USIA REMAJA
MAKALAH
Disusun oleh :
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LABUHANBATU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala hidayah dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah berjudul “Upaya Penyembuhan
Penderita Gangguan Jiwa pada Usia Remaja”. Karya ilmiah ini adalah salah satu tugas
Psikologi Manajemen.
Adapun tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan tentang materi yang disajikan. Pada kesempatan ini, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam proses
pembuatan karya ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka
dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Semoga
dengan adanya karya ilmiah ini, dapat memberikan sedikit pemahaman tentang Mental
Illness atau gangguan kesehatan jiwa, agar memberi dampak positif serta bermanfaat bagi
banyak pihak.
ii
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........ ............................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mental Ilness .................................................................... 6
2.2 Penyebab Mental Ilness ................................................................. 6
2.3 Jenis-jenis Mental Ilnes.................................................................. 8
2.4 Gejala-gejala Mental Ilness............................................................ 13
2.5 Hasil Penelitian .............................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
4.Mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat.
5.Usaha-usaha lain yang dianggap perlu oleh Menteri Kesehatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi keluarga dapat dijadikan sebagai solusi tentang bagaimana menghadapi
penderita dan memecahkan permasalahan akibat dari gangguan jiwa.
b. Bagi penderita dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengatasi gangguan
jiwa yang dialami.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mental Ilness
Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola perilaku yang secara klinis terkait
dengan distress (penderitaan) dan menimbulkan disabilitas pada satu atau lebih fungsi
kehidupan manusia. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual.
Secara umum, gangguan fungsi jiwa yang dialami seorang individu dapat terlihat dari
penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi, dan aktifitasnya sehari-hari. Gangguan
jiwa ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan
panca indera).
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa
yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran
sosial.
Seseorang bisa dikatakan jiwanya sehat jika ia mampu menikmati hidup, punya
keseimbangan antara aktivitas kehidupannya, mampu menangani masalah secara sehat, serta
berperilaku normal dan wajar, sesuai dengan tempat atau budaya dimana dia berada. Orang
yang jiwanya sehat juga mampu mengekspresikan emosinya dengan baik dan mampu
beradaptasi dengan lingkungannya.
6
Faktor Organobiologi terdiri dari :
1.Nerokimia.
2.Nerofisiologi.
3.Neroanatomi.
4.Tingkat kematangan dan perkembangan organik.
5.Faktor-faktor prenatal dan perinatal.
1.Interaksi ibu-anak.
2.Interaksi ayah-anak : peranan ayah.
3.Sibling rivalry ( persaingan antara saudara).
4.Hubungan dalam keluarga, teman, dan masyarakat.
5.Kehilangan objek yang dicintai.
6.Konsep diri : pengertian identitas diri dan peran diri yang tidak menentu.
7.Tingkat perkembangan emosi.
8.Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya : mekanisme pertahanan diri
yang tidak efektif.
9.Adanya trauma pada suatu kejadian.
10.Pola asuh patogenik (sumber gangguan penyesuaian diri pada anak), antara lain:
Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannya.
Melindungi anak secara berlebihan karena sikap berkuasa.
Rejected child (penolakan).
Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi.
Disiplin yang terlalu keras.
Disiplin yang bertentangan.
Perselisihan antara ayah dan ibu.
Perceraian.
Nilai-nilai yang buruk (tidak bermoral).
Perfeksionisme.
7
Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik atau non-psikotik).
1.Tingkat ekonomi.
2.Lingkungan tempat tinggal.
3.Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, pendidikan,
dan kesejahteraan yang tidak memadai.
4.Pengaruh rasial dan keagamaan.
5.Nilai-nilai moral.
1. Depresi
Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa
bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri,
pesimis, putus asa, ketidakberdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan
takut pada bahaya yang akan datang. Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk
gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan,
ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari,
1997). Individu yang menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan
kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah
lelah dan berkurangnya aktifitas (Depkes, 1993). Depresi dianggap normal terhadap banyak
stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa penyebabnya
dan terus berlangsung sampai titikdimana sebagian besar orang mulai pulih (Atkinson, 2000).
Depresi akan lebih mudah disembuhkan jika lebih cepat ditangani. Penanganan pada
penderita.
8
depresi mencakup psikoterapi, obat-obatan, dan pencegahan pada saat gejala- gejala mulai
timbul.
9
tidak baik, suka menyakiti diri sendiri, dan gangguan tidur. Penyebabnya belum diketahui,
namun diyakini ada keterkaitannya dengan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan.
Diantaranya adalah :
Lingkungan/psikososial.
Konflik keluarga.
Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
Jumlah keluarga yang terlalu banyak.
Orang tua terkena kasus kriminal.
Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).
Anak yang diasuh di penitipan anak.
Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi
lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.
Tiga gejala utama yang tampak pada perilaku seorang anak yaitu inatensi, hiperaktif,
dan impulsif.
Inatensi : Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian misalnya jarang
menyelesaikan perintah sampai tuntas, mainan sering tertinggal, sering membuat kesalahan,
mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).
Hiperaktif : Perilaku yang tidak bisa diam, seperti banyak bicara, tidak dapat tenang/diam
(mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak), sering membuat gaduh suasana, selalu
memegang apa yang dilihat, sulit untuk duduk diam, lebih gelisah dan impulsif dibandingkan
dengan mereka yang seusia, suka teriak-teriak.
Gejala-gejala lainnya yaitu sikap menentang, cemas, dan memiliki masalah sosial.
Penanganan penderita gangguan kecemasan adalah melalui konseling, terapi perilaku, dan
obat-obatan.
10
4. Anak Pemberontak (Oppositional Defiant Disorder)
ODD (Oppositional Defiant Disorder) adalah perilaku anak suka melawan ditandai
dengan anak yang memiliki kecenderungan untuk terus- menerus marah-marah atau berdebat.
Merupakan hal wajar jika anak menunjukkan perilaku melawan di tiap perkembangannya.
Tetapi, pada ODD tampak gejala konsisten seperti:
Gigih.
Berlangsung selama sekurang-kurangnya enam bulan.
Jelas mengganggu keluarga dan lingkungan rumah atau sekolah.
11
Pengobatan gangguan pemberontak oposisi dan kemungkinan melibatkan terapi obat
untuk mengobati kondisi kesehatan mental yang terkait. Orang tua, tidak perlu melakukannya
sendiri dalam mencoba untuk mengelola anak dengan gangguan pemberontak oposisi.
Dokter, konselor dan ahli perkembangan anak dapat membantu mempelajari strategi
khusus untuk mengatasi ODD (medlineplusdan mayoclinic).
12
Mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan penilaian atau pembuatan
suatu keputusan.
Anda bisa juga dapat melihat hal-hal aneh dan mendengar suara-suara misterius.
Sedangkan, dalam fase depresi ada beberapa tanda dan gejala gangguan mental ini
adalah:
Merasa sangat bersedih dan kehilangan harapan pada jangka waktu yang panjang.
Kehilangan ketertarikan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Nafsu makan menurun.
Merasa ngantuk dan malas.
Merasa terlalu sadar diri dan minder.
Sulit berkonsentrasi.
Memiliki pemikiran untuk bunuh diri.
13
Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan
tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun.
Cemas pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti atau
dicemaskan.
Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.
Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya
bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.
Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat
dan gembira berlebihan.
14
Berikut ini adalah upaya mengatasi gangguan jiwa pada remaja, yaitu :
1. Bagi penderita.
Lebih terbuka pada orang-orang sekitar.
Menerima kekurangan pada diri sendiri.
Lebih mencintai diri sendiri.
Berusaha untuk mengubah diri kearah yang lebih baik.
Self control atau menahan diri untuk tidak melarikan diri kehal-hal yang negatif.
Perbanyak lakukan kegiatan yang positif.
Lebih banyak menenangkan diri dengan selalu berpikirpositif.
2. Bagi keluarga
Ajak penderita untuk berkonsultasi ke psikolog.
Mengajak penderita untuk bersosialisasi lebih baik lagi.
Memberikan ketenangan pada penderita dengan mengajarkan hal-hal tentang
keagamaan.
3. Bagi masyarakat
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjagakesehatan mental.
4. Bagi pemerintah
Memberikan edukasi dan penyuluhan tentangpentingnya menjaga kesehatan mental.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis menarik kesimpulan bahwa
gangguan jiwa bisa menyerang siapa saja. Tanpa ada batasan usia. Termasuk pada remaja.
Gangguan jiwa pada remaja disebabkan oleh banyaknya masalah dari beberapa faktor, seperti
faktor psikologis, faktor biologis, faktor genetik, dan faktor lingkungan. Masalah-masalah
dari beberapa faktor tersebut menimbulkan tekanan pada jiwa seseorang, dan berakhir
menjadi gangguan jiwa. Agar terhindar dari gangguan jiwa, kita harus senantiasa menjaga
fungsi-fungsi kesehatan jiwa seperti, fungsi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang
merupakan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa.
3.2 Saran
Agar terhindar dari gangguan jiwa, kita harus senantiasa menjaga fungsi-fungsi
kesehatan jiwa seperti, fungsi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang merupakan hal-
hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa. Caranya adalah dengan memperbanyak kegiatan
positif, lebih mencintai diri sendiri, dan selalu berpikir positif.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/penyakit/anxiety-disorder-gangguan-kecemasan/
https://health.detik.com/penyakit/d-1245639/anak-melawan-odd
https://hellosehat.com/penyakit/depresi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Depresi_(psikologi)
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_jiwa
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_kecemasan
https://id.wikihow.com/Menangani-Gangguan-Bipolar-Secara-Alami
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-mental/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/4-hal-yang-perlu-anda-tahu-tentang-bipolar-
disorder/
17