaja yang mengalami gangguan jiwa, perlu adanya beberapa
tindakan, yaitu :
 Menghargai dan memahami keadaan penderita.
 Memberi perhatian khusus.
 Memberi kasih sayang dan dukungan.
 Mendengarkan cerita dari penderita dan berempati terhadap penderita.

14
Berikut ini adalah upaya mengatasi gangguan jiwa pada remaja, yaitu :
1. Bagi penderita.
 Lebih terbuka pada orang-orang sekitar.
 Menerima kekurangan pada diri sendiri.
 Lebih mencintai diri sendiri.
 Berusaha untuk mengubah diri kearah yang lebih baik.
 Self control atau menahan diri untuk tidak melarikan diri kehal-hal yang negatif.
 Perbanyak lakukan kegiatan yang positif.
 Lebih banyak menenangkan diri dengan selalu berpikirpositif.

2. Bagi keluarga
 Ajak penderita untuk berkonsultasi ke psikolog.
 Mengajak penderita untuk bersosialisasi lebih baik lagi.
 Memberikan ketenangan pada penderita dengan mengajarkan hal-hal tentang
keagamaan.

3. Bagi masyarakat
 Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjagakesehatan mental.

4. Bagi pemerintah
 Memberikan edukasi dan penyuluhan tentangpentingnya menjaga kesehatan mental.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis menarik kesimpulan bahwa
gangguan jiwa bisa menyerang siapa saja. Tanpa ada batasan usia. Termasuk pada remaja.
Gangguan jiwa pada remaja disebabkan oleh banyaknya masalah dari beberapa faktor, seperti
faktor psikologis, faktor biologis, faktor genetik, dan faktor lingkungan. Masalah-masalah
dari beberapa faktor tersebut menimbulkan tekanan pada jiwa seseorang, dan berakhir
menjadi gangguan jiwa. Agar terhindar dari gangguan jiwa, kita harus senantiasa menjaga
fungsi-fungsi kesehatan jiwa seperti, fungsi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang
merupakan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa.

3.2 Saran
Agar terhindar dari gangguan jiwa, kita harus senantiasa menjaga fungsi-fungsi
kesehatan jiwa seperti, fungsi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang merupakan hal-
hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa. Caranya adalah dengan memperbanyak kegiatan
positif, lebih mencintai diri sendiri, dan selalu berpikir positif.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/penyakit/anxiety-disorder-gangguan-kecemasan/
https://health.detik.com/penyakit/d-1245639/anak-melawan-odd
https://hellosehat.com/penyakit/depresi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Depresi_(psikologi)
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_jiwa
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_kecemasan
https://id.wikihow.com/Menangani-Gangguan-Bipolar-Secara-Alami
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-mental/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/4-hal-yang-perlu-anda-tahu-tentang-bipolar-
disorder/

17

Anda mungkin juga menyukai