Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOKOLOGI UMUM

Tentang:

“Jenis-jenis Gangguan psikologi”

Disusun oleh:

1. Riri Amalia
2. Nirmala Dewi
3. Frida Azzahra

Dosen pengampu:

Suci Zahratul Liza S.Psi., M.,Psi.Psikolog

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

PROGRAM STUDI : PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

2021/2022
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala yang atas rahmat-nya
dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya adapun
tema dari makalah ini adalah jenis-jenis gangguan jiwa Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah psikologi umum
yang telah memberikan tugas terhadap kami dan tanggung jawab terhadap kami.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik
dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini belumlah sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam dalam
rangka menyempurnakan untuk pembuatan makalah selanjutnya sesudah dan sebelum nya
kami mengucapkan terima kasih

Banda Aceh,15 september 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR .....................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

BAB I ...................................................................................................................................

PENDAHULUAN..............................................................................................................

A. Latar belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah ...................................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................................
BAB II....................................................................................................................................
ISI
A. Pengertian gangguan psikologi .............................................................................
B. Jenis jenis gangguan dalam psikologi ..................................................................
C. Penyebab dari gangguan psikologi .....................................................................
D. Cara terhindar dari gangguan psikologi .............................................................
BAB III .................................................................................................................................
PENUTUP ............................................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
C. Daftar pustaka .........................................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi
pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan
perseptual. Lebih dari sepertiga orang di kebanyakan negara pernah mengalami
gangguan kesehatan jiwa dalam perjalanan hidup mereka. Penyebab yang sering
terjadi yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial. Secara
garis besar penyebab gangguan jiwa dibagi menjadi tiga, yaitu faktor organobiologi,
psikoedukatif dan sosiodemografi. Faktor sosiodemografi meliputi umur, jenis
kelamin, kepadatan penduduk, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, ekonomi
keluarga dan perspsi peringkat sosial.
Gangguan jiwa banyak dialami oleh penduduk yang berusia lebih dari 15
tahun karena pada usia tersebut memiliki pola psikis yang labil kemudian dilanjutkan
dengan beban psikis yang lebih banyak. Banyak faktor yang memicu terjadinya
gangguan psikologi yaitu faktor lingkungan, keluarga, penyakit fisik, maupun faktor
dari dalam individu itu sendiri. Lingkungan dan keluarga mempunyai pengarus yang
sangat besar dalam mencegah terjadinya gangguan psikologi. Oleh karena itu
pemahaman keluarga mengenai kondisi penderita serta kesedihan keluarga dan
lingkungan menerima penderita apa adanya dan memperlakukannya secara manusiawi
dan wajar merupakan hal yang mendasar dalam mencegah kekambuhan penderita.
Keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kesembuhan
klien yang mengalami gangguan jiwa, sikap keluarga bermanfaat untuk
perkembangan menuju kepribadian yang sehat tanpa gangguan. Salah satu kendala
dalam upaya penyembuhan pasien gangguan jiwa adalah adanya dorongan dari
keluarga dan lingkungannya. Masyarakat menganggap bahwa gangguan psikokologis
atau gangguan jiwa asalah penyakit yang memalukan dan membawa aib bagi
keluarga, upaya pengobatan pasien gangguan jiwa berobat ke dukun atau paranormal.
Sikap yang baik oleh keluarga serta dukungan sosial dapat melemahkan
dampak gangguan psikologi dan secara langsung memperkokoh kesehatan mental
individu. Sikap yang baik dari keluarga merupakan strategi penting untuk dimiliki
individu saat mengalami gangguan psikologi. Sikap yang baik dari keluarga juga
dapat berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress dan konsekuensi

iv
negatifnya. Hal ini menunjukan bahwa sikap baik yang bersumber dari keluarga
sangat berguna untuk mencegah dan mengurangi gangguan jiwa serta meningkatkan
kesehatan emosi pada penderita gangguan psikologi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat durumuskan beberapa
masalah penting sebagai berikut:
1. Apa itu gangguan psikologi?
2. Apa saja jenis-jenis gangguan psikologi?
3. Apa saja penyebab dari gangguan psikologi?
4. Bagaimana cara terhindar dari gangguan jiwa?
5. Bagaimana cara mengatasi hal tersebut?

C. Tujuan penulisan makalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini adalah tujuan
penulisan makalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gangguan psikologis, jenis-jenis
dan penyebab gangguan psikologis
2. Mengedukasi para pembaca tentang pentingnya kesehatan mental dan cara agar
terhindar dari gangguan psikologis.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan psikologi dan membujuk para
pembaca untuk selalu menjaga dan memperhatikan kesehatan mental.

v
BAB II

ISI

A. Pengertian Gangguan Jiwa


Penyakit psikologi atau gangguan jiwa adalah kondisi yang mempengaruhi pemikiran,
perasaan, suasana hati, dan perilaku. Penyakit psikologi tertentu mungkin hanya
muncul sesekali, dan beberapa dapat bertahan lama (kronis). Penyakit psikologis
dapat memengaruhi kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dan berfungsi
secara normal.

B. Jenis-jenis gangguan jiwa

1. Anxiety Disorders
Gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau
takut yang cukup kuat untuk menggangu aktivitas sehari-hari.
Hidup adalah campuran emosi positif dan negatif untuk semua orang. Tapi banyak
orang mengalami emosi negatif tingkat tinggi yang kita identifikasi sebagai
gugup, tegang,khawatir, takut, dan cemas. Semua istilah ini mengacu pada
kecemasan. Selama 12 bulan apa pun periode, 18% orang Amerika mengalami
kecemasan yang cukup menyusahkan dan mengganggu yang mereka dikatakan
memiliki gangguan kecemasan (Kessler, Chiu, & others, 2005). Memang, 29%
orang Amerika akan mengalami gangguan kecemasan pada suatu waktu dalam
hidup mereka, lebih banyak wanita daripada laki-laki (Kessler, Berglund, & lain-
lain, 2005). Jenis gangguan kecemasan sangat bervariasi, tetapi semua memiliki
reaktivitas yang meningkat terhadap peristiwa yang memicu kecemasan dan
meningkat kewaspadaan (pemindaian dan pemantauan) untuk peristiwa tersebut
(Mineka & Zinbarg, 2006)gangguan kecemasan Psikologis gangguan yang
melibatkan berlebihan tingkat emosi negatif, seperti gugup, tegang, khawatir,
takut,dan kecemasan.phobia Ketakutan yang intens dan irasional.fobia spesifik
Ketakutan fobia terhadap seseorang hal yang relatif spesifik. fobia sosial
Ketakutan fobia sosial interaksi, terutama yang memiliki orang asing dan orang-
orang di mana seseorang mungkin dipandang negatif.
2. Somatoform Disorders

vi
Gangguan somatoform adalah kondisi di mana individu mengalami gejala
masalah kesehatan fisik yang memiliki penyebab psikologis daripada fisik. Soma
adalah kata Latin untuk tubuh — oleh karena itu, gangguan somatoform dianggap
gangguan di mana masalah psikologis "berbentuk" masalah fisik. Meskipun gejala
masalah kesehatan ini tidak disebabkan secara fisik, tetapi sangat nyata dan tidak
nyaman bagi individu (Witthoft & Hiller, 2010). Dengan kata lain, mereka tidak
palsu. Gangguan somatoform lebih sering terjadi pada orang yang melaporkan
bahwa mereka mengalami pelecehan seksual (Paras & others, 2009), yang dapat
berarti bahwa gangguan mungkin merupakan reaksi psikologis terhadap trauma.
Ada empat jenis gangguan somatoform: gangguan somatisasi, hipokondriasis,
gangguan konversi, dan gangguan nyeri somatoform. Karena kesamaan di antara
mereka, kami akan membahas ini empat gangguan berpasangan.

3. Dissociative Disorders
Gangguan disosiatif mencakup kategori luas dari kondisi langka yang terkait
secara longgar melibatkan perubahan mendadak dalam kognisi. Berbagai jenis
gangguan disosiatif ditandai dengan perubahan dalam memori, persepsi, atau
"identitas." Pengalaman ini paling umum di bawah stres yang intens (Morgan &
lain-lain, 2001). Ada empat macam gangguan disosiatif: depersonalisasi, amnesia
disosiatif, fugue disosiatif, dan gangguan identitas disosiatif.

4. Mood Disorders
Ada dua bentuk utama dari gangguan mood, depresi dan mania. Depresi dapat
terjadi sendiri (suatu kondisi yang dikenal sebagai depresi berat), tetapi mania
biasanya bergantian dengan periode depresi (gangguan bipolar). Kedua kondisi
tersebut dapat menghasilkan kesengsaraan besar bagi individu.

5. Bipolar Disorders
Dalam kondisi yang dikenal sebagai gangguan bipolar (sebelumnya disebut
psikosis manik-depresif), periode mania biasanya bergantian tidak teratur dengan
periode depresi berat. Mania adalah gangguan suasana hati yang bisa sangat
menyenangkan bagi individu dalam jangka pendek tetapi biasanya merusak baik
orang tersebut maupun orang lain dalam jangka panjang Lari. Selama episode

vii
manik, individu mengalami "tinggi" yang luar biasa—aeuforia intens di mana
kesenangan indrawi meningkat, harga diri seseorang sangat tinggi, pikiran
berpacu, sedikit tidur diperlukan, dan optimisme yang tidak realistis menang.
Skema yang muluk-muluk dan merusak secara finansial dan pembelian besar-
besaran adalah hal biasa selama ini menstruasi, seperti berhenti dari pekerjaan,
bercerai, dan terlibat dalam pergaulan bebas. Distorsi psikotik realitas juga umum
selama periode manik. Ketika teman dan anggota keluarga yang bermaksud baik
mencoba mengendalikan individu yang maniak, mereka sering ditolak dengan
kemarahan yang tajam. Meskipun keadaan yang sangat menyenangkan, mania
bisa menjadi cukup berbahaya bagi keuangan, kesehatan, dan hubungan pribadi
orang tersebut. Bahaya ini dapat dilihat dengan jelas dalam kasus “Ny. M." Pada
usia 17 dia menderita depresi.

6. Schizophrenia
Salah satu gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini
menyebabkan halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan
perilaku.gejala tersebut merupakan gejala dari psikosis, yaitu kondisi dimana
penderitaannya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.(alo
dokter) Skizofrenia adalah gangguan umum yang mempengaruhi sekitar 1% dari
populasi umum. Pria kira-kira 30% lebih mungkin terkena skizofrenia
dibandingkan wanita (Aleman & others, 2003). Skizofrenia biasanya didahului
dengan periode penurunan bertahap dalam fungsi sosial dan kinerja intelektual
selama masa kanak-kanak atau remaja (Jobe & Harrow, 2010; Woodberry,
Giuliano, Seidman, 2008). Fitur kognitif dan emosional skizofrenia yang lebih
dramatis dan merusak muncul
Berdasarkan WHO, diperkirakan lebih dari 21 juta orang diseluruh dunia
menderita skizofrenia. Penderita gangguan ini juga beresiko 2-3 kali lebih tinggi
mengalami kematian di usia muda. Disamping itu, setengah penderita ini
diketahui juga menderita gangguan mental lain, seperti NAPZA, depresi, dan
gangguan kecemasan.

Skizofrenia ditandai oleh tiga jenis masalah serius:


a. Delusi dan halusinasi.

viii
b. Pikiran, emosi, dan perilaku yang tidak teratur.
c. Kenikmatan dan minat berkurang.

7. Borderline Personality Disorders

Borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah


sebuah kondisi yang muncul akibat terganggunya kesehatan mental seseorang.
Kondisi ini berdampak pada cara berpikir dan perasaan terhadap diri sendiri
maupun orang lain, serta adanya pola tingkah laku abnormal.BPD dapat
menimbulkan gangguan fungsi seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari
dan hubungan interpersonal dengan sekitarnya. Gangguan ini umumnya muncul
pada periode menjelang usia dewasa, tetapi dapat juga membaik seiring
bertambahnya usia.Seseorang yang mengidap BPD umumnya memiliki perasaan
takut ditolak, cemas, marah, tidak berarti, takut ditinggalkan, atau marah.  Bahkan,
mereka juga memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri maupun orang lain.
Factor resiko yang mengalami BPD adalah kepribadian sesorang yang memiliki
kepribadian agresif dan impulsif. Hingga saat ini, penyebab pasti BPD belum
dapat diketahui dengan jelas. Diperkirakan riwayat pelecehan atau penyiksaan
yang dialami semasa kecil memiliki keterkaitan dengan terjadinya BPD. Hal lain
yang juga terkait dengan BPD adalah faktor genetik. Menurut beberapa penelitian,
riwayat gangguan kepribadian yang dimiliki oleh salah satu anggota keluarga
kemungkinan dapat diwariskan melalui gen ke anggota keluarga lain. Penelitian
lain juga menunjukkan perubahan pada beberapa area di otak, terutama yang
berperan untuk mengatur sisi emosi, agresi, dan impulsif seseorang, dapat
berkaitan dengan BPD. Selain itu, penurunan fungsi dari zat-zat kimia pada otak,
seperti serotonin, juga dikaitkan dengan BPD. Serotonin berfungsi mengendalikan
suasana hati (mood). ( haldoc)

8. Sexsual And Gender Identity Disorders


Manusia sangat berbeda dalam preferensi dan praktik seksual mereka. Dalam
bagian berikut, kita akan melihat kisaran yang tidak biasa, atau atipikal, seksual
perilaku. Teks pertama mengulas pola seksualitas atipikal yang dianggap
abnormal hanya jika individu yang terlibat dalam praktik seksual menganggapnya

ix
berbahaya bagi diri mereka sendiri. Kami kemudian akan memeriksa pola
seksualitas yang biasanya dianggap abnormal (fetisisme, sadisme seksual, dan
masokisme) atau selalu dianggap abnormal (voyeurisme, eksibisionisme, dan seks
paksa). Selanjutnya bagian dari bab ini, kami akan meninjau masalah dengan
hasrat seksual dan seksual siklus respon.

a. Transvestism and Gender Identity Disorder


Kedua pola seksualitas yang mirip secara dangkal ini sering dikacaukan
karena mereka keduanya melibatkan berpakaian dalam pakaian jenis kelamin
lain. Tetapi mereka memiliki sedikit kesamaan kecuali bahwa mereka jarang
berbahaya bagi siapa pun. Waria mengacu pada praktik mengenakan pakaian
dari jenis kelamin lain. Waria sering menyatakan bahwa mereka crossdress
karena merangsang seksual, tetapi banyak waria mengatakan mereka
crossdress untuk membebaskan diri, dari membatasi stereotip seksual. Waria
hampir selalu laki-laki yang memiliki kehidupan seks yang relatif baik.
Gangguan identitas gender (kadang-kadang disebut sebagai
Transeksualisme), sebaliknya, mengacu pada suatu kondisi di mana individu
merasa terjebak dalam tubuh yang salah. seks. Misalnya, seseorang yang
secara anatomis laki-laki merasa bahwa dia sebenarnya perempuan yang
entah bagaimana diberikan tubuh yang salah. Waria kadang-kadang atau
secara permanen mengenakan pakaian dari jenis kelamin anatomis lainnya,
tetapi pakaian lintas jenis ini memiliki: tidak ada hubungannya dengan gairah
seksual.

b. Fetesisme
Fetisisme mengacu pada fakta bahwa beberapa individu terutama atau secara
eksklusif terangsang oleh objek fisik tertentu atau jenis bahan (seperti kulit
atau renda). Dalam beberapa kasus, fetish hanya melebih-lebihkan minat
normal pada bagian tubuh tertentu. Untuk misalnya, beberapa individu hanya
atau terutama terangsang oleh payudara, bokong, biru mata, dan sebagainya.
Tapi istilah fetish biasanya digunakan untuk kasus-kasus yang melibatkan
benda mati benda, seperti celana dalam, sepatu, atau stoking. Fetish dianggap

x
abnormal jika itu mengganggu penyesuaian seksual orang atau pasangannya.
Seringkali, fetishist (yang biasanya laki-laki) hanya terangsang oleh artikel
"bekas" dan secara seksual terangsang oleh tindakan mencuri mereka dari
seorang wanita yang tidak tahu. Karena ini bisa menakutkan bagi korban dan
berbahaya dan ilegal, fetisisme dianggap tidak normal bila dipraktikkan
dengan cara ini.

C. penyebab Gangguan Jiwa

a) Genetik dan riwayat kesehatan jiwa keluarga


b) Pengalaman hidup yang pernah dialami, seperti stres atau pernah memiliki
riwayat pelecehan, terutama jika trauma terjadi pada masa kanak-kanak
c) Faktor biologis seperti terdapat ketidakseimbangan kimiawi di otak
d) Cedera otak traumatis
e) Janin pada ibu hamil yang terpapar virus atau bahan kimia beracun
f) Penyalahgunaan alkohol atau narkoba
g) Memiliki kondisi medis serius (kritis) seperti kanker
h) Hanya memiliki sedikit teman dan sering merasa kesepian atau terisolasi.

D. Cara mengatasi Gangguan jiwa


a) Cukup tidur
Para ahli menemukan adanya keterkaitan antara masalah tidur dengan meningkatnya
risiko gangguan jiwa. Kurang tidur juga dapat memengaruhi kemampuan otak dalam
berkonsentrasi, belajar, dan tetap tenang.Orang dewasa sebaiknya tidur sekitar 8 jam
setiap malamnya supaya otak tetap dapat berfungsi baik dan kesehatan mental
senantiasa terjaga

b) Meluangkan waktu untuk diri sendiri

Anda bisa mencoba meluangkan waktu untuk melakukan apa yang kita sukai,
terutama di tengah penatnya kesibukan sehari-hari.Kegiatan ini dapat sejenak
menyingkirkan rasa penat, cemas, dan khawatir dari pikiran kita sehingga memberi
kesempatan jiwa atau mental kita untuk beristirahat dan tetap sehat.

xi
c) Aktif berolahraga

Aktif berolahraga tidak hanya dapat menjaga kebugaran fisik, tapi juga dapat
memberikan dorongan positif untuk kesehatan mental.Olahraga membuat otak
menghasilkan hormon endorfin dan serotonin yang bisa meningkatkan suasana hati.
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan tingkat stres, kecemasan, hingga
depresi.

d) Kelola stres

Stres telah menjadi bagian dalam kehidupan dan dapat terjadi pada siapa saja. Akan
tetapi, jika kita tidak dapat mengendalikannya, kondisi ini dapat menjadi penyebab
gangguan jiwa.Sempatkan diri untuk melakukan kegiatan atau aktivitas untuk
mengelola stres dan menenangkan pikiran. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu
meditasi, latihan pernapasan, yoga, berolahraga, menikmati hobi, dan aktivitas lain
untuk bersantai.

e) Membangun kepercayaan diri

Rasa kepercayaan diri dan harga diri yang rendah, dapat menjadi faktor penyebab
gangguan jiwa. Maka dari itu, cobalah untuk menerima diri apa adanya.Jangan
pernah membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Galilah potensi Anda dan
jadilah versi terbaik dari diri Anda sendiri. Hal ini akan dapat membangun
kepercayaan diri dan membuat kita lebih menghargai diri sendiri.

f) Bersosialisasi

Aktif bersosialisasi dapat membantu kita terhindar dari perasaan kesepian dan
terisolasi yang dapat meningkatkan risiko gangguan jiwa. Bersosialisasi secara rutin
dengan teman atau kerabat dapat membuat kita memiliki sense of belonging (rasa
memiliki).

xii
BAB 111

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit psikologis atau gangguan mental adalah kondisi yang memengaruhi


pemikiran, perasaan, suasana hati, dan perilaku. Penyakit psikologis tertentu mungkin hanya
muncul sesekali, dan beberapa dapat bertahan lama (kronis). Penyakit psikologis dapat
memengaruhi kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dan berfungsi secara normal
setiap harinya. Jenis-jenis gangguan psikologis di antaranya anxiety disorder,bipolar di
sorder, schizophrenia, personality disorder, sexsual dan gender identity disorder, dll. Banyak
upaya yang dapat kita lakukan agar terhindar dari penyakit psikologis salah satunya menjaga
hubungan baik dengan keluarga, teman, dan kerabat terdekat, selalu berfikir positif, dan
menjauhkan diri dari hal-hal yang merusak mental kita.
Selain menjaga kesehatan fisik, menjaga kesehatan mental tentu menjaga prioritas
kita juga. Bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi alangkah baik nya kita juga harus
memerhatikan kondisi mental orang-orang di sekitar kita. Dengan cara menjaga perkataan
dan perbuatan agar tidak menyakiti orang lain.

B. Saran

Di era globalisasi ini tingkat gangguan kesehatan mental di Indonesia bahkan dunia
kian meningkat. Dengan demikian, harapan kami semoga masyarakat yang membaca
makalah ini dapat teredukasi dan sadar akan pentingnya menjaga dan memerhatikan
kesehatan mental, baik pada diri sendiri, keluarga, dan orang terdekat. ALangkah baiknya
ketika mulai muncul tanda-tanda gangguan kesehatan mental maka langsung konsultasi
kepada tenaga ahli seperti psikolog agar mendapatkan penanganan segera, karena dampak
gangguan kesehatan mental sangatlah besar bagi keberlangsungan kehidupan kita.

Harapan kami semoga penelitian mengenai kesehatan mental terus di lakukan. Karena
di lihat dari tingginya tingkat orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Dan selain
itu perlu juga di adakan sosialisasi atau edukasi mengenai kesehatan mental, karena masih
banyak masyarakay yang mengesampingkan pentingnya menjaga kesehatan mental. Makalh
ini masih jauh dari kata sempurna, tentu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi para pembaca.

xiii
DAFTAR PUSTAKA
Lahey, Benjamin B. 2011, Psychology An Introduction 11th Edition . New York
McGraw-Hill Education.

xiv

Anda mungkin juga menyukai